40. After

1.3K 226 105
                                    

***

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Zidan, Gavin, Fabian dan Ravi tergopoh-gopoh melewati lorong rumah sakit yang masih sepi. Kabar yang di bawa Danindra tadi sangat membuat mereka terpukul. Bagaimana bisa mereka melewati kesulitan sahabat mereka, mereka jelas tau permasalahan Narendra. Tapi dari keempatnya tidak ada satu pun yang berinisiatif menawarkan bantuan kepada Narendra. Hingga puncak nya malam ini sahabat yang mereka sayangi terbujur di ruangan ICU. Danindra bilang di telpon saat mereka berangkat ke rumah sakit kalau Narendra tadi sempat pendarahan dan masih belum melewati masa kritisnya.

"Ndra!" Panggil Zidan saat melihat Danindra duduk di ruang tunggu depan ruang ICU bersama dengan Abelard.

"Naren sama Aji gimana?"

"Mereka dimana sekarang?"

"Bentar bang. Satu-satu nanya nya. Aji ada di ruang rawat lantai dua. Tadi udah sadar, cuma tadi bahu nya di gips karena kena pukulan balok kayu sama preman tadi." Danindra menghela napas panjang "Kalau Bang Naren masih kritis. Tadi sempet pendarahan dan untung nya ada stok darah yang cocok sama Bang Naren."

"Kenapa bisa sih Ndra? Ini kenapa sih? Kok tiba-tiba lo bawa nama Sunan? Hubungan nya sama kejadian ini apa?"

"Gue..sebenernya bingung mau jelasin dari mana. Karena ini rencana Bang Naren dari berbulan-bulan yang lalu. Gue aja di ajak Bang Naren, awal nya gue gak tau apa-apa sumpah."

"Ya terus gimana? Apa hubungan nya sama Sunan? Sunan yang pernah mau celakain adek gue kan?"

Danindra mengangguk. "Ya Bang Naren kan ngelakuin ini demi adek lo. Dia ga mau istri nya was-was, Yasmine suka ngerasa ada yang ngikutin beberapa bulan kemarin. Makanya Bang Naren mulai cari tau keberadaan Sunan yang tiba-tiba senyap."

"Ini siapa?" Tanya Ravi pada Abelard yang masih terdiam menatap mereka.

"Aduh lupa kan!" Danindra merangkul Abelard yang berada di belakang nya. "Ini Bang Abelard, lo bisa panggil Abe aja karena dia seumur sama lo pada. Dia ini detektif swasta dari Jerman, temen nya Bang Naren waktu volunteer beberapa tahun lalu."

"Perkenalkan saya Abe. Senang bertemu dengan teman-teman semua." Sapa Abelard dengan sopan yang langsung di anggukki oleh para sahabat Narendra lain nya.

"Gue Gavin. Diantara mereka semua gue yang paling tua. Makasih ya bro udah bantu sama kita."

Abelard mengangguk sembari tersenyum. "Sama-sama, Narendra orang baik. Jadi saya senang membantu dia. Salam kenal juga ya Bang Gavin."

"Kalau gue Zidan. Kakak kandung nya Yasmine. Alias gue ini kakak ipar nya Naren. Btw bahasa Indo lo keren bro."

"Terima kasih Bro Zidan. Salam kenal ya.. ternyata benar kata Naren tentang kamu.."

"Tu orang gosipin gue apa? Gak aneh-aneh kan?"

"Bukan, awal nya saya kenal Indra saya merasa aneh. Karena dia sangat berisik, lalu Naren bilang kalau saya kenal Zidan saya akan merasa lebih pusing lagi, karena sama berisiknya dengan Indra."

Pengabdi Istri (The Series)Where stories live. Discover now