LEORA ZARIN [END]

Par Hamidaaa_11

646K 23.7K 604

PART MASIH LENGKAP!!!! HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!! "Ayas lo udah mati!" "Kamu gak pernah mati Ayas, kamu... Plus

Prolog
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Cast
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
Epilog
Ada yang mau cek?
Extra Part

40

10.7K 437 15
Par Hamidaaa_11

Para readers ku yang baik hati dan tidak sombong....

Pliss follow dulu sebelum membaca:)

Mau vote sekarang? Boleh banget!!!

Enjooooyyyyyy

Zevan sedang berkutat dengan pekerjaannya yang sudah menumpuk tidak terselesaikan semenjak satu minggu yang lalu. Ia terlalu fokus pada wanita yang sampai saat ini masih di cintainya.

Kemeja putih yang dibalut oleh setelan jas berwarna hitam juga dengan celana yang senada. Tidak lupa dasi hitam melingkar dilehernya dengan rapi. Penampilan yang setiap harinya mampu memikat hati para wanita.

Rambut hitam kecoklatan sedikit berantakan justru membuat dirinya lebih terlihat seksi. Jangan lupakan wajahnya yang tampan itu. Bahunya yang tegap lebar berwibawa, rahangnya yang tegas membuat terlihat jelas sosok kepemimpinan yang ada pada dirinya.

Hidung yang tinggi bak perosotan anak TK. Kedua mata coklat sayu, tajam melekat pada ia yang mempunyai sikap tak tersentuh. Bibir yang terlihat menggoda meminta untuk dicium.

Tangannya tidak berhenti mengetikkan sesuatu dilaptop miliknya. Sesekali ia mengernyitkan dahinya terlihat bingung. Fokusnya tak dapat diganggu. Ia ingin segera menyelesaikan pekerjaannya agar bisa membawa wanita-nya kencan.

Brakk

Pintu ruangannya terbuka kasar karena ulah seseorang. Zevan menatap tajam ke arah pintu dimana disana terdapat tiga orang manusia dengan dua orang menyengir tidak jelas dan yang satu orang lagi tetap berwajah datar.

"Bro Zev!"

"Lo susah banget dihubungin! Makanya kita langsung sidak lo kesini!"

"Tau! Mentang-mentang udah jadi CEO sombong banget lo!"

Siapa lagi mereka kalau bukan Alden, Delon dan Gerry. Zevan memutar bola matanya malas. Kedatangan tiba-tiba teman-temannya itu membuat fokusnya buyar. Mereka memang sempat mengajak untuk berkumpul, namun Zevan tidak membalas sekalipun pesan dari mereka karena   terlupakan oleh pekerjaannya.

Semenjak lulus SMA mereka memang berpencar. Berkuliah di kampus terpisah dengan jurusan yang berbeda. Tidak menyangka mereka akan lulus ditahun yang sama dan sukses bersama. Itu karena tekad mereka yang begitu gigih ingin sukses diusia muda.

Gerry yang menjadi Dosen disalah satu universitas terkenal diibu kota. Mereka bahkan tidak menyangka ternyata Gerry sepintar itu. Bisa dikatakan saat di SMA Gerry mempunyai nilai diatas rata-rata bahkan pria datar itu tidak pernah menduduki ranking.

Delon yang menjadi dokter muda, siapa sangka si playboy cap biawak itu bisa menjadi dokter? Apakah semua suster di rumah sakit tempat nya bekerja ia pacari? Atau setiap pasien perempuan ia minta nomornya? Tapi semoga saja pria itu cepat tobat karena memang kabarnya ada seorang wanita yang membuat ia menjadi bucin sebucin-bucinnya.

Alden. Ah,pria netral itu. Siapa sangka ia sekarang menjadi jaksa? Pendidikan hukum yang ia jalani semasa kuliah membuat ia sekarang menjadi jaksa cerdas. Sifat ramahnya yang membuat banyak wanita mendekatinya. Pesona pria satu ini memang tidak bisa ditolak.

Memang benar kata pepatah. Kalo rezeki dan nasib orang itu berbeda-beda. Tidak peduli dahulu kita cerdas atau tidak, baik atau tidak, selama kita punya tekad baik, dan Tuhan mengizinkan. Maka semua pasti akan berjalan sesuai dengan apa yang kita impikan. Tentunya semua itu berjalan sesuai rencana Tuhan yang sudah tertulis untuk kita.

Mereka masing-masing mengambil cuti dihari yang sama agar bisa saling bertemu. Semenjak kuliah dan sibuk dengan urusan masing-masing, mereka memang selalu menyempatkan untuk berkumpul dan hingga saat ini silaturahmi itu tetap terjaga.

Zevan mendengus kesal. "Bukannya gue udah bilang weekend aja?"

"Gue gak bisa kalo weekend, ada sidang." Ujar Alden mendudukkan dirinya disofa ruangan Zevan.

"Gue masuk pagi weekend ini," Timpal Delon,

"Ck, ya udah bentar gue selesain ini dulu sampai jam makan siang." Ucap Zevan akhirnya. Harapannya makan siang bersama Zarin pupus sudah. Mau bagaimana lagi jika teman-temannya sudah datang. Ia tidak mungkin mengusir mereka semua.

"Kita ngumpul di cafe seberang." Ucap Gerry yang sedari tadi hanya diam.

"Enak kagak buat ngopi?" Tanya Delon,

"Lumayan," Jawabnya simple.

"Zev, lo gak ada niatan ganti asisten apa? Setiap gue kesini perasaan tuh asisten terong mulu." Ujar Delon membuat Zevan mendelik.

"Ganti kek sama yang ada cabe-cabe nya. Kan lumayan buat lo cuci mata." Tambahnya mendapat toyoran dari Alden.

"Emang ya lu! Masih aja jadi fucekboy! Udah berapa suster yang lo ghosting?" Cecar Alden,

"Eh sialan! Lo gak percaya sama gue? Gini-gini gue udah punya tambatan hati." Balas Delon dengan percaya diri.

"Gak yakin gue!"

"Serah lu, mony*t!"

"Lu pada bisa diem? Gue lagi kerja sialan!" Ucap Zevan melempar satu bolpoin yang ada dimejanya kearah mereka berdua.

"Mampus!" Celetuk Gerry yang sedari hanya diam.

☁☁☁☁☁

"Tapi sekarang lo bener-bener udah clear kan?" Tanya Elea dengan antusias.

"Bener, Lea. Gue udah didiagnosa sembuh 100% dari monster mematikan itu." Jawab Zarin sesekali menyeruput minuman matcha kesukaannya.

Zarin pun menceritakan bagaimana ia bisa sembuh total dari penyakitnya dulu dan semua perjuangan yang ia lewati kala itu.

Mereka kini sedang berdua bercengkrama mengobrol ngaler ngidul kesana kemari menceritakan cerita masing-masing setelah tujuh tahun berpisah.

"Eh lo kerja perusahaan itu udah lama?" Tanya Elea,

"Gue baru di sana, seperti yang gue bilang, gue baru pindah lagi dari Singapura, gue baru sekitar dua mingguan lah di sana." Jelas Zarin.

"Pantesan gue baru liat lo sekarang, secara banyak karyawan di sana, entah itu kepala divisi atau manager bahkan OB banyak yang nongkrong disini buat sekedar ngopi."

"Berarti Zevan juga pernah kesini?"

"Maksud lo?" Elea mengernyit,

"Iya Zevan pernah kesini?" Tanya Zarin lagi,

"Zevan? Apa hubungannya?" Elea semakin tidak mengerti,

"Ck! Iya Zevan. Dia juga kan kerja di sana." Ucap Zarin membuat Elea melebarkan matanya.

"Demi apa lo sekarang satu kantor sama dia?" Tanya Elea tidak percaya.

"Gue juga baru tau waktu gue udah masuk di sana. Dan lo tau di sana dia menjabat apa?"

"Apa, apa, apa?" Elea semakin tidak sabar,

"C.E.O."

Mmbbyyuuurr

Elea menyemburkan minuman yang sudah masuk kedalam mulutnya. Beruntung semburan itu tidak mengenai Zarin.

"Anjir! Lo biasa aja dong!" Omel Zarin sedikit menggeser kesamping agar tidak berhadapan langsung dengan Elea.

Elea ikut menggeserkan dirinya kehadapan Zarin.

"Sorry, sorry, gue kaget njir." Elea mengelap meja yang basah akibat semburannya.

"Serius dia jadi CEO? Beneran keren tuh orang! Gue kira bakalan jadi orang gila tuh anak!" Seru Elea,

"Orang gila gimana maksud lo?" Tanya Zarin sedikit penasaran.

"Lo gak tau?" Elea menatap Zarin, sedetik kemudian ia menepuk dahinya sendiri

"Gue lupa" Ia menyadari jika Zarin saat itu berada di Singapura.

Zarin mengernyitkan dahinya bingung. "Apaan sih?"

"Zevan, Tuh anak waktu tau lo ngilang pergi tanpa kabar, lo tau dia gimana?" Zarin menggeleng, menatap Elea dengan fokus.

"Dia udah kayak orang gila! Dia cari lo kemana-mana, dia mencari info di setiap rumah sakit dari ujung Sabang sampai Merauke! Gila sih, perjuangan dia patut gue acungi jempol, Rin. Dia gak pernah nyerah buat terus cari lo!"

"Gue liat penyesalan besar yang dia rasain, dia bahkan sampai jatuh sakit karena terlalu fokus nyari lo,"

Zarin bungkam, semua perkataan Elea berputar di kepalanya. Ia merasa bersalah karena sudah membuat Zevan seperti itu. Tiba-tiba ia merasa dirinya sangat jahat.

"Jahat banget ya gue?" Zarin melengkungkan bibirnya kebawah, ia merasakan matanya panas.

"No! Justru karena itu, dengan cara lo pergi dari Zevan, buat dia jadi sadar dan nyesel pernah per lakuin lo gak baik dulu. Gue rasa itu adalah karma terbaik dari lo. Yaaaa meskipun gue sedikit kecewa sama lo karena lo juga gak ngabarin gue," Jelas Elea memanyunkan bibirnya.

"Sorry..." Zarin menatap Elea berkaca-kaca memegang tangan Elea.

"Its okay, tapi mulai sekarang lo gak gue izinin buat pergi-pergi lagi. Gue kesepian tau gak gak ada lo," Tegas Elea tidak ingin lagi berpisah dengan sahabatnya itu.

"Gue gak akan kemana-mana lagi kok," Jawab Zarin tersenyum hangat, Elea membalasnya kembali dengan senyuman. Ia sangat senang jika sahabatnya itu bisa kembali berada disisinya.

"Eh btw, lo kerja disini udah lama?" Tanya Zarin saat setelah beberapa menit hanya keheningan yang terjadi diantara mereka.

"Udah sekitar enam bulan sih gue buka cafe ini," Balas Elea meminum minuman yang berada dihadapannya.

"Wait," Zarin mengerjap, "jadi Cafe ini punya lo?!"

Elea mengangguk, "ini udah cabang ke 5,"

"Gilaaa! Pengusaha lo sekarang?" Seru Zarin tidak menyangka jika Elea pemilik cafe ini.

"Yo'i. Lo sih ngilangnya lama banget! Ketinggalan kan sama kesuksesan gue, " Elea menjulurkan lidahnya.

"Iya deh iya si paling sukses," Balas Zarin memutar bola matanya malas,

"Eh btw,-"

"Bee,"

Ucapan Zarin terpotong saat sebuah suara terdengar dari arah belakangnya. Zarin pun menengok ke arah belakang.

"Baby!" Seru Elea menghampiri pria yang tadi memanggilnya dengan sebutan ''bee'.

Lantas saja Elea memeluk pria itu mesra, mengabaikan orang-orang yang melihat kearahnya.

Zarin membulatkan matanya. Tunggu, sejak kapan? Gerry dan Elea, mereka... Berpacaran? Zarin terkejut dengan fakta yang baru saja ia ketahui itu.

Gerry mengernyit, melihat ke arah Zarin. "Zarin? Lo?"

Zarin mengerjap, "Hey Ger, long time no see," Ucap Zarin masih dengan posisi duduknya.

Elea membawa Gerry duduk disampingnya. Ia bergelayut manja di lengan Gerry. Zarin hanya menatap datar dua sejoli itu.

"Lea, lo hutang penjelasan sama gue," Ucap Zarin penuh penekanan.

"Hehe...iya nanti gue cerita sama lo," Jawabnya, mengetahui pasti banyak pertanyaan yang akan dilayangkan oleh Zarin melihat ia dan Gerry bisa bersama.

"Ger, kopi lo americano-" Ucapan Delon terhenti saat melihat wanita yang ada dihadapan Elea. Begitupun dengan Alden yang menghentikan langkahnya dibelakang Delon.

"ZARIN?!" Pekik mereka bersamaan. Zarin hanya tersenyum canggung.

"Gila! Gue gak mimpi kan ini?" Ujar Delon mendudukkan dirinya disamping Zarin.

"Gue kira lo udah ditelan bumi, Rin!" Tambahnya membuat  Zarin terkekeh.

"Lo kemana aja, Rin?" Tanya Alden mengambil kursi sembarang dari meja yang lain.

Zarin tersenyum, "Kalian apa kabar?"

"Kita mah baik, lo yang apa kabar?" Tanya balik Delon.

"Gue ba-"

"Minggir lo!" Ucapan itu berhasil membuat semua atensi disana menatapnya.

Terlihat Zevan yang menatap tajam Delon seperti ingin memakan Delon hidup-hidup, kedua tangannya ia masukkan kedalam saku celana. Membuat nya terlihat lebih cool.

Zevan berdecak melihat tidak ada pergerakkan dari Delon. Semua temannya hanya menatapnya bingung.

"Jauh-jauh dari calon istri gue!"

"HAH?!

☁☁☁☁☁





Ada yang nungguin Zevan nikah sama Zarin? 😬

Kira -kira Zarin mau gak ya?🤔

Mau double Up?

Jangan pura-pura lupa, bintangnya belum dipencet noh!🤨

Makasih,
Lovyu badag💋

Eleandra Zayana Purba

Si pemilik Cafe, potong rambut yakan biar tambah kece 😎

Gerry Lovandres

Kira-kira kalo dosennya kayak gini rela ngulang semester berapa kali?

Deleano Andreas

Rela masuk rumah sakit tiap hari kayaknya kalo dokternya kayak gini 😳

Alden Syaffen

Kalo jaksa nya kayak gini mau bikin kasus gak?

Continuer la Lecture

Vous Aimerez Aussi

ALZELVIN Par Diazepam

Roman pour Adolescents

3.9M 228K 28
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
ARGALA Par 𝑵𝑨𝑻𝑨✨

Roman pour Adolescents

5.6M 238K 56
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...
Ervan [End🤎] Par inizizi

Roman pour Adolescents

1.7M 121K 81
[Brothership] [Not bl] Setiap orang berhak bahagia, meskipun harus melewati hal yang tidak menyenangkan untuk menuju kebahagiaan. Tak terkecuali Erva...
IGNITES Par Murti Mutolaah

Roman pour Adolescents

949K 46.5K 61
Mendengar namanya saja sudah membuat Wilona bergidik ngeri, apalagi bertemu dengan sosoknya langsung. Mungkin Lona akan kabur begitu melihat bayangan...