The Choice [ END ]

By srcharmstrng

195K 15.8K 639

[ FreenBecky - Futanari ] Freen Sarocha Chankimha merupakan anak dari pasangan Raja Sattaphong Chankimha dan... More

01. PILIHAN
02. PERTEMUAN
03. HARI PERNIKAHAN
04. AWAL BARU
05. Undangan
06. Mengajar
07. Hukuman
08. Hadiah
09. Bulan Madu?
10. Hari Bahagia
11. Candu
12. Peraturan Baru
13. Salah Paham
14. Vas Bunga
15. Sebuah Momen
16. Lukisan
18. Hamil
19. Pesta
20. Insiden
21. Mimpi Buruk
22. Keputusan
23. Surat Cerai
24. Perpisahan
25. Rumah
26. Kembali
27. Hadiah
28. Titik terang
29. REVEAL
30. Kebahagiaan
BONUS CHAPTER 1
BONUS CHAPTER 2
BONUS CHAPTER 3
BONUS CHAPTER 4

17. Makan Malam

4.3K 481 25
By srcharmstrng

Sebelum membaca jangan lupa untuk kasih vote ya biar author semangat nulisnya!

Happy Reading guys~

.
.
.
.



Sudah dua hari Becca hanya menjalani hukuman dari Freen tapi Becca beruntung karena Freen masih mengizinkannya untuk makan dan minum tidak seperti hukuman sebelumnya. Becca menuliskan sesuatu kedalam buku hariannya sambil memandang hujan yang turun dengan derasnya membasahi jendela kamarnya.

"Nona Becca.."

"P'Nam.. Sejak kapan phi masuk?" tanya Becca ketika ia melihat Nam sudah berdiri didekat pintu

"Baru saja Nona, seperti biasa saya ingin mengantarkan sarapan." ucap Nam sambil memamerkan senyumnya

"Terima kasih, P'Nam."

Becca berdiri dari duduknya lalu duduk di lantai untuk makan seperti biasanya. Nam pun ikut duduk untuk menemani tuannya itu makan.

Baru lima suap Becca menghentikan makannya lalu mendorong pelan nampan itu kearah Nam dengan wajah tidak enak.

"Saya sudah selesai makan, P'Nam."

"Apakah rasanya tidak enak Nona? Sejak kemarin Nona selalu makan tidak dihabiskan seperti ini."

"Rasanya sangat enak tapi perut saya seperti tidak nafsu untuk makan. Tolong jangan salah paham." ucap Becca dengan lembut

"Tolong katakan apa yang ingin Nona makan agar Mae Aom dan para pelayan bisa menyiapkannya." ucap Nam

"Bisakah saya meminta Kaeng Khiao Wan untuk makan siang nanti? Sepertinya saya ingin sesuatu makanan dengan kari." ucap Becca

"Baik Nona, saya akan katakan kepada Mae Aom untuk membuatkannya."

"Terima kasih banyak P'Nam."

Nam mengeluarkan sebuah saleb dari kantongnya dan memberikan kepada Becca. "Ini untuk mengobati memar yang ada di tangan Khun Becca."

"Terima kasih, P'Nam." Becca mengambil saleb itu lalu mengoleskannya ke memar yang ada ditangannya

"Apakah terasa sakit Nona?" tanya Nam sambil melihat kearah tangan Becca

"Sedikit, tapi ini akan membaik jika sudah diberikan obat." jawabnya sambil tersenyum

"Saya tidak habis pikir dengan Khun Freen, selama bekerja dengannya saya tidak pernah melihat Khun Freen menyakiti Khun Jorin seperti ini. Saya yakin ini karena Khun Jorin yang memfitnah Nona Becca!!" Nam terus mengomel dihadapan Becca

"Mungkin karena Khun Jorin tidak pernah melakukan kesalahan seperti saya."

"Khun Jorin sering melakukan kesalahan bahkan tidak mengurus Khun Boss dengan baik. Tapi Khun Boss hanya memberikannya omelan tapi tidak pernah menghukum."

"Khun Freen terlalu percaya dengan semua perkataan Khun Jorin, saya yakin pasti Khun Boss telah di pelet oleh Khun Jorin." ucap Nam dengan emosi

"P'Nam.. Jangan bilang seperti itu. Bagaimana jika Khun Jorin mendengarnya? Khun Nam akan dalam bahaya."

"Maaf Nona, habis saya kesal karena Khun Jorin jadi Nona di hukum seperti ini." ucap Nam dengan suara pelan

"Tidak apa P'Nam. Saya hanya khawatir dengan keselamatan P'Nam jika Khun Jorin mendengarnya."

"Ya Nona. Kalau begitu saya harus pergi sekarang.."

"Sekali lagi terima kasih P'Nam."



﹌﹌﹌﹌﹌﹌


Suara langkah kaki Freen memasuki istana setelah dirinya habis pulang dari melakukan pekerjaan. Ia berhenti ketika melihat seorang pelayan baru saja keluar dari kamar Becca sambil membawa sebuah nampan.

"Tam."

"Ya, Tuan?" pelayan bernama Tam itu berhenti dihadapan Freen

"Apakah Khun Becca sudah menyelesaikan makan siangnya?"

"Sudah, Tuan." jawab Tam

Freen memperhatikan nampan tersebut dan menyeritkan dahinya. "Khun Becca tidak menghabiskan makanannya?"

"Ya Tuan. Nona Becca bilang dia sudah kenyang jadi tidak menghabiskan makanannya."

"Oh baiklah..."

Freen berlalu menuju taman belakang diikuti Nam pelayan terdekatnya. Nam berdiri di samping tuannya yang sedang membaca buku di taman belakang.

"Khun Freen."

"....."

"Boss.."

"Sarocha Freen!!"

Nam menundukkan kepalanya ketika melihat Bossnya menoleh dan menatap tajam kepadanya.

"Tidak perlu memanggil nama lengkap saya seperti itu karena saya mendengarnya."

"Maaf tuan.."

"Jadi ada apa?" tanya Freen yang masih membaca buku

"Soal Khun Becca... Beberapa hari ini Khun Becca tidak menghabiskan makanannya sejak kemarin dan tadi pagi dia meminta Kaeng Khiao Wan."

"Benarkah? Apa kamu sudah bertanya kenapa dia tidak menghabiskan makanannya?"

"Nona Becca bilang dia tidak ada nafsu untuk makan dan berkata sudah kenyang hanya lima suap." jawab Nam

Freen diam sejenak setelah mendengar penjelasan dari Nam. Ada perasaan menyesal yang dia rasakan setelah melakukan hal kejam kepada Becca dua hari lalu apalagi ketika mendapat laporan jika Becca tidak ada nafsu untuk makan.

"Katakan pada pelayan sore ini jangan berikan makanan kepada Khun Becca."

"Kenapa seperti itu tuan?"

"Lakukan saja yang saya perintahkan selain itu berikan kunci kamar Khun Becca kepada saya."

"Siap, tuan."

﹌﹌﹌﹌﹌﹌

Sore pun tiba, karena merasa gerah Becca memutuskan untuk pergi mandi. Ketika dirinya keluar, betapa kagetnya Becca ketika melihat Freen sudah berada di kamarnya itu.

"Khun Freen."

"Ada apa Khun Freen datang kesini?" tanya Becca sambil menundukkan kepalanya, ia takut untuk menatap wajah Freen.

"Saya ingin mengajak kamu untuk makan malam diluar.."

"Huh?"

"Ada apa?"

"Tapi bukankah saya sedang menjalani hukuman dan tidak boleh meninggalkan kamar?"

"Ini adalah keinginan saya jadi kamu harus menurutinya.. Saya ingin makan malam bersama kamu."

".....Baiklah kalau begitu."

"Gantilah bajumu, saya akan menunggunya disini."

"Ya, Khun Freen."

Freen duduk disofa sambil memperhatikan Becca yang sedang berganti baju membelakanginya. Becca berdiri cukup lama didepan lemari, bingung untuk memilih baju apa yang akan dia pakai.

"Saya ingin kamu memakai baju ini.." ucap Freen sambil menunjuk sebuah gaun berwarna putih.

Becca menoleh dan melihat Freen sudah berdiri disampingnya, ia bingung sejak kapan suaminya ini berpindah tempat.

"Ya, Khun Freen." Becca menurut dan langsung mengganti pakaiannya seperti yang Freen inginkan

Setelah selesai bersiap, keduanya pun pergi menggunakan mobil menuju sebuah restoran yang sangat mewah. Bahkan Becca terkagum melihat suasana didalam restoran tersebut.

"Selamat datang, Khun Freen."

Keduanya pun diarahkan ke meja spesial yang telah Freen pesan untuk makan malam romantis. Suasana romantis seperti ini membuat hati Becca senang karena Freen kembali baik kepadanya.

Ia membuka buku menu lalu menyeritkan alisnya ketika membaca satu persatu menu yang ada dalam buku tersebut.

"Saya bingung ingin memesan apa, Khun Freen."

"Pesanlah makanan yang ingin kamu makan.."

"Saya pesan ini.." Becca berbicara pada pelayan restoran sambil menunjuk salah satu menu.

"Baik, mohon ditunggu."

Beberapa saat kemudian makanan yang mereka berdua pesan datang. Freen mulai memakan makanannya dan Becca ikut memakannya.

Tapi baru dua suapan Becca sudah menghentikan makannya yang membuat Freen menatap Becca dengan tatapan bingung.

"Apa kamu sudah kenyang?"

"Saya sudah kenyang Khun Freen."

"Habiskanlah, tidak baik jika menyisakan makanan seperti ini."

"Saya ingin menghabiskannya tapi saya tidak bisa memakannya."

"....."

"Kecuali..."

"Kecuali apa?"

"Kecuali Khun Freen menyuapi saya mungkin saya bisa memakannya."

"....."

"Tapi jika Khun Freen tidak mau juga tidak masalah." ucap Becca dengan cepat dan kembali memakan makanannya

"Saya akan menyuapi kamu.." Freen mengambil dan menaruh piring Becca di dekatnya, ia mengarahkan sendok tersebut ke mulut Becca dan Becca langsung memakannya.

Freen heran ketika dia menyuapi Becca, Becca jadi menghabiskan makanannya padahal tadi Becca terlihat hanya mengaduk makanannya dan memakan dua suap.  Tapi Freen bisa bernafas lega karena melihat Becca makan dengan lahap.

Selesai dari restoran, Freen menuruti Becca untuk mampir ke sebuah kedai es krim dan duduk ditaman menikmati pemandangan disekitar. Sebagai anak yang terlahir di kerajaan, Freen jarang sekali duduk ditaman sambil menikmati pemandangan seperti ini.

Freen melirik kearah Becca lalu memegang tangan Becca dengan perlahan, ia juga mengamati tangan Becca yang terlihat memar akibat pemukulan yang ia lakukan dua hari lalu dan merasa sangat bersalah.

"Apakah terasa sakit?"

"Tidak Khun Freen. Tadi P'Nam sudah memberikan saleb untuk meredakan rasa sakitnya dan itu ampuh."

"Aku minta maaf sudah membuatmu seperti ini.." ucap Freen sambil mengelus punggung tangan Becca

"Tidak apa, aku tau Khun Freen marah karena lukisan kenangan Khun Freen rusak."

"Lukisan itu berharga bagiku dan aku sangat menyayangi lukisan itu lebih dari aku menyayangi diriku sendiri."

"Itu wajar jika Khun Freen marah tapi  bukan aku pelakunya. Aku tidak mungkin merusak suatu hal yang Khun Freen sayangi." ucap Becca

"....."

"Tidak apa jika Khun Freen tidak percaya padaku. Aku akan menjalani hukuman yang Khun Freen berikan sampai besok lagi." ucap Becca lalu memakan eskrimnya

"Aku akan membebaskan hukumanmu malam ini.. Besok kamu tidak perlu melanjutkan hukuman itu."

"Huh? Benarkah?" Becca menatap Freen dengan tatapan bahagia,"Apa Khun Freen serius?"

"Ya, kamu sudah menjalani hukuman selama dua hari dan aku rasa itu cukup." balas Freen

"Terima kasih banyak, Khun Freen." ucap Becca lalu mencium pipi Freen.

"Ya." Freen menjawab dengan ekspresi datar, berusaha menyembunyikan senyumannya ketika Becca mencium pipinya.




﹌﹌﹌﹌﹌﹌

Setelah pulang dari berjalan-jalan bersama Becca, kini Freen kembali ke kamar bersama Jorin. Sesudah mandi Freen mengambil buku di rak dan naik keatas ranjang, ia bersandar pada headboard lalu membuka buku yang ia pegang.

Jorin menyelesaikan lukisannya dengan cepat lalu ikut naik keatas ranjang dan memeluk tubuh Freen.

"Bagaimana makan malam mu bersama Becca?"

"Ya seperti biasa. Aku banyak mengobrol dengannya dan aku memutuskan untuk membebaskan hukumannya."

Jorin melepaskan pelukannya dan menatap Freen. "Hah? Kenapa kamu membebaskan hukumannya? Ini belum tiga hari Freen.."

"Aku berubah pikiran.." jawab Freen singkat

"Seharusnya kamu kembali menghukumnya supaya dia jera! Dia sudah merusak lukisan kenangan kita."

"Aku tau, tapi aku telah berubah pikiran."

"Kamu berubah pikiran karena kamu mencintainya kan?"

"Ya, aku mencintainya. Dan aku menyesal sudah berlaku kasar kepadanya padahal dia selalu baik kepadaku."

"Aku tidak terima kamu membebaskannya begitu saja! Aku mau kamu tetap menghukumnya karena dia sudah keterlaluan Freen."

Freen menutup bukunya dan memberikan tatapan tajam kearah Jorin. "Bisakah sekali saja kamu tidak membantah?"

"Aku bukan membantah, aku hanya tidak suka kamu terlalu lembut kepada wanita pelakor itu! Apa kamu sudah lupa tujuan utamamu menikah dengannya?"

Plak!

Sebuah tamparan dari Freen melayang di pipi Jorin, "Becca bukanlah pelakor! Aku menikah dengannya secara sah dan dia adalah istriku yang harus aku perlakukan baik sama sepertimu."

"Tega kamu menampar aku, Freen?!"

"Selama aku menikah dengan Becca, aku jauh lebih mementingkan kamu dan jauh lebih mencintaimu tapi kamu masih tidak pernah puas akan hal itu! Kamu selalu menuntut yang lebih bahkan ingin mengontrolku!" ucap Freen dengan penuh amarah

"Itu karena aku tidak ingin kamu membagi cinta dengan Becca! Hanya aku satu-satunya yang boleh ada dihatimu."

"Becca selalu bersikap baik kepadaku dan membuatku jatuh cinta. Jadi aku mau kamu bisa untuk menerima kenyataan bahwa sekarang cintaku telah terbagi ke Becca."

"Apa bagusnya Becca? Bahkan sampai sekarang dia belum memberikan kamu anak! Jangan-jangan dia mandul."

"Jaga ucapanmu, Jorin!"

"Aku hanya berkata jujur. Dia pasti mandul dan dia sama saja sepertiku tidak bisa memberikan kamu anak."

Freen berdiri dari kasurnya dan menatap pada Jorin. "Meskipun dia tidak bisa memberikan anak, setidaknya dia tahu cara merawat dan memperlakukan suami dengan baik!" ucapnya lalu melemparkan buku yang ia pegang ke ranjang.

Freen meninggalkan kamar dengan membanting pintu. Amarahnya benar-benar tidak bisa terkendali karena ia benar-benar kesal dengan Jorin.

Cklek

Becca yang baru saja ingin memejamkan matanya nampak terkejut ketika melihat Freen memasuki kamarnya dan langsung tidur di sampingnya tanpa suara. Padahal malam ini harusnya Freen tidur bersama Jorin.

Jika Becca lihat dari wajahnya, Freen seperti dipenuhi amarah dan rasa kesal jadi Becca memutuskan untuk tidak bertanya dan membiarkan Freen untuk tidur bersamanya








































- BERSAMBUNG -

Continue Reading

You'll Also Like

71.7K 3.9K 23
mencintai seseorang ketua klub musik dan menjalani hubungan dengannya, tetapi apakah akan berjalan sesuai yang diinginkan?
3.2M 47.3K 31
Mature Content || 21+ Varo sudah berhenti memikirkan pernikahan saat usianya memasuki kepala 4, karena ia selalu merasa cintanya sudah habis oleh per...
1.4K 83 5
Memiliki harta yang berlimpah , mempunyai banyak perusahaan termasuk di thailand torfan Armstrong adalah seorang ceo di thailand dia mempunyai banyak...
2.4M 35.6K 48
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...