Aksara Cinta

By santiya022

67.5K 3.3K 126

Ameera Noura syakila adalah seorang wanita yang memiliki rahasia, menutupi bertahun-tahun dari keluarga yang... More

Prolog
Pertemu yang singkat
Keputusan Ameera
Tentang Cinta
Jodoh?
Mengabdi
Hukuman
Apa kabar dzra?
Sebuah surat
Takdir yang berbicara
Belajar mencintai
Sebuah ikatan
Rumus cinta
Wanita cantik
Tentangmu, saya suka.
Menolak atau Menerima?
Sejatinya Cinta.

Hati yang terkunci

2.6K 160 3
By santiya022


Setulus apapun cinta yang kita miliki ternyata itu tidak cukup untuk dia yang tidak bisa menghargai.

-Ameera Noura Syakila-

~♡~

Sangat pagi sekali Ameera dikejutkan dengan kehadiran Devan yang menunggu nya didepan gerbang pesantren,  salah satu santri memberitahu bahwa Devan ingin bertemu dengannya.

Ameera hanya membawa tas kecil berisikan dompet dan handphone, tidak ingin membuat Devan menunggu lama akhirnya ia pergi untuk menghampiri Devan, sebelum pergi Ameera berpamitan kepada Bu nyai.

"Hati-hati yaa, kalo sudah sampai kabarin ibu" hanya itu yang disampaikan oleh Bu nyai.

"Pagi banget sih bang" cibir Ameera yang sudah berada dihadapan Devan setelah mengucapkan salam.

Devan yang sedang menatap ke arah wanita bergamis coklat, wanita itu tersenyum ke arah santri putri yang melintas . Mata mereka saling bertemu tapi Devan langsung memutuskan pandangan setelah mendengar namanya dipanggil oleh Ameera. "Oh..itu umi yang nyuruh, yaudah yuk!"

Devan langsung masuk kedalam mobil dengan wajah yang tidak biasa seperti melihat sesuatu yang selama ini dia cari, Ameera penasaran sebenarnya apa yang abangnya liat saat ia memanggil namanya tidak menoleh. Ameera melihat ke arah belakang, hanya ada seorang wanita bergamis coklat. Apakah abangnya mengenali wanita itu?

Tin!

Klakson mobil membuat Ameera bergegas masuk kedalam mobil. Setiap perjalanan Ameera sangat ingin menanyakan hal yang mengganjal , entah itu alasan kenapa umi menyuruhnya pulang dan apakah Devan mengenali wanita yang baru saja ia lihat.

"Kamu baik-baik aja kan dek?"

Ameera menoleh, melihat ke arah Devan. " Alhamdulillah baik bang, tapi enggak dengan perasaanku" ucap Ameera yang membuat Devan langsung bertanya" kenapa?"

"Perasaan bimbang, ada rasa ingin menerima cinta kembali tapi takut endingnya akan sama seperti kemarin"

Devan sangat tau bagaimana perasaan Ameera saat ini, pasti hatinya masih merasakan sakit  paling dalam setelah kejadian yang membuat dia tidak percaya lagi oleh cinta ataupun laki-laki. bukan menilai laki-laki semua sama, hanya saja Ameera membenci pada laki-laki yang sudah membuatnya kecewa.

Devan sangat marah pada laki-laki yang telah membuat adiknya menangis dan kecewa, pada hal adiknya sudah memberikan sebuah kepercayaan yang sangat besar dan cinta yang sepenuh hati. Tidak ada seorang kakak yang ingin adiknya menangis, Devan tidak akan membiarkan hal tersebut terjadi kembali.

bahkan saat Rehan tau, dia sangat marah dan murka terhadap laki-laki yang berani mempermainkan perasaan adik tersayangnya. Rehan mengeluarkan laki-laki itu dari pesantren bukan hanya menyakiti hati adiknya tapi juga mengkhianati peraturan pondok.

"Setulus apapun cinta yang kita miliki ternyata itu tidak cukup untuk dia yang tidak bisa menghargai" ucap Ameera menatap ke arah luar jendela.

"Abang berharap secepatnya ada laki-laki yang tepat untuk kamu." Devan berharap, kepada takdir Allah dan setiap doa terbaik nya.

Ameera mengaminkan setiap harapan yang baik untuknya, ia juga sudah lelah salah melabuhkan hati, lelah dengan perasaan yang tak kunjung membaik, luka yang tidak tahu dimana penawar nya dan Ameera kebingungan mencari obatnya. Mencintai itu mudah, melupakan yang sulit.

Perjalan yang panjang membuat Ameera lelah, ia tertidur. Devan melihat ke arah Ameera sekilas, banyak penderitaan yang telah dihadapi oleh adiknya. Devan sangat ingin Ameera bahagia dan menemukan cinta sejati, merasa dicintai bukan disakiti, Devan ingin melihat Ameera bahagia tanpa merasakan kesedihan tapi nyatanya Allah memiliki takdir yang telah ditulis sebaik-baiknya. 

setelah memakan waktu yang cukup lama, akhirnya sampai pada tujuan. mobil memasuki kawasan pesantren, terlihat beberapa santri yang sedang berbincang-bincang dikantin atau hanya sekedar jajan. Devan membangunkan Ameera, keluar dari mobil dan melihat pohon mangga.

bukan karena Devan menginginkan mangga tapi dia melihat seorang laki-laki yang memanjat pohon, mengenakan sarung tidak menjadi penghalang . dua orang yang berada dibawah pohon menjadi penjaga agar mereka bisa melihat situasi, meski mereka tidak menyadari kehadiran Devan yang sedang memantau Devan tetap tidak akan memarahi nya, karena menurutnya semua yang ada di pesantren itu milik santri. 

"Afwan gus Devan, di panggil sama pak kyai di aula " ucap salah satu santri putra yang menghampirinya, Devan berterimakasih kepada santrinya.

"abang ke abi dulu, kamu duluan aja." Devan pergi.

Ameera berjalan memasuki gerbang yang bertuliskan 'Asrama Putri' setelah melewati kantor informasi Ameera melihat santri putri yang sedang piket sore, mereka menyapa dan mencium tanggan Ameera. pesantren memiliki 6 bangunan asrama, 3 asrama putri dan 3 asrama putra. satu bangunan asrama bertingkat 3 antara putra dan putri dibatasi tembok yang menjulang tinggi. memiliki 2 gerbang antara putra dan putri, didepan gerbang hanya ada parkiran, kantin, supermaket mini untuk wali santri yang sedang berkunjung.

kantin santri terletak dibagian belakang asrama, disetiap gerbang pasti ada kantor informasi dan penjaga. santri tidak akan bisa kabur atau bertemu antara santri putra dan santri putri, jika itu terjadi akan mendapatkan pelanggaran bagian keamanan dan akan dihukum sesuai proker (program kerja) pondok pesantren bina ul'lum.

setelah melewati asrama putri dan sekolah putri, Ameera lalu berjalan kearah pintu utama yang mengarahkan ke rumah yang cukup sederhana namun luas, rumah itu milik pak kyai dan bu nyai.

"Ning kapan dateng?" tanya salah satu santri yang sedang membersihkan halaman rumah, ia langsung mencium tangan Ameera.

"baru tadi sa, umi ada di rumah?" tanya Ameera memastikan.

Safira mengingat-ingkat sebentar." tadi umi pergi sama gus Refan, belum pulang ning"

"kemana?" tidak biasanya umi pergi bersama kakaknya Refan, karena yang ia tau Refan paling susah jika disuruh mengantar.

"hmm.. kurang tau ya ning, soalnya umi cuman bilang 'jagain rumah ya sa, umi mau pergi' gitu ning" jelas safira dan memberitahukan bagaimana umi memberikan amanah untuknya.

Ameera tersenyum dan berterimakasih. lalu masuk kedalam rumah, terlihat di ruang tamu ada beberapa teh dan kopi, seperti ada tamu yang baru saja datang. Tapi Ameera tidak mengambil pusing ia langsung masuk kedalam kamarnya untuk beristirahat. saat matanya sudah mulai menutup tiba-tiba terdengar perbincangan antara seseorang yang sangat ia kenali.

" tapi Rehan gak bisa bi" ucap Rehan lembut tapi penuh penekanan.

Ameera bangun dari tidurnya, mendengar kakanya yang berkata tidak bisa membuatnya semakin penasaran apa sebenarnya yang sedang kakak dan abinya bicarakan. apakah hal tersebut sangat serius hingga ka rehan begitu menolak?

"abi gak bisa menolak perjodohan ini, abi sudah berjanji dengan kyai Ahmad"

Ameera menutup mulutnya, terkejut? tentu. sebuah perjodohan bukanlah topik yang biasa untuk seorang Rehan Faeruzi Al-khalifi yang tidak menyukai jika sebuah pernikahan dilakukan karena paksaan. karena Rehan ingin menikah dengan seseorang yang dia cintai, bukan wanita yang sama sekali tidak dia kenal. Rehan tipe laki-laki yang tidak suka diatur apalagi perihal pernikahan, Rehan paling menghindari topik tersebut.

"intinya Rehan menolak perjodohan ini!" tegas Rehan dan pergi.

setelah mendengar suara pintu tertutup, Ameera memberanikan diri untuk keluar dan menemui abi nya, melihat abi yang sedang duduk dengan memijit kening membuat Ameera merasa sedih. pasti hal ini juga membuat abi berat hati untuk mengatakan nya, pasti abi juga mempertimbangkan apa yang menjadi keputusannya.

"abi.." panggil Ameera.

Jafar langsung melihat ke arah depan, terlihat putri cantik nya. "Ameera"

Ameera menghampiri Jafar, duduk disampingnya. " abi maaf, Ameera mendengarkan semua pembicaraan abi dengan ka Rehan"

Ameera mengakui kesalahannya karena umi nya selalu mengajarkan untuk bersikap jujur, karena kebohongan hanya akan mempersulit hidup kita, mungkin hanya kebohongan hal kecil tapi hal kecil itu yang akan berpengaruh kedalam hidup kita. Besar atau kecilnya kebohongan, sama saja Allah membencinya.

"abi sebenarnya juga tidak ingin menjodohkan kakak kamu dengan wanita yang tidak ia kenal, tapi ini sebuah janji dan abi harus menepati janji itu" ucap kyai Jafar merasa bersalah.

Ameera hanya bisa mendengarkan, ia juga binggung harus menyikapinya seperti apa. terlalu rumit jika harus bersangkutan dengan sebuah janji, karena janji itu seperti hutang dan kita yang berjanji harus membanyar.

"sebelum abi dan kyai Ahmad mendirikan pesantren, kita buat sebuah perjanjian yang mana janji itu berisikan jika kita memiliki anak maka harus dijodohkan salah satunya dan kyai Ahmad menagih janji yang sudah kami buat" kyai Jafar mulai menceritakan awal dari sebuah perjanjian yang terjadi.

"abi tau siapa yang akan dijodohkan dengan ka Rehan?" tanya Ameera penasaraan, karena yang ia tahu bahwa kyai Ahmad memiliki dua anak perempuan.

Kyai Jafar mengangguk, tersenyum ke arah Ameera. " Diaz nursyafikha ahmad, anak kedua dari kyai Ahmad. dia wanita yang baik, lemah lembut. abi suka dan bersyukur jika Diaz yang akan dijodohkan oleh Rehan"

"terus ka Rehan tau wanita yang akan dijodohkan dengannya?"

"kakak kamu menolak sebelum abi kenalkan" ujar Kyai Jafar lesu dan kecewa karena Rehan tidak ingin tahu siapa wanita yang ingin dijodohkan dan bahkan menolak mentah-mentah perjodohan ini.

Ameera sangat tau perasaan kakaknya seperti apa, jika dirinya dipaksa menikah maka pasti akan menolak. tapi abi juga tidak bisa melanggar perjanjian tersebut, Ameera tau abi tidak akan tega jika harus memaksa karena abi selalu membebaskan anak-anaknya untuk memilih tanpa paksaan tapi kali ini abi dipaksa untuk mengikuti keadaan, yang sama sekali tidak disukai kedua belah pihak namun ini semua sudah jalan takdir.

"assalamualaikum, Refan ganteng dateng nih!" teriak Refan dengan tampang tanpa dosa. Kyai Jafar dan Ameera hanya memutar bola mata malas, sudah biasa jika Refan bersikap seenaknya tanpa memperdulikan kesekelilingnya. sudah seperti aktifitas sehari-hari Refan teriak-teriak seperti dihutan, tapi tergantung mood.

"kebiasaan banget kamu tuh, ini rumah bukan hutan"ucap bu Fitri yang datang dari arah belakang, membawa barang-barang yang baru saja dibeli dari luar.

Ameera langsung menghampiri uminya dan membawa barang-barang yang dibawa uminya, menaruh diatas meja. mencium tangan umi dan memeluk, melepaskan rasa rindu. rasanya rindu dengan wanita dihadapannya begitu meluap saat melihat ada didepan mata.

"kamu udah dateng ko enggak ngabarin umi?" tanya bu Fitri setelah melepaskan pelukan dan mengusap pipi kanan Ameera.

"maaf umi tadi Ameera langsung istirahat terus ngobrol sama abi, jadi lupa ngabarin ke umi" balas Ameera tersenyum.

Fitri hanya mengangguk mengerti, Ameera memang kadang pelupa tapi tidak seperti Refan yang terus saja memiliki penyakit lupa. baru disuruh beli kecap malah yang dia beli ketumbar, hal kecil kadang dilupakan apalagi hal yang besar sangat-sangat tidak ingat pasti.

"tumben lu pulang, kangen sama gua ya?" tanya Refan dengan menaik-turunkan alisnya. bukan hanya memiliki penyakit lupa tapi juga suka menggoda.

"pede banget!" cibir Ameera.

David datang dengan wajah masamnya, mencium tanggan Kyai Jafar dan bu Fitri secara bergantian, setelah salim dia langsung pergi kedalam kamar. tidak biasanya Devan bersikap seperti orang yang habis diputus cinta, pasti jika keluarga sedang ada diruang tamu dia akan ikut kumpul. tapi sekarang hanya melihat David yang seperti anak introvert.

" lah kenapa tuh bocah!" Refan yang bingung pun akhirnya bersuara.

"pasti gamon sama mba susi, aaa kasian aaa.." lanjut Refan dengan wajah serius.

Ameera mengerutkan keningnya, bingung dan penasaran." mba susi siapa? bukannya ka David gak pernah pacaran ya"

"mba susi itu lohh bibi dapur di asrama putra" kata Refan diakhiri tawa yang menggelegar.

Ameera menyesal menanyakan hal tersebut karena sudah pasti tidak akan serius jika berbicara dengan Refan, Kyai Jafar dan bu Fitri hanya menghela nafas, sudah biasa seperti itu tapi tetap saja kesal. entahlah Fitri juga merasa heran, ngidam apa saat hamil Refan. sehingga bisa menjadi saat ini, sangat berbeda dengan kakak-kakaknya. tapi Refan lah yang menjadikan keluarga ini ramai, karena lelucon nya dan lawakan yang sering ia lontarkan meski garing tapi tetap membawa perasaan hangat dengan tawaan.

"umi mau ngomong hal penting apa?" kini Ameera menanyakan tujuan dirinya pulang.

Fitri melihat ke arah Ameera" kamu bahagiakan di bandung?" bukan menjawab petanyaan Ameera, Fitri menanyakan hal lain.

" bahagia umi" balas Ameera yang merasa binggung dengan pertanyaan uminya.

Fitri menghela nafas, sulit jika harus mengatakannya tapi hal ini harus disampaikan dan Ameera harus tau. pasti Ameera akan sangat kaget dengan berita yang akan Fitri beritahu.

"kamu kenal dengan Adhias kan, anaknya tante Aisyah?" Ameera mengangguk.

"besok keluarganya akan datang ke rumah, untuk melamar kamu"

bagaikan terbang tinggi seperti kupu-kupu , lalu ditampar oleh kenyataan bahwa sayap kupu-kupu juga bisa patah dan terjatuh ke dasar tanah. Ameera terkejut bukan main, ternyata apa yang dikatakan Adhias pada saat itu adalah sebuah pengumuman agar ia bersiap diri untuk menyambutnya. gus satu itu benar-benar menepati ucapannya.

"tapi umi___" belum sempat melanjutkan, bu Fitri memotong ucapan Ameera.

"umi paham ko, kejadiaan yang membuat kamu terpukul berdampak buruk buat kamu tidak lagi percaya pada cinta laki-laki, tapi Ameera.. tidak semua laki-laki seperti dia, Adhias berbeda. percaya sama umi" jelas bu Fitri dengan penuh harap bahwa putrinya bisa membuka hati untuk laki-laki yang ingin memasuki kehidupannya.

Ameera diam, benar. tidak semua laki-laki sama, contohnya abi dan kakak-kakaknya yang sangat sayang dan memberikan cinta yang tulus untuknya. tapi karena dia, mampu membuat Ameera ragu untuk jatuh cinta kembali dan membuat hatinya terkunci. bagi Ameera cinta pertamanya menorehkan luka yang paling dalam.

"umi gak akan maksa kamu untuk menerima lamarannya, tapi jangan sampai kamu menolak laki-laki baik hanya karena bayangan masa lalu. umi percaya dengan keputusan kamu."

setelah mencium kening Ameera, Fitri masuk kedalam kamar bersamaan dengan kyai Jafar, hanya ada usapan yang lembut dari abinya sebelum masuk kedalam kamar. sekarang hanya ada Ameera dan Refan.

"abang gak tau siapa Adhias, tapi abang tau dia laki-laki yang baik yang dipercaya oleh umi dan abi. serahkan semuanya sama Allah." ucapnya lalu pergi.

Ameera berada dalam kebimbangan, antara menetap dengan rasa nyaman sendiri atau membuka hati untuk mencari cinta sejati dan membiarkan hati lain berada dalam naungan yang sempat tidak terisi. Ameera akan mengetahui jawabannya jika ia mencari jawaban dari maha cinta, cinta dari segala cinta yang ada.

Hati yang terkunci akankah terbuka untuk seorang laki-laki yang bernama Adhias Baithar Al-Thafatan?

Gus Adhias Baithar Al-Thafatan.

Continue Reading

You'll Also Like

1.8K 147 18
"Baca cerita beribu-ribu kata bisa.tapi baca Al-Qur'an 1 ayat aja ga bisa, utamakan membaca Al-Qur'an karena hanya itu yang akan menemani dan menjadi...
41.9K 2K 17
Mencintai dalam diam mungkin banyak dialami oleh setiap manusia saat ini,namun berbeda halnya dengan Akilla. Akilla Salwa Mysha , seorang wanita yang...
17.6K 920 36
bagaimana jika seseorang Ning yang tidak mengetahui bahwa ia telah di jodohkan dengan anak sahabat ayahnya yang ternyata juga seorang pemilik pesantr...
28.9K 1.8K 19
DI SARANKAN SEBELUM MEMBACA FOLLOW TERLEBIH DAHULU. JANGAN LUPA VOTE+KOMEN DI SETIAP CHAPTER BIAR AUTHOR SEMANGAT NULISNYA Assalamu'alaikum ini cerit...