Sesama Santri LH

By karfann_

759K 40.7K 7.2K

Ini adalah sebuah kisah dimana seorang santriwati terkurung dengan seorang santriwan dalam sebuah perpustakaa... More

prolog
01. hari pertama
02. sudah takdir
03. menyimpan rasa
04. MTQ
05. insiden orang gila
06. gombalan islami
07. perpisahan
08. masuk pondok
09. awal rasa sakit
10. kembali terluka
11. terjebak dalam pernikahan
promosi
12. dibenci semua orang
13. kembali bertemu
14. dibully
15. istri murahan
16. berhenti berharap
17. peduli tapi gengsi
19. di tinggal sendiri
20. Karina or Aisyah?
SEKEDAR MAMPIR
21. beban
22. mulai khawatir
23. mulai menjauh
24. tidur bedua?
25. akal akalan Iqbal
26. kebenaran yang menyakitkan
27. kembali mengalah demi Aisyah
28. tidak membiarkan karina pergi
29. ke khawatiran Iqbal
INFO PENTING
30. sayang?
31. mengungkapkan cinta
32. mulai bucin
33. kembali di buat kecewa
34. kenyataan yang sebenarnya
35. kebucinan Iqbal
36. permintaan tersulit
37. merasa semakin tidak pantas
38. menyerah
39. kehilangan
INFORMASI!!
40. akhir dari segalanya (ending)
41. kehidupan baru

18. sadar posisi

18.7K 923 59
By karfann_

Halo haiii👋

Kalian masih pada nunggu saya up nggak nih? Kayanya udh nggak deh😀

Sy sbgi author SSLH meminta maaf bgt sama kalian semua yng di karenakan cerita ini partnya sngt berantakan dari cerita sebelumnya

Haha kayanya dari kemarin sy minta maaf mulu deh😭

Nikmati aja ceritanya dan tandai jika ada yang typo

🚐🚐🚐

Seluruh santri sudah berkumpul rapih di lapangan pondok pesantren lukmanul hakim, hari ini adalah hari upacara hari santri nasional sekaligus pengumuman juara dari berbagai cabang lomba.

Masing masing santri mengambil barisan sesuai dengan pondok mereka masing masing.

Terlihat karina tertawa dengan begitu bahagia bersama Hilda di barisan sana hingga membuat seseorang pandangannya tak pernah luput dari mereka.

"Istri kamu cantik bangat hari ini" celetuk Zikri tiba tiba

"Biasa aja" cuek Iqbal

"Kok gitu?" ucap Zikri merasa heran

Mata Iqbal malah menemukan sosok perempuan yang begitu memanjakan matanya dari perempuan mana pun.

Iqbal tersenyum. "Karna tak ada perempuan yang lebih cantik dari dia"

Zikri mengikuti arah mata Iqbal dan menemukan sosok aisyah yang sedang berdiri enteng di barisan.

"Aisyah?"

"Yah, siapa lagi?"

"Tapi karina istri kamu, kenapa malah memuji perempuan lain?"

Helaan nafas kasar keluar dari mulut Iqbal, dirinya sangat tidak suka jika harus membahas perempuan itu lagi.

"Karina cuman orang baru yang tiba tiba masuk dalam hidup saya, dan aisyah adalah orang yang nggak pernah akan tergantikan di hati saya" jelas Iqbal

Zikri melongo tidak percaya dengan apa yang barusan ia dengar, ia mengerjapkan matanya mencoba mencerna baik baik ucapan tersebut.

"Kok-"

"Saya nggak mencintai dia, pernikahan kami cuman sekedar terpaksa nggak di landasi cinta. Dan saya membencinya" sentak Iqbal marah

"Iqbal dia istri kamu, kamu nggak boleh membencinya"

Zikri tidak habis pikir sekarang, bisa bisanya Iqbal setega itu dengan istrinya sendiri, jika karina tau kalau Iqbal membencinya bagaimana nasib perempuan itu?

Atau dia sudah mengetahuinya? Pasti hatinya hancur sekali.

"Saya nggak peduli, semua terjadi dengan begitu cepat. Dia perusak segalanya"

Iqbal masih belum menerima kenyataan yang ada sekarang, ia masih berharap ini adalah sebuah mimpi buruk, dan segera bisa berakhir.

"Ini bukan Iqbal yang aku kenal, karina itu perempuan yang baik baik. Saya yakin karina juga pasti nggak mau berada di posisi seperti ini tapi mau bagaimana lagi? Takdir sudah merubah segalanya"

"Maka dari itu, perempuan itulah yang merubah saya seperti ini. Dia membawa pengaruh buruk di kehidupan saya! Andai dia nggak hadir mungkin saya nggak setega ini"

"Karina perempuan perebut kebahagiaan orang, dia telah merusak segala pencapaian saya selama ini termasuk rasa saya terhadap aisyah. Disini saya nggak menyalahkan takdir sepenuhnya tapi saya masih belum Terima dengan apa yang terjadi pada saya sekarang"

Iqbal memejamkan matanya untuk bisa mengontrol emosinya. "Kamu nggak bakal tau gimana rasanya jika berada di posisi saya" lirih nya

"Tapi ini terlihat egois Iqbal, kamu udah memiliki istri tapi hati kamu tetap mencintai perempuan lain. Kamu selalu mementingkan perasaan kamu tapi nggak pernah berpikir ada hati yang kamu sakiti" ucap Zikri mencoba memberikan  pemahaman kepada temannya

"Jika kamu nggak sanggup menjalani ini semua, maka kamu harus menentukan pilihanmu. Pilih salah satu dari mereka supaya di antara keduanya nggak berharap lagi sama kamu"

🚐🚐🚐

Kegiatan upacara hari santri telah usai bahkan pengumuman juara untuk lomba pun sudah di umumkan satu persatu.

Terlihat kedua perempuan yang seusia itu tampak begitu bahagia, Hilda sangat bangga dengan karina yang dimana temannya itu mendapatkan predikat pratama dalam lomba tilawah.

Karina pun tak kalah bahagia hari ini, ia sangat bersyukur dengan rezeki yang di turunkan Allah hari ini untuknya.

"MasyaAllah, aku. bangga bangat sama kamu kar"

Karina hanya tersenyum menanggapi itu.

"Ini semua tak luput dari doa kamu juga hil, tampa doa dan dukungan kamu mungkin aku nggak bakal bisa meraih ini semua" balas karina tulus

Hilda mengajukan dua jempolnya. "Emang the beast deh" puji Hilda

Syam datang dengan tiba-tiba hingga membuat kedua perempuan itu sedikit terlonjat kaget akan kehadiran sosok Syam.

"MasyaAllah, dapat juara satu yah"

Karina tersenyum canggung. "Hehe iya kak"

"Kamu betul betul membuktikan kemampuan kamu kar, padahal baru kemarin deh saya liat kamu ngeluh karna kalah pertandingan MTQ tapi sekarang allah malah kasih lebih, langsung juara satu"

"Perempuan hebat saya suka itu" lanjut Syam di akhiri kekehan kecil

Tanpa mereka sadari ada seseorang yang merasa sakit mendengar pujian Syam terhadap karina.

Lebih tepatnya cemburu!

"Kok hati aku sakit yah, kalau Syam puji karina?" Hilda membatin

Sebisa mungkin Hilda menampilkan senyuman semanis mungkin, agar mereka tidak curiga terhadap dirinya.

"Jadi sebelumnya kalian pernah bertemu?" tanya Hilda

Syam mengangguk. "Pernah. Dan itu pas lomba MTQ kemarin"

Entah perasaan apa ini yang terjadi pada diri Hilda, ada rasa sesak yang tiba tiba melanda dalam hatinya.

Apakah Hilda menyukai Syam? Bisa jadi begitu

"Aku nggak boleh iri, aku harus sadar posisi hati Syam mungkin cuman buat karina"

"Makasih atas ucapannya kak Syam" ungkap karina

"Sama sama"

Hari ini begitu berarti bagi karina, perempuan itu sedari tadi tidak pernah melunturkan senyumnya.

"Karina?"

Merasa namanya di panggil karina menoleh dan mendapati ustadz Zulfan yang berjalan ke arahnya dengan senyum yang mengembang.

"Ustadz Zulfa?" lirih karina

"MasyaAllah, saya nggak nyangka lho kamu bakal dapat juara apalagi sampai juara satu"

Karina tersenyum canggung, ia juga masih tidak menyangka dengan pencapaian nya hari ini, padahal jika di perkirakan banyak sekali saingan karina yang suaranya jauh lebih bagus.

Tapi kembali lagi semua sudah takdir yang sudah di atur oleh Allah.

"Hehe saya juga masih nggak nyangka ustadz, dan ini juga berkat ustadz yang selalu senang hati mengajari saya. Syukron ustadz"

Ustadz Zulfan mengangguk. "Sama sama"

Kemudian ustadz Zulfan merangkul putranya yang sedari tadi diam memperhatikan obrolan mereka.

"Anak abi kok bisa disini?" tanya ustadz Zulfan kepada anaknya Syam

"Sengaja bii, mau ngucapin selamat sama karina"

Momen itu tidak lepas dari pandangan karina, bohong jika dia tidak iri berada di posisi Syam saat ini.

Kapan lagi dirinya bisa merasakan kehangatan dari keluarganya sendiri? Bahkan sekarang rasanya dirinya seperti anak di buang saja. Sudah lama sekali karina tidak mendapat kabar dari anggota keluarga nya.

Ia sangat rindu terutama kepada orang tuanya. Pikirannya tiba tiba saja terlintas wajah papanya yang sedang tersenyum kepada nya.

"Karina sayang?, nak?"

Papa karina memijat pelipis nya pusing mencari keberadaan sang anak yang tidak terlihat sedari tadi.

"HAA" karina datang dari arah belakang mengagetkan sang papa

Papa karina memegang jantungnya yang mau copot, ia menggeleng menatap putrinya kemudian memeluknya dengan sayang.

Papa karina mencubit hidung karina. "Anak papa nakal bangat sih, kaya mama waktu kecil"

"Kan karina anak mama, jadi wajar dong kalau tingkah mama turun ke aku"

Keduanya sama sama tertawa lepas, karina begitu menyayangi papanya begitupun sebaliknya. Karina memang lebih akrab ke papanya di banding sang mama.

Tanpa di sangka air mata karina terjun begitu saja tanpa permisi, ia rindu dengan keluarganya. Kapan dirinya bisa kumpul lagi seperti dulu?

Karina berharap ada waktu membuat semuanya kembali padanya.

"Karina kamu kenapa nangis?" celetuk Hilda tiba tiba membuat atensi kedua anak bapak itu menoleh pada karina

Buru buru karina menyeka air matanya sambil menggeleng.

"Kamu kenapa nangis?" tanya Syam

"Nggak papa kok kak, tadi cuman kelilipan aja" balas karina berusaha untuk tersenyum kembali

"Bener?"

"Bener kak"

Syam ikut tersenyum kala perempuan itu juga tersenyum. "Senyum terus biar cantiknya makin keliatan"

🚐🚐🚐

"Umi nyuruh ke rumah buat nginap beberapa hari"

Merasa ada yang berbicara karina menoleh sebentar kemudian melanjutkan kegiatannya untuk mencuci piring.

"Kamu harus bersikap seolah rumah tangga kita baik baik aja, saya nggak mau kalau umi saya tau keadaan yang sebenarnya"

"Kapan perginya?" tanya karina

"Nanti, sekitar jam setengah enam lah"

Karina mengangguk sebagai jawaban, siap tidak siap karina harus tetap siap bertemu dengan keluarga besar suaminya.

Sebenarnya karina agak ragu bertemu dengan kedua orang tua Iqbal, ia takut kedua mertuanya itu sama persis dengan sikap anaknya meskipun sebenarnya tidak seperti.

Terakhir kemarin karina bertemu dengan mertuanya pas mereka akad dan selebihnya tidak lagi.

"Setelah kegiatanmu selesai, bereskan pakaianmu. Dan jangan lupakan pesan saya tadi lakukan tugasmu sebagaimana seorang istri pada umumnya"

"Kamu kan pintar ber ekting. Jadi, saya rasa kamu nggak perlu latihan lagi untuk memperagakannya" imbuh Iqbal pedas

Lagi dan lagi karina jatuh pada kekecewaan, ia memang sudah terbiasa dengan ucapan ucapan itu yang bisa di katakan sebagai santapan sehari harinya.

"Hm, aku akan berusaha untuk melaksanakan tugas aku sebagai seorang istri yang sesungguhnya di rumah umi" balas karina

"Bagus kalau begitu"

Iqbal kembali masuk ke dalam kamarnya, karina berusaha menguatkan dirinya untuk tidak lemah seperti kemarin kemarin.

"Nggak dulu karina, kamu nggak boleh nangis"

Kemudian perempuan itu juga masuk ke dalam kamarnya dan membereskan segala pakaian yang mau ia bawah ke rumah Mertuanya.

Setelah menempuh perjalanan kini kedua pasutri itu berjalan beriringan tanpa mengeluarkan suara meski sekata.

"MasyaAllah anak sama mantu umi udah datang, ayo masuk sayang" umi ana menyambut mereka dengan penuh kegirangan

"Assalamu'alaikum" salam keduanya memasuki rumah

"Waalaikumsalam, kamar kalian udah umi rapikan kalian bersihkan diri dulu terus sholat magrib dan turun makan malam" ucap umi ana

Karina tersenyum hangat pada mertuanya, ternyata mertuanya sangat baik.

"Abi mana mii?"

"Masih di kantor bentar lagi pulang kok"

Iqbal mengangguk kemudian melangkah naik menuju kamarnya. Di ikuti karina yang berada di belakang.

Karina pusing harus melakukan apa sekarang, ini adalah hal pertama karina satu kamar dengan Iqbal.

Iqbal sedang berada di dalam kamar mandi sedangkan karina? Perempuan itu sibuk mencari kesibukan. Ia memilih untuk mengambil baju Iqbal yang berada dalam koper dan menyiapkan semua keperluan suaminya.

"Apa yang kamu lakukan pada koper saya?" tanya Iqbal dingin

Karina terlonjat kaget, ia menoleh kebelakang mendapati Iqbal yang sudah selesai dengan acara mandinya.

"A-aku nyiapin baju untuk kak Iqbal" sial karina tiba tiba saja gugup melihat kehadiran Iqbal yang hanya mengenakan handuk sepinggan

Iqbal melirik tajam ke arah kasur yang terdapat pakaiannya di sana. "Kamu nggak usah berlebihan kalau umi dan abi saya nggak disini"

"Aku cuman berusaha menjalankan tugas aku sebagai seorang istri dengan baik kak, kenapa kak Iqbal malah marah? Dan menganggap ini semua berlebihan?"

"Saya cuman nggak suka kamu melakukan itu semua dan malah semakin berharap kepada saya"

"Kenapa aku nggak boleh berharap dengan kak Iqbal?"

Mendengar itu Iqbal memejamkan matanya sejenak. "Karna sampai kapanpun hati dan raga saya cuman untuk Aisyah, wanita yang udah berhasil menduduki singgasana pertama di hati saya"

Karina bungkam, rasanya ia sudah kehabisan kata kata untuk membalas ucapan Iqbal.

Ia cuman bisa meratapi nasibnya yang sungguh mengenaskan, semakin Iqbal menyakiti dirinya maka semakin jatuh pula hatinya pada sosok suaminya.

Memang cinta itu membingungkan!

"Akan ada saatnya saya melepaskan mu tapi nggak sekarang!" ucap Iqbal merampas bajunya dan kembali masuk ke dalam kamar mandi

"Aku sakit kak, tapi kenapa hati ini tetap jatuh pada mu?" lirih karina menatap pintu yang sudah tertutup rapat

Setelah semua sesudah rapih kini keduanya turun dan menuju meja makan.

Terlihat sepasang suami istri yang sudah tidak muda itu memberikan senyuman yang mengembang kepada anak dan menantunya.

"Ayo duduk sayang" ucap lembut umi ana pada karina

Karina menanggapi dengan senyuman, ia sedikit canggung berada di tengah tengah kelurga suaminya.

"Abi baru pulang?" tanya Iqbal

"Udah agak lama sih, soalnya kata umi menantu abi bakal hadir di rumah makanya abi ngebut" kekeh abi alif

"Kalian bakal nginap kan?" tanya abi alif

Iqbal mengangguk. "Iya"

Melihat umi ana mengambilkan makanan untuk suaminya, karina pun melakukan hal yang sama.

"Mau aku ambilin apa kak?"

Mata Iqbal melirik sekilas pada karina yang soalnya perempuan itu malah tersenyum manis kepadanya.

"Terserah kamu aja" balas Iqbal

Karina mengambil beberapa lauk dan menyodorkan piring tersebut kepada Iqbal. Semua menikmati makanan mereka masing masing dengan khidmat.

Selepas makan bersama dan membersihkan segala alat makan meraka karina lebih dulu ke kamar. Sedangkan Iqbal? Laki laki itu pergi ke ruang tamu bersama abi alif katanya ada hal penting yang perlu di bicarakan.

"Nggak mungkin kan tidur berdua di kasur? Jangankan tidur berdua satu kamar aja dia nggak mau" jawabnya lesu

Beruntung ada sofa di dalam kamar mereka, mungkin malam ini ia akan tidur di  sana.

"Dari pada aku kena marah lagi sama kak Iqbal, mending aku tidur di sofa aja"

Niatnya ingin mengambil bantal namun ia urungkan saat matanya terhipnotis dengan sebuah album yang tergeletak di nakas.

Karina membuka selembar demi selembar buku album tersebut. Matanya dengan seksama membaca isi album itu.

Setiap melihatmu jantung ini selalu saja berdebar nggak karuan, membuktikan sebuah gejolak timbul saat menatapmu.

Sadar atau nggak saya udah lama jatuh pada sosokmu, di mata saya kamu terlihat berbeda dengan perempuan lain. Dan saya jatuh pada sikap lemah lembut mu yang tertanam rapih di dalam dirimu.

Saya nggak bisa mengungkapkan perasaan ini langsung kepadamu, saya ingin orang pertama yang tau perasaan saya ini adalah kedua orang tuamu sekaligus calon mertua hehe.

Terlihat pengecut memang tapi itulah cara saya untuk menyampaikan perasaan saya terhadap orang yang saya cintai.

Saya berharap takdir allah berpihak dengan kita berdua, semoga kita bisa bersatu dan meraih jannah bersama. Aamiin.....

Untuk calon kekasih halalku Aisyah❤️‍🩹

Ayah dari anak anakmu @Iqbal alzam baihaqi

Air mata karina begitu deras membasahi pipi nya, tak ada hal yang lebih menyakitkan menyaksikan surat cinta suami sendiri dengan perempuan masa lalunya.

Ternyata Iqbal begitu mencintai Aisyah, beruntung sekali perempuan itu yang bisa mendapatkan hati Iqbal dengan mudah tanpa harus mati matian berjuang dulu seperti dirinya ini.

Meski sekuat apapun dirinya berjuang jika menyangkut masalah soal hati, dirinya pun akan tetap kalah.

"Kenapa se sesak ini?" ucap karina begitu pelan

"Aku jadi semakin sadar atas posisiku, ternyata aku adalah sebuah benalu di kehidupan mereka" lirihnya merasa bersalah dengan kondisi sekarang

🚐🚐🚐

Akhirnya bisa up juga huaa😩

Ini ngetiknya sampe jam 01 lho masa nggak pada vote sih? Nangis saya ni.... 😭

Komen yang banyak gess buat saya sempat ngetiknya hehe...

Jangan lupa mampir juga di akun sosial saya yah! Awas lho kalau nggak mampir saya teror

Bersyandaaaaaa

Tiktok @wp_karfann

Instagram @wp_karfann




Continue Reading

You'll Also Like

89.8K 6.4K 18
Ketika pria tsundere tak tersentuh, Kenzo Abraham, wakil ketua geng motor sekaligus pria ber-clan mafia di pertemukan dengan anak seorang kiayi (Ni...
2.3K 315 6
"Kamu cemburu?" tanya pria itu jail. "Enggak!" Dia tidak cemburu. Hanya saja hatinya panas melihat lelaki itu berdekatan dengan perempuan lain. "Mas...
3.4K 111 20
Perjodohan yang terjadi pada Cakra dan Keyra. Awalnya mereka berdua tidak setuju, namun suatu hal terjadi hingga Cakra berubah pikiran. Suatu hari ta...
24.2K 768 19
namanya adalah Yusuf kahfi Al-Abqary seorang pilot muda berusia 24 tahun yang harus menikahi seorang gadis yang sama sekali tidak dikenalnya. zahwa n...