Aksara Cinta

By santiya022

73.9K 3.5K 144

Ameera Noura syakila adalah seorang wanita yang memiliki rahasia, menutupi bertahun-tahun dari keluarga yang... More

Prolog
Pertemu yang singkat
Keputusan Ameera
Tentang Cinta
Mengabdi
Hukuman
Apa kabar dzra?
Sebuah surat
Takdir yang berbicara
Hati yang terkunci
Belajar mencintai
Sebuah ikatan
Rumus cinta
Wanita cantik
Tentangmu, saya suka.
Menolak atau Menerima?
Sejatinya Cinta.
Seindah langit.

Jodoh?

3.8K 184 2
By santiya022

Ada yang selalu bertemu tapi hanya singgah ,ada yang saling tidak kenal namun berjodoh. Karena yang selalu bertemu belum tentu berjodoh, hanya mengenal lalu pergi. Karena jodoh itu rahasia.

-Aksara Cinta-

~♡~

Pagi yang cerah, hari yang indah dan awan yang begitu terang. Matahari yang terik menyinari seluruh bumi, senyum yang indah terukir di wajah seorang wanita cantik.

Bu Fatimah senang hari ini  akan pergi ke Bandung untuk menemui kerabat  yang selama ini tidak bertemu, pak Jafar dan Bu Fatimah sudah siap untuk pergi, yang ikut hanya Devan dan Ameera. Sebenarnya Ameera tidak ingin ikut tapi ia dipaksa oleh uminya , kata umi ini pertemuan penting.

Setelah siap semua, mobil meninggalkan pekarangan rumah, tak lupa untuk membaca doa sebelum pergi. Devan yang menyetir mobil dan disampingnya ada pak Jafar, dibelakang duduk Ameera yang ditemani oleh Bu Fatimah.

"umi sebenarnya kita mau kemana sih?" Tanya Ameera.

Bu Fatimah melihat ke arah Ameera heran, padahal Ameera sudah bertanya pertanyaan ini pada malam hari. " ya Allah Ameera, kamu lupa?" Tanya balik Bu Fatimah.

Ameera berpikir sebentar, lalu menatap uminya. " sahabat umi sama Abi kan pas mondok?"

"Nah itu inget!"

"Tapi kan umi, kenapa Ameera harus ikut, kenapa enggak bang Devan aja yang ikut?"

"Abangmu yang ajak kamu, katanya biar ada temen. pertemuan ini juga penting, siapa tau kamu suka sama anaknya Tante Aisyah " ucap Bu Fatimah terkekeh.

Ameera menghela nafas, uminya selalu bercanda meski di waktu-waktu serius apalagi perihal laki-laki pasti memojokkan Ameera untuk segera menikah, padahal kakak-kakaknya saja belum ada yang menikah tapi hanya dia yang selalu ditanya sudah siap untuk menikah atau belum?

Dengan alasan "kakakmu itu laki-laki jadi umi gak khawatir kalau mereka pergi sendirian, sedangkan kamu itu perempuan harus ada yang menemani, lagi pula perempuan itu kalo keluar harus sama mahramnya." Itu kata umi.

Alasan kuat umi selalu membuat Ameera terjaga untuk tidak selalu pergi-pergi tanpa alasan yang kuat, tapi apa yang dikatakan umi adalah benar. Perempuan akan lebih aman jika ia pergi bersama  mahramnya, selain dijaga dan menghindar dari fitnah.

Tidak terasa perjalanan yang cukup lama antara Yogyakarta - Bandung menjadi perjalanan yang sulit dilupakan bagi Ameera, mengingat kembali kenangannya yang berada di Bandung, terlalu banyak.

Mobil masuk kedalam gang besar yang setiap dindingnya tertulis Mahfudzot, Ameera seperti mengenal tempat ini.  Hingga sebuah gapura besar dengan warna gold dan putih tertulis " SELAMAT DATANG DI PONDOK PESANTREN AL-THAFATAN" mata Ameera membulat.

"Umi serius ini tempatnya?" Tanya Ameera memastikan.

"Iya sayang, ini pondok pesantren milik sahabat umi" balas Bu Fatimah tersenyum.

Ameera tidak percaya dengan semua ini, dia harus kembali ketempat dimana ia bertemu masa lalunya, alasan ia memutuskan untuk pergi dari bandung dan sekarang malah takdir membawa ia kembali ke tempat yang sama.

Mobil berhenti di depan rumah berwarna putih yang sudah disambut oleh pemilik rumah, Ameera menahan dirinya agar tidak menangis saat melihat laki-laki yang berdampingan dengan wanita cantik, dada Ameera sesak. Haruskah ia kembali lagi?

Pak Jafar turun lebih dulu dari mobil bersama Devan , disusul Bu Fatimah. Sedangkan Ameera masih membeku dan diam didalam mobil.

"MasyaAllah Fatimah, apa kabar?" Ucap Aisyah yang berpelukan melepas rindu kepada Fatimah.

Ternyata Tante Aisyah yang dimaksud uminya adalah Aisyah Haya Nuwair Bu nyai yang pernah ia tolong, kenapa dunia ini sempit. Ia harus kembali lagi dan bertemu kembali, rencana Allah ternyata rahasia yang tak bisa kita tebak.

"Alhamdulillah baik, kamu gimana kabarnya?" Balas bu Fatimah yang membalas pelukan.

"Alhamdulillah aku baik-baik aja, oh iya kenalin ini Kevin, suami Alesya" Bu Aisyah memperkenalkan Kevin kepada semuanya.

"Oh ini yang kemarin habis nikah, pantesan auranya beda" ucap pak Jafar terkekeh, semua orang ikut tertawa.

Bu Fatimah merasa ada yang janggal, ia melihat ke sekeliling dan tidak menemukan putri kesayangannya, Aisyah yang merasa heran pun bertanya.

"Kamu cari siapa Fatimah?" Semua orang berhenti tertawa.

"Cari anak aku, adikmu kemana Van?" Tanya Bu Fatimah kepada Devan yang sedang fokus melihat keliling pesantren.

Devan yang merasa dipanggil langsung melihat ke arah uminya. " kayanya masih di mobil deh umi." Balas Devan karena melihat pintu mobil yang masih terbuka.

"Oh pasti putri kamu yang cantik itu ya" celetuk Aisyah.

Semua mata melihat ke arah mobil, terlihat pintu mobil yang masih terbuka. Menunggu seseorang keluar dari sana. Adhias mengerutkan keningnya heran, yang ia tahu bahwa Rehan hanya memiliki adik laki-laki atau mungkin Adhias yang kurang bertanya kepada Rehan, pasalnya ia hanya tau adik Rehan saat Adhias bermain ke pondok, tapi ia tidak pernah melihat adik Rehan yang perempuan.

Devan menghampiri ke arah mobil, menyuruh Ameera untuk keluar. Perasaan Ameera takut, ia takut jika kakaknya akan mengenalinya dan memberitahukan semuanya kepada keluarganya, Ameera menghela nafas ia belum siap untuk bertemu kembali.

"Ameera ko malah bengong, ayo ditungguin" ucap Devan yang menyadarkan Ameera.

Ameera keluar dari mobil, membuat semua mata tertuju kepadanya termasuk Kevin. Kevin sangat mengenali siapa wanita yang sedang menjadi pusat perhatian semua orang , meski wajah yang tertutup tapi ia mengenal mata indah dan teduh itu. Tahi lalat yang terletak dibawah mata, bola mata kecoklatan menjadi ciri khas seseorang yang sangat dia cinta.

Kevin menyebut nama Adzra dengan lirih, Adhias tidak sengaja mendengar lalu ia menatap ke arah Ameera yang sedang berjalan, ia mengetahui jika Adik Rehan adalah Adzra.

Ameera berjalan dibelakang Devan, setelah sampai didepan semua orang Bu Fatimah memperkenalkan Ameera. " ini Ameera anak perempuan saya" ucap Bu Fatimah tersenyum.

Deg!

Kevin diam, ia tidak percaya dengan semua yang ia lihat dan dengar, bahwa adiknya adalah anak dari sahabat mertuanya. Kevin sangat yakin jika wanita yang berada dihadapan nya adalah adiknya, yaitu Adzra.

Siapa sebenarnya dia? Kenapa Kevin merasa semuanya teka-teki  atau hanya perasaan dirinya saja yang merasa bahwa dia adalah adiknya, terlihat dari mata yang indah nan teduh.

Bu Asiyah sama halnya seperti Kevin, diam dan penuh keterkejutan. Karena Bu Aisyah merasa bahwa anak sahabatnya mirip seperti wanita yang beberapa hari lalu menolongnya, Bu Aisyah pernah bertemu dengan Ameera saat Ameera menduduki kelas 2 SMP.

Setelah sekian lamanya tidak bertemu ia lupa dengan Ameera, hanya pernah bertemu sebentar. Setelah dewasa Bu Aisyah bahkan tidak mengenali Ameera, tapi ia sangat yakin bahwa Ameera sangat mirip dengan wanita yang sudah menolong nya. Karena tahi lalat  yang berada dibawah mata.

Adhias tersenyum miring, semuanya penuh dengan tanda tanya dan penuh teka-teki yang perlu di temukan jawabannya, Adhias menyadari perubahan wajah Kevin.

"menarik." Batin Adhias yang masih menatap Ameera dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Ayo masuk, gak capek berdiri terus?" Tanya Pak Abbas yang menyadarkan semuanya.

Semua masuk kedalam, Alesya menyiapkan minuman untuk para tamu. Para orang tua berbincang-bincang sedangkan Kevin masih setia menatap Ameera, ia butuh kejelasan dari Ameera untuk semuanya. Devan yang melihat Kevin memperhatikan Ameera merasa marah, ia tidak suka jika adiknya di tatap oleh laki-laki lain.

Ameera tau saat ini ia sedang ditatap oleh Kevin, ia merasa sangat risih diperhatikan seperti itu. Akhirnya ia pamit keluar dan membutuhkan udara segar , lebih tepatnya menghindar. Ameera belum siap untuk menjelaskan semuanya kepada Kevin, belum waktunya.

"Kenapa disaat aku menjauh untuk tidak bertemu, kenapa takdir mempertemukan kita kembali?" Tanya Ameera yang melihat ke arah masjid.

"Karena ceritamu belum selesai." Ujar seseorang.

Ameera terkejut, ia langsung melihat ke arah samping. Laki-laki tinggi yang memiliki paras tampan, sedang menatap masjid. Ameera tidak kenal dia siapa tapi Ameera pernah melihat saat keributan terjadi, kalau tidak salah dia adalah anak pertama kyai Abbas.

Adhias melihat ke arah Ameera, Ameera terkejut karena  tiba-tiba mata mereka bertemu hingga Ameera memalingkan wajahnya.

"Sepertinya hidup kamu penuh teka-teki, Adzra atau Ameera?" Tanya Adhias dengan nada dingin.

Ameera langsung menoleh." Maaf, sepertinya kamu enggak berhak mencampuri hidup saya" kata Ameera penuh penekanan.

Adhias tertawa kecil."kita lihat aja, saya berhak mencampuri hidup kamu atau tidak!" Ucapnya lalu pergi.

Ameera mengerutkan keningnya, mempertanyakan apa maksud dari ucapan laki-laki yang baru saja terlontar dari seseorang yang bahkan tidak ia kenal, apa maksudnya?

Pertanyaan itu tiba-tiba muncul dalam benak Ameera, Devan menghampiri Ameera untuk memanggilnya. Karena Abi akan membicarakan hal serius, setelah Ameera masuk dan duduk disamping Bu Fatimah ia merasa bingung sebenarnya apa yang ingin dibicarakan oleh keluarganya dan keluarga kyai Abbas.

"Jadi kedatangan kami kemari bukan hanya mengucapkan selamat untuk nak Alesya dan nak Kevin atas pernikahan nya, sekali lagi kami sekeluarga meminta maaf karena tidak bisa datang saat acara" ucap Pak Jafar sopan.

"Dengan kedatangan pak jafar dan sekeluarga hari ini  adalah hadia bagi kami, yang terpenting doa saja untuk pernikahan Alesya dan Kevin." Balas Pak Abbas yang tersenyum.

"Terimakasih pak Abbas atas pengertiannya, ada hal lain yang ingin saya sampaikan. Saya meminta ijin bahwa saya ingin menitipkan Ameera untuk mengabdi disini, apa boleh?"

Pertanyaan itu membuat Ameera terkejut, kenapa harus disini? Kenapa tidak di pondoknya saja? Ameera ingin menolak tapi Ameera sudah menyetujui jika abinya meminta sesuatu kepadanya maka ia harus menerima.

"Wah masyaAllah dengan senang hati pak Jafar, pondok malah senang jika ada seseorang yang ingin membantu" ujar pak Abbas bahagia.

Pak Jafar tersenyum. " Alhamdulillah, terimakasih pak Abbas sudah mau menerima putri saya, insyaAllah lusa Ameera kesini lagi."

Ameera harus menerima semua keputusan yang diambil oleh abinya, niat ia yang ingin pergi dari tempat ini dan sekarang malah takdir menyuruhnya untuk bertahan.

Apakah dirinya bisa menghadapi semuanya? Menerima semuanya? atau malah mengalah dan pergi lagi? Ameera bingung, hatinya gelisah.

"Ya Allah aku ikhlas jika ini bagian dari rencana mu, semoga aku bisa menghadapi semuanya." Batin Ameera berdoa.

💐💐💐

"Abi kenapa harus bandung?" Tanya Ameera didalam mobil.

Pak Jafar langsung menoleh kebelakang melihat putri kesayangannya. " bukannya bagus kalo kamu dibandung, tempat yang sangat ingin kamu tinggal?"

"Ya tapikan bi, Ameera__"

"Abi tau kamu punya masalah, tapi bukan berarti itu menjadikan kamu wanita yang lemah. Yang salah adalah orangnya bukan tempatnya, jadi kenapa kamu haru pergi dari Bandung?" Ameera diam seribu bahasa.

"Itu alasan Abi menitipkan mu kepada kyai Abbas, agar kamu menerima tempat ini dan kuat menghadapi segala masalah" kata pak Jafar yang membuat Ameera tak bertanya ataupun berkomentar.

Apa yang dikatakan abinya benar, kenapa sekarang dirinya menjadi wanita yang lemah sedangkan Ameera yang dulu sangat siap menerima segala rintangan hidup, menyelesaikan masalah dan tersenyum saat semuanya berhasil ia lalui.

Ameera sadar bahwa hidup akan selalu ada masalah dan tanpa ada masalah kita tidak akan menjadi lebih dewasa, karena masalah yang membuat hidup kita lebih memahami, mengerti dan menyelesaikan segala yang ada. Lebih berarti, hidup ini bukan surga yang keliatan nya senengnya aja, hidup ini tempatnya masalah dan capek.

"Terkadang yang membuatmu gelisah bukan masalah yang menguji, tetapi bahasa rindu Allah yang gagal kamu pahami." Ucap umi kepadaku, memegang tangan untuk menguatkan dan selalu mensupport Ameera.

Masalah atau ujian adalah bahasa tuhan yang rindu pada hambanya, tapi ternyata tidak semua orang mengerti. Banyak yang salah paham atas ujian yang sedang ia terima, ia beranggapan bahwa tuhan tidak adil padahal bahasa rindu yang telah dia dapati.

Kini Ameera belajar dari semuanya yang terjadi, tidak semua hal yang buruk akan terlihat buruk, ada masanya ia akan menjadi indah meski harus menunggu dan yakin bahwa semuanya akan baik-baik saja dengan porsinya masing-masing.

Hanya perlu waktu untuk membutuhkan semuanya, hanya perlu keyakinan untuk bisa bertahan dengan semuanya dan hanya perlu kesabaran untuk bisa menunggunya. Kelak sesuatu yang kita benci malah akan menjadi sesuatu yang kita senangi.


Gus Adhias Baithar Al-Thafatan

Continue Reading

You'll Also Like

11.9K 1.4K 9
Bagaiman jika masuk ke dalam dunia penyihir, dimana sihir adalah hal yang biasa bahkan 𝘄𝗮𝗷𝗶𝗯 di miliki semua orang. Dan parahnya dunia ini adala...
1.6K 166 14
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] TAMBAHKAN KE PERPUS SUPAYA KALIAN DAPAT UPDATE TERBARU DARI CERITA ZAIDAN DAN GADIS PANTI. (FATTAH EL-FATIH ABQARY) anak per...
1.4K 101 5
Berawal dari penculikan yang menimpa pada seorang gadis yang bernama Arsyila Khanza Zahira oleh teman kakaknya yang disebabkan karena kesalah pahaman...
62.5K 3.3K 42
asalamualaikum,hamasah membaca cerita pertama ana, afwan jika typo atau ada persamaan tokoh/cerita, mohon di maklumi jika ada kesalahan soalnya ana p...