Pengabdi Istri (The Series)

By Indomie2Bungkus

127K 13.3K 3.2K

Bersahabat sejak bayi membuat mereka bertujuh menjadi terikat secara tidak langsung, setelah bertahun-tahun b... More

1. Tukeran Kado
2. Naren Bulol Era
3. Tidak seindah yang terlihat
4. Aku sakit
5. bapak-bapak galau
6. Mulut lancip
7. Suami Sieun Istri
8. Pengeretan vs Sultan
9. Dia datang
10. Rekonsiliasi
11. Bocil Berulah
12. Cemburu seorang istri
13. Bertemu Gavin
14. Huru hara ini
15. Danindra to the rescue
16. Ada yang pundung
17. Curhat dong
18. Botram
19. Gengster Squad
20. Drama Puasa
Special Chapter
Special Chapter 2
22. Lepaskan?
23. Galau part kesekian
24. Lebar-an (1)
25. Lebar-an (2)
26. Baby Girl
27. Kenyataan yang sebenarnya
28. Rayuan Maut Danindra
29. Jendra pelindung ayah!
30. Kehebohan Zidan
31. Agustusan Nih
33. Buy 1 get 1
34. Skandal Baru
35. The Arsenio's
36. Comeback Aji dan Indra
37. Siapa yang bodoh?
38. Ternyata....
39. Rencana - A
39. Rencana - B
39. Rencana - C
40. After
41. Fakta Baru
Special Chapter (3)
Special Chapter (4)
42. Ayo, cepet bangun ayah!
43. Obrolan tak berfaedah
44. Saat-Saat Menyebalkan
45. Nikmatnya Bergosip
46. Sayang Istri
47. Pengrusuh
49. Fabian vs Narendra
48. Lanjut Nikahan
50. Hilang
51. Katakan Peta
52. Ember Bocor
53. Keciduk
54. Tantrum
55. Ronda Core
56. Nama anak
57. Takdir yang Rumit
58. Keciduk Lagi
59. Sisi Menyebalkan Narendra

32. Agustusan Nih (2)

1.5K 192 61
By Indomie2Bungkus

***

***

"Ladies and Gentleman tepuk tangan yang keras dan kita mulai cara kita hari ini selamat datang di  Danindra fashion week!!!!!!" Danindra membuka acara dengan suara yang heboh. "HUUUU TEPUK TANGAN DONG TEPUK TANGAN"

"Selamat siang semua nya, perkenalkan saya Danindra selaku MC hari ini,  oke untuk mempersingkat acara kita panggilkan saja  peserta pertama kita yang di import dari Jakarta, kita sambut Dini..."

Lalu backsound pun terdengar lagu milik Fifty Fifty dengan cupid nya yang membuat suasana semakin heboh.

Dimas yang awal nya ogah-ogahan pun  di dorong oleh Tama yang duduk di sebelahnya dan terpaksa berjalan dengan kaku yang membuat istri dan anak nya berseru heboh. "PAPA JALAN NYA KENAPA KAYA ROBOT!!!" Seru Namira anak sulung Dimas yang mentertawakan penampilan papa nya. Tanpa banyak gaya Dimas pun buru-buru kembali ke tempat duduk nya.

"Terima kasih Dini si robot cantik, oke peserta selanjutnya adalah peserta lulusan sastra perternakan di Ostrali, kita panggilkan Beby!!!!"

Berbeda dengan Dimas yang nampak kaku, Bima justru yang kecentilan berjalan dengan penuh pede nya apalagi musik pengiring nya adalah lagu mr.chu milik Apink. Tidak jarang Bima melemparkan flying kiss pada para cucu nya yang nampak heboh. Termasuk Jendra yang merasa amazed melihat ayah, dan kakek-kakeknya berpenampian ajaib.

"Aki centil banget..." lagi-lagi Namira berkomentar yang kini balas lambayan tangan pada cucu nya.

"Hai maniezz.."

"Liat tuh dek yang misuh-misuh siapa, malah dia yang paling menghayati." Bisik Tania geli pada putri bungsu nya yang sejak tadi tertawa disamping nya.

"Tau tuh si papa. Aneh." Balas Yasmine dengan kekehan nya.

"Terima kasih Beby si paling Ostrali. Selanjutnya kita panggilkan Sultan dari Bandung yang cita-cita nya punya pabrik uang, kita sambut Pratista...."

Pradana yang kebetulan duduk diantara Damar dan Bima pun lantas berpamitan pada besan dan sohib nya. "Eh aku udah dipanggil nich, dadah dinar, dadah Beby..."

"Dadah Pratista, cemungut!" Seru Bima dengan gaya gemulai yang dibuat-buat.

Sedangkan Narendra, Tama dan Savian menggelengkan kepalanya. "Ayah mulai menikmati euy.."

Narendra pun tertawa mendengar celetukan Tama barusan. "Udah bakat nya Bang."

Selanjutnya peserta yang dipanggil adalah Zeva (Zainab), Kavi (Kifa), Savian (Sofie), Liam (Lina), Damar (Dinar), dan Januar (Jenni) dengan gaya yang persis seperti Dimas yang berjalan kaku seperti robot. Lagi pula mereka-mereka ini tidak begitu ambisius untuk mendapatkan uang 100 juta. Mereka terpaksa ikut karena tidak tega menolak usulan Bima si paling ambis.

"Oke sudah setengah nya kita lanjut ya!! Tepuk tangan nya dulu dong! OKE! terima kasih, Kita panggil kan bapak dokter kita yang paling kita sayang, yang sayang nya belum di akui sama mertua, Gita...."

"YEEEE PAPAAAA!!!! CANTIK BANGET!!!!" Seru Gavriel saat melihat papa nya yang berjalan sembari tertawa geli. "PAPA NANTI BIKIN ANAK SAMA MAMA AKU IKUT YAH!!!" Lanjut Gavriel yang membuat Gavin ngfreeze seketika. Sedangkan Gavriel langsung di bisiki sesuatu oleh mama nya

"EH PAPA NANTI FOTO SAMA AKU YA!!!" Gavriel meralat ucapan nya dan kembali teriak heboh pada papa nya.

Gavin tertawa malu apalagi ekspresi istrinya yang tertawa geli. "I love you papa!!!"

Sebelum berbalik Gavin melayangkan flying kiss untuk istri nya. "Love you too" balas Gavin dengan hanya gerakan mulut tanpa suara.

"Hahaha Terima kasih Gita, dan semangat ya Gita nanti malam bakal tempur bikin adik sama mama Iel."

"ASIIIKKK!!!" Jerit Gavriel dengan heboh, dan berhasil mengundang tawa yang lain.

"Oke peserta yang ditunggu-tunggu, seorang dokter spesialis yang cita-cita nya jadi babi ngepet, biar cepet kaya. KITA PANGGILKAN ZIYAAAAAA!!!!"

Zidan pun dengan pede nya berjalan dengan berlenggak lenggok tidak lupa dengan gaya kayang nya yang tiba-tiba. apalagi Zidan sangat on point sekali dengan memakai baju cheongsam berwarna merah menyala dan tak lupa membawa payung khas China milik Ravi di rumah nya. Apalagi di iringi oleh lagu yang belakangan ini ramai di tiktok, yaitu remix ku hamil duluan x Soulja boy.

"OM JANGAN ANGKAT-ANGKAT TANGAN!!! BULU KETEK NYA KEMANA-MANA ITU RONTOK LOH!!! nanti nangis.." Seru Namira yang sangat ketara sekali kalau bocah tujuh tahun itu cucu kandung Bimantara Widjaya. Bawel nya dan roastingan nya sama persis.

Zidan yang mendengar teriakan keponakan nya itu pun mendengus sebal. Tapi wajah nya langsung melembut saat melihat istrinya yang tertawa sembari memberi semangat. "Semangat papa!!"

"Demi kau dan si buah hati ahiwww" balas Zidan yang semakin tidak tahu malu. Apalagi dengan gaya dance girls generation gee yang di parodikan oleh heechul super junior, dan video nya pernah ramai pada masa nya "no no no no no ha!"

"Waduh kandidat kuat nih... oke silahkan peserta Ziya kembali ke belakang." Tapi Zidan masih asik bergaya. "halo, Ziya halo... heiiii.. Adik Ziya duduk dong, masih banyak peserta nya nih" panggil Danindra karena Zidan tidak kembali, malah berputar sambil melambaikan tangan ala-ala miss universe kepada para penonton.

"Hehehe oke.." lalu bapak hamil itu kembali duduk di kursi nya.

"Nah selanjutnya peserta ini adalah jelmaan manusia paling bucin di muka bumi ini, usaha f&b nya di mana-mana. Kita panggilkan, NIRINA!!!!!! TEPUK TANGAN SEMUA NYA!!!!"

Lalu dengan gaya cool nya Narendra berjalan dengan sambil bergaya standar, sangat berbanding terbalik dengan gaun manis berwarna pink bunga-bunga milik istrinya yang sangat terlihat kekecilan di tubuh kekar itu.

"AYAH AJEN TETEP GANTENG KOK!!! TAPI BESOK-BESOK JANGAN PAKE ITU LAGI!!! AJEN NDAK SUKA HUHUHUHUHU BUNDA KENAPA AYAH AJEN KAYA JUPE" Seru Jendra yang nampak nya paling tidak suka melihat ayah nya berdandan seperti perempuan. di mata nya ayah nya tidak jauh seperti Jupe alias Jurig Peuting yaitu banci yang suka mangkal di depan komplek.

Lah?

Narendra bingung melihat anak nya yang malah menangis sambil meraung-raung. Yasmine yang sedang menggendong Luna pun bingung harus bagaimana, hanya bisa mengusap punggung nya dengan sayang. "Ayah cuma lomba sayang.."

Halah persetan dengan perlombaan, Narendra pun berjalan mendekati putra nya yang menangis di samping istrinya. "Maafin ayah ya sayang, Ajen harus ngeliat Ayah kaya gini. Ini cuma lomba sayang, besok-besok ayah kaya biasa lagi kok sayang. jangan nangis ya..." Narendra mengusap pipi putra nya yang masih sesenggukan.

"Lanjut aja Ndra!" Ucap Narendra pada MC agar terus melanjutkan acara nya. Karena acara nya sempat terhenti akibat tangisan Jendra.

Danindra mengangguk dan merasa tidak enak pada sobat kecilnya yang masih menangis di gendongan ayahnya "Oke maafin om ya Ajen, Besok-besok Ayah Ajen gak bakal di giniin lagi kok. Ayah Ajen tetep ganteng. Ok sayang?"

"Hiks... Oke Om... hiks.."

"NAH PESERTA SELANJUTNYA ABANG SAYA YANG MENOLAK RAMAH INI, KITA PANGGILKAN RATNA!!!!!"

"PAPA APA!!!!" Seru Rafa yang kebalikan dari Jendra, bocah empat tahun itu justru nampak kesenengan dengan tampilan ayah nya yang kini memakai gaun blink-blink milih mama nya yang nampak pas di tubuh bapak dokter galak itu.

Ravi dadah-dadah kearah anak dan istri nya "Semangat PAPA!!!!!"

Ravi pun mengangguk sembari terkekeh lalu kembali ke kursi nya.

"Nah selanjutnya peserta terakhir ini adalah dokter yang nasib nya persis dengan Gita, sampe sekarang gak akur sama mertua. Kita sambut Fina..!!!!"

Fabian ketika mendengar kata pengantar Danindra barusan tapi gak urung pria itu bangun dan  berjalan dengan santai, berusaha menebalkan wajah nya, apalagi ibu dan kakak sulung nya puas menertawakan nya. Sedangkan Vania berseru bersama putra semata wayang nya. "Semangat papi!!!!!"

"Pipipipipipipipipi"

Fabian pun tersenyum menatap anak nya, setelah sedikit berpose Fabian berbalik. seperti apa yang ia khawatir kan sebelum nya, tete sumpelan nya pun jatuh satu, hal itu sebenarnya tidak di sadari oleh Fabian. Tapi justru di sadari oleh....

"PAPI!!! NENEN NYA JATOH ITU AMBIL DULU!!! ISH PAPI NDAK KELEN NENEN NYA, NENEN AYAH AJEN NDAK JATOH LOHHHH!!!!" Jendra berseru kencang tapi suara nya masih sengau karena habis menangis dan hal itu berhasil membuat Fabian malu bukan kepayang. Apalagi menjadi bahan tertawaan para penonton dan para peserta.

"BIAN ITU TETE KANAN NYA AMBIL DULU!!! Kalau kaya gitu kamu kaya kena bisul sebelah tau!" Fany ikut berseru dan terpaksa Fabian yang sudah duduk pun mengambil buntelan kaus kaki itu dengan kaki yang di hentakan. malu cuy.

Setelah Fabian tampil para juri mulai berkumpul untuk menentukan nilai para peserta. Khusus untuk babak 1 ini, penilaian nya tidak berdasarkan kelompok. Itu artinya lomba fashion show ini bobot nilai nya paling besar, dan nilai nya individual. nanti akan di hitung dengan skor akhir dan dapat di tentukan pemenang nya. Karena hanya ada 2 pemenang yang sudah di sepakati.

***

Tidak terbayangkan oleh para bapak-bapak setelah lomba fashion show yang memalukan tadi pagi dan kini mereka harus kembali memakai daster istri mereka. ah tidak, lebih tepatnya para bapak-bapak merasa tertipu oleh Danindra, padahal di group pria itu bilang kalau memang para peserta harus membawa daster karena para istri yang nanti nya yang akan lomba. tapi nyata nya justru mereka lah yang memakai untuk lomba futsal. benar-benar menyebalkan.

"Kenapa harus pake daster sih anying?" Dengus Dimas sambil menatap nanar daster batik istrinya.

"Tau dah bang. Si Indra sumpah nyebelin banget. Gak ada kostum lain apa? Mental gue belum sembuh sama baju kurang bahan tadi ah..." Keluh Ravi yang sejak tadi sudah menatap adiknya penuh kemusuhan.

Bibir Zidan mencebik kesal "Yang paling menikmati dari tadi cuma si Naren doang, tapi malah anak nya yang gak santai. Lagian dia sadar mau pake apa aja tetep ganteng nya kaga ilang-ilang. lah apa kabar muka gue? duduk di pinggir jalan aja di kasih duit 2000 sama yang lewat."

"Bini gue gak tau kesenengan banget liat gue begini. kapan lagi kan bisa bikin bini gue ngakak-ngakak kaya tadi?" balas Narendra dengan cengiran nya, sambil sesekali menatap istrinya yang sedang menjaga kedua putra dan putri nya di tempat penonton yang tidak jauh dari para bapak-bapak kumpul.

"Cih Bucin aja lo mah sama adek gue"

Tama terkekeh geli menatap Zidan yang melas. "Halah lagian itu mah lo nya aja yang bakat jadi tukang minta-minta, Dan. Makanya dikasih duit 2000."

"Sembarangan! Muka gini juga berhasil dapet bini yang cantik nya gak ketulungan bang."

"Tapi hasil keciduk kan?" Balas Fabian usil

"GAK USAH BAHAS ITU YA IBAB! yang penting Gia bucin sama gue."

"Lagian kita kan mau lomba futsal kenapa nyewa lapangan golf anying?" tanya Januar yang gak habis pikir dengan pemikiran para tertua.

"Kata Om Bima kan peserta nya banyak. peserta nya tenaga nya gede semua, jadi cari aman disini. lagian kan gratis juga." Balas Gavin yang sedang meminum jus semangka milik Gavriel.

"Untung ini lapangan punya Om Pradana ya..kesini tinggal sebut nama gratis mulu gue."

Ravi mendengus menatap Zidan yang cengengesan "Itu lo aja yang kaga sadar diri."

"Loh Adek gue kan menantu Arsenio. Naren sama Aji aja slow."

"Tapi si Naren setiap golf disini bayar mulu anying."

"Iya gitu Ren?" Zidan menatap ipar nya yang masih asik menatap Yasmine dari kejauhan, Meski begitu tetap fokus mendengar pembahasan mereka.

Narendra mengangguk santai. "Hahaha iya, ini kan aset nya Teh Fira masa gue gak bayar."

"Wah berarti lo harus bayar ke gue, Dan."

"Kenapa gue harus bayar lo bang?"

"Lah Bang Tama kan laki nya Teh Fira, Ijah." Celetuk Fabian yang sedari tadi gemas dengan sikap sok polos Zidan.

"Heleh, sekarang aja ngaku laki nya. Dulu jaman pacaran aja Teh Fira di sia-sia-in. persis lo bang kaya si Naren."

"Gue mulu dah jadi tolak ukur nya."

"Tapi seenggak mereka udah memperbaiki kesalahan mereka. lo liat sendiri kan gimana bucin nya Tama sama Naren ke istrinya. Orang baik punya masa lalu, orang jahat punya masa depan, hidup itu tidak bisa hanya berdasarkan apa yang selama ini kita pikirkan. Jadi doa kan saja yang terbaik buat Naren sama Tama" Sahut Savian yang sejak tadi hanya mendengarkan keluh kesah para bapak-bapak dihadapan nya.

"Noh denger apa kata kakak ipar gue." Sewot Tama pada Zidan.

"Maapin Idan ya Pak Ustad. Mulut nya emang gak bisa di filter dia mah."

"Lo juga Sarbian!! Ngaca dong!"

Lalu tidak lama datanglah   Haris dan Harsa dengan membawa bola sebanyak 5 buah. Tidak lupa para kakek yang juga sudah siap dengan daster di tangan nya masing-masing dengan gaya yang cool. Kecuali Bima yang misuh-misuh sambil membawa daster istri nya yang bermotif macan tutul.

"Siap kan semua nya? Jangan sampe sikut-sikutan ya... main nya main fair aja." Ucap Haris pada bapak-bapak yang berkumpul.

"Tapi kenapa harus daster banget sih ris, Om kan rock n roll malah pake daster macan gini."

"Tapi cocok pa! Nanti nyanyi iwak peyek."

"Diem kamu!" Sembur Bima ketika melihat wajah Zidan yang selalu ketengilan.

Tidak lama datang lah Danindra yang terkekeh menatap para peserta yang kini kompak menatapnya marah.

"Weissss semangat banget nih kayaknya. Yuk ganti baju nya."

"Gak mau ah. Gak keren tau Ndra! Tadi udah loh cosplay banci nya."

Danindra menatap sinis Papi nya, "Cih Papi dari dulu selalu pengecut. Minimal kaya Bang Naren lah, punya kesalahan ke istrinya ya walaupun jahatan papi sih yang ampe selingkuh sama sekretaris nya sendiri even di tidurin juga, tapi liat Yasmine ketawa liat Bang Naren pake baju cewe, gak ada protes tuh dia dari tadi. berkali-kali bilang kalau semua dia lakukan demi istri nya ketawa."

Ucapan Danindra barusan membuat suasana seketika menjadi super canggung, begitu juga dengan Ravi yang memilih buang muka males menatap papi nya, dan Zeva yang hanya bisa menghela napas perih, merasa bersalah karena luka kedua adiknya masih belum sembuh.

Narendra berbisik pada ipar nya, "Ini kenapa bawa-bawa gue mulu sih dari pagi?"

"Lah icon kejahatan suami kan elo tapi untung tobat ya, cuma jadi tolak ukur orang-orang terus kan." Balas Zidan dengan berbisik juga, untung kedua pria itu berada di posisi yang paling belakang

"Sialan! Dari pada lo icon pergaulan bebas."

Zidan mendelik kesal pada Narendra yang tersenyum tengil "Bacot! jangan bahas itu mulu, kasihan bayi gue kena mental di perut emak nya."

"Bayi lo belum lahir ege."

'"Kan ikatan batin antara papa dan si buah hati eaaaa~"

Balik lagi di tengah kecanggungan antara ayah dan ketiga putra nya, dan juga pergibahan yang sengit antar member mulut lancip, semua nya tidak ada lagi yang berani membuka suara nya, baik Pradana, Damar, Kavi dan Bima juga bingung harus bersikap bagaimana. tidak terbayangkan setelah puluhan tahun permasalahan ini kembali di korek oleh Danindra tanpa di sengaja. padahal setahu mereka, hubungan Liam dan ketiga anak nya kian membaik, even saat acara lamaran Danindra minggu lalu pun sangat lancar tanpa hambatan, keluarga Subagjo benar-benar kompak mempersiapkan seserahan untuk Danindra lamaran kemarin.

Tidak tahan dengan kecanggungan ini Bima pun berdeham sembari menatap kedua putra nya dengan kedipan yang bermaksa sesuatu. "EKHMM, Ndra kalau yang gak mau pake daster bakal di denda gak?"

Danindra yang sebenarnya sedikit merasa bersalah dengan ucapan nya pada sang papi karena dirasa nya sangat keterlaluan langsung mengangguk kaku, "Ha? I...Iya dong denda 100juta tetap berlaku." lalu pria itu mengambil bola yang sedang di bawa oleh Harsa dan berjalan ke tengah-tengah lapangan.

"AH GITU DOANG PROTES!! CEMEN BANGET CUMA DASTER AJA TAKUT!" Seru Dimas sesaat setelah menerima kode Bima tadi. Padahal kan di awal Dimas lah yang paling vokal protes tentang daster ini.

"GUE GAK CEMEN YA! ENAK AJA! GUE LAKIK, BINI GUE LAGI BUNTING NIH... AKAN AKU LAKUKAN DEMI SI BUAH HATI~~~"

Sedangkan Fabian menepuk pundak Ravi yang masih diam, begitu juga dengan Narendra yang merangkul pundak Ravi. "Lo tau? Lo keren Pi, gue, Bian, Idan bangga punya lo!"

"HEI mey mey napa lo diem molo? lemes amat kaya ubur-ubur. Cemen cih gak mau pake daster."

Ravi yang di pancing oleh Zidan pun terkekeh geli, "Bangsat. Tim gue yang bakal menang ya!"

"Mana bisa gu-"

Ucapan Zidan terputus karena panggilan Yasmine yang mendekati suami nya. "Ayah!"

"Kenapa sayang?"

"Ini"

"Apa ini?"

"Karet jepang buat iket rambut kalian."

Zidan melotot "Hah gimana-gimana dek?"

"Heh itu mata minta gue colok ya!" Desis Narendra pada ipar nya

"Loh Indra gak bilang sama kalian? dia bilang kalian bakal di iket rambutnya, kaya di korea yang lagi trend."

"Trend apaan laki-laki di kuncir gini Yas?" Tanya Ravi.

"Itu loh, Apple hair. Kaya si Chenle NCT." Yasmine menarik lengan kekar suami nya yang bersiap kabur, "Mau bunda yang iketin apa ayah iket sendiri?"

"harus banget bun?"

"Padahal aku suka banget kalau Aa diiket satu gitu. Lucu jadinya."

Narendra dengan pasrah mengangguk sembari mengecup pipi istri nya mesra, "Yaudah tapi sayang pakein ya?"

"Iya sini nunduk makanya..."

"Kuy Buibu silahkan di pakaikan dulu suami nya! Awas jangan sampe ketuker suami nya." Seru Danindra yang tiba-tiba sudah kembali bergabung di kerumunan bapak-bapak.

"Di liat-liat lo puas banget ngerjain kita ya Ndra! awas gue bales suatu saat nanti!" Sewot Zidan yang rambut nya sedang di tarik oleh Gia.

"Yang, santai dong jangan di jambak rambut aku."

"Abis kamu nya sih gak bisa diem, sih." Balas Gia dengan santai.

Lima menit setelah nya Danindra membunyi nya peluitnya tanda kalau pertandingan sudah di mulai.

Kedua kapten setiap tim pun di hadapkan satu sama lain.

Sesuai peraturan sebelum mulai pertandangin setiap kapten akan di minta memilih diantara kedua mata koin.

Dan saat koin yang di lempar Danindra menunjukan sisi angka di uang seribu logam maka tim dua yang di kapteni oleh Tama pun yang di beri kesempatan untuk menggiring bola terlebih dahulu.

Awal nya permainan berjalan dengan fair dan tertib. Tapi sayang nya harus rusuh ketika Zidan yang memang dasarnya jago dalam bermain futsal pun mencetak gol yang di jaga oleh Zeva.

Ravi yang pada dasar nya sebal dengan pembagian tim yang menurut nya tidak adil pun langsung iri dengki. Lalu mulai lah mencari masalah.

"WOY GAK SAH GOL NYA. CURANG ITU!!!!!!!"

"Curang apa nya sih anjir? Orang masuk gawang nya Ko Zeva." Zidan mendekat kepada Ravi dan wajah nya benar-benar udah siap buat tawuran.

"Lo sih enak cetak golnya. Kita kan susah gerak ini." Ravi menuduh Zidan dengan penuh amarah karena daster yang di gunakan Zidan sekarang.

"Lah enak apa nya? Sama aja kok.."

"Lo curang Idan. Pokoknya ulang lagi ah gak mau tau!!!" Seru Dimas yang ikutan sewot menatap Zidan yang kini sudah emosi.

"Dih iri ya pemain nya aki-aki semua!!!" Zidan menyerang Dimas dengan mendorong tubuh pria itu.

Melihat keributan para pemain nya Danindra lantas membunyikan peluit panjang nya dan melerai Zidan vs Dimas dan Ravi yang ribut hanya perkara daster. "Stop-stop. Kenapa sih apa-apa harus ribut dulu?"

"Si Idan curang nih!"

"Astaga curang kenapa sih? Pake daster iya, di kuncir kaya Upin juga iya. Emang dasar nya aja lo pada iri kan sama tim kita hah?" Sewot Zidan pada kedua pria di hadapan nya. Tapi jika kita melihat sudut pandang Tim satu, pantas kalau mereka protes habis-habisan. Sebab daster yang di gunakan Zidan adalah daster pendek istrinya yang ia lipat kebagian perut. Sehingga bukan seperti daster, melainkan seperti pakaian croptop yang kini hits di kalangan anak remaja.

"Tapi daster lo kaya gitu curang jadinya!!!!" Ravi keukeuh mempermasalahkan daster yang di kenakan Zidan.

"Udah Dan ngalah aja, dari pada ribut-ribut anak bini pada nonton." Sahut Narendra yang pusing melihat perdebatan kedua sahabat nya itu.

"Gak bisa gitu dong Ren. Inti nya gue pake daster punya Gia. Kalau kependekan ya jelas gue sama Gia kan lebih tinggi gue. Kalau lo yang pake mungkin pas, kan lo sama bini gue sejajar."

Ravi mendorong tubuh Zidan "Kok lo body Shamming sih anying? Gue kan permasalahin daster lo"

"Dih playing victim nya bisaan lo ya. Pokoknya gue gak salah, lo liat kan baju yang di pake gue ada unsur daster nya."

"Udah lah ngaku aja kalau lo itu curang!!!"

"Gue kalau telanjang baru itu curang. Gue ini pake daster Ya Allah!!!!"

"Tapi jatohnya lo itu kaya pake singlet doang."

"Mana ada singlet kembang-kembang gini hah!!! Pokoknya daster yang di pake gue udah memenuhi unsur-unsur daster yang ada di muka bumi. Lagian Danindra, Haris sama Harsa gak ada nilai kalau gue ini pelanggaran. "

Sedangkan ibu-ibu di pinggir sana hanya bisa melongo Melihat para suami mereka yang ribut di tengah lapangan. Begitu pun dengan bocah-bocah yang sudah gatal ingin melihat keributan di tengah lapangan itu tapi langsung di tahan oleh ibu mereka.

Tania yang sedari tadi sudah gelisah melihat pertikaian di tengah lapangan itu pun berdiri bersiap seperti akan mengambil ancang-ancang terlebih kedua putra nya yang cekcok sedari awal. Sedang kan suami nya hanya menjadi penonton dan tidak berminat memisahkan kedua putra mereka.

Tania pun berjalan dan mengambil toa yang tadi di gunakan Danindra yang ternyata tergeletak di pinggir lapangan.

"SETOOOOPPPPPPP!!!!!!!!!!"

"Tapi Ma–"

"DIEM KAMU IDAN!!"  Sentak Tania yang membuat Zidan kicep setengah mampus.

Sedangkan Dimas yang merasa di bela ibu nya pun bercedih sinis pada adiknya. "Mampus lo di marahin kan!"

Tania yang mendengar ucapan si sulung pun menatap tajam pria itu dengan tatapan yang sangat menghunus, "KAMU JUGA DIEM!!!!"

"Tapi Idan curang Ma..."

"DIEM ADIMAS!!! AWAS KALAU RIBUT LAGI KALIAN BERDUA MAMA SUNAT LAGI BARENG AJEN NANTI!!!! I told you, two!" Seru Tania yang menjewer telingah Dimas dan Zidan bersamaan.

"Aww sakit ma...."

"I— iya maaa... ampun maaaa...sa—sakit ini...." keluh Dimas yang pada akhirnya Tania melepaskan jeweran nya pada Dimas dan Zidan.

"Lagian kenapa baru protes sekarang sih? Harus nya dari awal kan. Toh kita pake daster nya bareng-bareng. Pas cetak.gol baru protes" Ucap Gavin yang sejak tadi diam tapi lama-lama gemas juga, hanya perkara daster bisa seanarkis ini.

"Kan gue baru ngeuh gue bang." Ucap Ravi dengan ngeles.

"GUE TADI PAKE DASTER NYA SEBELAHAN SAMA LO ANYING!!! GUE GHAIB GITU HAH?"

"Yaudah lah biar fair, kamu aja Ndra yang nentuin. Biar tante temenin kamu, tante minta maaf juga ya anak-anak kalau anak tante doyan banget bikin ulah."

"Rapi duluan Ma ih!"

Ravi yang merasa takut kena amuk Tania pun langsung meminta maaf pada ibu sahabatnya itu. "Maafin saya ya tan... saya salah..." ucap Ravi pelan, yang membuat Liam selaku ayah dari pria itu sedikit tersentil hati nya, sebab tidak pernah Liam melihat putra mengakui kesalahan nya, apalagi kepada dirinya.

Tania pun tersenyum manis pada Ravi yang mengundang decakan kesal dari Zidan yang sudah sangat senewen dari tadi. "Gak papa, next time lebih sabar ya pi..yaudah sok atuh Ndra keputusan ada di kamu sama yang lain. Yang lain juga lebih tertib atuh main nya jangan kaya kerbau yang gak di sekolahin!"

Setelah mengatakan itu Tania pun lembali ke tempat penonton.

Mendengar ucapan Tania barusan membuat otak kecil Danindra langsung berpikir kritis. Apakah benar ada kerbau yang di sekolahin?

***

Permainan sempat terhenti selama lima belas menit dan itu pun setelah di tegur oleh  para peserta untuk segera di mulai kembali pertandingan nya, sebab wasit nya sejak tadi tengah berpikir keras mengenai 'apakah ada kerbau yang sekolah' sejak tadi.

Danindra yang di iming-imingi sepeda motor scopy oleh Pradana untuk menjadi wasit dan MC yang adil dan jujur pun berusaha berada di tengah-tengah. Maka setelah berdiskusi dengan Haris dan Harsa dan di putuskan lah kalau Tim 1 diberi kesempatan untuk adu penalti ke gawang milik Gavin.

Maka antara Januar dan Dimas pun suit untuk menentukan siapa yang akan menendang adu penalti.

Dan pada suit itu Dimas lah yang memenangkan suit nya. Dan pria itu langsung memgambil ancang-ancang untuk menendang bola nya ke gawang Gavin.

"Kalau sampe gak masuk, papa kebiri kamu!!" Seruu Bima pada putra sulung nya.

"Tenang pa! Pasti masuk, ke gawang Salma aja masuk apalagi ini. Kecil lah..."

"Halah buktiin makanya."

"Makanya papa awas, eksistensi papa merusak pandangan Dimas nih.."

Mendengar ucapan putra nya barusan membuat Bima bete setengah mati "Wah durhaka kamu!!!" Dengus Bima sebal tapi tetap menjauhi putra nya dan berdiri di belakang bersama Pradana dan Kavi.

"Semangat Dim!!" Ucap Pradana dengan semangat.

"Siaapp Om!!!"

"Jangan gugup, fokus Dim." Kali ini Kavi memberikan wejangan pada pria yang menjadi ipar anaknya.

Dimas mengangguk pasti. "Doain om!"

Maka dengan ucapan bismillah di hati, pria itu mulai memposisi kan tubuh nya supaya bola yang akan ia tendang masuk  ke gawang lawan, setelah mengira-ngira akhirnya  Dimas mengangguk yakin lalu mundur  dengan penuh dramatis dan langsung menendang bola itu hingga terpental dan melambung tinggi menuju gawang milik Gavin.

Lalu kemudian...

"GOOOOLLLLLLLL!!! WOYYY GOOOLLLLLLLL!!!!" Sorakan Ravi pun terdengar nyaring di tengah lapangan.

Dan otomatis usaha Dimas untuk mencetak gol milik Gavin berhasil ,maka skor sementara menjadi 1-1.

"Cih gitu aja bangga." Desis Zidan di pinggir lapangan, sejujur nya pria itu masih bete dengan kejadian tadi.

"Udah tenang aja Dan. Habis ini babat abis tuh lawan. Tapi itu daster nya mending jangan di lipet lagi, nanti di anggap curang." Damar menepuk pundak Zidan memberi semangat.

"Mereka mah iri om. Masa daster aja di perkarain."

"Hahaha yaudah gapapa, ada Naren, Tama, Gavin, Bian , Om Damar sama Om  yang bakal cetak gol. Santai lah dulu..." ucap Liam yang turut memberikan semangat pada bapak hamil itu.

"Jangan lah om, Naren sama Bian mending di awet-awet tenaga nya. Supaya pas tarik tambang nya gak abis tenaga."

"Enak aja, lo juga usaha lah pas tarik tambang nanti." Dengus Fabian pelan.

"Iye tapi tenaga gue kecil Sarbian. Tapi tenang bakal gue usahain lahh..."

Akhirnya nya setelah penalti pun pertandingan di lanjutkan lagi dengan pertandangan normal dan alhamdulillah nya pertandingan berlangsung adil dan tertib. Terlebih Tania kini berdiri di samping lapangan bersama Haris. Memperhatikan kedua putra dan suami nya yang bermain futsal.

Sampai di akhir pertandingan, pun tetap di menangkan oleh Tim 2, dengan skor 2-9. Dengan akumulasi dari Tim 1 yaitu Dimas dan Januar yang mencetak gol masing-masing satu gol  sedangkan di Tim 2 ada Zidan yang mencetak Gol sebanyak 2 kali, lalu Fabian mencetak gol sebanyak 2 kali juga, ada pun Narendra yang mencetak gol terbanyak yaitu sebanyak 3 kali gol, begitu juga dengan Tama dan Damar yang masing-masing berhasil mencetak gol sebanyak 1 kali.

"Bang Gapin lincah banget dah kaya belut. Gagal mulu gue mau cetak gol."

Dimas mendengus sinis, "Makanya pake tenaga, jangan lemes, kaya ubur-ubur aja."

"Lah ya pake lah. Ya kali kaga." Sewot Ravi.

"Halah tadi gak sengaja kesenggol Bian aja langsung ngungsep lo!" Balas Dimas yang membuat Ravi berjalan menjauhi nya. Seperti nya Ravi memang tengah emosi tingkat tinggi. Tidak Zidan, Tidak Dimas semua nya sama saja.

***

Setelah isoma selama 1 setengah jam pertandingan pun di lanjutkan kembali di lapangan yang sama. Kali ini pertandingan tarik tambang.

Kedua tim sudah sama-sama  siap dan nampak segar. Lalu satu persatu kedua tim mengambil posisi yang menurut mereka efektif.

Di tim satu urutan nya dari depan ke belakang adalah Ravi, Dimas, Januar, Bima, Pradana, Kavi, Savian, dan terakhir Zeva yang paling belakang.

Sedangkan di Tim dua, Ada Fabian, Zidan, Liam, Gavin, Damar, Tama dan di paling akhir ada Narendra, mengingat otot pria itu yang paling gede bersama dengan Fabian yang sengaja di simpan di paling depan.

"Siap?" Tanya Danindra di tengah-tengah sambil memegang tengah tali itu.

Kedua Tim itu pun mengangguk siap. Maka dalam hitungan ketiga Danindra membunyikan pluit nya kencang yang menandakan kalau pertandingan dimulai.

"Go!"

Lalu kedua kelompok pun langsung saling tarik menarik tali yang mereka pengang. Ravi berusaha mati-matian menarik tali nya tapi sayang di hadapan nya ini adalah sahabatnya yang ototnya nya jauh besar dari tubuhnya. "PI TARIK YANG LEBIH KENCENG!!!" Teriak Dimas yang nampak kesusahan menarik tali nya karena selalu terdorong kedepan begitu juga dengan peserta lain yang kesulitan posisi seimbang.

Tidak jauh beda dengan Bima yang juga kewalahan dengan tenaga tim lawan. Padahal kan sebelumnya mereka juga sudah bermain futsal. Kenapa tenaga tim dua tidak ada habisnya. "Buset ini tenaga Tim dua kaya babon semua!!!"

"Tarik terus Guys!!!" Seru Januar yang diantara mereka tenaga yang paling bisa diandalkan.

Sedangkan di tim lawan, mereka kompak menarik ulur tim lawan yang seperti nya sudah kewalahan di babak akhir ini. Narendra yang hanya memakai kaus dalam dan memperlihatkan otot-otot nya pun nampak tenang, karena sesuai rencana mereka di awal, saat tim satu lengah makan tugas Narendra yang berada di paling belakang akan menarik tali itu kuat-kuat. Sehingga tim lawan akan tertarik ke depan.

Di kursi penonton terlihat istri-istri mereka terlihat harap-harap cemas melihat suami mereka yang kepayahan.

Tidak jauh beda dengan Yasmine yang sejak tadi misuh-misuh. Apalagi melihat otot suami nya yang seharusnya hanya di nikmati oleh nya malah di umbar secara sengaja oleh dokter ganteng itu.

Dan sudah pasti banyak pasang mata selain keluarga mereka yang terhanyut dengan body goals suami nya. Apalagi Clarissa yang sudah mangap-mangap menatap suami nya.

"Minta di colok ya mata nya liatin suami orang sampe segitu nya?" Bisik Yasmine pada adik sepupu nya yang malah terkekeh geli.

"Hehehe abis suami kamu badan nya the real gapura kabupaten."

"Inget Indra woy! Itu cincin dari Indra di jari manis." Balas Yasmine dengan sewot.

"Indra tetap di hati.."

"Cih"

"Bunda.."

Yasmine menatap putra nya dengan lembut. "Kenapa sayang?"

"Kata tante itu kalau Ayah hot. Hot itu kan panas, tapi Ajen kok ndak liat api na sih bunda?" Tanya Jendra dengan polosnya, tapi justru membuat Yasmine semakin ketar ketir.

"Tante yang mana sayang?" Tanya Yuna yang sejak tadi duduk di samping kiri Yasmine dan nenek enam cucu itu sangat sadar kalau menantu nya ini sedang di bakar api cemburu dengan kelakuan putra ketiga nya, yang tidak memakai baju selain kaus dalam.

"Itu tante yang itu." Tunjuk Jendra pada dua wanita yang berpakaian minim yang Yuna ketahui kalau mereka adalah Caddy di Golf ini.

Yuna pun menoleh menatap Yasmine yang nampak menahan emosi, dengan penuh inisiatif Yuna meraih Luna yang berada di gendongan menantu nya.

"Loh Bun? —"

"Gak papa sayang, bunda paham. Sesekali si Naren emang harus di cubit. Lagian centil banget sih tebar pesona kaya gitu."

Bibir Yasmine melengkung kebawah "Tau tuh bund, tadi aku suruh pake baju malah gak mau."

"Nanti bunda tegur terus bunda jewer dia!" Balas Yuna sambil berbisik pada Yasmine, takut cucu nya dengar. Haha.

"Ish bunda mana api na? Ajen ndak liat." Rengek Jendra yang merasa diabaikan oleh Bunda dan Oma nya.

Balik lagi ke pertandingan tim satu yang nampak nya sudah semakin kewalahan dengan pertahanan yang di miliki oleh tim dua.

Beberapakali mereka tertarik kedepan karena tarikan kencang Fabian, Gavin dan Narendra yang kompak. Sedangkan Zidan? Sebagai anak bawang yang berlindung di balik punggung kekar Fabian, hanya menuruti instruksi-instruksi yang di berikan oleh Gavin saja. Tidak boleh protes.

Maka dengan aba-aba di yang di berikan Gavin di tengah-tengah maka Narendra pun langsung menahan tali supaya tetap stabil. Lalu Fabian menoleh ke belakang dan memberikan anggukkan sebagai kode yang diterima dengan sangat baik oleh Narendra dan Gavin. Lalu satu, dua, dan tiga... Narendra menarik tali itu dengan lebih keras lagi, dibantu juga dengan Gavin dan Fabian di depan. Dan sesuai rencana awal maka tim satu pun ambruk di hadapan mereka. Itu artinya Tim dua kembali berhasil memenangkan lomba di babak tiga ini.

"YEEEEEE MENANG WOY KITA MENANGGGGGG!!!!!" Jerit Zidan yang nampak kesenangan tim nya kembali memenangkan pertandingan.

Berbeda dengan para peserta tim satu yang masih bertumpuk di atas rumput pun saling menyalahkan satu sama lain. Termasuk Ravi yang kembali menyalahkan Rumput yang katanya sangat licin.

"Rumputnya sih licin jadinya kita kalah." Ucap Ravi saat berdiri.

Zidan yang mendengar pun mendengus sebal. "Semua aja lo salahin. Tadi daster gue, sekarang rumput. Kalah mah kalah aja huuu.. ini tuh lapangan golf wajar kalau licin, kalau gak mau licin pakein krikil aja sekalian."

"Anj—"

"Mas udah mas, istirahat dulu yuk? Ada yang sakit gak?" Tanya Karenina yang khawatir pada suami nya, apalagi pria itu di tindih oleh tujuh pria sekaligus, karena posisi Ravi yang paling depan, menjadikan nya Ravi paling bawah saat nyungsep tadi.

"Ribut mulu ih kalian." Gia yang datang bersama Karenina pun menarik suami nya agar menjauh dari Ravi sementara. "Nin kita duluan ya..."

Karenina tersenyum pada Gia. "Iya kak..."

Sedangkan Narendra celingak celinguk mencari keberadaan istrinya yang entah pergi kemana.

"Hai mas, boleh foto bareng gak? Kamu tadi keren banget loh." Sapa Caddy yang di maksud Jendra mulai melancarkan aksi genit nya.

Narendra mengernyitkan dahi nya bingung.

"Bingung yaa? makanya kenalan dulu dong mas.. kenalin aku Nisya." Ucap Salah satu Caddy yang sejak tadi sudah menaruh perhatian pada Narendra sejak awal pertandingan.

Bukan nya meraih lengan Nisya yang menggantung di hadapan nya pria itu malah bergidik merinding pada dua wanita ulat bulu di hadapan nya. "Sorry gue punya istri, dan dia jauh lebih cantik dan seksi dari kalian" Ucap Narendra yang menjauhi kedua wanita ulat bulu di hadapan nya.

Tapi nahas salah satu Caddy yang bernama Nisya tadi malah dengan lancang nya menahan lengan kekar Narendra. Dan tanpa sengaja Narendra melihat ekspresi istrinya yang terlihat sangat kecewa di kejauhan sana. "LEPAS JING!"

Tanpa babibu lagi pria itu melepaskan jeratan tangan Nisya dan berlari sekencang mungkin untuk mengejar Yasmine yang menjauhi lapangan.

"SAYANG!!! KAMU SALAH PAHAM!"

Sedangkan Safira yang sejak tadi di tahan suami nya untuk tidak ikut campur pun langsung menampar wanita bernama Nisya tadi. "Kalian saya pecat! Pergi dari sini!"

"Emang lo siapa? Berani-berani nya pecat gue?" Tanya teman Nisya dengan nada yang menantang.

Safira pun tertawa sinis yang membuat kedua wanita itu sedikit merasakan ketakutan "Gue pemilik tempat ini. Kenapa? Gue anaknya Pak Pradana. Kalau rumah tangga adek gue sampe kenapa-kenapa, karier lo, dan keluarga lo juga bakal habis sama gue!" Desis Safira yang emosi pada kedua Caddy centil itu.

***

Continue Reading

You'll Also Like

18.6K 2.5K 46
Bagaimana jika kenalakan Yibo menurun ke anaknya. Up suka suka
2.2K 261 8
"ga lagi - lagi gue bikin tweet-an halu gitu." - Kang Sol Short Story of Kang Sol A and Han Joonhwi. Kang Sol yang iseng update tweet halu, malah be...
5.2K 422 12
kejadian saat di bali membuat sebat dan nebulla harus terikat secara tiba tiba. sebat kebobolan dan harus bertanggung jawab. dan ini kisah mereka dar...
62.9K 8.4K 38
KKN, Kuliah Kerja Nyantai? Kuliah Kerja Nangis? Kuliah Kerja Ngebaper? Semuanya salah, karna sejatinya KKN yang dimaksud di sini adalah Kuliah Kerja...