Tak lama kemudian, amel sofian juga angga pulang dari sekolah mereka...
Brakk
Pintu mansion itu terbuka dengan tak elitnya karena di dorong (tendang)keras oleh amel serta angga, dan sofian hanya geleng-geleng kepala di belakang mereka.
Ketiga orang yang berada di ruangan itupun langsung menatap tajam dan datar pada kedua orang yang menyebabkan keributan itu.
Sedangkan yang ditatap hanya bisa cengegesan karena tak tau jika ketiganya ada di ruang keluarga.
"Apakah kalian lupa cara mengetuk pintu?" Tanya vana dengan nada yang amat dingin dan datar.
"Eh maaf bang, tadi kami terlalu bersemangat karena ingin menemui bang Aryan" Jawab amel dengan cengegesan
"Peace bang✌" Ucap angga
"Maaf bang, tadi aku nggak sempat menghentikan mereka berdua" Ucap sofian
"Hhh baiklah tapi jangan diulangi lagi, jika terjadi lagi maka abang akan menghukum kalian" Sahut vanca dengan nada datar
"Baik bang" Ucap ketiganya bersamaan
"Ehh bang Aryan?" Tanya amel bingung saat melihat Aryan sedang tertidur di pangkuan sang daddy.
(Kenapa amel bilang Dewangga itu daddy? Itu karena setiap keluarga tak ada yang memakai julukan paman atau bibi, jelasnya itu..
• Dewangga →Daddy
• Giovanno → papi
• Candra → papa
______________
• Riani → mami
• cellyn → mama
Nah gitu jadinya guys, kalau yg lain udah pada tau kan siapa opa sama oma nya, dan kalau Katrina udah jelas dipanggil mommy namun kan udah berpulang dia nya.
Ok segitu aja penjelasannya dan mohon maaf ya atas kelambatan update nya 🙏🙏🙏)
"Hm, abang kalian tadi ngerengek ingin keluar dari mansion" Jawab
"Hhh padahal abang masih pucat gitu tapi pengen aja keluar" Jengah angga
"Ya maklum lah ga, pasti bang Aryan bosen di mansion terus" Sahut sofian
"Tapi salah bang Aryan sendiri, kan kita ngk mau bang Aryan kenapa napa nanti kalau keluar mansion pas keadaan nya ngk dalam kondisi yang baik" Sahut amel
Huh
Semua orang pun hanya bisa menghela nafas, mereka juga nggak tega buat ngurung Aryan di mansion.
Tapi apa boleh buat? Aryan dalam kondisi yang nggak bisa dibilang baik alias sakit apalagi banyak musuh di luar sana.
Jadi lebih baik mereka mengekang Aryan untuk saat ini daripada mereka kehilangan orang yang mereka sangat sayangi itu, ya kan?
"Eungghh"
Terdengar lenguhan lembut dari Aryan, sontak semuanya pun mengalihkan etensi nya pada sang empu.
Terlihat Aryan yang berusaha untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya, hendak untuk mengucek mata nya namun tangannya langsung di genggam oleh abangnya vana.
"Jangan di kucek matanya, nanti merah" Ujar vana dengan nada datar namun tersirat lembut juga secara bersamaan.
Setelah itu Aryan pun mulai duduk di sofa itu, namun kepalanya ia sender kan pada dada bidang sang Daddy.
Dan tentu itu tak jadi masalah untuk Dewangga, malah ia senang jika putra sulungnya itu bisa manja dengan diri nya.
"Abang udah ngerasa baikan?" Tanya amel
"Eh kalian udah pulang ternyata, iya abang udah baikan kok" Jawab Aryan
"Syukur deh kalau gitu" Ujar amel
"Tadi Daddy bilang abang pengen keluar bener?" Tanya angga
"Bener kok, habisnya abang bosen di kamar terus ga" Jawab Aryan
"Tapi bang, abang kan masih sakit, jadi lebih baik abang istirahat aja di kamar" Sahut sofian
"Iya ya, abang bakalan istirahat kok" Jawab Aryan
Tak lama kemudian, amel sofian dan angga pun kembali ke kamar mereka masing-masing untuk membersihkan diri mereka.
Sedangkan yang lain masih tetap berada di ruang keluarga, Aryan menunggu ketiga adik nya itu dengan memainkan handphone abang nya yaitu vanca.
Yahh akhirnya setelah banyak rengekan, abangnya pun memberikan handphone nya agar sang adik berhenti merengek.
________________________
Tak lama kemudian mereka bertiga pun kembali ke ruang keluarga dengan baju santai mereka masing-masing.
Mereka semua pun larut dalam aktivitas masing-masing, alias bermain game bagi 4 orang dan sisanya sedang berkencan dengan pekerjaan mereka😌.
Tak lama kemudian Aryan pun membuka suara dan memecah keheningan yang ada...
"Daddy" Panggil Aryan pada Dewangga
"Hm?" Jawab Dewangga dengan satu alis yang dinaikkan, bertanda mengatakan 'apa'
Yang lainpun menghentikan pekerjaan mereka dan menoleh ke arah Aryan.
"Emm Dad, apa boleh aku izin pergi ke pusat perbelanjaan? Ada barang yang harus ku beli" Izin Aryan.
"Tidak" Jawab serempak semuanya.
"Tapi kenapa? Ayolah Dad, ini sangat penting" Kekeh Aryan
"Abang kan masih sakit" Jawab serempak ketiga adik curut Aryan.
"Hhh~ kenapa kau tidak menyuruh bodyguard saja Aryan?" Tanya vana
"Ya kau bisa menyuruh bodyguard untuk membeli barang yang kau butuhkan, atau kau bisa memesannya" Sahut vanca
"Benar yang dikatakan mereka Aryan" Timpal sang Daddy Dewangga
"Maaf Dad, bukannya begitu tapi aku tidak bisa sembarangan mempercayakan barang ini" Ucap Aryan serius.
Yang lainpun bingung, sepenting itukah barang itu? Sampai-sampai Aryan tak bisa sembarangan menyuruh orang lain?
"Memangnya barang apa yang ingin abang beli?" Tanya sofian
"Abang ingin membeli sebuah perang___" Ucapa Aryan terhenti karena ia menutup mulutnya sendiri.
'Huh apa-apaan aku ini, hampir saja, hadehh mereka pasti curiga sekarang. Bodoh sekali kau Aryan!!!!" Batin Aryan miris dan merutuki kebodohan nya sendiri.
"Perang apa?" Tanya amel dan angga bersamaan.
"Ehhh tidak, tidak apa-apa. Sudahlah aku tidak jadi pergi, tidak apa-apa hahaha" Jawab Aryan sambil tertawa canggung.
'Ada sesuatu hal yang ia sembunyikan, sebaiknya kami membicarakan hal ini jika seluruh keluarga nanti berkumpul' batin semuanya.
"Huh ada-ada saja kau ini, baiklah sekarang kau pergi ke kamarmu dan istirahat lah" Titah Dewangga
"Daddy tidak terima penolakan" Ucap Dewangga lagi ketika melihat Aryan ingin menolaknya.
Dengan terpaksa Aryan pun kembali ke kamarnya ditemani oleh ketiga adiknya, mereka bilang ingin tidur bersama-sama.
___________________
Hai semua, maaf ya bab ini pendek banget plus lama banget up nya.
Alasannya itu simple soalnya saya lagi kurang sehat, dan mau persiapan kelulusan+agak males juga sih hehe.
Ok dah segitu aja, semoga tetep menikmati ya alur cerita ini...
Papay...
Assalamualaikum wr. wb