KIBLAT CINTA

By awaliarrahman

15.9M 768K 34.9K

Bagaimana jika gadis bar-bar yang tak tau aturan dinikahkan diam-diam oleh keluarganya? ... Cerita ini berlat... More

Prolog.
Balapan.
Pesantren.
Khamam.
Hukuman.
Pohon Mangga.
Di antara Dua Pilihan.
Asrama Putra.
Salting.
Setoran.
Cemburu?
Gara-gara Ayah.
Kecoa.
Pentas Seni.
Ya Ghayeb.
Kabur.
Demam.
Pingsan.
Menjadi Imam.
Mas Ray or Mas Rayyan?
Kasih cucu.
Kembali ke asrama.
Berkabar.
Rumah kita.
Suara adzan.
Pahala yang tak terbatas.
Insomnia.
Perkara Bolos Ngaji.
Tercyduk.
Saran Teman.
Buka Puasa.
Tidur Di Pangkuan Istri.
Nasehat Suami.
Hukuman Dua Minggu.
Masa lalu Vs Istri Sah.
Obat Berbahaya.
Mual?
Dua Garis Merah.
Kecebong.
Mahakarya Ayrania.
Kedatangan Dua Sepupu.
Sebuah Jejak.
Perubahan Sikap.
Semakin Rumit.
Jakarta.
Rumah Sakit.
Wanita Bercadar.
Aku Rindu.
Humaira, Habibati, atau Al Mahbubah?
Zaujatii.
Pasar Malam.
Cemburunya Rayyan.
Giveaway!
Laksana Mutiara.
Sebuah Surat.
Rindu yang Terobati.
Epidural Hematoma.
Muhammad Elzayn Al-Khalifi.
Imam Hidup Terbaik.
Kepulangan Sang Murabbi.
WAJIB BACA!
Epilog.
SPOILER NOVEL KIBLAT CINTA.
Spin off Kiblat Cinta.
Special Guest and Special Offer✨
Final Cover.
Paket Special Offer.

Terbongkar.

295K 15.3K 649
By awaliarrahman

Sebelum lanjut jangan lupa;

Vote.

Komen.

Dan Follow.

Happy weekend!

Lopyuuu💕

Ok next!

Pukul tiga pagi Ayra mengerjabkan matanya perlahan dan menggeliatkan tubuhnya yang terasa berat, matanya membulat shock melihat sebuah tangan kekar berada diatas perutnya, lebih tepatnya memeluk dirinya. Matanya menoleh ke samping untuk memastikan apakah dirinya masih berada di alam mimpi, dan faktanya lagi-lagi membuat matanya membuka sempurna lantaran melihat sosok yang kini berada disampingnya.

"G-gus Ray?" ucapnya lirih terbata.

Gus Rayyan yang merasakan ada pergerakan disampingnya kini mulai membuka matanya perlahan.

"Hm." balasnya dengan nada serak bangun tidur dan kembali mengeratkan pelukannya membuat si empu menahan nafas.

"Ini gue gak mimpi kan? atau gue udah meninggoy gara-gara demam kemarin?" ucap Ayra dalam hati.

"Udah bangun hm?" tanya Gus Rayyan mengelus surai panjang istrinya.

"Ini bukan mimpi?" beo Ayra yang diberi gelengan Gus Rayyan.

"WHATT?!! TERUS INI BENERAN? GUS NGAPAIN ADA DISINI?" teriak Ayra menjauhkan diri dari Gus Rayyan.

"Ini kamar saya." balasnya membuat Ayra menatap seluruh isi kamar. Benar, ini bukan asrama, tapi kenapa dirinya bisa ada disini? begitulah yang ada dipikiran Ayra saat ini.

"Te-terus kenapa saya bisa ada disini? kenapa bisa tidur bareng? nanti kalo saya hamil gimana? kita kan—"

"Satu-satu tanyanya sayang." ujar Gus Rayyan memotong ucapan Ayra.

Blush.

Ayra terdiam, pipinya merona, apa katanya tadi? sayang? otaknya masih mencerna apa maksud semua ini jika bukan mimpi?

Sedangkan Gus Rayyan terkekeh melihat istrinya yang blusing.

"Awwss." ujar Ayra memegangi kepalanya yang kembali berdenyut.

Dengan cepat Gus Rayyan merubah ekspresinya menjadi khawatir.

"Masih pusing?" Gus Rayyan kembali membawa Ayra dalam dekapannya.

"Sini saya pijat." titah Gus Rayyan kemudian memijat kepala Ayra.

"G-gus?"

"Udah mendingan?" tanya Gus Rayyan.

"Maksudnya apa gus?" bukannya menjawab kini Ayra kembali bertanya.

"Maksud yang mana? coba kamu tanya satu-satu nanti saya jawab."

"Kenapa saya ada disini?" tanya Ayra.

"Karena kemarin kamu pingsan."

"Pingsan?" cicit Ayra diangguki Gus Rayyan.

Seketika Ayra teringat kemarin sore setelah menjalankan hukuman, ia berniat tidur untuk mengistirahatkan badannya yang sedikit demam, dan entah apa yang terjadi setelahnya Ayra tidak mengingatnya, dan kenapa tiba-tiba ia terbangun di kamar Gus Rayyan?

"Gus yang bawa saya kesini?"

Lagi, Gus Rayyan mengangguk.

"Maaf." ujar Gus Rayyan membuat Ayra mengeryit.

"Maaf untuk apa gus?"

"Gara-gara hukuman dari saya kamu jadi sakit seperti ini."

Ayra menggeleng tanda tidak setuju.

"Ini kesalahan saya sendiri kok, bukan karena hukuman gus kemarin." tentu Ayra tidak setuju, bukan sepenuhnya salah Gus Rayyan yang membuatnya sakit, karena Gus Rayyan tidak mengetahui jika Ayra adalah korban kejahilan santrinya sendiri.

"Gus tau aku kabur?"

"Tau, semuanya juga tau kalo kamu kabur." balas Gus Rayyan membuat Ayra meringis.

"Emm tapi kok gus bisa tau kalo aku lewat gerbang belakang? apa karena banyak santri yang kabur juga lewat situ?"

"Karena ada yang lihat kamu sebelumnya."

"Siapa?"

"Ning Aizha."

"Pantes waktu itu kayak ada yang ngikutin gue, ternyata dia, tapi kenapa gak larang gue kabur? aneh." batin Ayra mengingat tempo hari jika ia merasa diikuti oleh seseorang.

"Untung sepi jadi gue aman, tapi ni gerbang lumayan tinggi juga." ujar Ayra mulai menaiki gerbang belakang pesantren.

"Kok kayak ada yang ngliatin gue ya?" batin Ayra menatap sekitar.

Kosong.

Tidak ada siapa-siapa.

"Hm mungkin perasaan gue aja."

Dan...

Bruukk!

Ayra berhasil kabur dengan menaiki gerbang yang tinggi itu, membuat seseorang yang sedari tadi mengikuti Ayra tersenyum penuh arti tanpa diketahui siapapun.

"Kenapa?" ujar Gus Rayyan membuat Ayra tersadar.

Ayra menggeleng. "Gak papa, emm emang Ning Aizha lihat saya ya gus? kok gak negur ataupun larang saya?"

"Saya juga sempet kaget dan marah ke beliau kenapa gak negur kamu, tapi katanya beliau lihat kamu pas udah keluar pesantren, gak sempat ngejar karena posisinya jauh."

"Hm mungkin cuma perasaan gue aja." batin Ayra mengenyahkan pikiran jika Ning Aizha melakukan itu dengan sengaja agar Ayra mendapat hukuman, meskipun hasilnya akan tetap sama mendapat hukuman, hanya saja mungkin lebih ringan jika dirinya hanya ketahuan tapi tidak sempat kabur.

Setelah bergelung dengan pemikirannya sendiri, Ayra kembali berucap. "Jangan marahin calon istri gus, ini salah saya sendiri kok."

"Calon istri?" beo Gus Rayyan bingung.

"Ning Aizha, calon istri gus kan?" balas Ayra tersenyum kecut.

Gus Rayyan yang mendengar itu tersenyum, ia paham kenapa dari kemarin-kemarin merasa jika Ayra menjauhinya.

"Kamu cemburu hm?" ujar Gus Rayyan memanas-manasi.

"Kenapa saya harus cemburu?" kilah Ayra memalingkan wajahnya.

"Buktinya kamu jauhin saya dari kemarin."

"Kata siapa? saya gak merasa tuh." balas Ayra dengan tangan yang bersedekap didada.

"Kenapa kamu menganggap Ning Aizha calon istri saya?"

"Semua santri juga bilang gitu, dimana ada gus disana juga ada Ning Aizha."

"Saya memang sudah beristri." ujar Gus Rayyan tiba-tiba membuat hati Ayra mencelos.

"Dan istri saya sangat cantik." lanjut Gus Rayyan membuat mata Ayra terasa panas entah kenapa.

"Kamu mau tau istri saya ada dimana?"

"Dia ada disini sekarang, di samping saya." lanjut Gus Rayyan membuat Ayra seketika menatapnya dengan mata yang memerah.

"M-maksudnya?" tanya Ayra dengan suara yang bergetar menahan tangis.

"Jangan nangis, saya gak suka lihat air mata kamu." ujar Gus Rayyan menghapus air mata yang kini sudah luruh.

"Kamu istri saya, Zhafira Ayrania Azka Madeena." ucapnya kemudian mengecup singkat kening Ayra.

"I-istri?"

"Gus bercanda kan?"

"Saya tidak pernah main-main dengan hal yang mencakup agama, coba kamu lihat ini." balas Gus Rayyan meraih ponselnya yang ada di nakas dan membuka video yang berisikan dirinya sedang menjabat tangan Ayah Haikal sewaktu akad.

"Ini beneran?" shock Ayra.

"Sejak kapan?" lanjut Ayra yang masih melihat videonya.

"Satu bulan sebelum kamu masuk pesantren." balas Gus Rayyan membuat Ayra semakin menangis histeris.

"HUAAAAAA." tangis Ayra semakin kencang membuat Gus Rayyan khawatir, apakah Ayra tidak bisa menerima pernikahannya?

"Kenapa nangis lagi hm?"

Ayra tidak menjawab melainkan langsung menghambur kedalam pelukan suaminya.

Gus Rayyan yang mendapat serangan dadakan terkejut dan hampir terhuyung ke belakang kalau saja ia tidak bisa menahan keseimbangannya, satu detik kemudian ia tersenyum dan mengelus surai panjang istrinya.

"Kamu mau menerima pernikahan ini kan?"

Ayra hanya mengangguk membuat Gus Rayyan lega. Ayra kembali mendusel ke dada bidang suaminya, Nyaman. Siapa sih yang menolak pesona Gus Rayyan? rejeki anak sholehah ini mah, batin Ayra.

"Kenapa baru kasih tau sekarang?" tanya Ayra yang masih berada dalam dekapan Gus Rayyan.

"Bukannya saya udah sering kasih kamu kode?" balas Gus Rayyan membuat Ayra teringat semua perlakuan manis Gus Rayyan dan juga kalimat yang pernah Gus Rayyan sampaikan; 'kamu halal bagi saya, dan saya halal bagi kamu'.

"Bodoh lo Ra, kenapa lo gak sadar? padahal waktu itu juga Maya menjelaskan perihal mahram." ucap Ayra dalam hati.

"Ya mana saya tahu gus." kilah Ayra.

"Selain itu saya sengaja biar kamu mau berubah." lanjut Gus Rayyan.

"Emangnya saya power rangers?" balas Ayra yang mendapat cubitan dihidungnya.

"Kamu ajaib soalnya." balas Gus Rayyan mengecup pipi Ayra.

Cup.

"Gus ih jangan cium-cium." balas Ayra menyembunyikan mukanya di dada bidang suaminya.

Gus Rayyan terkekeh.

"Kenapa emangnya hm?"

"SAYA BAPER GUS!"

.....

—————

Spoiler next chapter;

"Sepasang mata tidak akan melihat kekurangan, jika hati telah menetap dengan cinta, Ning Ayra." lanjut Gus Rayyan membuat hati Ayra berdesir mendengarnya.

"Gus cinta sama saya?"

—————

Noted : Buat yang gak bisa menerima keuwuan ini silakan angkat kaki wkwk :D

Berapa vote dan komentar kali ini?

1121 kata, gimana udah panjang belum? kurang panjang lagi?

Lanjut?

#ToBeContinued.

Continue Reading

You'll Also Like

7.3K 2K 16
Seorang pria bernama Andra Elvani Abrisam sudah tiga tahun menduda, Dirinya menceraikan istrinya karena ketahuan selingkuh. Pihak keluarga Andra juga...
134K 3.6K 38
[UPDATE TIAP HARI MINGGU] *AKUN PRIVAT FOLLOW SEBELUM MEMBACA* "Cinta itu butuh di perjuangkan"~ Alika Cerita ini bukan soal kagum, nyaman, saling...
188K 8.1K 30
SEDANG DALAM MASA (REVISI) Cho Kyuhyun seorang Ceo dari perusahaan Cho Crop's yang tampan dan mempesona tapi sangat dingin, dan tanpa sengaja bertemu...
6.3K 359 31
Follow sebelum baca gengss "Lo itu kurang kerjaan atau gimana sih? Tiap hari cuma gangguin hidup gue doang!" ~Kinanti Febrianti Nugroho "Kerjaan gue...