Pengabdi Istri (The Series)

By Indomie2Bungkus

136K 14.2K 3.7K

Bersahabat sejak bayi membuat mereka bertujuh menjadi terikat secara tidak langsung, setelah bertahun-tahun b... More

1. Tukeran Kado
2. Naren Bulol Era
3. Tidak seindah yang terlihat
4. Aku sakit
5. bapak-bapak galau
6. Mulut lancip
7. Suami Sieun Istri
8. Pengeretan vs Sultan
9. Dia datang
10. Rekonsiliasi
11. Bocil Berulah
12. Cemburu seorang istri
13. Bertemu Gavin
14. Huru hara ini
15. Danindra to the rescue
16. Ada yang pundung
17. Curhat dong
18. Botram
19. Gengster Squad
20. Drama Puasa
Special Chapter
Special Chapter 2
22. Lepaskan?
23. Galau part kesekian
24. Lebar-an (1)
25. Lebar-an (2)
26. Baby Girl
27. Kenyataan yang sebenarnya
28. Rayuan Maut Danindra
29. Jendra pelindung ayah!
30. Kehebohan Zidan
31. Agustusan Nih
32. Agustusan Nih (2)
33. Buy 1 get 1
35. The Arsenio's
36. Comeback Aji dan Indra
37. Siapa yang bodoh?
38. Ternyata....
39. Rencana - A
39. Rencana - B
39. Rencana - C
40. After
41. Fakta Baru
Special Chapter (3)
Special Chapter (4)
42. Ayo, cepet bangun ayah!
43. Obrolan tak berfaedah
44. Saat-Saat Menyebalkan
45. Nikmatnya Bergosip
46. Sayang Istri
47. Pengrusuh
49. Fabian vs Narendra
48. Lanjut Nikahan
50. Hilang
51. Katakan Peta
52. Ember Bocor
53. Keciduk
54. Tantrum
55. Ronda Core
56. Nama anak
57. Takdir yang Rumit
58. Keciduk Lagi
59. Sisi Menyebalkan Narendra
60. Bermalam bersama
61. Icon Pergaulan Bebas
62. Sakit

34. Skandal Baru

1.6K 240 83
By Indomie2Bungkus

***

***

"Jadi awal nya pernikahan kita gak ada kendala tuh. Sampe akhirnya baru beberapa hari setelah nikah keluarga suami gue ini udah mulai tuh sok-sok ngatur segala nya. Apalagi suami gue ini anak bungsu ya sis, jadi yaudah gue maklumi. Tapi kok lama-lama ini keluarga laki gue berulah mulu, di awal ibu nya suka banding-bandingin gue sama ipar gue yang istri dokter itu. Terus dua kakak perempuan suami gue alias ipar gue juga lebih ngakrabin sama si istri dokter itu. Ke gue mereka tuh selalu pura-pura baik, asli nya mereka gak suka sama gue. Entah apa yang di hasut sama istri si dokter itu tentang gue, sampe mereka ngebenci gue."

"Sorry emang bini nya si dokter ini tuh sehebat apa sih? Kok sampe di sayang banget sama keluarga laki lo?" Balas Si presenter itu kepada Winda.

"Haduh gimana ya? Kalau dari wajah si standar aja. Dia itu sebenernya mantan bini nya ipar gue yang dokter itu, eh belum lama mereka nikah lagi gitu. Yang sering denger dari suami gue jaman pacaran sih, nasib nya sedih banget. Mungkin nikah lagi karna si dokter itu merasa bersalah sama bini nya? Who knows?"

"Jadi maksud lo mereka nikah lagi bukan karna cinta?"

Winda mengangguk sembari tersenyum "Yap... mungkin si laki nya karna kasian? Lo kalau tau muka ipar gue yang dokter ini pasti lo bakal mikir kalau dia deserve better dari pada bini nya itu."

"Woww, jadi penasaran gue. Tapi Ok back to topic, jadi lo di gugat cerai karna keluarga laki lo itu sebenernya gak restuin lo nikah?"

"Ya kaya nya sih... soalnya suami gue selalu bucin sama gue, tapi tiba-tiba dia balikin gue ke papa gue, dan dia nalak gue di chat lo bayangin. Kan kalau gak ada intervensi dari keluarga itu apa nama nya?"

Klik!

TV rumah Narendra di matikan sepihak oleh Yuna yang sudah nampak emosi.

"Gila ya itu si Winda! Udah fitnah keluarga kita, sekarang malah bawa-bawa Yasmine yang gak salah apa-apa! Yah, kamu berbuat sesuatu dong. Menantu kita ikutan keseret jadi nya."

Pradana menatap Yasmine yang sejak tadi tertunduk lesu di sofa. "Kamu tenang aja Yas, Ayah bakal melakukan sesuatu. Kalau perlu Ayah cabut semua investasi di perusahaan ayah nya Winda."

"Sayang..." Narendra merangkul Yasmine yang terdiam, sudah empat hari ini sang istri terus menjauhi nya apalagi sejak tragedi 17-an di taman Golf itu, dan kini di tambah fitnah sampah yang pasti membuat Yasmine harus kembali merasa rendah diri. Itu artinya akan berpengaruh terhadap hubungan nya dengan sang istri. Narendra tidak mau hubungan mereka mendingin. Kalau di pernikahan pertama mereka dulu ia lah aktor utama yang membuat hubungan suami istri mereka merenggang. Tapi untuk di pernikahan kedua ini sebisa mungkin Narendra memperbaiki kesalahan nya di masa lalu. Kebahagiaan Yasmine adalah satu hal penting di hidupnya kini. 'Happy wife, happy me.' Itulah motto hidup nya setelah kembali berumah tangga dengan wanita di samping nya ini.

Dua belas kali melamar Yasmine dan selalu di balas penolakan, mati-matian meyakinkan wanita di rangkulan nya ini bahwa Narendra memang mencintai Yasmine segenap hati nya. Eh tiba-tiba si adik ipar kurang ajar malah menyebarkan isu-isu yang menyudutkan Yasmine. Rasanya Narendra ingin melempar bom ke wajah Winda saat ini juga.

"Aku gak papa Aa.." Balas Yasmine pelan.

Narendra menghela napas nya lalu mencium pelipis Yasmine dengan sayang. "Yah, rencana pemutusan kontrak kerja sama sama Pak Kadir mending di cepetin aja."

Pradana mengangguk sembari membaca poin-poin yang sedang di catat oleh sekretaris nya. Bayu. "Bang, kamu ikut ayah ya meeting besok. Buat Yasmine tolong ya nak jangan kamu dengerin ucapan Winda. Kita semua tau gimana besarnya cinta Naren sama kamu. Ayah mohon, jangan tinggalin Naren ya nak, tolong dampingin terus anak ayah.."

Mendengar permohonan dari ayah mertua nya membuat Yasmine menoleh menatap kedua orang tua nya yang mengangguk meyakinkan, dan berakhir bertatapan dengan suami nya. Tatapan sendu penuh dengan cinta yang diberikan Narendra hanya untuk nya pun membuat Yasmine mengangguk dengan mata yang berkaca-kaca.

"Lanjutin aja tontonan nya, a-aku gak papa kok. Biar masalah nya cepet selesai."

"Sayang yakin? Aa gak mau maksa, mending bobo aja yuk di kamar. Dari semalem kamu gak bobo loh. Aa tau." Narendra meyakinkan Yasmine. Hati nya mencelos harus kembali melihat istri nya bersedih hati.

Yasmine mangangguk meyakinkan. "Iya, gapapa. Aku kuat."

"Aa gak mau ya habis ini kamu ngehindarin Aa lagi? Kita sama-sama ya, yang harus kamu tau di dunia ini selain bunda, Teh Ana dan Teh Fira perempuan di hati Aa cuma kamu dan Luna anak kita." Narendra mengecup jemari istrinya mesra.

Yasmine yang sebenarnya masih merasa rendah diri pun berusaha menenangkan diri nya. Meyakinkan kembali bahwa suami nya memang benar mencintai nya setulus hati. Dan Yasmine harus yakin akan hal itu..

"Aa gak akan tinggalin aku kan?"

"Aa janji sayang. Aa minta maaf ya empat hari yang lalu buat kamu cemburu. Aa juga kaget tiba-tiba di deketin sama perempuan aneh di sana. Maafin Aa ya udah ga dengerin omongan kamu?"

Yasmine mengangguk dengan mata yang berkaca-kaca. "Aku cuma takut sendirian lagi..." bisik Yasmine yang hanya terdengar oleh Narendra saja.

"Sini peluk sayang..." Narendra langsung meraih Yasmine dalam dekapan yang erat, meyakinkan Yasmine sekali lagi, bahwa dirinya akan membela mati-matian apapun resiko nya. Bahkan jika title nya sebagai dokter tercoreng karena fitnah tak berdasar ini, sungguh Narendra tidak keberatan. Asal Yasmine tetap selalu di samping nya.

"Aa sayang banget sama kamu, kamu gak akan sendirian. Kamu punya Aa.." bisik Narendra yang tidak malu-malu bermesraan di depan keluarga nya. Bahkan di depan kedua mertua nya sekalipun.

"Oke! Poin-poin nya kita catat dulu unsur yang mengandung fitnah biar kita buat laporan pencemaran nama baik."

"Kalau untuk skandal nya gimana?"

"Mas Aji udah konfirmasi tadi pagi pak, semua nya di serah kan ke pihak keluarga. Aji masih malu buat kumpul disini. Soalnya karena dia semua harus terlibat."

"Hadeuh... Bayu, telpon deh tu anak suruh kesini! Liat nih ipar nya gak salah jadi omongan netizen. Saya gak mau ya kalau menantu saya kenapa-kenapa." Seru Yuna yang nampak gemas dengan sikap putra bungsu nya yang kini malah menghilang. "Bilangin Bay, kalau Aji gak kesini saya mau gantung diri gitu..."

"Bun!"

"Bunda!"

Tegur Narendra dan Pradana bersamaan.

"Gak usah aneh-aneh deh bun.. ah kamu mah kebiasaan suka ngide yang di luar nalar."

"Bund, Naren mohon lah jangan bikin makin ruwet."

"Ish bunda gak serius kok Bang, Yah. Bunda itu cuma gertak Aji aja. Dia kan kalau di ancam gitu pasti datang percaya deh."

"Halah kalau kata Idan, percaya sama bunda rukun iman ada 7."

"Ish si ayah malah bercanda! Bunda kan tau titik-titik lemah anak bunda."

***

"Kamu kenapa?" Tanya Clarissa yang sedang memilih katalog dekor di wedding organizer milik Fany mami nya Fabian.

Danindra yang ditanya calon istri nya pun hanya menggelengkan kepala nya. Tapi berbanding terbalik dengan gestur nya yang nampak gelisah.

"Kamu kenapa hei?" Clarissan mengusap jemari pria di sampingnya itu.

Danindra tersenyum meringis, tidak enak pada calon istri nya yang kini nampak semangat memilih dekor untuk pernikahan mereka, eh malah dirinya yang hilang fokus.

Alasan nya? Ya apalagi kalau bukan permasalahan Aji dan malah kini Yasmine yang tidak salah pun terseret.

"Kamu ada masalah kah? Gapapa sharing sama aku, aku gak keberatan kok."

Danindra menatap Clarissa dengan tatapan bersalah. "Maaf ya Ris, malah gak fokus gini. Kalau kamu mau marah gak papa kok. Aku yang salah, malah kamu yang sibuk diskusi dari tadi."

"Gapapa Ndra. Kamu kenapa? Siapa tau aku bisa bantu."

"Kamu gak akan marah?"

"Serius gak akan marah. Kamu kenapa?" Tanya Clarissa dengan lembut.

"Hmmm, sebenernya aku kepikiran sama Aji sama Yasmine. Mereka lagi pusing banget pasti, sosmed Yasmine aja langsung di non aktifin sama Bang Naren, karena isi nya kebencian semua. Akun Aji jangan di tanya, lebih banyak lagi. Bahkan akun sosial media rumah sakit Tante Yuna aja kena hujatan. Maafin aku ya, gak seharusnya aku malah mikirin yang lain. Harusnya aku fokus sama pernikahan kita."

"Mau skip aja hari ini? Aku gak papa kok. Kamu pasti mau nemuin Aji sama Yasmine kan? Kamu pasti khawatir banget."

"Tapi kita udah disini, susah lagi cocokin tanggal meeting nya sama Tante Fany. Gak papa kok kita lanjut aja."

"Yaudah setelah meeting ini kita langsung ke rumah Yasmine ya.."

Danindra menatap Clarissa dengan ragu. ".... gak papa?"

"Sure. Kenapa harus izin ke aku? Aku paham posisi kamu." Balas Clarissa pelan. Sebisa mungkin wanita itu mengerti posisi calon suami nya. Ya walaupun di benak nya terbesit beribu pertanyaan untuk Danindra.

Karena sejak awal mengenal lebih dekat dengan calon suami nya itu, perhatian yang di berikan Danindra untuk Yasmine menurutnya terlalu berlebihan. Padahal Yasmine sudah memiliki suami. Dan suami nya sangat mencintai Yasmine lebih dari apapun. Kenapa harus mendapatkan double perhatian dari orang yang bukan suami nya. Terbesit ada rasa cemburu, tapi Clarissa selalu denial. Masa ia cemburu pada sepupu nya sendiri?

"Yaudah yuk kita lanjut meeting lagi" Danindra menggandeng lengan Clarissa dengan lembut.

Dan sudah terhitung dua jam lama nya Danindra dan Clarissa meeting  pertama dengan Fany selaku owner untuk membahas rencana pernikahan mereka.

Seperti yang di rencanakan Danindra langsung tancap gas menuju rumah Narendra yang ternyata sudah banyak orang. Terutama kehadiran keluarga besar Narendra dan beberapa mobil mewah yang terparkir di halaman rumah besar itu.

"Ada apa sih? Kok rame amat?" Tanya Danindra pada Zidan yang berdiri di pintu rumah Narendra yang ramai.

"Tadi ada keluarga nya Winda kesini. Mau minta harta goni gini katanya."

Danindra mengernyitkan dahi nya heran. "Gono gini apa nya dah? Nikah aja bentar sebulan aja kaga ada kali. Lagian Harta apa yang mau di bagi sih bang? Kan ga ada harta bersama nya."

"Katanya minta bagi saham dsn rumah biar Winda ngejanda nya tenang. Gak ngerti lagi sama nyokap nya Winda. Mana bapak nya Winda diem-diem aja dari tadi."

"Terus Bang Naren gimana?"

"Si Naren marah banget tadi sama Winda. Apalagi mama nya si Winda tadi nunjuk-nunjuk adek gue. Bangsat emang itu emak-emak. Gue baru dateng ini juga baru balik tindakan pasien dari kemarin. Eh pas dateng gue liat mama nya Winda lagi nunjuk-nunjuk Yasmine."

"Pasti Yasmine diem aja. Udah gue tebak."

"Dia dari kecil selalu gak di bolehin ngebela diri sendiri sama nyokap. Gue akuin cara didik mama papa gue ke Yasmine ekstreem banget dulu. Gue abang nya malah musuhin dia dari kecil. Makanya tadi Naren langsung pasang badan tadi. Masalahnya kalau Yasmine stress asi nya suka mampet. Kasian juga Luna.."

"Bang lo tau gak gara-gara si Winda, ada salah satu base alumni kampus di twitter bahas skandal Yasmine sama Bang Naren yang kegap di kostan dulu jaman di kampus? Ada yang ngespill bang. Tapi gue udah minta takedown sama sender nya. Bang Naren kayaknya belum tau deh."

"Hadah yang masalah Aji, tapi adek gue yang kena seret. Kenapa sih orang gak suka bener sama adek gue? Dia gak jahat sama orang lho! Orang mulu yang jahat sama dia."

"Termasuk lo sih bang, dulu lo bajingan banget sama Yasmine."

"Iye emang, sadar gue. Gak becus gue jagain adek gue. Kalau kayak gini mama papa bakal terpukul banget anying. Untung lagi nemenin bokem (Ajen) gue study banding ke Boscha dari TK nya."

"Nanti kalau udah mulai kondusif mending ajak Bang Naren ngobrol juga bang. Biar cari solusi bareng-bareng, yang di twitter juga mending lo cari tau siapa yang ngespill."

"Lo screenshoot gak twit di base alumni nya?"

Danindra mengangguk sembari memberikan ponsel nya pada Zidan. "Nih nanti gue share juga sama lo bang buat backup-an nya."

Saking asik nya Danindra dan Zidan yang membicarakan Yasmine mereka berdua sampai mengabaikan Clarissa yang sejujurnya terkejut dengan sikap Danindra yang sangat panik dengan apa yang di alami sepupu nya. Bahkan Zidan pun tidak menyadari kehadiran Clarissa yang sejak tadi terdiam di balik punggung Danindra.

"Eh kok rame-rame gini sih?" Tanya Fabian yang menggendong Ardhan dan pria itu datang bersama sang istri.

"Loh Caca kamu disini juga ternyata!" Seru Vania yang membuat Danindra teringat dengan calon istri nya.

"Hehehe Hai Van.."

"Yaampun Ris, maaf aku malah cuekin kamu. Sini di samping aku." Danindra menarik Clarissa dengan lembut agar berdiri di samping nya.

Zidan yang melihat Clarissa di tengah-tengah mereka pun menggaruk tengkuk nya tidak enak. "Duh Ca sorry banget gue gak ngeliat lo, sumpah salah banget gue."

"Gapapa kok gue. Santai." Balas Clarissa sambil tersenyum getir.

"Eh jawab! Ini ada apa sih? Mobil gue gak bisa parkir nih, banyak banget mobil-mobil bagus disini."

"Di dalem ada pengacara nya Om Pradana. Tadi tuh ada Winda kesini sama keluarga dan pengacara nya. Katanya mau nuntut harta gono gini kalau emang jadi cerai."

"Loh emang ga jadi cerai emang?"

"Di kasih pilihan sedenger gue mah. Katanya mau kasih winwin solution gitu. Tapi Aji kekeh pengen cerai, jadinya mereka nuntut harta gono gini, termasuk rumah Aji."

"Rumah itu buat Winda maksud lo?" Tunjuk Fabian pada rumah Aji yang berdiri kokoh disamping rumah Narendra.

"Mungkin? Gak tau gue Bi. Soalnya gue juga gak nyimak, orang baru balik gue dari rs setelah dua hari gak balik karna pasien vip gue di operasi. Paling gue nanti mau nanya ke Gia nanti, dia ada di dalem soalnya karna selama gue gawe Gia bobo di rumah ini."

"Lagian alasan Aji tiba-tiba mau cerai-in Winda kenapa sih? Jujur gue ngerasa aneh aja, Aji yang minta cerai, tapi malah dia keliatan yang terpukul banget. Dan gue yakin pasti ada alasan nya. Lo termasuk orang dalem Naren pasti tau kan? Apalagi udah tiga bulan ini nyokap bokap lo tidur disini kan?" Sahut Vania menatap sahabat suami nya.

Sedangkan Zidan kebingungan sendiri karena bukan kapasitas nya untuk bercerita tentang pernikahan Winda dan Aji, pria itu hanya bisa menggaruk tengkuk nya sembari menatap Vania yang menuntut nya bercerita.

"Gue tau ini bukan ranah gue. Tapi gue khawatir sama Yasmine Dan. Temen-temen di rs pada nanyain kasus ini gara-gara podcast si Winda itu. Bahkan ada beberapa temen gue bilang yang enggak-enggak tentang Yasmine. Gue gak terima Dan. Ada apa sih? Plis kasih tau gue..." Cecar Vania yang memang tergambar dari wajah nya kalau wanita itu resah. Vania sangat menyayangi Yasmine seperti adik nya sendiri. Wanita itu benar-benar khawatir dengan kondisi Yasmine dan Aji.

Sebelum menjelaskan Zidan menghela napas nya panjang. Di pikir-pikir kalau menunggu Narendra bercerita sendiri, dirasa tidak akan mungkin. Mengingat ipar nya itu orang yang cukup tertutup, kalau tidak di todong bercerita pria itu lebih memilih memendam nya seorang diri. Contoh konkret nya saat Narendra depresi setelah bercerai dengan adik kandung nya dan ternyata kerap kali pria itu mengalami collaps.

Dan miris nya hanya Aji yang tahu, mungkin hingga detik ini kedua orang tua Narendra masih belum mengetahui dengan apa yang di alami putra mereka pada masa sulitnya. Mereka bertiga saja (bersama Fabian dan Ravi) baru mengetahui saat Narendra mendadak collaps itu pun karena di hubungi oleh Yasmine yang menangis dan panik melihat Narendra collaps seorang diri di lantai apartemen nya.

Dan diketahui juga kalau Yasmine pun terkejut dengan apa yang di alami Narendra selama 3 tahun itu  karena ipar nya itu hanya menahan kesakitan nya seorang diri.

"Jadi gini..." monolog Zidan yang mulai menjelaskan kronologi Aji menceraikan Winda. Termasuk skandal perselingkuhan Winda sebelum menikah dengan Aji.

***

Sebelum nya....

Narendra yang hari ini berangkat ke perusahaan Pradana pun tiba-tiba di mintai pulang oleh Yuna yang nampak cemas di sebrang sana. Bunda nya itu bilang kalau ada orang yang bertamu kerumah nya. Tapi tidak bilang siapa tamu nya itu. Dan ternyata saat akan pulang, di lift Narendra bertemu dengan ayah nya yang nampak tergesa-gesa.

Saat ditanya hal apa yang membuat ayah nya sepanik ini, ternyata di rumah nya kini sudah ada keluarga Winda lengkap dengan pengacara nya. Dan hal yang membuat Narendra semakin cemas adalah "Bang, siapin hati juga, kamu jangan emosi. Tadi bunda bilang Yasmine di labrak di kata-katain yang gak enak sama ibu nya Winda. Kamu langsung tenangin Yasmine ya, biar urusan Winda ayah sama bunda yang yang urus." Jelas Pradana saat di dalam mobil menuju rumah nya.

Dan benar saja. Saat sampai ke rumah nya ternyata sudah banyak orang disana. Bahkan kakak kedua nya yang tinggal di Jakarta pun hadir bersamaan dengan Tama suami nya, selaku owner agency yang berafiliasi dengan perusahaan PH keluarga nya dan secara kebetulan agency nya lah yang menaungi Winda selama berkarier di bidang entertaiment.

Tanpa basa basi Narendra memasuki rumah nya, tapi satu orang yang ia khawatirkan tidak ada di sana. Lalu berjalan menuju kamar nya untuk mencari sosok istri nya yang entah ada dimana, pria itu juga memilih mengabaikan panggilan kedua orang tua di ruang tamu. Karena prioritasnya adalah Yasmine.

"Loh Aa pulang?" Yasmine terkejut saat akan memasuki kamar dengan bayi Luna di gendongan nya.

Narendra yang mendengar suara istrinya pun berbalik dengan raut cemah yang sangat terpatri di wajah tampan nya. "Sayang, kamu gak papa?" Pria itu menyentuh pundak istrinya.

"Gak papa apanya? Aku ga paham. Aa kenapa sih muka nya gitu amat?"

"Aa khawatir sayang, jujur sama Aa. Orang tua nya Winda bilang apa sama kamu? Sampe bikin mata kamu bengkak gini?"

"Loh—"

"Kebiasaan kamu kalau nangis diem-diem. Kamu bisa tutupin ke semua orang. Tapi Aa tau, Aa lebih kenal kamu." Ucap Narendra sembari mengunci pintu kamar nya.

Yasmine mengangguk lalu duduk di pinggir kasur, dengan berkaca-kaca Yasmine membuka kancing atas nya dan mulai meraih payudara nya untuk ia berikan pada mulut kecil Luna.

"Aa saking khawatirnya sama kamu, sampe gak ngeuh si cantik melek. Maafin Ayah ya sayang..." Narendra menyentuh pipi tembam putri nya yang kini sibuk meminum asi ibunya.

Lalu netra nya menatap Yasmine yang terlihat sedang menahan tangis nya. Perlahan lengan nya meraih pinggang Yasmine dengan lembut. Tidak lupa mengecup pipi istri nya. "Nangis aja sayang, kamu punya Aa. Jangan di tahan, gapapa."

Mendengar afirmasi suami nya barusan tangis Yasmine pun akhirnya pecah. Tapi meski begitu Luna sama sekali tidak terganggu dan semakin semangat menyedot asi di payudara bunda nya.

Narendra memeluk Yasmine dari samping, lengan nya terus mengusap punggung Yasmine lembut.

Di dalam kamar itu hanya keheningan yang menyelimuti mereka di sertai suara sesenggukkan Yasmine yang lemah. Sampai akhirnya Narendra sadar kalau anaknya sudah akan tertidur lalu meraih bayi jalan empat bulan itu untuk ia sandarkan di dada nya. Setelah dirasa bayi itu sudah sendawa ia timang sebentar rupanya bayi itu sudah tertidur pulas, hingga akhirnya ia simpan bayi itu di box tidur nya.

"Maafin Aa ya sayang, Aa gagal lagi buat gak bikin kamu nangis. Maafin Aa juga kamu harus keseret ke masalah yang bahkan kamu ga ada kaitan nya sama pisah nya Aji dan istrinya." Narendra kembali memeluk Yasmine yang masih ada sisa tangis nya.

"Hei sini liat Aa, cantik. Kamu gak sendiri, kamu punya Aa yang akan selalu ada di samping kamu. Plis, jangan mikir aneh-aneh apalagi sampe kamu tiba-tiba pergi dari rumah. Kita hadapi sama-sama ya sayang? Kita buktikan ucapan Winda semua nya salah."

Yasmine menatap suami nya, bisa dilihat dari tatapan Narendra kalau pria itu benar-benar khawatir dengan kondisinya. Entah mengapa, baru kali ini Yasmine merasa sangat di cintai oleh suami nya. Mengingat kisah mereka yang kelam di masa lalu, hingga kini sudah kembali berumah tangga Yasmine masih memiliki trust issue kepada pria di hadapan nya itu.

Bahkan beribu rayuan dan gombalan yang selalu ia dengar setiap hari nya dari mulut pria itu, tidak lekas membuat Yasmine percaya 100% pada sang suami. Tapi meski begitu Yasmine sangat menghargai apapun usaha yang dilakukan Narendra untuk meyakinkan nya. Tapi kini, Yasmine bisa melihat sendiri bagaimana besarnya ketulusan yang di pancarkan suami nya. Dan akhirnya ia percaya betapa suami nya kini membalas cinta sedalam yang ia rasa. Lagi-lagi rasa syukur ia panjatkan di dalam hati nya. Yasmine tidak meminta apa-apa lagi, selain bisa di cintai seumur hidup nya oleh pria yang sedang memeluknya erat kini.

Yasmine mengangguk seraya tersenyum tipis. "Aa percaya kan sama aku? Lagian siapa yang mau kabur sih A? Enggak lah.." balas Yasmine dengan suara yang parau habis menangis.

"Ah masa? Cantik nya Aa ini suka kabur-kaburan dulu. Apalagi semenjak hamil Ajen. Aa selalu di buat kalang kabut kamu suka ngilang dari apartemen."

"Abis suami aku waktu itu galak banget. Pulang beli nasgor aja kamu marahin aku habis-habisan sama Aa."

"Kamu lagi hamil sayang ku, cinta ku. Malem-malem jam sebelas kamu pake motor sendiri beli naso goreng. Siapa yang gak khawatir, itu pun Aa di kabarin satpam kamu kebut-kebutan di jalan hayo?"

"Ih ga ngebut tau. Pelan doang kok. Aku paham sih tapi kan kalau khawatir gak pake bentak-bentak kali. Huh"

"Hahaha iya iya maafin Aa ya, waktu itu Aa jahat banget sama kamu, nyakitin kamu terus. Maaf sayang."

"Tapi kata Bang Bian, Aa sempet nangis ya waktu aku hampir keguguran?" Tanya Yasmine sembari menyandarkan kepala nya di dada bidang sang suami, membuat Narendra semakin mengeratkan pelukan nya. Alhasil Yasmine jadi tenggelam di badan kekar pria itu.

"Iyalah, ngerasa bersalah banget Aa waktu itu. Tapi masih cemburu juga pas kamu milih di tungguin Indra di banding Aa. Campur aduk lah."

"Kalau sekarang gimana?"

"Apa nya sayang?" Narendra mengecup dahi Yasmine gemas.

"Aku di mata Aa.."

"Kamu? Di mata Aa? Hmm, analogi singkatnya itu ibarat matahari buat bumi. Bumi gak akan bisa hidup tanpa ada matahari. Begitupun Aa, gak bisa hidup tanpa kamu. Kalau bisa minta sama Tuhan, lebih baik Aa mati duluan. Gak sanggup Aa ditinggal kamu."

"Hussss. Ngomong nya jelek. Aku gak suka!"

"Kan pengandaian sayang..."

"Iya tapi jelek. Aku gak suka."

"Kamu takut kehilangan Aa ya?"

"Iyalah! Masih kurang jelas?" Dengus Yasmine sembari mengembungkan kedua pipi nya.

"Hahaha iya iya sayang. Aduh gemes banget bunda Ajen ini pengen Aa makan sekarang juga, btw i love you bun..."

"Hahaha so sudden, but I love you too and more, hubby.."

Narendra tersenyum menatap manik mata istrinya yang begitu cantik, istrinya ini memang selalu mempesona. Ia bersumpah hanya Yasmine lah satu-satu nya wanita di hidupnya.

Namun saat Narendra akan kembali meraih bibir ranum istri nya, tiba-tiba pintu kamar nya di gedor berkali-kali oleh seseorang, membuat Narendra mendengus sebal. "Ganggu aja lah.."

Tak lama pria itu pun membuka pintu kamar nya yang sengaja ia kunci. Setelah pintu terbuka terdengar pekikan Narendra yang mengerang kesakitan alhasil membuat Yasmine keluar juga, memastikan keadaan suami nya.

"Auuhhhh sakit teh, lepas Ya Allah..."

"Kamu di tungguin dari tadi malah asik berduaan di kamar! Di telpon gak di angkat! Bandel banget sih!"

"Ck tadi gak cek hp sumpah Teh!"

"Loh Aa kenapa di jewer teh?" Tanya Yasmine sambil meringis melihat suami nya kesakitan.

Safira menoleh menatap Yasmine yang keluar dari kamar. Melihat wajah sembab iparnya membuat Safira semakin mengencangkan jeweran di telinga Narendra. "Kamu bikin adik aku nangis ya! Ngaku kamu! Kurang aja ya kamu! Yasmine adik aku tau!" Pekik Safira pada adiknya.

"Teh, maaf, kasihan Aa. Aku nangis bukan gara-gara Aa kok. Aa malah tenangin aku di kamar. Udah ya teh, kasian telinga suami aku merah banget ituuu." Ucap Yasmine memohon pada Safira, supaya melepaskan jeweran di telinga suami nya.

"Bener?"

"Serius Teh, masa aku tega nyakitin istri aku? Auuhhh"

Mendengar jawaban adik nya barusan Safira mendelik sebal. "Oh amnesia ya dulu brengseknya kamu gimana!"

"Auuhhh i–iya teh, itu kan dulu masih denial. Sekarang engga lagi Teh. Sayang, tolong..." Rengek Narendra yang gencar meminta  pertolongan istrinya.

Yasmine meringis menatap suami dengan prihatin, Safira yang melihat ekspresi memelas Yasmine pun perlahan melepaskan jeweran di telinga adik nya itu. "Kalau bukan karna adik aku yang mohon-mohon gak bakal aku lepas, tau gak?"

"Sayang sakit, kakak tiri nya jahat..." rengek Narendra saat berhasil melarikan diri dari siksaan Safira.

Yasmine tersenyum lalu memeluk daksa suami nya dengan lembut. "Gapapa sayang, nanti di kamar aku kasih kiss ya..."

"Cih dasar lebay!"

"Dih emang sakit tau." Rutuk Narendra kesal.

"Udah udah sayang, kok Aa malah gitu sama Teh Fira."

"Tau dia lebay banget. Eh Yas, di tunggu bunda sama ayah di bawah. Ajak juga tuh sama bekantan yang lagi nemplok kamu terus. Malu udah beranak dua juga. Biar Luna teteh yang jagain." Ucap Safira sembari mengedipkan mata nya menggoda adik ipar nya yang masih di pelukan adik nya.

"Sembarangan! Masa cakep gini di bilang bekantan."

Yasmine tersenyum sembari mengangguk dan melepaskan pelukan suami nya. "Udah-udah kita ke bawah yuk.. Aku titip Luna ya Teh.."

"Oke sip, santai aja."

Saat turun menuju ruang tamu ternyata kondisi nya terlihat sangat tegang. Dimana Pradana sedang mengepal kan tangan nya lalu di samping nya ada Yuna yang berusaha menenangkan emosi sang suami.

Narendra dan Yasmine pun diam-diam merasakan ketegangan yang di pancarkan mereka semua. Di sana juga ada Aji yang terus menunduk sedangkan di sebrang keluarga nya, ada keluarga Winda yang tak kalah tegang nya.

"Ada apa bun?" Bisik Narendra pada bunda nya.

Yuna menoleh menatap putra nya tapi tidak keluar ucapan apapun dari bibirnya. Lalu mata nya menatap menantu nya yang masih berjalan. "Sini sayang.." Yuna menepuk sofa panjang yang ia duduki. Dan secara khusus Yuna meminta Yasmine yang duduk di samping nya. Narendra yang paham dengan kode yang diberikan bunda nya pun menggeser tubuh nya agar istrinya duduk diantara dirinya dan bunda nya.

"Calm down, sayang." Bisik Narendra di telinga Yasmine.

Yasmine mengangguk tanpa menatap suami nya. "Iya.."

"Jadi mulai aja ya pembahasan nya. Udah ada kakak dari Aji selaku saksi di pengadilan agama kemarin."

"Tunggu!" Seru Anita ibunda dari Winda membuat atensi seluruh orang di ruang tamu besar ini menoleh pada nya. "Mumpung ada orang nya langsung! Maksud kamu apa kirim somasi ke anak saya hah? Kamu gak usah ikut campur urusan anak saya sama adik kamu!" Tunjuk Anita sembari melempar surat somasi ke wajah Narendra.

Yuna yang tidak terima anaknya di perlakukan seperti itu pun sempat akan berdiri, tapi di tahan oleh Pradana. "Gak sekarang bun.." bisik Pradana di telinga istrinya

"Bunda gak terima anak bunda di gituin!" Desis Yuna yang menatap suami nya tajam.

"Gak.sekarang." tekan Pradana sekali lagi. Bagaimana pun selaku tuan rumah ya walaupun rumah ini adalah rumah anaknya, Pradana berusaha mati-matian untuk tidak semakin terpancing emosi.

"Aa.." panggil Yasmine khawatir.

"Gapapa sayang.." bisik Narendra di telinga istrinya lalu pria itu menatap keluarga di hadapan nya. Tanpa ada alasan pria itu tertawa bengis sambil mengambil surat yang tadi Anita lemparkan ke wajah nya di lantai. Mata nya menatap Anita dengan tatapan membunuh, membuat Wanita parubaya itu tertegun ketakutan, "Ck! Kali ini saya paham, kenapa orang sebaik Pak Kadir punya anak yang problematik. Ternyata dia mewariskan sifat ibu nya." Narendra menyimpan surat somasi itu meja. Netra nya menatap Winda yang tidak berani menatap nya. "Hei Mbak Strawberry! Kok diem aja? Kemarin di podcast lancar banget ngatain istri saya? Kamu fitnah istri saya secara terang-terangan di publik. Saya kirim somasi ibu kamu gak terima. Datang kesini ngatain istri saya lagi. Ayo dong ngomong di depan saya langsung! NGOMONG DONG KOK DIEM AJA?!"

"Jaga sikap kamu ya! Kamu bisa saya laporkan ke polisi!" Desis Anita yang tidak terima anaknya di bentak oleh Narendra.

"Waw, saya kurang jaga sikap gimana lagi ibu Anita yang terhormat? Kalau saya gak bisa jaga sikap, detik ini juga udah saya keluarin artikel perselingkuhan anak sulung ibu sama sekretaris nya. Ibu lupa ya, menantu ibu kan penyanyi besar di negeri ini? Kalau sampai saya rilis berita itu sekarang, dan boom! Image keluarga ibu di koyak-koyak sama media. Mau?"

Anita mengepalkan tangan nya menahan emosi. Lalu matanya menatap nyalang anak sulung nya yang sedari tadi diam. Konfrontasi yang di lakukan Narendra pun tidak membuat putra sulung nya itu buka suara. Malah semakin tertunduk malu. Wanita itu sebenarnya terkejut juga, urusan dapur rumah nya pun keluarga besan nya tau.

"Ck anak kecil berani nya ngancem! Dengar Narendra, saya tidak pernah takut! Lagipula media dan netizen lebih percaya keluarga kami. Omong kosong kamu itu bukan apa-apa untuk saya!"

"Sebelum semakin kemana-mana. Sebenarnya apa tujuan Bapak Kadir dan keluarga bertamu kemari?" Pradana mengintrupsi adu serang putra dan besan nya.

"Saya kemari mau membahas harta gono-gini antara anak kami dengan putra bapak." Balas Anita dengan tidak tahu malu.

Pradana mengernyitkan dahi nya bingung menatap Anita yang semakin kesini malah semakin kurang ajar. Nikah aja sebentar minta pembagian harta gono gini gimana cerita nya?

"Untuk rumah yang ada di samping rumah ini, alangkah lebih baiknya kepemilikan di alihkan untuk client kami. Menurut keterangan clinet kami, sebagai suami Bapak Aji belum memberikan nafkah nya selama mereka menikah." Ucap Pengacara keluarga Winda dengan lugas.

Aji yang tadi nya hanya bisa menunduk pun menatap Winda dengan terkejut. Benar-benar wanita ular. Lantas saat Aji memberikan kompensasi perceraian dengan memberikan supercar kesayangan nya berupa Maserati GranCabrio MC Stradale V8 seharga 4,4 Miliar itu apa nama nya? Sedekah? Atau Zakat untuk kaum duafa? Dan apa pula sekarang menginginkan rumah juga? Rumah yang di taksir dengan harga 6 hingga 7 miliar hasil kerja keras nya selam bekerja sebagai arsitek akan di pinta juga oleh calon mantan istri nya. Dasar gila harta!

"Saya gak akan kasih rumah itu untuk siapa pun. Walau bagaimana pun rumah itu adalah rumah saya. Kalau suatu saat saya menikah lagi, rumah itu lah tempat saya pulang." Balas Aji pelan dan penuh penekanan di hadapan keluarga Winda.

"Gak bisa gitu dong! Selama nikah kan kamu cuma numpang doang di rumah kami! Minimal ganti rugi lah. Udah buat anak saya jadi janda!"

Aji menghela napas nya panjang. Emosi nya memuncak hingga ke ubun-ubun apalagi melihat Winda dengan tanpa dosa nya menatap nya seolah tidak memiliki salah apa-apa. Jatuhnya seperti Winda yang tersakiti karena tiba-tiba di cerai oleh nya. Padahal kejadian nya tidaklah seperti itu. "Tapi saya sudah kasih kompensasi mobil saya kalau di rupiah kan 4,4 miliar! Itu lebih dari cukup untuk menggantikan uang makan saya selama tinggal di rumah Ibu dan keluarga."

"Tapi anak saya bilang rumah itu ada andil anak saya!"

"Uang itu murni uang saya semua. Bahkan saat ambil rumah itu saya pinjam dulu ke kakak laki-laki saya 2,5 miliar buat melunaskan rumah itu. Dan sudah di pastikan tidak ada satu rupiah pun di rumah itu pakai uang anak Ibu, even perabotan pun murni hasil patungan ketiga kakak saya. Untuk bukti pembayaran nya nanti bisa saya share kepengacara Ibu kalau memang Ibu tidak percaya."

Anita menghela napas nya jengah, sudah mulai kehilangan kata-kata untuk kembali menyerang besan nya itu. Lalu wanita parubaya itu menatap Yasmine yang sejak tadi diam, wanita yang tadi pagi ia kata-katai rupanya masih memiliki wajah duduk di hadapan nya. Seketika Anita pun tersenyum culas.

"Aji, saya masih penasaran, kamu menceraikan anak saya karena hasutan perempuan murahan ini kan?" Tanya Anita dengan melipat kedua tangan nya di dada, apalagi memasang wajah pongah menatap Yasmine dengan sinis. "Lagaknya udah kaya cinderella aja yang nikah sama orang kaya. Ternyata murahan juga toh. Udah dapetin kakak nya masih pengen juga adik nya?"

Narendra yang mendengar hinaan langsung kepada istri nya pun begitu murka. Tangan nya sudah mengepal kuat siap akan menonjok wajah Anita kalau saja Yasmine tidak menahan nya. "Jangan A..." bisik Yasmine di telinga Narendra yang sudah memerah mengeluarkan asap nya.

Anita merasa puas saat Narendra sudah mulai terpancing emosi nya. "Kok marah sih? Ucapan saya bener kan? Istri kamu ini dulu pernah jebak laki-laki lain buat di tidurin. Kasian deh kamu bukan laki-laki pertama nya. Mending cari istri lain yang lebih setara deh. Anak saya ini misalnya. Eh tapi anak saya aja dibuang demi perempuan murah ini." Serang Anita begitu merasa menemukan titik lemah lawan nya.

"HAHAHAHAAHA!!!" Narendra tiba-tiba tertawa geli membuat semua orang di ruang tamu rumah nya menatap pria itu keheranan. Termasuk istri nya yang juga bingung dengan perubahan sikap nya.

"Lucu banget ya dongeng nya Ibu Anita ini, gak abis pikir saya! Soal masa lalu istri saya yang nidurin laki-laki sebelum menikah memang betul. Kalau mau tau, laki-laki yang nidurin istri saya itu ya saya sendiri. Istri saya mah jangan di samain sama anak ibu dong. Saya bisa jamin kalau di dunia ini cuma saya yang bisa nyentuh istri saya ini. Tapi sebaliknya apa Ibu bisa jamin anak ibu yang model itu tidur nya cuma sama Aji aja? Aji aja kaget pas malam pertama saka istrinya eh udah gak perawan. Gimana tuh bu? Yang murahan istri saya atau anak ibu?"

"EH JAGA MULUT KAMU YA! ANAK SAYA INI ORANG BAIK-BAIK! GAK KAYA ISTRI KAMU YANG SUKA NYA GODAIN IPAR NYA SENDIRI!!!"

Yuna yang sudah tidak tahan dengan sikap Anita yang sangat berlebihan pun lantas berdiri menghampiri besan nya tanpa bisa di cegah dan...

PLAK

Yuna berhasil menampar wajah Anita dengan keras.

"Kamu bisa hina saya, fitnah saya semau kamu! Tapi saya gak akan terima kalau anak-anak saya kamu fitnah tanpa dasar! Dengar! Anak kamu ini yang selalu memonopoli anak bungsu ku untuk jauh dari keluarga nya. Bahkan anakku sampai tega jual saham nya untuk support karier anak kamu. TAPI APA BALASAN ANAK MU? DIA TIDUR SAMA SELINGKUHAN NYA DI HOTEL YANG SEMUA ORANG TAU KALAU ITU HOTEL MILIK KELUARGA SAYA! DIMANA HATI NURANI KAMU YANG TEGA-TEGA NYA SERANG MANTU SAYA TANPA BERKACA SEBEJAT APA ANAK KAMU SELAMA JADI MODEL?" Jerit wanita perubaya itu di hadapan Anita yang kini sedang menahan nyeri di pipi nya. Kemarahan Yuna pun menggelegar terdengar seluruh penjuru rumah, bahkan para pembantu pun mengintip dari celah jendela.

"Bun... udah bun..." Pradana berdiri menarik Yuna yang nampak nya masih belum puas mengeluarkan emosi nya.

"Kamu senggol mantu kesayangan saya, itu artinya kamu nyenggol kami sekeluarga. Saya pastiin  hidup kalian setelah ini gak akan tenang! Camkan itu!" Lanjut Yuna sambil ditarik oleh suami nya untuk kembali duduk.

Tidak lama kemudian masuklah seseorang yang membuat senyum Narendra merekah. "Punten Mas, tadi macet makanya agak lama. Ini file yang Mas Naren minta kemarin."

Narendra mengangguk dan menerima file yang diberikan Bayu sekretaris Pradana sambil menatap Anita dengan sinis. "Its show time..." gumam Narendra pelan. Tapi masih sangat bisa di dengar Yasmine dan Yuna.

***

To be continue

Continue Reading

You'll Also Like

45.7K 3K 15
Serba serbi Jaeyong family ft Beomgyu disinilah wadah kalian menemukan banyak cerita dengan berbagai genre mulai dari dunia fantasi hingga melokal al...
2.2K 224 10
When lo ikut KKN tapi cewe sendirian. Itu yang Una rasain sekarang. Tertekan? Banget kalau kata Una. Apalagi anak cowo nya gesrek bukan main. Prinsip...
2K 326 36
"Apaan banget deh! Annoying!" dengusnya tak suka tatkala mendengar orang yang menempati ranking satu bukanlah dirinya lagi, melainkan anak pindahan s...
390K 6K 76
Peringatan keras, INI ADALAH CERITA DEWASA. ANAK DIBAWAH UMUR 18 DILARANG BACA. Kumpulan cerita dewasa misteri ilmu gaib dengan adegan sex dewasa.