The Choice [ END ]

By srcharmstrng

195K 15.8K 639

[ FreenBecky - Futanari ] Freen Sarocha Chankimha merupakan anak dari pasangan Raja Sattaphong Chankimha dan... More

01. PILIHAN
02. PERTEMUAN
03. HARI PERNIKAHAN
04. AWAL BARU
05. Undangan
06. Mengajar
07. Hukuman
08. Hadiah
09. Bulan Madu?
10. Hari Bahagia
11. Candu
12. Peraturan Baru
14. Vas Bunga
15. Sebuah Momen
16. Lukisan
17. Makan Malam
18. Hamil
19. Pesta
20. Insiden
21. Mimpi Buruk
22. Keputusan
23. Surat Cerai
24. Perpisahan
25. Rumah
26. Kembali
27. Hadiah
28. Titik terang
29. REVEAL
30. Kebahagiaan
BONUS CHAPTER 1
BONUS CHAPTER 2
BONUS CHAPTER 3
BONUS CHAPTER 4

13. Salah Paham

5K 480 15
By srcharmstrng

Sebelum membaca jangan lupa untuk kasih vote ya biar author semangat nulisnya!

Happy Reading guys~

.
.
.
.

"Mae Aom."

"Ada apa, Nona Becca?"

"Apakah Mae Aom akan pergi ke pasar?" tanya Becca yang baru saja sampai di dapur

"Ya, Nona Becca. Saya akan pergi ke pasar bersama beberapa pelayan untuk membeli bahan makanan."

"Bisakah saya ikut bersama kalian?"

Mae Aom menelan ludahnya ketika mendengar dari tuannya itu, ia terdiam dan menjawab dengan gugup. "S...s...saya bukannya tidak mengizinkan Nona Becca ikut tapi saya takut Khun Freen akan marah jika Nona ikut bersama kami."

"Mae Aom tidak perlu takut karena saya yang nanti akan berbicara dengan Khun Freen.." balas Becca mencoba meyakinkan agar dirinya bisa ikut

"T...Tapi Nona..."

"Jika kalian menolak permintaan saya, Khun Freen pasti akan lebih marah karena kalian menolak permintaan istrinya." ucap Becca disertai senyuman tipis

"Baiklah, Nona Becca boleh ikut bersama kami."

Di pasar Becca melihat-lihat sekitar karena banyak sekali orang berjualan. Setelah menikah dengan Freen, dirinya tidak pernah lagi pergi ke pasar seperti ini dan dia sangat merindukan hal itu.

"Apa yang ingin Mae Aom beli?" tanya Becca

"Mungkin Nona Becca bisa memilih bahan makanan apa yang di inginkan untuk dibeli.." jawab Mae Aom sambil menundukkan kepalanya

"Bisakah saya?"

"Tentu saja, Nona."

"Sepertinya Mae Aom saja yang memilih sebagai kepala koki istana, saya hanya akan melihatnya." Becca berbicara sambil menunjukkan senyumannya

"Ya, Nona. Jika ada yang ingin Nona beli bisa katakan saja."

"Ya, Mae Aom."

Sepulang dari pasar Becca bersama pelayan lain nampak terkejut ketika melihat Freen berada di dapur istana. Para pelayan termasuk Mae Aom langsung duduk dan membungkukkan badan mereka di depan Freen.

"Saya minta maaf Khun Freen, saya sudah mengatakan pada Nona Becca untuk tidak ikut ke pasar." ucap Mae Aom dengan nada suara ketakutan, rasanya jantung Mae Aom sudah hampir merosot keluar saat ini.

"Jadi Nona Becca ikut ke pasar bersama kalian?"

"Ya, Khun Boss."

Becca ikut duduk di samping Mae Aom dan membungkukkan badannya dihadapan Freen. "Ini bukan salah mereka tapi sayalah yang memaksa untuk ikut."

"Baiklah, sekarang kalian bisa kembali bekerja dan Becca ikut saya." ucap Freen

Becca mengangguk lalu berjalan mengikuti Freen dari belakang dan menabrak tubuh Freen karena tidak sadar jika Freen sudah menghentikan langkahnya.

"Maafkan saya, Khun Freen."

"Untuk apa?"

"Karena saya sudah menabrak Khun Freen dan karena saya sudah ikut ke pasar bersama para pelayan." jawab Becca dengan suara lembut disertai senyuman di bibirnya

Setiap kali Freen melihat Becca tersenyum hingga memperlihatkan lesung pipi rasanya Freen tidak sanggup untuk tidak ikut tersenyum. Tapi kali ini Freen berusaha menahan senyum dan memasang wajah serius.

"Kamu harus mendapatkan hukuman."

"Hukuman seperti apa, Khun Freen?"

"Seperti ini.." Freen langsung mencium bibir Becca yang membuat Becca terkejut dan langsung melepaskan ciumannya

"Khun Freen, jangan lakukan ini di depan umum nanti dilihat para pelayan." ucap Becca

"Aku hanya ingin mencium bibir istriku, apakah ada yang salah dengan hal itu?"

"Tidak ada, tapi aku malu jika ada pelayan yang melihat." ucap Becca sambil mengelus pipi Freen

"Sekarang sepi, biarkan aku mencium bibirmu." Freen memeluk pinggang Becca dan kembali mencium bibir Becca, menghisap bibir mungil itu seperti permen.

"Khun Freen."

Becca dan Freen sedikit terkejut ketika mendengar suara Nam dan melepaskan ciuman mereka. Nam yang melihat pemandangan tadi dengan cepat menundukkan kepalanya.

"Ada apa?"

"Raja ingin berbicara dengan Khun Freen.."

"Sekarang?"

"Tahun depan, Khun Freen." jawab Nam yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari tuannya.

"Nam."

"Tentu saja sekarang Khun Freen." Nam semakin menundukkan kepalanya ketika mendengar suara tegas Freen.

Freen mengalihkan pandangannya dari Nam lalu melihat Becca. "Aku harus bertemu dengan, Yang Mulia dulu."

"Ya, Khun Freen."

﹌﹌﹌﹌﹌﹌

Tidak hanya ingin berbicara dengan Freen tapi Raja dan Ratu juga mengajak Heidi dan Engfa untuk pergi mengunjungi pasar untuk melihat perekonomian rakyat sekaligus mengecek bisnis yang dipegang oleh masing-masing anak dari keluarga Chankimha.

Bisnis keluarga kerajaan Chankimha memiliki banyak hal seperti perkebunan, pertanian, dan peternakan yang di urus oleh Heidi dan Freen karena Engfa masih harus menyelesaikan kuliahnya.

"Ooh~ jeruknya masih berwarna hijau kekuningan." ucap Engfa

"Jeruknya akan matang sekitar seminggu lagi nong." jelas Heidi

"Apakah Phi Heidi akan mengirimkan jeruknya ke istana?"

"Tentu, tapi jika mau Khun Phoo, Khun Mae, P'Freen dan Engfa bisa datang kesini untuk memanen jeruknya secara langsung." balas Heidi

"Oke! Ayo kita datang kesini untuk memanen secara langsung karena sudah lama aku tidak memetik jeruk. Bagaimana ayah?" tanya Engfa kepada sang ayah

"Tentu, tapi sepertinya Ayah dan Ibu tidak bisa ikut karena kami ada tugas di luar negri selama beberapa minggu. Ajaklah P'Freen saja.."

"Bagaimana phi? Apa phi mau menemaniku?"

"Ya, aku akan mengajak Jorin untuk datang kesini juga." jawab Freen

"Jangan lupa untuk mengajak P'Becca karena dia juga istrimu.." balas Engfa

"Aku akan mengajak Jorin dan Becca untuk kesini nanti."

"Bagus! Kabarin jika sudah memasuki musim panen ya P'Heidi." ucap Engfa bersemangat

"Siap! Phi akan memberikan kabar untuk itu."

.
.
.
.

Di istana, Becca yang baru saja pulang dari mengajar melihat suasana istana lumayan sepi karena ia tahu jika Freen sedang pergi bersama Raja dan Ratu. Ia berjalan menuju dapur dan melihat satu pelayan terlihat sibuk.

"Ada apa, P'Tam?" tanya Becca

"Saya harus menyelesaikan ini tapi saya juga belum mengantarkan cemilan yang diminta Khun Jorin."

"Biar saya yang mengantarkan pada Khun Jorin biar P'Tam selesaikan pekerjaan yang lain."

"Apa itu tidak merepotkan Nona?"

"Tentu tidak, biar saya yang mengantarkannya."

"Terima kasih banyak Nona.."

"Dimana Khun Jorin sekarang?" tanya Becca lagi

"Khun Jorin sedang berada di ruang lukisnya, Nona." jawab P'Tam

"Baiklah kalau begitu."

Becca mengangkat dan membawa nampan itu menuju ruang lukis Jorin. Ketika sampai di depan pintu Becca mengetuk pintu itu dengan perlahan.

"Masuk."

Dari dalam terdengar suara Jorin yang sudah mengizinkannya untuk masuk. Dengan perlahan Becca membuka pintu tersebut dan masuk ke dalam ruang lukis, Jorin yang melihat kedatangan Becca sedikit menyeritkan alisnya.

"Saya mengantarkan ini untuk Khun Jorin." ucap Becca

"Tarulah di meja itu."

"Ya, Khun Jorin." Becca menaruh nampan berisi teh hijau dan satu potong roti di atas meja

"Kenapa kamu yang mengantarkannya?"

"Tadi P'Tam harus mengerjakan hal lain jadi saya yang mengantarkan."

"Oke."

Becca sedikit mendongakkan kepalanya untuk melihat sekeliling ruang lukis milik Jorin, matanya nampak takjub melihat semua hasil lukisan yang ada di ruangan ini.

"Hasil lukisan Khun Jorin benar-benar bagus.." puji Becca

"Terima kasih pujiannya." ucap Jorin dengan nada dingin

"Lukisan yang ini benar-benar bagus.." ucap Becca sambil menatap sebuah lukisan yang tertempel di dinding.

Jorin meminum teh nya lalu melihat kearah Becca. "Lukisan itu merupakan lukisan kesayangan Freen dan sangat bermakna bagi saya bersama Freen karena berkat lukisan itu kami di pertemukan."

"Benar-benar sangat bagus.."

Jorin memasang ekspresi datar dan menggigit roti yang dihidangkan tiba-tiba ia merasa tenggorokannya gatal dan ingin muntah.

Huek... Huek...

"Apa Khun Jorin baik-baik saja?" tanya Becca yang panik melihat keadaan jorin

"A...a...air putih.."

Becca segera menuangkan segelas air putih dan memberikannya kepada Jorin sambil menatap khawatir yang terus mual-mual.

"Biar saya panggilkan pelayan.." Becca yang panik langsung keluar dari ruangan itu dan berjalan menyusuri lorong istana dengan cepat sampai tidak sadar menabrak Freen

"Ada apa?" tanya Freen setelah melihat wajah panik Becca

"Khun Jorin... Dia tiba-tiba mual, Khun Freen."

"Dimana Jorin?"

"Di ruangan lukis.."

Keduanya pun dengan cepat menuju ruangan lukis. Freen yang melihat keadaan Jorin langsung membuka salah satu laci dan memberikan obat kepada Jorin untuk diminum.

"Apa sudah lebih baik?"

"Masih terasa gatal dan mual.."

"Apa kamu memakan makanan yang mengandung gandum?" tanya Freen

"Aku baru saja memakan roti yang diberikan Becca sepertinya roti itu adalah roti gandum."

Becca terbelalak kaget mendengar perkataan Jorin apalagi ketika Freen menatap kearahnya.

"Apa benar kamu memberikan roti gandum kepada Khun Jorin?"

"Saya hanya mengantarkannya karena P'Tam tidak bisa mengantarkan kepada Khun Jorin. Saya benar-benar tidak tahu jika itu roti gandum.." jawab Becca sambil menunduk

"Pasti kamu sengaja menukar roti yang Tam berikan dengan roti gandum untuk mencelakai saya." sahut Jorin

"Saya tidak ada niatan seperti itu Khun Jorin."

"Nam, panggil Tam kesini." perintah Freen

Beberapa saat kemudian Nam datang bersama Tam...

"Apakah benar kamu yang menyiapkan roti untuk Khun Jorin?"

"Benar saya yang menyiapkannya tuan.." jawab Tam dengan pelan

"Kenapa kamu memberikan roti gandum untuk Khun Jorin?"

"Aku yakin jika Becca yang menukar roti itu dengan roti gandum." ucap Jorin

"Diam!"

Tam diam sejenak dan langsung bersujud di hadapan Freen dan Jorin. "Saya minta maaf tuan, saya tidak sengaja memberikan roti gandung kepada Khun Jorin. Ini adalah kesalahan saya dan bukan Khun Becca."

"Ampuni saya tuan.."

"Lain kali jangan ceroboh untuk memberikan Khun Jorin makanan mengandung gandum."

"Ya, Tuan."

"Sekarang kamu bisa kembali ke dapur."

"Baik, Tuan." Tam pun meninggalkan ruangan.

"Kamu sudah mendengarnya kan kalau itu adalah kesalahan Tam bukan Becca.."

"Lagi-lagi kamu membelanya.." cibir Jorin pelan

"Kamu harus meminta maaf dengan Becca karena sudah menuduhnya."

"...."

"Ayo cepat minta maaf!"

Jorin menghela nafas beratnya lalu berdiri dihadapan Becca. "Maafkan saya sudah menuduh anda Khun Becca."

"Saya yang harus minta maaf karena tidak mengecek roti tadi, Khun Jorin."

"Ini bukanlah kesalahanmu.." ucap Jorin lagi

"Aku harap setelah ini tidak akan ada lagi kesalah pahaman diantara kalian." ucap Freen dengan tegas

"Ya, Khun Freen."



****

"Bagaimana pernikahanmu dengan si daun muda?"

Freen memberikan tatapan tajam kepada Mind sesaat setelah mendengar pertanyaan itu.

"Tidak ada yang spesial, aku hanya menunggunya untuk hamil." jawab Freen

"Apakah dia belum hamil juga? Padahal pernikahan kalian sudah sebulan kan?" tanya Noey

"Ya, aku tidak tau kapan dia akan hamil padahal aku sudah menunggunya.."

"Aku pikir itu wajar jika belum hamil setelah sebulan. Sepertinya kamu harus berusaha lebih keras lagi Khun." ucap Mind

"Setiap kali aku tidur dengannya terkadang aku melakukannya.."

"Berarti kamu harus melakukannya setiap kali kamu tidur dengannya. Lakukan juga pakai gaya lain."

Noey memukul belakang kepala Mind. "Jangan memberikan saran kepadanya seperti itu."

"Aw? Aku hanya memberikan saran sebagai orang yang berpengalaman. Cobalah lebih sering makai gaya menungging terus biar kamu segera mempunyai anak." ucap Mind

"..... Apa kamu yakin akan berhasil?"

"Percayalah padaku, Freen." ucap Mind meyakinkan Freen

"Ya, aku akan mencobanya nanti."




﹌﹌﹌﹌﹌﹌

2 Hari kemudian

Becca baru saja keluar dari mobil setelah pulang mengajar. Hari ini Becca pergi mengajar sendiri karena Engfa tidak ikut mengajar dengannya.

Sebuah tangan menepuk bahu Becca yang reflek membuat Becca menoleh kebelakang.

"Khun Saint."

"Sawade, Becc.. Apakah ada Khun Freen di dalam?" tanya Saint sambil tersenyum

"Saya tidak tahu apakah Khun Freen sudah pulang tapi biasanya jam segini dia belum pulang.." jawab Becca menunduk enggan melihat Saint

"Ah begitu.."

"Saya pikir Khun Saint bisa menunggu karena mungkin sebentar lagi Khun Freen akan pulang." ucap Becca

"Baiklah, mungkin saya akan menunggu sebentar."

"...."

"Apa Khun Becca baru selesai mengajar?"

"Bagaimana Khun Saint bisa tahu?"

"Kamu membawa banyak buku ditanganmu tentu saya tahu." jawab Saint sambil tersenyum

"Ah benar juga.."

"Sini biar saya bantu kamu membawakan bukunya.." Saint mengulurkan tangannya untuk mengambil buku ditangan Becca

"Tidak perlu, saya bisa membawanya sendiri Khun Saint."

Saint memegang buku yang berada di tangan Becca sambil meraba tangan Becca. "Biar saya yang membantunya.."

"Ada apa ini?" suara Freen membuat Becca kaget dan menarik tangannya yang Saint pegang

Saint yang melihat Freen langsung membungkukkan badannya. "Sawadekha, Khun Freen."

"Sawadekha, ada apa Khun Saint datang kesini?" tanya Freen

"Saya ingin memberikan ini kepada Khun Freen.." ucap Saint sambil memberikan sebuah amplop kepada Freen

Freen mengambil amplop tersebut dan membacanya sekilas. "Terima kasih, Khun Saint." ucapnya.

"....."

"Kenapa Khun Saint masih berada disini? Apa ada lagi yang ingin disampaikan?"

"Tidak ada. Kalau begitu saya pamit dulu.." Saint membungkuk memberikan hormat sebelum akhirnya pergi.

Freen melihat kearah Saint lalu mengalihkan pandangannya ke Becca sejenak dan masuk ke dalam istana meninggalkan Becca.

.
.
.
.

Malam haripun tiba, Becca yang sedang membaca buku melihat Freen memasuki kamar dengan wajah yang datar tanpa suara bahkan senyuman kepadanya.

"Apa hari ini Khun Freen sangat lelah?" tanya Becca sambil mengusap bahu Freen

"Tidak terlalu lelah.."

Becca memegang kedua bahu Freen dan memijatnya perlahan. "Saya akan memijit Khun Freen siapa tau bisa membuat rasa lelah Khun Freen hilang."

Freen menjauhkan tangan Becca dari bahunya dengan perlahan. "Tidak perlu, saya akan pergi tidur sekarang." ucapnya lalu merebahkan tubuhnya membelakangi Becca

"Selamat beristirahat, Khun Freen."

Tidak ada jawaban dari Freen membuat Becca semakin bingung karena tidak biasanya Freen seperti ini. Tapi Becca tidak mau ambil pusing karena mungkin saja Freen benar-benar lelah dan membutuhkan istirahat.


























































- BERSAMBUNG -

Continue Reading

You'll Also Like

221K 12.3K 25
[ GxG Area ] Cerita tentang lika liku kehidupan rumah tangga Freen Sarocha Chankimha dan Becky Armstrong setelah menikah. Kelanjutan cerita dari Frie...
282K 15.8K 50
Cerita perjodohan freen dan Becky
284K 14.7K 35
Baca Aja❗ 24 JULY 2023 - 1 NOVEMBER 2023 #SALAM PEMULA
50.1K 4.1K 30
Edisi beckfreen ⚠️ futa