๐Œ๐ฒ ๐…๐š๐ญ๐ž ๐ข๐ฌ ๐˜๐จ๐ฎ ||...

By biancacchi

15.1K 2.1K 276

ยป ๐๐ž๐ซ๐ข๐ฌ๐ข ๐ญ๐ž๐ง๐ญ๐š๐ง๐  ๐ค๐ข๐ฌ๐š๐ก๐ฆ๐ฎ ๐๐ž๐ง๐ ๐š๐ง ๐€๐ฏ๐š๐ญ๐š๐ซ ๐จ๐Ÿ ๐๐ซ๐ข๐๐ž, ๐‹๐ฎ๐œ๐ข๐Ÿ๐ž๐ซ. ยซ ๐ฌ๏ฟฝ... More

[1] โ†ณ๐–  ๐–ก๐–พ๐—€๐—‚๐—‡๐—‡๐—‚๐—‡๐—€ ๐—ˆ๐–ฟ ๐–บ ๐–ญ๐–พ๐— ๐–ซ๐–พ๐–บ๐–ฟโœง
[2] โ†ณ๐–ข๐—Ž๐—‹๐—‚๐—ˆ๐—Œ๐—‚๐—๐—’ ๐– ๐—‹๐—‚๐—Œ๐–พ๐—Œโœง
[3] โ†ณ๐–ง๐–พ๐—…๐—‰ ๐–ฟ๐—‹๐—ˆ๐—† ๐–ณ๐—๐–พ ๐– ๐—๐–บ๐—๐–บ๐—‹ ๐—ˆ๐–ฟ ๐–ฆ๐—‹๐–พ๐–พ๐–ฝโœง
[4] โ†ณ๐–ซ๐–พ๐—๐—‚๐–บ๐—๐—๐–บ๐—‡, ๐–ณ๐—๐–พ ๐– ๐—๐–บ๐—๐–บ๐—‹ ๐—ˆ๐–ฟ ๐–ค๐—‡๐—๐—’โœง
[5] โ†ณ๐–ณ๐—๐–พ ๐–ณ๐–บ๐—…๐–พ ๐—ˆ๐–ฟ ๐–ฒ๐–พ๐—๐–พ๐—‡ ๐–ซ๐—ˆ๐—‹๐–ฝ๐—Œโœง
[6] โ†ณ๐– ๐—‡ ๐–จ๐—‡๐—๐—‚๐—๐–บ๐—๐—‚๐—ˆ๐—‡ ๐—๐—ˆ ๐–ข๐—ˆ๐—†๐—‰๐–พ๐—๐–พโœง
[7] โ†ณ๐–ณ๐—๐–พ ๐–ข๐—ˆ๐—†๐—‰๐–พ๐—๐—‚๐—๐—‚๐—ˆ๐—‡ ๐–ณ๐—Ž๐—‹๐—‡๐—Œ ๐–จ๐—‡๐—๐—ˆ ๐–ข๐—๐–บ๐—ˆ๐—Œ!โœง
[8] โ†ณ๐–  ๐–ฏ๐–บ๐–ผ๐— ๐—๐—‚๐—๐— ๐–ซ๐–พ๐—๐—‚๐–บ๐—๐—๐–บ๐—‡โœง
[9] โ†ณ๐–ฆ๐—ˆ๐–พ๐—Œ ๐—๐—ˆ ๐—๐—๐–พ ๐– ๐—๐—๐—‚๐–ผโœง
[10] โ†ณ๐– ๐—‡ ๐–จ๐—‡๐—๐—‚๐—†๐—‚๐–ฝ๐–บ๐—๐—‚๐—‡๐—€ ๐– ๐—Ž๐—‹๐–บ ๐–ฟ๐—‹๐—ˆ๐—† ๐–ซ๐—Ž๐–ผ๐—‚๐–ฟ๐–พ๐—‹โœง
[11] โ†ณ๐–ก๐–พ๐–พ๐—…๐—“๐–พ๐–ป๐—Ž๐–ป, ๐–ณ๐—๐–พ ๐– ๐—๐–บ๐—๐–บ๐—‹ ๐—ˆ๐–ฟ ๐–ฆ๐—…๐—Ž๐—๐—๐—ˆ๐—‡๐—’โœง
[12] โ†ณ๐–  ๐–ณ๐—‹๐—Ž๐—๐— ๐–ฑ๐–พ๐—๐–พ๐–บ๐—…๐–พ๐–ฝโœง
[13] โ†ณ๐– ๐—†๐—ˆ๐—‡๐—€ ๐–ณ๐—๐–พ ๐–ค๐—…๐–ฝ๐–พ๐—Œ๐— ๐–ก๐—‹๐—ˆ๐—๐—๐–พ๐—‹ ๐—ˆ๐—‹ ๐–ณ๐—๐—‚๐—‡๐—Œโœง
[14] โ†ณ๐–ง๐—‚๐–ฝ๐—‚๐—‡๐—€ ๐–บ ๐–ซ๐—‚๐—๐—๐—…๐–พ ๐– ๐—‡๐—€๐–พ๐—…โœง
[15] โ†ณ๐–ฒ๐—Ž๐—‹๐—‰๐—‹๐—‚๐—Œ๐–พ ๐–จ๐—‡๐—Œ๐—‰๐–พ๐–ผ๐—๐—‚๐—ˆ๐—‡โœง
[16] โ†ณ๐–ฒ๐–พ๐–บ๐—‹๐–ผ๐—๐—‚๐—‡๐—€ ๐–ฟ๐—ˆ๐—‹ ๐–ซ๐—Ž๐—„๐–พโœง
[17] โ†ณ๐–ฏ๐–บ๐—Œ๐— ๐–ฌ๐–พ๐—†๐—ˆ๐—‹๐—‚๐–พ๐—Œ ๐–บ๐—‡๐–ฝ ๐–ฒ๐—Ž๐—‹๐—‰๐—‹๐—‚๐—Œ๐–พ ๐– ๐—๐—๐–บ๐–ผ๐—„๐—Œโœง
[18] โ†ณ๐–  ๐–ฏ๐–บ๐–ผ๐— ๐—๐—‚๐—๐— ๐–ก๐–พ๐–พ๐—…๐—“๐–พ๐–ป๐—Ž๐–ปโœง
[19] โ†ณ๐–ฑ๐–พ๐—๐—‹๐–พ๐–บ๐— ๐–ฆ๐—‹๐—ˆ๐—Ž๐—‰โœง
[20] โ†ณ๐– ๐—‰๐—ˆ๐—…๐—ˆ๐—€๐—‚๐–พ๐—Œ ๐–ฟ๐—‹๐—ˆ๐—† ๐–ซ๐—Ž๐—„๐–พโœง
[21] โ†ณ๐–  ๐–ฃ๐–พ๐—†๐—ˆ๐—‡, ๐–บ๐—‡ ๐– ๐—‡๐—€๐–พ๐—… ๐–บ๐—‡๐–ฝ ๐–บ ๐–ง๐—Ž๐—†๐–บ๐—‡ ๐—‚๐—‡ ๐–บ ๐–ฑ๐—ˆ๐—ˆ๐—†โœง
[22] โ†ณ๐–ฃ๐–พ๐—๐—‚๐—…๐–ฝ๐—ˆ๐—†'๐—Œ ๐–ซ๐—‚๐—๐—๐—…๐–พ ๐–ก๐—…๐–บ๐–ผ๐—„ ๐–ข๐—‹๐–พ๐–บ๐—๐—Ž๐—‹๐–พโœง
[23] โ†ณ๐–ก๐–พ๐—‚๐—‡๐—€ ๐–ฒ๐—Ž๐–ผ๐—„๐–พ๐–ฝ ๐—‚๐—‡๐—๐—ˆ ๐–ฏ๐–บ๐—‚๐—‡๐—๐—‚๐—‡๐—€๐—Œโœง
[24] โ†ณ๐–ฆ๐–พ๐—๐—๐—‚๐—‡๐—€ ๐–ซ๐—ˆ๐—Œ๐— ๐—‚๐—‡ ๐–บ ๐–ซ๐–บ๐–ป๐—’๐—‹๐—‚๐—‡๐—๐—โœง
Oแดœส€ ส™ษชส€แด›สœแด…แด€ส!
[25] โ†ณ๐–ค๐—Œ๐–ผ๐–บ๐—‰๐–พ ๐–ฟ๐—‹๐—ˆ๐—† ๐–ง๐–พ๐—‡๐—‹๐—’ ๐—๐—๐–พ ๐–ฒ๐—‡๐–บ๐—„๐–พโœง
[27] โ†ณ๐–ฑ๐–พ๐—๐—‹๐–พ๐–บ๐— ๐–ฃ๐–บ๐—’ ๐–ณ๐—๐—ˆโœง

[26] โ†ณ๐–ณ๐—๐–พ ๐–ค๐—‡๐–ฝ ๐—ˆ๐–ฟ ๐–ณ๐—๐–พ ๐–ฅ๐—‚๐—‹๐—Œ๐— ๐–ฃ๐–บ๐—’โœง

82 13 2
By biancacchi

Setelah makan malam, mereka semua kembali ke kamar yang sudah dibagikan tadi, hendak rileks setelah hari yang panjang, penuh dengan petualangan (ancaman). (Name) duduk di atas kasur dengan sebuah buku di pangkuannya hendak menulis tentang hari ini, Simeon yang masih merapikan pakaiannya, dan Asmodeus yang sudah berbaring dengan bersembunyi di bawah selimut.

"*yawning* Hoamm, waktunya tidur. Selamat malam kalian berdua!" Asmodeus menarik selimutnya untuk menutupi wajahnya. "Kau sudah ingin tidur, Asmo? Bukankah menurutmu masih terlalu awal untuk itu?" Simeon berkata sambil melipat pakaiannya. "Benar! Bahkan sekarang masih jam 19.30 lho."

Asmodeus tidak bergerak dari posisinya sekarang, tapi tetap menjawab mereka. "Kurang tidur bisa menjadi penyebab dari kulit yang kurang sehat, dan aku tentu tidak mau itu terjadi! Aku yakin kalian berdua ingin melihat diriku yang terbaik, kan?" Simeon menghela napasnya, sedangkan (Name) tertawa dari posisinya. "Hm, itu berarti kita bisa menikmati malam yang tenang tanpa gangguan, ya kan (Name)?" Manusia itu mengangguk menyetujuinya.

"Ya, aku bisa menikmati malam yang tenang sambil menulis buku harianku di atas tempat tidur—"

Eits, ingat para pembaca. Jangan berteriak "Menang" sebelum dinyatakan sebagai pemenang. Karena...

"HEHEYYYY, lihatlah siapa yang datang kemari...ini aku, MAMMON! Sekarang aku sudah disini, dan kalian tahu apa artinya itu? Kalian tidak akan dapat tidur malam ini! HAHAHAHA!" Simeon dan (Name) seketika terdiam, saling menatap satu sama lain disaat Mammon yang masih tertawa jahat. "Mungkin terlalu awal untuk mengatakan itu, Simeon."

Malaikat itu menghembuskan napasnya lemas. "Aku tidak menduga sama sekali kalau ini akan terjadi, (Name)." Mammon mendeham keras dengan sengaja. "Baiklah, baiklah! Sekarang waktunya untuk perang bantal dengan The Avatar of Greed! Waktunya berpesta!" (Name) menutup buku hardcover-nya dengan keras hingga berbunyi, tahu jika ia tidak akan bisa menulis dengan tenang sekarang.

"Hey, Asmo. Mammon adalah saudaramu, apa kau tidak bisa menghentikannya?" Tidak mendapat jawaban, Simeon menoleh kearah Asmodeus yang ternyata sudah tertidur pulas. "HEEEY! Kau berniat menipuku ya, Asmo? Cepat bangun dan ayo kita tarung bantal! Aku dan (Name) melawanmu dan Simeon! Ayo cepat bangun sebelum Lucifer sialan itu datang dari patroli malam dan mengganggu kita!" Mammon menggoyangkan tubuh Asmodeus, tidak (atau tepatnya belum) menyadari jika yang ia bicarakan berjalan dengan pelan kearahnya.

Yes, Lucifer. Ia berjalan dengan langkah ringan memasuki kamar mereka bertiga, dan (Name) bisa merasakan bahkan melihat betapa gelap aura mengelilinginya kala ia berjalan menuju Mammon. Semoga kau bisa selamat kali ini, Mammon. Jasamu (jka ada) tidak akan pernah kami lupakan, batinnya miris.

"Psst psst! Mammon..." (Name) berusaha memanggil Mammon, sementara ia masih sibuk membangunkan Asmodeus yang tak kunjung bangun dan Lucifer yang semakin dekat. "AYOOOO CEPATTTTT BANGUNNNN!" Dan inilah dia, ketika Lucifer tepat satu langkah di belakangnya, Mammon segera berhenti karena merinding. "Kenapa tiba-tiba udaranya dingin ya?" (Name) bisa melihat Simeon menggelengkan kepalanya, melihat sudah tidak ada harapan lagi. "Mammon..itu—"

"Siapa yang barusan kau panggil 'sialan' itu, ya?" Seketika tubuh Mammon langsung menegang, mendengar suara tenang namun penuh ancaman milik Lucifer. Ia berbalik menatap Lucifer dengan gerakan patah-patah. "Eh...ehehehe...L-Lucifer...?" Lucifer menghela napas berat, menyilangkan tangannya di depan dada. "Kau tahu? Aku tidak ingin menghabiskan malamku dengan berpatroli, ataupun mengganggumu. Tetapi aku menerima sebuah laporan bahwa ada seseorang yang mengendap-ngendap di dalam kastil. Jadi seberapapun aku ingin beristirahat dan tenang sekarang, sayangnya aku tidak bisa melakukannya. Terimakasih padamu."

Ketika jarak Mammon dan Lucifer hanya terpaut satu langkah saja, Mammon menoleh kearah Simeon dan (Name), meminta bantuan dalam diam. Namun yang ditatap malah kearah lain, kearah manapun menghindari Mammon dan Lucifer.

"Sepertinya ada bajuku yang kurang."

"Pulpenku tadi terjatuh dimana...?" 'Maaf, Mammon.' batin (Name) miris. "KALIAN KENAPA TIBA-TIBA LAIN-LAIN SEPERTI ITU?!"

Mereka tetap sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing, dan bisa merasakan tatapan Lucifer yang tajam walaupun tidak ditujukan kepada mereka berdua, melainkan pada Mammon. "..."

Kehabisan ide, Mammon berpura-pura seolah mengantuk dengan mengusap matanya dan menguap. "*fake yawning* Ah...uh...t-tiba-tiba aku merasa mengantuk. Mungkin sebaiknya...aku kembali ke kamarku dan...uh..uh...tidur-"

"MAAAMMOONN?"

"*gasp*"

Tanpa basa-basi lagi, Lucifer menarik kerah belakang Mammon dan menariknya seperti anak kucing, kalau kata (Name). "Kau akan ikut aku ke kamarku. Akan ada Diavolo juga disana. Dan aku rasa...kita akan bersenang-senang disana. Bukannya begitu?"

'Bersenang-senang?' batin Simeon dan (Name) bingung.

"TIDAAAKKKK! T-tolong tenang, Lucifer! Ampuni adikmu ini...aku mohonnn! JANGAN MENARIKKU SEPERTI INI TOLOOONGGG!" Namun Lucifer tidak berhenti. Ia tetap menarik Mammon keluar dari kamar itu, sebelum akhirnya berhenti dan berbalik kearah...

"(Name)..." Yang dipanggil sedikit tersentak ketika The Avatar of Pride itu memanggilnya, terkejut. Tapi hal selanjutnya membuatnya lebih terkejut dan bingung lagi. "Selamat istirahat." ditambah lagi dengan senyum tipis di akhir, lalu kembali menarik Mammon yang masih berteriak.

silence.

Hening selama beberapa detik. "Huh..? Simeon...kau melihatnya kan tadi?" yang ditanya mengangguk dengan wajah terkejut yang sama seperti (Name). "Ya..aku melihatnya." 

"D-dia baru saja mengucapkan selamat malam pada kita?!" ucapnya panik. Simeon hanya menghela napasnya dan menggelengkan kepalanya. "Bukan pada kita, (Name). Tapi padamu saja. Tapi, yah..." Simeon meregangkan badannya, dan berbaring dengan santai di tempat tidurnya. "Akhirnya kita mendapat malam yang tenang untuk istirahat, benar kan?"

(Name) kini meletakkan bukunya di nakas di sampingnya, dan menarik selimut hingga cukup untuk menutupi dirinya. "Yah, setelah hari yang panjang...kita layak mendapatkannya. Selamat malam, Simeon." Simeon membalasnya, dan mematikan lampu kamar mereka.

Kini hanya keheningan yang tersisa di kamar yang gelap itu. Hanya terdengar deru napas lembut dari ketiga makhluk yang berbeda itu.

Hingga akhirnya (Name) yang tadinya tidur dengan tenang, berkeringat dingin karena bermimpi. Dan itu bukanlah mimpi yang indah. 

_________________________________________

(Name) berjalan dengan cepat menyusuri koridor rumah sakit. Ia bahkan tidak sadar kakinya terasa sakit karena terlalu keras menghentakkannya ke lantai, namun ia tidak peduli. Ia hanya ingin melihat dan mengetahui kondisi orang tuanya. 

"Sial, dimana ruang unit gawat daruratnya?!"

Di ujung koridor, dua orang perawat mendorong sebuah brankar (kasur rumah sakit) ke arah yang berlawanan. Mereka mendorong jenazah seseorang yang sudah tertutup kain putih. Dengan panik (Name) berdoa agar jenazah itu bukanlah yang ia pikirkan. Namun saat mereka berpapasan, hembusan angin menyibak kain putih itu, menampakkan wajah yang seketika membuatnya lemas.

Itu adalah ayah (Name), Vincent.

"Ayah!" 

Gadis itu berbalik dan menepuk wajah ayahnya yang sudah pucat, dengan kedua perawat yang tidak terlihat jelas wajahnya tetap berjalan mendorong brankar itu. "Tidak mungkin...tidak mungkin! Ayah, bangun! Aku mohon, bangunlah!" 

Air matanya mengalir tak henti-hentinya.

"Bangun ayah, bangun!"

________________________________________

"(Name), bangun!"

"*gasp*

Seketika gadis itu terbangun ketika Asmodeus mengguncang tubuhnya dengan sedikit kuat, dan Simeon yang berdiri di belakangnya dengan raut wajah sedikit cemas. "Akhirnya kau bangun jugaaaaaaaa...kupikir kau terkena sesuatu sampai kejang dan bicara tidak jelas begitu..." Asmodeus menghembuskan napasnya lega. "(Name), kau tidak apa-apa?" Tanya Simeon khawatir.

(Name) hanya diam saja, sebelum akhirnya mengangguk kaku. "Y-ya. Aku baik. Aku baik-baik saja." Dia bangun dari posisi tidurnya dan duduk diatas kasur, mengatur napasnya dan masih mengumpulkan jiwanya. "Kita sudah terlambat. Semuanya sudah berkumpul di ruang tengah untuk retret hari kedua, dan kita harus cepat jika tidak ingin Lucifer marah." Asmodeus bangkit dari tempat tidur (Name), dan berjalan meninggalkan Simeon dan (Name).

Malaikat itu berbalik kembali menatap (Name). "Bukan mimpi yang bagus aku tebak, iya kan?" (Name) tersenyum kecil, dan segera beranjak dari tempat tidurnya. "...Yeah. It is DEFINITELY not a good dream."

________________________________________

"Baiklah, waktunya untuk menjelaskan apa yang telah kami rencanakan untuk retret hari kedua."

Semua menatap Lucifer yang sedang bicara, namun tidak dengan Beelzebub dan Mammon. The Avatar of Gluttony itu terus mendorong Mammon menjauh dari dirinya. "Berhentilah bersandar padaku, Mammon. Kau itu berat, tahu." Yang di dorong tetap tidak mau menjauh dan bersandar di pundak Beelzebub dengan menutup matanya lelah. "Diamlah dan biarkan aku bersandar padamu, Beel. Lucifer terus menyiksakku, tidak membiarkanku tidur semalam dan Lord Diavolo tidak menolongku sama sekali..."

Penguasa Devildom yang disebut namanya tertawa puas dengan ucapan Mammon. "Benar! Lucifer terus saja lanjut dan lanjut tanpa memberimu istirahat tadi malam, kan? Aku yakin kau mengalami kesulitan semalam. Maaf tidak menolongmu, walaupun harus kukatakan itu sangat lucu sekali." (Name) yang awalnya biasa saja, melongo mendengarnya. "Hah, lanjut...? Maksudnya..." Sebuah skenario liar seketika terbentuk di otak (Name). Sial, jiwa yaoiku berteriak kencang! Apa yang mereka lakukan sebenarnya semalam?! batinnya berteriak.

"Itu tidak lucu!" 

"'Berita Besar!: Lord Diavolo, Lucifer, dan Mammon semalam [SENSOR]!" Simeon langsung menutup kedua telinga Luke dengan tangannya bahkan sebelum Leviathan selesai bicara, dan (Name) yang terkejut, makin tambah terkejut lagi dibuatnya. "*gasp* Astaga...apa itu benar?"

"EY! JANGAN MEMPOSTING HAL SEPERTI ITU TENTANG DIRIKU! Aku tidak mau informasi pribadiku di media sosial!" Seru Mammon hingga urat di kepalanya timbul. "Tunggu. Kau tidak menyangkal kalau kau [SENSOR]?" komen Satan blak-blakan dengan wajah bingung.

Asmodeus menambahkan dengan wajah nakal. "Hehehehehehehe, aku yakin kemarin mereka [SENSOR], lalu Lucifer [SENSOR], dan juga [SENSOR], iya kan???" tambahnya yang membuat (Name) semakin shock sampai menutup mututnya dengan telapak tangannya. Skenario liar kembali terbentuk di pikirannya dan ia menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Tidak mungkin..."

"Simeon, kenapa kau menutup telingaku? Aku tidak bisa mendengar apapun, tahu." Luke mendongak menatap Simeon sembari mencoba menarik tangan Simeon dari telinganya namun gagal. "Memang itulah tujuanku, Luke...ini bukanlah topik yang uh, friendly, untukmu." Solomon segera mengganti topik agar pembicaraan soal [SENSOR] ini tidak terus berlanjut. "Baiklah baiklah, itu sudah cukup. Jadi, retret hari kedua ini kita akan melakukan—?" 

"Scavenger hunt (perburuan), iya kan?" Jawab Simeon dengan senyum yang diangguki Lucifer.

"Ya, kita akan melakukan Scavenger hunt hari ini."
________________________________________

boleh kalii cek profilku atau link di bawah buat kalian yang pengen tau "apasih isi trakteernya bianca?"

https://trakteer.id/biancacchi6

HEHEHE MAAF BARU UPDATE TAPI LANGSUNG PROMOSI.

double update, boleh langsung scroll! 👇

Continue Reading

You'll Also Like

2.5M 135K 53
[PART MASIH LENGKAP] "Lihat saudaramu yang lain! Mereka berprestasi! Tidak buat onar! Membanggakan orang tua!" Baginya yang terbiasa dibandingkan den...
121K 17.3K 97
[SEMI HIATUS] Obey Me! Fanfiction Story - Indonesia Ver. Seorang siswi SMA, Mio Kaneko selalu memainkan Otome Game kesukaannya itu dimana saja. Game...
3.8M 297K 49
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY โ€ขโ€ขโ€ขโ€ขโ€ขโ€ขโ€ขโ€ขโ€ขโ€ขโ€ขโ€ข "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...