Rembulan Yang Sirna

By Elmuro11

1.6M 118K 35.5K

Spiritual - Romansa Kisah seorang perempuan yang ditinggal nikah oleh laki-laki yang pernah menyuruhnya untu... More

Prolog
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 47
Chapter 48
Chapter 49
Chapter 51
Chapter 52
Chapter 53
Chapter 54
Chapter 55

Chapter 50

20.6K 1.4K 1.4K
By Elmuro11

Hai, semuanya

I'm back

Kalau baca part ini pelan-pelan ya, jangan senyum-senyum

Jangan lupa Vote + Komen

Kalau bisa, komennya setiap paragraf hehehe

Target 1.6k.Vote + 1.8k Komen



"Kamu memang bukan lelaki pertama yang membuatku jatuh cinta. Bukan juga lelaki pertama yang melamarku. Melainkan kamu adalah lelaki yang namanya sudah tertulis untuk bersanding denganku. Sesholeh dan semapan apapun lelaki di luaran sana. Jika kamu adalah takdirku. Mereka bisa apa?"

~Zalfa Animdira El-Malik~

***

"Kalau aku mencintaimu,"

"Sangat-sangat mencintaimu, suami surgaku."

Zafran tertegun mendengar pernyataan dari istrinya. Matanya berkaca-kaca, ada rasa tidak percaya ketika mendengar pengakuan yang selama ini ia nantikan.

"Uhibbuka Fillah Zauji, mas Muhammad Zafran Athaillah Al-Kafy. Pelabuhan terakhirku," Sambung Zalfa, meraih tangan Zafran dan menciumnya berulang kali.

Bersamaan dengan itu, tangan Zafran mengusap kepala Zalfa lembut. "Terima kasih zaujati,"

Zalfa tersenyum, ia menatap Zafran dengan tatapan penuh arti. "Maaf kalau aku terlambat menyadarinya mas,"

"Kata siapa terlambat?"

"Tidak ada kata terlambat, menurut mas ini adalah waktu yang tepat. Waktu dimana saya harus tahu tentang perasaan kamu. Begitu pun kamu yang harus tahu, tentang rahasia saya," Ucap Zafran, menekan di kata rahasia.

"Ra-ha-sia?"

"Maksudnya?" Tanya Zalfa, ia tidak mengerti maksud perkataan suaminya.

Zafran tidak menjawab melainkan ia memegang bahu Zalfa, memposisikan istrinya agar berhadapan dengannya. Seperkian detik setelah itu, Zafran menangkup wajah Zalfa.

Cup

Zafran mencium kening Zalfa dengan waktu yang cukup lama. "Malam ini, saya akan mengungkapkan rahasia saya.  Bismillah,"

Zalfa memejamkan matanya, saat benda kenyal itu menempel di keningnya. Jantungnya pun sudah berdegup kencang, apalagi jaraknya dengan Zafran saat ini sangat dekat.

Zafran tersenyum jahil, ketika ia melihat Zalfa masih memejamkan matanya. "Kenapa masih tutup mata?"

"Masih menikmati sentuhan saya? Hmm?"

Plak

Zalfa langsung memukul lengan Zafran, tapi waktu Zalfa akan memukulnya lagi. Zafran menahannya, bahkan Zafran memegang tangan Zalfa. Menciumnya berulang kali.

Zafran menatap Zalfa dengan tatapan sayu, seakan Zafran masih belum siap jika harus jujur semuanya.

"Sayang,"

"Hmm?"

"Banyak hal yang akan saya ceritakan sama kamu malam ini. Jika kamu marah, saya akan siap dengan resiko itu. Apa kamu sudah siap mendengar semua nya?"

Zalfa masih mencerna semua ucapan Zafran. "Rahasia apa yang di maksud mas Zafran?"

"Sebelum saya menceritakan rahasia saya, saya akan cerita ke kamu tentang rumah al-kafy. Tempat yang kita kunjungi tadi,"

Zalfa mendengarkan dengan serius, tanpa melepaskan tangannya dari genggaman tangan Zafran.

"Rumah itu adalah rumah yang di dirikan abi ketika Zoya berumur 5 tahun. Saat itu, keadaan Zoya sedang tidak baik. Jantungnya bermasalah, abi hampir menyerah. Namun ketika abi mau nyerah, abi melihat seorang ayah yang sedang memberikan support pada anaknya yang sakit kanker. Dengan posisi anak itu berada di atas blankar rumah sakit,"

"Hati abi tergerak, hingga abi membuat rumah al-kafy. Yang tinggal disana bukan hanya anak yang sedang berjuang dengan sakitnya. Melainkan anak-anak yang kehilangan kasih sayang orang tuanya,"

Air mata Zalfa jatuh begitu saja, saat mendengar kata terakhir dari Zafran. Ingatannya langsung tertuju kepada pak Nizam yang sedang memperlakukan Safana layaknya putri di sebuah kerajaan.

"Enak ya jadi Safana, di perlakukan layaknya putri oleh abba,"

Zafran menghapus air mata Zalfa lembut. "Kalau kamu nangis terus, kapan saya ceritanya?"

Refleks Zalfa menepis tangan Zafran yang sedang menghapus air matanya. "Sekarang aja? Mumpung masih jam 11," Ucap Zalfa, menyeka air matanya kasar.

Zafran mengangguk, menatap Zalfa dengan tatapan hangat. Berulang kali Zafran mengucapkan istighfar dalam hatinya.

"Saya kenal sama abba itu dari 2 tahun lalu, ketika abba memutuskan untuk menjadi donatur di pesantren tempat saya. Abba itu sangat baik kepada saya begitu pun kepada santri yang lain,"

"Saat abba kecelakaan, saya dan yang lain sangat khawatir. Apalagi saat itu, abba mengalami pendarahan hingga menuat kami semua khawatir. Qodarullah, Allah menggerakkan hatimu untuk mendonorkan darahnya untuk abba,"

"Saya sangat curiga dengan sikap kamu yang begitu khawatir kepada abba, hal itu yang membuat saya mencari tahu kebenarannya dengan melakukan tes DNA. Karena kata dokter, ada kecocokan di antara kamu dan abba-" Zafran menjeda ucapannya.

"Dan benar saja, kalian dinyatakan cocok. Sejak saat itu sampai saat ini, saya mencari tahu kebenarannya. Banyak keganjalan tentang abba yang tidak mengingat kamu dan amma termasuk bang Fathan,"

"Saya tidak akan menyerah mencari tahu kebenarannya, saya akan menuntaskan penyelidikan ini,"

Zalfa terharu mendengar ucapan Zafran yang di luar perkiraannya. "Ternyata mas Zafran se-effort itu, bahkan sebelum kami terikat ikatan halal,"

"Tugas suami itu adalah menjaga Istri. Betul?"

"Dan yang menjaga kamu adalah tugas saya,"

Zalfa mengangguk, dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Tidak perlu khawatir, semua masalah itu bisa di selesaikan, tanpa terkecuali. Dan Allah itu, tidak akan menguji seseorang di luar batas kemampuannya. Jika melibatkan Allah, semua masalah terasa ringan tanpa beban." Ucap Zafran lembut, tidak ada kata yang di tekan.

Hati Zalfa tersentuh mendengar ucapan Zafran. Suaminya itu ketika berbicara selalu melibatkan Allah. Bagaimana bisa Zalfa tidak mudah jatuh cinta pada sosok Zafran?

"Kamu harus tahu, sebenarnya abba itu sayang sama kamu. Hanya saja, karena kecelakaan puluhan tahun lalu ingatan abba jadi hilang. Padahal malam itu, abba sudah berjanji menemani amma di rumah sakit. Bahkan sebelum kecelakaan, abba tak berhenti tersenyum ketika melihat hasil USG amma,"

"Ru-mah sakit?" Tanya Zalfa, ingatannya terlalu fokus pada kata itu.

Zafran mengangguk pelan. "Iya, Amma sedang di rumah sakit. Pada malam itu, Amma sedang berjuang untuk melahirkan kamu. Namun malam itu abba tak kunjung datang, hingga kakeklah yang mengadzani kamu,"

"Saya tidak tahu, setelah kejadian itu abba dan amma bertemu lagi atau tidak,"

"Jadi bukannya abba tidak mengenalimu, hanya saja abba kehilangan ingatannya,"

Zalfa menggeleng seolah mengelak pernyataan dari Zafran. "Eng-gak, ini gak mungkin,"

"Mas i-ni gak mungkin, i-ya kan mas?" Tanya Zalfa dengan suara bergetar.

"Mas, jawab aku?" Tanya Zalfa, memukul dada Zafran.

"Itu benar sayang," Jawab Zafran, memeluk Zalfa erat.

"ENGGAK," Sorot mata Zalfa terlihat kosong.

"Ini gak bener kan mas?" Tanya Zalfa memberontak dalam pelukan Zafran. Tangisan Zalfa mulai pecah, suaranya sangat bergetar.

"Jawab mas! Ini gak bener kan?" Zalfa semakin memberontak dalam pelukan Zafran. Namun sayang, tenaga Zafran lebih kuat darinya. Tubuh Zalfa melemas, bahkan tangannya sudah tidak mampu memukul dada Zafran.

"Sayang, saya berjanji akan menyelidiki kebenarannya sampai tuntas,"

"Jangan seperti ini, saya khawatir."

30 menit berlalu, Zafran sama sekali tidak mendengar suara tangisan Zalfa. Ketika di lihat, ternyata Zalfa sudah tertidur di dalam pelukannya. Perlahan Zafran menidurkan Zalfa agar si empu tidak terusik dalam tidurnya. Mengurangi terdengar dari bibir Zalfa.

Zafran menghapus air mata Zalfa yang tersisa. "Maaf, saya belum bisa menjaga kamu dengan baik. Apalagi ketika banyak orang yang meneror kamu karena telah menikah dengan saya. Maaf, maafin saya ya sayang,"

"Tapi, saya berjanji, akan cari orangnya  yang meneror kamu dan akan menuntaskan penyelidikan tentang abba,"

Zafran mendekat ke arah Zalfa, ia mengncium kening Zalfa dengan mata terpejam.

Cup

"Saya bersyukur, telah menikahi perempuan yang kuat sepertimu."

***

Seminggu, setelah kejadian itu hubungan Zalfa dan Zafran semakin membaik. Zafran lebih terbuka kepada Zalfa begitu pun sebaliknya. Tapi, malam ini Zafran sedikit khawatir ketika besok pagi, ia akan meninggalkan istrinya 3 hari keluar kota.

Saat ini, Zalfa sedang bersandar di kepala kasur. Ia berperang dengan fikirannya sendiri. "Kenapa ya, hati aku gak tenang kalau pergi ke pesantren kakek. Biasanya happy-happy aja,"

"Gak papa kalau saya tinggal?" Tanya Zafran, dengan raut wajah khawatirnya.

"Hmm?"

"Gak papa, kalau besok saya tinggal?" Ulang Zafran.

"Gak papa mas, kan selama mas pergi aku bakal tinggal di pesantren kakek,"

Zafran terdiam, mendengar ucapan Zalfa yang akan menginap di pesantren Al-Fawaz. Bukannya tidak percaya, hanya saja status Zalfa di keluarga mereka masih di rahasiakan. Takut ada kejadian yang tidak menyenangkan. Pikir Zafran.

"Mas boleh ya," Mohon Zalfa dengan menarik jemari Zafran seperti anak kecil yang sedang merengek minta jajan.

Zafran mengusap kepala Zalfa yang masih terbalut hijab. "Kamu tidurnya di mana?"

Zalfa mengetuk-ngetuk dagunya, memikirkan ia akan tidur di mana.

"Kalau aku tidur di asrama gimana mas? Boleh?"

"Aku janji gak bakal macam-macam, cuma aku pengen tinggal di pondok sebentar saja. Tidak mau memikirkan pekerjaan dulu. Aku ingin memperbaiki diri menjadi lebih baik dan menjadi istri yang shalihah buat kamu mas," Ucap Zalfa serius, terlihat dari sorot matanya yang tidak terlepas dari Zafran.

"Maaf, jika selama ini aku belum bisa menjadi istri yang baik buat kamu,"

Zalfa menangkup wajah Zafran, menatapnya dengan tatapan hangat. Tidak ada ketakutan di dalamnya, hanya ada kebahagian di dalamnya.

"Kamu memang bukan lelaki pertama yang membuatku jatuh cinta. Bukan juga lelaki pertama yang melamarku. Melainkan kamu adalah lelaki yang namanya sudah tertulis untuk bersanding denganku. Sesholeh dan semapan apapun lelaki di luaran sana. Jika kamu adalah takdirku. Mereka bisa apa?"

Setelah mengucapkan itu, Zalfa tersenyum. Ia masih tidak percaya dengan ucapannya. Kenapa ia berani sekali mengucapkan itu.

Zafran menyentuh tangan Zalfa dan menciumnya. "Makasih, telah jujur,"

"Mas,"

"Zalfa,"

Panggil keduanya bersamaan, membuat nyali Zalfa sedikit menciut.

"Mas aja duluan,"

"Kamu aja,"

"Mas a-"

"Kamu aja," Kali ini suara Zafran sedikit menekan namun masih dengan nada lembutnya. Jika sudah seperti ini, Zalfa tidak bisa menolak lagi.

"Mas, a-ku sudah siap,"

Zafran menaikkan sebelah alisnya. "Siap?"

Zalfa mengangguk samar, entah keberanian dari mana Zalfa menatap sorot mata Zafran dengan tatapan yakin. "Siap untuk menjadi istri sepenuhnya buat kamu,"

Zafran mematung, ia masih tidak percaya dengan ucapan perempuan si depannya. "Mak-sud ka-mu?" Tanya Zafran, pura-pura tidak paham dengan ucapan istrinya.

"I-tu loh mas," Jawab Zalfa, memainkan ujung hijabnya. Ia malu mengucapkan hal itu, walau pun Zafran sudah halal untuknya.

"I-tu apa?" Tanya Zafran yang semakin gencar menggoda istrinya.

Zafran sedikit membungkuk. "Kok nunduk sih, itu apa? Hmm?"

Zalfa mengerucutkan bibirnya, ia kesal dengan Zafran yang tidak paham maksud dirinya. "Enggak. Gak jadi," Kesal Zalfa yang langsung beranjak dari duduknya.

Zafran yang melihat itu pun langsung berlari dan memeluk Zalfa dari belakang.

"Saya paham kok, kalau kamu belum siap gak papa-papa. Gak usah di paksa," Bisik Zafran, sebelum ia menyimpan dagunya di bahu Zalfa.

"Siapa yang terpaksa?" Tanya Zalfa, melepaskan tangan Zafran yang melingkar di perutnya. Lalu, ia membalikkan tubuhnya hingga tatapannya bertemu dengan sorot mata milik Zafran.

"Aku sama sekali tidak terpaksa mas. Apa wajah aku kurang meyakinkan?" Tanya Zalfa, menyipitkan matanya. Mencari kebenaran dari sorot mata Zafran.

Di tatap seperti itu, membuat Zafran terkekeh. Sampai ia menarik sudut bibirnya, ekspresi Zalfa saat ini benar-benar menggemaskan bagi Zafran.

"Yaudah, kita shalat sunnah dulu ya,"

Zalfa membulat matanya, mendengar ajakan Zafran. "Kenapa nyali aku jadi menciut ya,"

Zalfa gelagapan ketika mendapati Zafran yang menatapnya dalam. "A-yo,"

Zafran tersenyum, seperkian detik Zafran menarik tangan Zalfa ke dalam pelukannya. "Saya tahu, malam ini kamu belum siap. Dan kamu bicara seperti ini karena kamu di tanya Ummi, kapan ummi gendong cucu kan?"

"Mas-" Cicit Zalfa.

"Kemarin saya gak sengaja, dengar kamu telponan sama ummi,"

"Maaf," Ucap Zalfa merasa bersalah.

"Gak papa, tapi jika saya menagih hak saya ke kamu suatu hari nanti. Saya harap kamu benar-benar siap,"

Zalfa tersenyum, melonggarkan pelukannya. Seperkian detik setelah itu, Zalfa mendekatkan wajahnya ke wajah Zafran. Hal itu membuat denyut jantung Zafran berdegup kencang. Apalagi tangan Zalfa memegang jakun Zafran, yang membuat Zafran menahan nafasnya.

Cup

Zalfa mengecup bibir Zafran singkat. "Makasih atas dispensasi nya mas," Ucap Zalfa sebelum berlari meninggalkan Zafran yang masih mematung di tempatnya.

"Ternyata Zalfa nakal juga," Ucap Zafran terkekeh.

~Bersambung~

***

Gimana nih chapter ini?

Emang boleh se-dispensasi itu? 😭

Zalfa mulai nakal, gimana nih? Apa bibit unggul Al-kafy akan segera launching

Pantengin terus ya, makasih sudah sabar nungguin part ini

Harapan kalian buat rembulan yang sirna👉

Satu kata buat Zalfa👉

Komen Allahu akbar 👉

Spam next👉

Spam komen 👉

Jangan lupa vote + komennya ya

Jangan lupa follow ig ya







_______________________

Ahad, 18 Feb 2024

Continue Reading

You'll Also Like

4.8K 611 50
Tak pernah Kinara bayangkan ia akan menjadi seorang istri dari orang seaneh Leon sekaligus agen rahasianya. Meski pernikahan mereka hanya berlandask...
12.8K 74 1
🔥 COMING SOON 🔥 [DILARANG PLAGIAT! DILINDUNGI OLEH MALAIKAT YANG ADA DI KEDUA SISIMU!] Rose's Knight Mission #2
273K 21.2K 44
Semua terjadi secara tiba-tiba dalam kehidupan Larasa. Secara tiba-tiba Larasa mendapat kabar jika laki-laki yang ia cintai selama bertahun-tahun men...
165K 1.9K 3
FOLLOW SEBELUM BACA!!! Menceritakan tentang seorang gadis yang sedikit nakal dan usil. Memiliki masa lalu yang menyeramkan. Tentu setiap orang memp...