SIURUPAN

By meitheoypt

604 87 1

"MENGAKU ATAU MATI?!" Katanya, ada sosok penunggu menyimpan amarah dan ingin balas dendam. Sehingga banyak ke... More

ada GIVEAWAY, WAJIB BACA YA
|02| Siang Bolong
|03| Susah Melupakan
|04| Rasa Ingin Tahu
|05| Murid Indigo?
|06| Hadirnya
|07| Sebuah Rasa
|08| Gangguan Massal
|09| Teror
|10| Pertemuan
|11| Lembaran Penting mulai Terbuka
|12| Siap Membantu
|13| Kembali Meneror
|14| Rasa Takut
|15| Mimpi yang Sama
|16| Permainan Akan Dimulai
|17| Permainan Sudah Dimulai
|18| Keadaan Darurat
|19| Terjebak
|20| Pertikaian Kecil
|21| Suara Asing
|22| Keadaan Genting
|23| Bekerja Sama
|24| Petunjuk Kecil
|25| Misi
|26| Masa Lalu
|27| Balas Dendam (END)

|01| Lembaran Pertama

90 8 0
By meitheoypt


Halo semuanya 👋👋

Gimana nih kabarnya?

TAU CERITA INI DARIMANA?

Hehe, sebelumnya aku mau ngucapin makasih banyak udah mau mampir dan baca. Jangan lupa vote, komen, dan ajak teman-temannya, supaya authornya rajin update lhoo. 😆

Aku juga ingetin, cerita ini diikutsertakan dalam lomba " SASSPRO FESTIVAL" oleh Sassie Project. Jadi, mari kita buat cerita ini On Top dengan vote dan komen serta dukungan dari teman-teman semua


Selamat Membaca

Chapter 1
Lembaran Pertama

◆ ◇ ◆ ◇ ◆ ◇ ◆ ◇

"Berita terkini. Telah terjadi kebakaran di salah satu ruangan yang ada di SMA .... Penyelidikan terkini menyimpulkan adanya korsleting listrik sehingga api menyambar dan melahap hampir seluruh ruangan. Namun, hingga saat ini pihak kepolisian masih menyelidiki penyebab pasti kebakaran yang terjadi di SMA ...."

Seorang gadis dengan handuk melilit di kepala tengah duduk seraya menyantap semangkuk sereal. Di hadapan gadis itu terdapat televisi yang sedang menayangkan seorang wanita berkemeja dan membacakan berita. Ketika sang reporter membacakan nama sebuah sekolah, mata si gadis membola, lantas memanggil kakaknya.

"Kak Davin, Kak Davin! Sini deh, sekolah kakak masuk TV!"

Sosok remaja lelaki yang dipanggil tampak malas-malasan berjalan. Masih dengan muka bantal, lelaki itu menggerutu sambil mendekati tempat adiknya berada. Setibanya di sofa, Davin segera mendaratkan bokong, mengambil bantal sofa dan memeluk, lalu merebut sedikit sereal sang adik.

"Iih, kakak, itu makananku! Kok main ambil aja sih? !" protes si gadis.

"Biarin akh, kakak ngantuk, malah kamu bangunin! Untung kelas online kakak dibatalkan hari ini. Tadi kamu bilang apa? Sekolah kakak masuk TV?"

Dengan raut kesal serta ekspresi ingin menghantam, gadis itu menjawab, "Itu, ada kebakaran di sekolah kakak, katanya--"

"Yes, sekolah online diperpanjang," balas Davin girang memotong tanpa mau tau kelanjutan dari ucapan sang adik. Sementara gadis itu segera mengambil bantal sofa lainnya dan melempar ke muka Davin.

"Ihhhhh, kakak ini. Tau dari mana? Orang yang kebakaran cuma satu ruangan. Pasti tetap masuk sekolah. Emang kakak gak bosan, kita sekolah online gara-gara pandemi corona? Belajar cuma pas ada PR doang, ada kelas online kamera dimatiin, ditanya guru bilangnya sinyal buruk! Emang gak capek?"

"Enggak, wleee!"

Davin sendiri mengeluarkan lidah seolah mengejek sang adik. Terjadilah aksi baku hantam antara kakak adik itu. Yang satu melempari bantal dan barang lainnya kepada yang lebih tua, satunya lagi berusaha menghindar. Aksi itu terus berlanjut tanpa mereka sadari telah mengabaikan kelanjutan berita yang dibawakan sang reporter.

"Di sisi lain, pihak sekolah mengatakan adanya kebakaran memang disengaja karena pihak sekolah akan membangun ruangan baru supaya lebih memudahkan. Hal tersebut tentu menimbulkan kecurigaan bagi pihak kepolisian. Sementara ...."




Dua Bulan Kemudian . . . .

"Kau tau? Sejak ruang di gedung D itu terbakar, ada banyak penampakan lho!"

"Seriusan? Aku jadi takut lewat situ."

"Iya, denger-dengernya lagi. Ada hantu baru, siswa berpakaian lusuh, tapi mulutnya sobek!"

"Ihhh, serem, katanya gak ada korban, tapi kok malah banyak hantu. Serem, aku lebih baik ...."

Sepanjang koridor sekolah ramai murid membicarakan kejadian mengenaskan yang pernah terjadi. Bersamaan dengan itu, seorang remaja lelaki berpipi sedikit tembem tengah berjalan sambil menenteng tas hitamnya. Sepanjang perjalanan, ia selalu mendengar terkait berita kebakaran. Hal tersebut membuat dahinya mengkerut. Namun, kebingungan lelaki itu perlahan sirna kala ia tiba di satu kelas.

"Permisi," panggilnya pada salah satu murid yang baru masuk.

"Kenalin, aku Sadam. Murid baru di sini. Ini bener kan kelas dua belas IPS Satu?" tanya Sadam.

"Ahh, iya-iya. Aku Satria." Murid berjaket putih itu menyambut jabatan tangan Sadam. Setelahnya Satria mengajak dan mempersilakan Sadam untuk duduk di manapun.

"Bebas kau mau duduk di mana. Ini baru pertama kali sekolah kita Offline sejak pandemi corona. Jadi, belum ada denah kelas," kata Satria menjelaskan seraya mengedarkan pandangan mencari tempat duduk.

"Awalnya dua bulan lalu kita mau masuk offline, tapi diundur dua bulan," sambungnya, tetapi tak menoleh kepada Sadam. Ia masih sibuk mencari tempat duduk yang pas.

Sadam sendiri kembali mengernyitkan dahi. Di kepalanya terlintas perkataan beberapa murid ketika ia melewati koridor sekolah. Tiba-tiba ia bertanya, "Apa ada hubungannya dengan kebakaran dua bulan lalu?"

Hal tersebut sontak membuat kepala Satria menoleh cepat. Raut datar seolah mengintimidasi, mata tajamnya pun seakan menginterogasi. Satria pun menanyakan darimana Sadam tau.

"Aakh, bukannya kejadian itu sampai masuk berita di TV?"

"Oh, iya ya. Haha, aku lupa." Satria menyengir sembari menggaruk bagian belakang kepala. Setelahnya ia tak sengaja menaruh fokus pada sosok yang sedang melipat kedua tangan di atas meja dan menelungkupkan kepala alias tidur. Lantas, Satria langsung menghampiri tanpa mengajak Sadam.

"TEDY! WOI BANGUN!" teriak Satria sekaligus menepuk keras punggung Tedy.

Lelaki yang dari tadi asik terlelap dalam mimpi tiba-tiba mengangkat kepala. Napas tersenggal, dada naik turun, keringat pun mengucur di dahi, membuat laki-laki yang memanggilnya mengernyit bingung.

"Kau? Ke-kenapa?" Tedy menatap Satriadengan napas ngos-ngosan. Ia menggeleng pelan.

"Gak, gak kenapa-napa, Sat. Cuma mimpi buruk aja." Tedy mengusap wajah secara gusar, lalu menyimpan buku-buku pelajaran yang berada di atas meja ke dalam tas.

"Eum ... mimpi buruk sewaktu sekolah, artinya apa ya?" Sesosok remaja lelaki berkacamata di belakang Tedy mulai berbicara. Ia bergumam seraya membolak-balikan buku yang dipegang tanpa peduli bahwa Tedy mendengar dan sedang kebingungan.

"Lagi? Ian, kau menganggap semuanya ada kaitannya dengan hal supranatural? Damn, ingat itu cuma mitos!" Tedy berbalik menatap Ian sambil menggeleng pelan saking heran dengan lelaki di belakangnya. Namun, Ian tak menggubris, semakin sibuk dengan buku-buku bacaan, bahkan mengambil buku baru dari dalam tas lalu mempusatkan perhatian pada kata demi kata.

"Yah, nggak ada di buku ini! Pasti ada artinya!" Ian merenggut sembari membetulkan kacamata. Tedy terkekeh kecil, ia berceletuk, "Apa aku bilang? Itu cuma takhayul, alias mitos! Dan lagian--"

"Mimpi buruk sewaktu sekolah biasanya memiliki arti si pemimpi gak lama lagi akan dapat kabar baik," ucap Sadam ikut nimbrung dan berada di belakang Satria.

Remaja lelaki berpipi sedikit tembem kembali berucap, "Tapi tergantung jenis mimpi yang dialami." Tak lama, ia mengukir senyum ramah tatkala kedua lelaki tadi menatapnya serempak.

"Maaf, kalau nimbrung, salam kenal, aku Sadam," lanjutnya semakin memicu kerutan di dahi Tedy.

"Kau siapa?" Tedy menelengkan kepala.

"Akh, dia Sadam, dia murid baru di kelas kita. Tadi kami masuk sama-sama, tapi kau malah tidur," jelas Satria menggeser tubuhnya agar Tedy dan Ian bisa melihat Sadam lebih jelas.

"Ohh, oke. Ngomong-ngomong Davin mana?" Tedy kembali bersuara, menanyakan keberadaan teman satunya kepada Satria.

"Hah," Ian memutar bola mata malas, "kayak nggak tau aja Davin kalau hari pertama sekolah selalu ngaret alias telat!"

"Nah, itu dia. Cowok cool kita, tapi suka ngaret," ucap Satria tampak antusias menunjuk ke arah pintu kelas.

Mereka semua menangkap keberadaan Davin. Lelaki berjaket hitam itu tengah berjalan santai dengan tangan tersimpan di masing-masing saku. Satria dan Tedy memanggil-manggil Davin agar mendekat, sementara Sadam hanya melirik tajam pada pergerakan  Davin.




"Di dunia ini ... "

Sosok remaja lelaki berseragam putih abu-abu berjalan tegap seraya menyusuri koridor rumah. Derap langkah kaki seakan menyatu dengan nuansa sepi nan mencekam. Bahkan guntur dan kilatan petir di luar turut serta  menyatu dengan pribadinya.

"Hanya ada satu pilihan ...."

Langkah kakinya terhenti tepat di depan pintu putih. Matanya memandang sayu di saat tanpa sadar tangan remaja itu menggantung di udara. Namun, sekali kedipan mata seolah membuatnya sadar lalu memutar knop pintu. Begitu terbuka, ia mengambil waktu sesaat mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru kamar.

"Mengaku atau ..."

Kedua kaki remaja berambut hitam tersebut bergerak menuju cermin. Setibanya di depan kaca besar itu, kedua bola matanya menelisik pantulan diri. Sesaat kemudian lengkungan kecil terukir di bibir, memahat senyum tipus penuh makna.

"MATI!?"

»»——⍟——««

Bersambung

Nah, nah, nah. Gimana Chapter pertama ini teman-teman?

Kira-kira kenapa ya bisa ada banyak penampakan sejak kebakaran dia bukan lalu di sekolah itu?

Terus, apa yang sebenarnya terjadi ya?

Penasaran gak? Terus saksikan cerita ini ya. Jadilah saksi dalam mengungkapkan kebenarannya.

Oh ya, cerita ini diikutsertakan dalam lomba SASSPRO FESTIVAL oleh Sassie Project. Jadi, jangan lupa Vote, Komen, Kririk dan sarann diperbolehkan, dan dukungannya dengan mengajak yang lain untuk membaca.

Terima kasih orang baik💕






Sampai jumpa di chapter berikutnya 👋

Continue Reading

You'll Also Like

10.1K 796 29
"let's play, and see at the end, who will lose." __________ "tidak semua rumah punya komposisi rasa aman dan nyaman di dalam nya" __________ "jika...
390 117 18
[JANGAN LUPA KOMEN DAN VOTE YA] Buat kamu yang lagi butuh tempat curhat atau motivasi buat ngejalanin hari hari _____________________________________...
6.9M 291K 59
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...
227K 21K 36
"Peperangan diantara para belalang adalah pesta bagi kelompok burung gagak." Kematian anggota klub renang bernama Danu yang dinyatakan polisi sebagai...