Sesama Santri LH

By karfann_

763K 40.9K 7.3K

Ini adalah sebuah kisah dimana seorang santriwati terkurung dengan seorang santriwan dalam sebuah perpustakaa... More

prolog
01. hari pertama
02. sudah takdir
03. menyimpan rasa
04. MTQ
05. insiden orang gila
06. gombalan islami
07. perpisahan
08. masuk pondok
09. awal rasa sakit
10. kembali terluka
11. terjebak dalam pernikahan
promosi
12. dibenci semua orang
13. kembali bertemu
14. dibully
15. istri murahan
16. berhenti berharap
17. peduli tapi gengsi
18. sadar posisi
19. di tinggal sendiri
20. Karina or Aisyah?
SEKEDAR MAMPIR
21. beban
22. mulai khawatir
23. mulai menjauh
24. tidur bedua?
25. akal akalan Iqbal
26. kebenaran yang menyakitkan
28. tidak membiarkan karina pergi
29. ke khawatiran Iqbal
INFO PENTING
30. sayang?
31. mengungkapkan cinta
32. mulai bucin
33. kembali di buat kecewa
34. kenyataan yang sebenarnya
35. kebucinan Iqbal
36. permintaan tersulit
37. merasa semakin tidak pantas
38. menyerah
39. kehilangan
INFORMASI!!
40. akhir dari segalanya (ending)
41. kehidupan baru

27. kembali mengalah demi Aisyah

21.2K 1K 217
By karfann_

Haloooo apa kabar?

Semoga kalian baikkk yah^^

🚐🚐🚐🚐

Sebuah kehancuran memang begitu menyakitkan, rasanya sulit untuk mengembalikan sebuah kepercayaan jika dari awal semuanya di tutupi dengan yang namanya kebohongan.

Sebaik apapun kita kepada seseorang belum tentu kebaikan kita akan di hargai, justru ada yang biasa memanfaatkan kebaikan kita hanya untuk kepuasan mereka sendiri.

Memang yang paling menyakitkan adalah berharap lebih kepada manusia. Dan musibah terbesar manusia adalah mencintai orang yang tidak mencintai kita.

"Maaf kak, aku rasa sebaiknya kak Syam hapus perasaan itu segera mungkin, karna.."

"Karna apa?" potong Syam cepat.

"Karna aku udah jadi istri orang." balas karina

Syam memejamkan matanya menahan rasa sakit yang luar biasa di dalam hatinya, bayangan bayangan itu terus saja terlintas dalam benaknya, semakin ia berusaha mencoba untuk melupakan namun nyatanya perasaan itu tetap masih ada.

"Kenapa semenyakit ini mencintai kamu?"

"Saya kecewa dengan semua yang terjadi, tapi saya nggak bisa menyalahkan takdir. Saya masih belum bisa menerima ini semua."

"Kenapa harus Iqbal? Kenapa harus santri itu yang beruntung bisa mendapatkanmu Karina? Disini saya mati matian menyebut namamu dalam doa saya tapi saya kalah dengan doa laki laki itu," rasanya Syam sudah sangat kecewa dengan apa yang terjadi padanya sekarang ini.

Ternyata benar kata pepatah jangan terlalu mencintai nanti sakitnya nggak main main.

"Apakah perasaan ini harus saya hilangkan? Lucu sekali yah, padahal kita baru kenal tapi takdir udah nyuruh untuk mengikhlaskan."

"Syam?"

Merasa namanya di panggil seseorang Syam menoleh ke arah pintu, terlihat seorang perempuan cantik yang tengah tersenyum kepada dirinya.

"Umi?"

Ustadzah Fatimah menghampiri putra sulungnya, ia duduk di samping ranjang sang anak.

"Akhir akhir ini kamu jarang keluar, kenapa sayang?"

"Lagi Nggak mood" balasnya.

Ustadzah Fatimah tersenyum mengelus kepala Syam dengan sayang. "Kenapa nggak mood? Kamu lagi ada masalah atau apa?"

"Salah nggak mii kita mencintai seseorang?" tanya Syam tiba tiba membuat ustadzah Fatimah mengerutkan kening bingung.

"Mencintai seseorang itu nggak salah, bahkan setiap manusia berhak merasakan yang namanya cinta, kok tumben bahas cinta cintaan kamu lagi cinta sama seseorang?"

Sedikit membingungkan saja, putranya ini jarang sekali membahas soal percintaan dan Syam paling anti akan pembahasan dewasa seperti ini.

"Syam nggak tau mii hati Syam ini sedang jatuh cinta atau nggak, tapi saat pertemuan singkat waktu MTQ kemarin ada seorang perempuan yang tiba tiba memikat hati Syam."

"Perempuan itu berbeda dari yang lain, namanya cantik seperti orangnya begitupun sikapnya yang membuat hati Syam terkagum kagum pada sosoknya," lanjut Syam memuji Karina terang terangan di hadapan Uminya.

Terlihat Ustadzah Fatimah tersenyum mendengar penuturan putranya. Cinta benar benar mengubah segalanya.

"Putra Umi udah tau yah main cinta cintaan sekarang," kekeh ustadzah Fatimah.

"Syam sangat mencintainya Umi tapi mustahil bagi Syam untuk bisa bersamanya,"

"Kenapa mustahil? Di dunia ini nggak ada yang mustahil sayang, kejar apa yang mau kamu dapatkan."

Terdengar helaan nafas kasar keluar dari mulut Syam, perjuangkan? Apakah orang yang sudah memiliki pasangan hidup masih pantas di perjuangin?

Mana mungkin Syam setega itu merebut istri orang lain demi kepentingan dirinya sendiri.

Secinta cintanya Syam terhadap seseorang ia tidak akan merebutnya jika memang dia sudah punya orang lain.

"Umi bener sekali di dunia ini emang nggak ada yang mustahil tapi keadaan yang nggak memungkinkan untuk dia bisa bersama dengan Syam, dia udah jadi istri orang."

Ustadzah Fatimah kaget. "Istri orang?"

"Iya mii, makanya itu, Syam memilih untuk merelakan dia hidup bersama orang lain meski Syam di sini menanggung sakit yang luar biasa. Walaupun melupakan dia itu nggak segampang mengenal tapi Syam harus bisa mengikhlaskan dia."

"Nggak papa sayang, mungkin dia bukan jodoh kamu, nggak usah terlalu berlarut dengan sebuah harapan yang nanti cuman membuat kamu sakit, ingat titik mencintai yang sesungguhnya itu mengikhlaskan dia bahagia dengan pilihannya sendiri," tutur Ustadzah Fatimah mencoba menguatkan putranya.

Mencintai seseorang bukankah sebuah pilihan? Di saat kita mencintai seseorang maka dua kemungkinan yang bakal kita dapat antara sakit dan bahagia.

Mencintai bukan soal memiliki tapi mencintai mengajarkan kita bahwa selamanya mencintai tidak harus memliki.

"Syam bakal coba melupakan dia mii," tidak ada kata lain lagi yang Syam bisa katakan selain betul betul mengikhlaskan karina dengan Iqbal.

🚐🚐🚐🚐

Di asrama santri putri kini di hebohkan dengan peristiwa salah satu santriwati yang sedang  mengalami kesurupan jin.

Penyebab utama jin itu bisa masuk ke tubuh santri tersebut karna adanya kejanggalan dan sebuah kesalahan yang di lakukan oleh mereka sendiri. Seperti ribut menjelang magrib, kondisi asrama yang kotor, dan masih banyak lagi kesalahan fatal yang di lakukan oleh santriwati lainnya.

Jin itu akan memasuki santriwati untuk sekedar menegur atau membongkar semua aib yang di lakukan santri putri selama dia di pondok.

Jika sudah seperti ini semua santri di sana kena imbasnya semua tanpa terkecuali, bahkan yang tidak melakukan kesalahan pun mereka harus menanggung amukan dari sang jin. Bahkan sampai melukai fisik manusia.

"Astagfirullah sadar puput, ingat Allah. Kamu jangan kebawa tipu daya dari jin itu," ucap Aliyah menahan tahan puput untuk tidak kabur.

Puput yang sudah tidak dalam kendali pun selalu saja memberontak. "Haha kalian pikir ini mempan?" balas puput dengan senyum mengerikan.

Semua santri di sana ketakutan, tidak ada yang bisa mereka lakukan selain membaca doa dan melafazkan istighfar.

"Kalian sendiri yang mengundang saya untuk menyampaikan teguran  lagi, akhir akhir ini kalian semua sangat ribut di dalam asrama, kalian pikir kalian sedang tinggal di hutan? Kalian juga menganggu kenyamanan kami sebagai jin."

"Ini bukan satu dua kali yang kalian lakukan, tapi sudah berkali kali meski selalu dapat teguran tapi saya,"

Karina dan Hilda datang di asrama, karina tampak bingung menatap orang orang di dalam asrama putri sedang ketakutan bahkan sampai ada yang menangis.

"Hil, itu kenapa sih?"

"Itu lagi kesurupan kar, di pondok ini udah biasa terjadi hal seperti itu, bahkan kami seluruh santri putri disini sampai kewalahan nanganin dia, jin nya kuat soalnya," ucap Hilda memberitahu.

"Jin?"

"Iyaa kar, jin itu akan memasuki tubuh santri putri disini jika jin itu ingin menyampaikan sesuatu berupa kesalahan."

"KABURRR,"

Semua santri putri sudah berhamburan keluar asrama membuat karina semakin heran.

"JIN NYA NGAMOKK KABURRRR"

Karina ingin kabur namun, ada yang menyenggol nya hingga kakinya terkilir membuat dirinya kesusahan untuk berdiri.

Hilda sudah tidak ada di samping karina, semua santriwati sudah sudah berlari tak tau arah untuk menyelamatkan dirinya masing masing, perlu kalian garis bawahi jin itu jika mengamuk sangat berbahaya bahkan sampai membuat keselamatan manusia terancam.

Puput berhenti di depan karina dengan senyum miring nya, karina hanya bisa menangis sambil mengucapkan zikir di mulutnya.

"Mau lari kemana hihi"

Semua bulu kuduk karina mulai menegang mendengar suara yang sangat mengerikan itu, ini  adalah hal pertama karina melihat orang kesurupan.

"Maaf, tolong maafkan aku," kata karina di anggap angin berlalu oleh Puput.

"Maaf terus, kalian semua juga mengatakan hal yang sama kemarin, tapi apa? Ujung ujungnya kalian selalu menganggu kenyamanan kami sebagai penghuni pondok ini,"

Jin itu berjalan mendekati Karina dan...

🚐🚐🚐🚐

Kabar mengenai kejadian yang telah di alami oleh santri putri sudah tersebar di bagian putra, karna ada beberapa santri putri yang langsung melapor ke santri putra.

Mendengar kabar itu Iqbal malah menjadi was was dengan keadaan istrinya, apalagi saat Karina dan Hilda pamit untuk menginap di asrama putri satu hari ini.

Iqbal langsung berlari menuju asrama putri,  terlihat sudah banyak santriwati yang berkumpul di depan gerbang putri karna ketakutan.

Matanya menemukan sosok Hilda yang juga sama ketakutan dengan santri putri yang lain, Iqbal mencoba mencari keberadaan istrinya namun, nihil tidak ada tanda tanda keberadaan karina di situ.

"Kak Iqbal aku takut," terdengar suara itu sangat ketakutan, seorang santri putri yang mendekat ke arah Iqbal yang tak lain adalah Aisyah.

"Astagfirullah, wajah kamu kenapa Ais?" tanya Iqbal.

"A-aku di cakar sama Puput," aduhnya dengan sangat kasian.

"Kamu tenangin diri kamu dulu, istighfar terus," Iqbal menuntun Aisyah untuk pergi ke tempat yang lebih aman dan nyaman di gunakan untuk istirahat.

"Kak Iqbal aku takut hiks"

"Iya iyaa, saya ada disini, jangan takut yah" Iqbal selalu menenangkan Aisyah yang sepertinya trauma nya sedang kembali.

Ustadz Zulfan dan Syam kini sudah sampai di tempat tujuan juga, keduanya langsung masuk ke dalam asrama menangani kondisi di dalam.

Mata Syam membulat saat Puput sedang mengcekek leher Karina.

"Astagfirullah apa yang kamu lakukan?" teriak Syam mencoba menyingkirkan tangan Puput dari leher Karina.

"Dia harus menanggung semua akibatnya, santri putri semuanya sudah kelewatan batas, saya sudah peringkat kan berkali kali untuk tidak ribut di dalam asrama tapi tetap saja mereka melanggarnya."

Sekuat tenaga Syam berusaha untuk tetap melepaskan tangan itu meski sangat kesusahan, kekuatan jin itu sangat kuat bahkan lebih kuat ketimbang tenaga dari laki laki.

Ustadz Zulfan langsung membacakan beberapa ayat ayat Al-Quran dan juga doa untuk mengusir jin itu dari tubuh puput.

Puput berteriak tidak jelas sambil memegang telinganya, Karina terbatuk saat tangan puput sudah terlepas dari lehernya.

"Kar, kamu dengar saya nggak? Leher kamu sakit yah?" tanya Syam begitu sangat khawatir.

Karina tidak bisa berkata kata lagi, ia sudah cukup trauma dengan kejadian tadi, lehernya sudah memerah akibat bekal cengkraman dari puput tadi.

"Ayoo saya bantu, kita keluar dulu"

Karina mengangguk pasrah, ia mengikuti kemana Syam membawanya, saat di depan gerbang mata karina tidak sengaja melihat keberadaan Iqbal yang tengah menenangkan Aisyah bahkan sampai menyodorkan sebotol air untuk Aisyah.

Ternyata Iqbal dan Aisyah masih saja memiliki kedekatan satu sama lain, bahkan terlihat dari raut wajah Iqbal ia begitu sangat khawatir dengan kondisi Aisyah.

Ternyata Aisyah masih pemenangnya.

Tidak ingin menatap keduanya lebih lama, karina langsung mengalihkan pandangannya kemudian melanjutkan langkahnya bersama Syam.

"Kamu udah tenang?" ucap Iqbal pada Aisyah

Aisyah mengangguk.

"Alhamdulillah kalau begitu," Iqbal mencari cari seseorang. "Kamu, Naqiyyah dan Rianti tolong jagain Aisyah saya mau pergi dulu,"

"Kak Iqbal mau kemana? Aku masih takut kak" ucap Aisyah seolah tidak membiarkan Iqbal pergi

"Sekarang udah ada Naqiyyah sama Rianti yang nemenin kamu, nggak usah khawatir semuanya udah baik baik aja kok," setelah mengatakan itu Iqbal pergi.

Saat sampai di dalam asrama Iqbal hanya menemukan puput, ustadz Zulfan serta ustadzah Fatimah di dalam asrama putri. Merekah tengah mengeluarkan jin itu dari tubuh puput.

"Ustadz? Ustadzah?"

"Iqbal, susul istri kamu. Dia tadi di bawah oleh Syam ke UKS pondok karna leher dia merah habis di cekek sama puput"

Mata Iqbal membulat tidak menyangkah, rasa khawatir semakin malah semakin menggebu gebu dalam diri Iqbal.

Ya Allah Karina, apakah kamu baik baik aja?

Iqbal langsung pergi menyusul keduannya, hatinya tidak bisa tenang sekarang memikirkan kondisi istrinya.

Setelah sampai di depan pintu, terlihat di dalam sana ada Hilda dan juga Syam yang tengah menjaga karina.

"Astagfirullah kamu nggak papa?" tanya Iqbal khawatir

Melihat kedekatan keduanya hati Syam sedikit tidak rela jika Karina di sentuh oleh laki laki lain meskipun oleh suaminya sekalipun.

Karina menggeleng sebagai jawaban, seolah tidak puas dengan jawab sang istri Iqbal menyentuh tangan karina yang terdapat bekas cakaran di sana.

"Kamu di cakar? Udah di obatin belum?"

"Udah kak, kak Syam sama Hilda yang obatin tadi" jawab Karina

Iqbal sedikit melirik ke Syam, kenapa hatinya seperti tidak suka jika Syam dekat dengan Karina?

"Suami kamu juga udah dateng saya pulang dulu kar, jangan lupa istirahat yah. Assalamu'alaikum" pamit Syam dengan segala rasa kecewa begitupun dengan Hilda yang di susul dari belakang.

Kini tinggal Karina dan Iqbal yang tertinggal di dalam ruangan itu.

Karina bangun dari posisi tidurnya di brankar berniat untuk pulang saja kerumah.

"Kamu mau kemana?" tanya Iqbal.

"Aku mau pulang aja kak"

Iqbal mengangguk. "Biar saya antar"

"Kak Iqbal nggak jagain Aisyah?"

Mendengar itu membuat Iqbal merasa sedikit tersendiri. "Kamu ngapain bawa bawa nama Aisyah lagi?"

"Yah, siapa tau aja kan kak Iqbal mau jagain Aisyah soalnya Aisyah tadi kena cakar juga sama puput mungkin dia membutuhkan kaka di sana,"

Karina berkata sedemikian rupa supaya dirinya tidak terbiasa menerima perhatian Iqbal, karna karina tau hanya Aisyah lah yang pantas menerima perhatian itu.

"Dia udah di tenangin oleh temen temennya, jadi menurut saya itu nggak perlu."

"Tapi Aisyah lebih membutuhkan kak Iqbal di sana" balas karina

Iqbal langsung menatap tajam karina. "Kenapa kamu seolah olah mau mengusir saya secara halus?"

"Aku nggak ngusir kaka tapi bukan kha apa yang aku katakan itu bener? Dia lebih membutuhkan kak Iqbal di sana, alangkah baiknya kaka menjaga perempuan yang sepatutnya harus di jaga dengan bener apalagi perempuan itu sangat berarti di hidup kaka" ucap Karina seperti tidak ingin menerima bantuan dari Iqbal.

"Luka kamu lebih banyak dan kamu istri saya, bukannya saya harus menjaga istri saya?" tantang Iqbal membuat Karina diam sebentar

"Aku nggak mau merepotkan seseorang dengan kondisi aku sekarang, selagi aku bisa aku akan melakukannya sendiri tanpa bantuan orang lain"

"Lagian aku tadi liat kak Iqbal sama Aisyah di depan sana, makanya aku nyuruh kak Iqbal kembali kesana Aisyah mungkin sedikit trauma dengan kejadian tadi dan mungkin cuman kak Iqbal yang bisa nenangin dia"

Belum selesai Iqbal ingin menjawab ucapan Karina, Naqiyyah datang dengan sangat tergesa-gesa.

"Ustaz ustadz Iqbal, A-aisyah di sana pingsan bahkan sampe nyebut nyebut nama ustadz tadi." ucap Naqiyyah.

Karina kembali tersenyum kecut, ia turun dari brankar. "Aku udah bilang kak, ada yang lebih membutuhkan kaka di sana, kalau gitu aku pamit pulang dulu assalamu'alaikum"

Diam diam karina menahan air matanya untuk tidak jatuh di depan mereka.

Aku nggak ingin berharap lagi hiks.

🚐🚐🚐

Udah senengkan aku up? 😭

Ohh iyyah kemarin aku nggak sengaja nemu komen gini cerita ini bakal lanjut lagi gk sih? Klw gk aku bakal hapus dari perpus jika kalian mau hapus silahkan yah gess aku jg gk ada nurut kalian buat baca cerita aku.

Maap kalau aku kurang konsisten bgt buat update cerita ini, jujur kemarin pengen bgtt nyerah dan mau berhenti jadi penulis 🥺🙂

Aku minta maaf yaaaaaa.....

Do'ain Smg aku ada waktu lagi buat lanjutin cerita ini sampe ending Aamiin...

Sampai jumpaaaaa☺👋👋












Continue Reading

You'll Also Like

357K 32.5K 84
Takdir kita Tuhan yang tulis, jadi mari jalani hidup seperti seharusnya.
358K 479 4
21+
114K 6.4K 38
Karya ini murni hasil pemikiran dan kegabutan saya sendiri. No copas/plagiat❌❗ 🔥THIS STORY IS NOT ABOUT MARRIAGE LIFE🔥 Cerita ini adalah spinoff da...
90.2K 6.4K 18
Ketika pria tsundere tak tersentuh, Kenzo Abraham, wakil ketua geng motor sekaligus pria ber-clan mafia di pertemukan dengan anak seorang kiayi (Ni...