Malaikat Ayah [REVISI]

De Cicipang_

57.4K 5.4K 384

Seorang singel parent yang merawat ke empat anak-anaknya sendirian. Akankah dirinya berhasil menjadi orang tu... Mais

1 : awal yang baru
2 : Tentang Papa dan Ayah
3 : soal asmara
4 : kesayangan Ayah
5 : Nana?
6 : rasa yang terbagi
7 : baik dan buruk
8 : egois
9 : jenguk
10 : Ungkap perasaan
11 : rasa yang terpendam
12 : sidang tertunda
13 : kelopak yang rapuh
14 : malam yang menyakitkan
15 : bunga yang layu
16 : penawar hati
17 : kata hati
18: ego yang terkalahkan

19 : seperti mimpi

1.8K 189 21
De Cicipang_

🍃🍃 MALAIKAT AYAH🍃🍃

Di Padang rumput yang hijau, dengan di terangi dengan matahari yang cerah dan angin berhembus pelan menerpa ke wajah serta tubuh seorang anak kecil yang tergeletak di atas padang rumput nan hijau ini. Ia terbangun dan mengerutkan keningnya merasa sangat asing dengan tempat yang baru ia datangi saat ini.

Lalu dia pun mengusap matanya, sekiranya ia bermimpi. "Aku dimana?" Gumam anak itu.

Menoleh kanan dan kiri, tak ada orang di sini. Sepi dan senyap. Anak itu mengerjapkan kembali matanya, "ini dimana?"

Tak ada sahutan sama sekali, hanya terdengar hembusan angin.

Anak itu mulai takut. Saudaranya dan ayahnya tidak ada di sini. "Kak Ajun! Kak Injun! Kak Nana! Ayah! Dimana kalian?" teriak Shotaro.

Bocah itu meringis, tak ada yang menjawabnya. Ia takut karena dirinya sendiri disini. "Ayah! Ayah dimana?"

Shotaro mulai menangis, sambil berjalan entah kemana. Tempat ini aneh pikirnya, sebab tak ada benda lain selain Padang rumput yang sangat luas dan ada satu pohon!

Yap! Shotaro tak salah liat, dia melihat satu pohon berdiri di sana. Dengan rasa penasaran Yang tinggi, ia pun berjalan menghampiri pohon tersebut. Setidaknya ada tempat berteduh di sini.

Dia duduk sambil memeluk kaki dan membenamkan wajahnya di sana lalu terus menangis. "Ayah! Kakak! Kalian dimana? Adek takut, adek sendiri disini~"

Tak lama kemudian, Shotaro merasakan ada yang mengusap kepalanya dengan sangat amat lembut. Shotaro mendongakkan wajahnya dan melihat wajah seorang pria dewasa yang sangat cantik dan anggun.

"Kamu siapa?" Tanya bocah itu.

Badannya gemetar, matanya sembab dan sesekali segukan.

Pria itu tersenyum. "Namaku Dong Sicheng, tapi aku akrab dipanggil Winwin."

Mendengar nama Winwin, Shotaro merasa tidak asing. la pernah dengar sebelumnya, namun ia lupa. Sembari Shotaro mengingat nya, bocah itu kembali menatap wajah cantik itu. Shotaro belum pernah melihat wajah pria secantik itu sebelumnya. la pikir hanya kakak-kakaknya saja yang cantik, terlebih lagi kakak keduanya,
Renjun. Renjun paling cantik diantara saudaranya yang lain.

Winwin mengusap air mata bocah itu. "Jangan nangis."

"Kita ada dimana?"

Lagi-lagi Winwin tersenyum, "kita ada di tempat di mana orang-orang akan hidup tenang sampai menuju ke alam selanjutnya."

"Maksudnya?"

Winwin tak menanggapinya lagi. "Kita akan bersenang-senang disini, apa kamu mau?"

Shotaro diam, agak ragu untuk menjawab. Akhirnya Winwin menarik lengan bocah itu dan mengajaknya jalan-jalan. Mereka berdua berjalan menyusuri rumput-rumput, terkadang sambil bercanda  satu sama lain. Seperti main kejar-kejaran, atau bahkan Winwin yang akan menggendong Shotaro di bahunya. Mereka berdua terus bermain hingga sampai mereka lelah.

Keduanya duduk kembali di bawah pohon sambil menikmati sejuknya udara di tempat ini.

"Aku pengen ketemu Ayah dan kakak-kakak ku." Celetuk Shotaro.

"Kamu sayang ya sama mereka?"

"Sayang banget!! Aku, Ayah dan kakak-kakak ku hidup dengan baik. Aku salut sama ke empat kakakku yang berjuang demi keluarga."

"Oh iya? Coba ceritakan tentang semua saudaramu"

"Aku punya kak Nana! Nama aslinya Na Jaemin. Dia orang yang paling baik menurut aku! Dia yang asuh dan rawat aku sampai aku kayak gini. Walaupun aku ga punya orang tua lengkap, tapi kak Nana bisa menuhin rasa yang aku inginkan. Aku jadi mikir, pasti yang akan jadi pasangan kak Nana beruntung banget. Soalnya kak Nana tuh super baik banget, jago masak, jago foto-foto juga. Kadang aku jadi modelnya. Kak Nana adalah kakak terfavorit aku."

Winwin diam-diam tersenyum mendengar ucapan Shotaro. Memejamkan matanya sebentar lalu membayangkan wajah anaknya dan berkata terimakasih. Jaemin berperan penting bagi keluarga.

"Lalu ada siapa lagi?"

"Ada kak Injun! Nama aslinya Na Renjun, karena nyebut namanya susah makanya di ganti Injun. Nah! Kakakku yang itu adalah kakak yang paling cantik diantara kami semua. Kak Injun baik, kadang aku di kasih duit jajan sama di beliin makanan diem-diem. Aku ga terlalu deket sama kak Injun, soalnya kakak jarang di rumah. Dianya di asrama. Terus, kak Injun ini galak tapi ga segalak kak Ajun.."

Shotaro tiba-tiba berhenti bercerita. Winwin menoleh ke arah bocah itu. Di lihatnya wajah Shotaro yang sendu. Winwin tahu isi hati Shotaro kala menyebut nama Xiaojun.

"Kenapa?" Tanya Winwin.

"Aku punya kakak satu lagi, namanya kak Xiaojun, aku manggilnya kak Ajun. Dia orangnya baik, baik kok cuma sedikit kasar kalo ke aku. Mungkin cara sayangnya sedikit berbeda dari kakakku yang lain." Shotaro berusaha untuk tersenyum.

Winwin ikut merasakan hal yang Shotaro rasain sekarang.

"Kamu sayang gak sama dia?"

"Sayang banget!! Kadang aku pengen meluk kak Ajun yang lama banget! Aku pengen rasain gimana di peluk sama kak Ajun."

"Emang gak pernah pelukan?"

Shotaro menggeleng lagi. "Kak Ajun ga suka pelukan, ayah aja sampe di omelin karna ayah tuh suka meluk anak-anaknya."

Padahal Winwin tau alasan sebenarnya, Shotaro mencoba menyembunyikan faktanya. Fakta bahwa Xiaojun tidak suka di peluk itu adalah bohong. Xiaojun adalah orang pertama yang sangat amat membutuhkan pelukan, kehangatan dan dukungan dari orang-orang di sekitarnya. Hanya saja Xiaojun bertingkah seolah ia baik-baik saja, dan bisa melakukannya sendiri tanpa dukungan dari siapapun. Keras kepala dan egois sama seperti dirinya yang dengan keras kepalanya untuk tetap menikah dengan Yuta.

"Jawab yang jujur ya, kak Xiaojun pernah nyakitin kamu gak?"

"Pernah, kakak pernah dorong aku sampai badan aku kena dinding. Pernah jatuh dari sepeda karena kak Ajun naruh ranting kayu di ban sepeda ku. Pernah dengan sengaja ceburin aku ke kolam ikan untungnya ga dalem tapi aku banyak nelan air sampe aku sakit perut.

"Kalo kamu tau kak Xiaojun sengaja, kenapa ga bilang ke ayahmu?"

"Aku sayang sama dia, aku gak mau kakak kena marah. Aku belain kakak biar hanya aku yang di omelin, siapa tau dengan kayak gitu kak Ajun jadi sayang ke aku."..

Winwin sedikit kesal pada kelakuan anak sulungnya itu. Ia tak menyangka Xiaojun akan Setega ini. Winwin tau, dan saksikan sendiri bagaimana perlakuan Xiaojun selama ini pada keluarga. Terkesan pilih kasih, dan seenaknya.

"Aku selama ini bertanya-tanya, apa alasan kak Ajun ga suka sama aku. Sampe aku tau semuanya di malem itu. Ternyata karena kehadiran aku, papa jadi meninggal dan itu yang ngebuat kakak benci sama aku. Aku pengen minta maaf sama dia, aku kalo tau di suruh pilih di lahirkan atau enggak, aku pasti pilih enggak."

"Hey! Ga boleh ngomong gitu, sayang. Kamu itu keberuntungan. Kamu itu anugerah yang Tuhan kasih ke kami."

Shotaro merasa ada yang janggal dengan satu kata yang di ucapkan pria manis ini. "Kami?"

Winwin menepikan pertanyaan Shotaro. "Nak, kamu adalah sebuah harapan. Jadi ga ada yang namanya kelahiran sial. Hanya orang egois yang mikir kamu kayak gitu. Jangan pernah lagi mikir kamu anak sial, kamu itu spesial."

"Persis kata Ayah. Ayah pernah bilang gitu ke aku."

Winwin tersenyum lalu mengusap pelan rambut Shotaro. "Nak, kamu dah pernah liat papamu belum?"

Shotaro menggeleng, "dari kecil aku ga pernah sekalipun di liatin foto papa. Kata kak Nana, Ayah nyimpen foto-foto papa di gudang. Tapi waktu itu aku pernah nekat ke gudang dan ga nemu apa-apa di sana."

Winwin terlihat sendu mendengarnya, kenapa Yuta tidak ingin memperkenalkan anaknya pada dirinya?

"Tapi aku yakin, papa pasti cantik banget! Buktinya aja semua anaknya cantik dan tampan!"

Winwin kembali tersenyum kala Shotaro menoleh padanya.

"Kakak cantik" puji Shotaro.

Hati Winwin begitu senang dengarnya! Baru kali ini ia di puji setelah sekian lama.

"Terimakasih, manis." Winwin menyubit pelan pipi bocah itu karena saking gemesnya.

Shotaro terkekeh kecil karena baru saja mendapatkan pujian dari seseorang yang lebih cantik darinya.

"Omong-omong, kamu pengen liat wajah papamu gak?"

Sontak saja Shotaro mendekat ke arah Winwin. Kelopak matanya melebar tanda ia begitu antusias. Ia mengangguk cepat. "Mau banget! Gimana caranya?"

"Begini.." Winwin mengusap wajah bocah itu, membiarkan dia memejamkan matanya. Lalu, Winwin mengambil lengan kanan Shotaro, dan menempelkannya di dadanya.

Setelah itu ada seberkas sinar muncul di telapak anak itu. Semua memori yang pernah Shotaro lakukan terputar jelas saat ini, namun ini dalam sudut pandang yang berbeda. Dirinya merasa ada di dalam tubuh seseorang.

Memori yang ada pada tubuh yang ia masuki itu, kini terlihat. Waktu kembali berputar pada jaman dahulu, sebelum Shotaro lahir.

Winwin bercermin. Mengambil bedak tabur dan meratakannya di wajah. Setelah itu, ia tersenyum menatap dirinya di pantulan sana.

Yuta dari belakang memeluk Winwin. Mencium pundak suaminya. "Kamu cantik banget, sayang." Pujian Yuta membuat Winwin merona. Yuta mengelus pelan perut buncit milik Winwin. Disana ada seorang anak yang tumbuh.

Kening Shotaro mengkerut kala melihat wajah pria yang tengah di peluk Ayahnya itu adalah seseorang yang tengah bersamanya saat ini.

Kemudian kedua pasangan itu keluar dari kamar, dan menjumpai anak-anaknya.

Shotaro dibuat terkejut dengan melihat kakak-kakaknya yang masih kecil tengah bermain di sebuah ruangan.

Betapa polosnya wajah kakak-kakak saat itu, Shotaro terkekeh saat melihat Jaemin menangis dengan mulut mengunyah makanan. Di sebelahnya ada Renjun yang menyuapkan makanan pada Jaemin.

"Ayah, Nana nangis lagi" adu Xiaojun.

"Kenapa lagi kali ini?"

"Nana ga sengaja jatuhin makanannya, terus ngadu ke kakak. terus dianya minta kue punya kakak. Kan semuanya udah di bagi rata, salah sendiri banyak tingkah."

"Tapi punya Injun udah ku kasih ke Nana kok. Jadi tenang aja, Ayah. Lagi pula injun ga mau sakit gigi karena makan yang manis-manis."

Shotaro terdiam. Xiaojun tidak pernah berubah dari dulu. Disisi lain Renjun benar-benar baik dari dulu sampai sekarang. Memberi apa yang ia punya pada orang yang membutuhkan.

Ingatan itu terus berlanjut hingga pada saat di sore hari, semua orang terlihat panik terlebih lagi Yuta. Shotaro dapat melihat jelas wajah kepanikan ayahnya. Dan juga mendengar suara tangisan dari kakaknya.

Disini Shotaro masih kebingungan dengan apa yang terjadi. Apakah papanya lagi sakit?

Kemudian, datang seorang pria dewasa lainnya untuk membantu tubuh tersebut untuk masuk ke dalam mobil.

Sampai pada momen yang mungkin takkan hilang dari ingatan Shotaro. Dimana ia merasakan sesuatu yang keluar dari tubuh ini dan jeritan bayi itu membuat hati Shotaro berdebar.

Namun yang sangat di sayangkan, Shotaro merasakan tubuh ini melemah, dan pandangannya buram dan setelah itu menggelap.

Shotaro membuka matanya. Ia kembali melihat wajah Winwin, yang ternyata adalah papanya yang sangat ia rindukan.

"Papa!" Sontak saja Shotaro memeluk Winwin dengan penuh rasa rindu yang sangat amat besar.

Hati Winwin begitu tersentuh mendengar satu kata itu. "Iya, nak. Papa disini"

"Papa, aku kangen banget sama papa."

Winwin mempererat pelukannya sambil mengelus lembut rambut anaknya.

"Ayah jahat kenapa ga liatin wajah papa ke aku! Taro jadi ngerasa bersalah karena ga kenal papa tadi."

"Udah, gapapa kok. Sekarang kita akhirnya bertemu setelah sekian lama. Papa nunggu kalian disini."

"Ternyata bener! Papaku itu cantik banget!"

Winwin terkekeh. "Iya dong, anak-anaknya aja cakep-cakep semua"

Setelah itu banyak hal yang mereka bahas. Lebih tepatnya Winwin menceritakan tentang kehidupannya dulu pada Shotaro. Begitu pun dengan Shotaro. Sampai pada akhirnya Winwin menanyakan sesuatu pada Shotaro.




"Omong-omong, kamu ga ingin pulang?" Tanya Winwin.

"Pulang kemana?"

"Pulang ke Ayah dan saudaramu."

Entah mengapa Shotaro merasa berat jawabnya. Sampai akhirnya ia memutuskan...

"Aku mau disini aja, sama papa!"

Winwin senang dengarnya tapi ia juga tidak ingin egois. Tidak kali ini! Dirinya harus memikirkan bagaimana hidup Yuta dan anak-anaknya yang lain tanpa Shotaro. Cukup dirinya saja yang pergi dan meninggalkan luka bagi keluarga.

"Kamu ga kangen sama mereka?"

"Kangen sih tapi lebih kangen ke papa!!"

Winwin menggelengkan kepalanya. "Sayang, dengerin papa. Ada yang lebih kangen sama kamu saat ini. Ayah dan kakak-kakak mu pasti seneng banget kamu bisa pulang nanti. Terlebih lagi kak Ajun. Kamu mau kan ngerasain gimana hangatnya pelukan kakak?"

"Papa yakin, kamu akan ngerasa bahagia setelah kamu pulang nanti. Percaya sama papa."

"Terus, papa gimana? Aku ga mau ninggalin papa sendiri disini."

Winwin tersenyum. "Kamu tumbuh jadi anak yang baik. Tapi, papa ga bisa ikut pergi. Takdir papa disini, kamu masih punya kesempatan. Lain waktu, kita semua bakal ketemu kok! Papa awasin kalian dari sini. Kamu tenang aja, ya."

"Oh iya! Sama satu lagi, papa titip salam sama Ayah dan kakak-kakak mu. Jaga mereka ya, sayang."

"Tapi.."

"Pulang ya, nak." Winwin meniup wajah Shotaro yang membuat anak itu memejamkan matanya.









🍃🍃 MALAIKAT AYAH🍃🍃

Setiap pertemuan pasti ada perpisahan, tidak ada yang mau jika perpisahan itu terjadi. Karena setiap perpisahan pasti membuat bekas luka mendalam bagi yang di tinggalkan.

Sama seperti yang di rasakan oleh keluarga Na. Kini mereka harus merelakan kepergian satu anggota keluarga mereka lagi. Sakit, pedih, marah menjadi satu.

Shotaro dinyatakan meninggal dunia, membuat keluarga nya menangis sejadi jadinya terlebih lagi Xiaojun yang banyak salah sama adiknya. Xiaojun merasa bodoh sama perlakuannya terhadap adik bungsunya. Ia sadar telah melukai hati adiknya dan tidak sempat meminta maaf.

"Aku ga bisa maafin diri aku sendiri kalo Adek pergi."ucap Jaemin sesegukan.

Ketiga orang yang lain hanya bisa menangis, tidak sanggup untuk mengeluarkan sepatah katapun. Begitu sakit yang mereka rasakan.

Para dokter membiarkan mereka, dan memaklumi kondisi yang mereka alami saat ini. "Beri mereka waktu 20 menit, setelah itu lepas alat medis nya."

Di malam itu, keajaiban terjadi. Tak lama kemudian, monitor detak jantung berbunyi. Semua orang terkejut. Dokter dan para suster segera menangani Shotaro. Sebelum itu, keluarga Na di persilahkan untuk menunggu diluar ruangan.

"Ayah.. Adek?" Renjun menatap wajah ayahnya.

Yuta menutup wajahnya dengan telapak tangannya. "Makasi, Engkau memberikan kesempatan pada anakku. Dan makasi, Win. Kamu ga nahan taro ikut sama kamu. Aku janji bakal jaga anak-anak kita dengan baik setelah ini."

Berjam-jam menunggu, sampai saat ini belum ada yang keluar dari ruangan itu. Yuta terus berdoa. Sedangkan anak-anaknya tertidur dengan posisi duduk semua.

Sekitar 10 menit, dokter keluar dan menyatakan bahwa keadaan Shotaro stabil. Dan esok hari akan di pindahkan ke ruang inap lagi, untuk perawatan lebih lanjut.







🍃🍃 MALAIKAT AYAH🍃🍃


HAYOO SIAPA YANG KANGEN DENGAN MALAIKAT AYAH?

Continue lendo

Você também vai gostar

718K 9.3K 35
YAOI/GAY/HOMO/NFSW/BOYSLOVE (bukan boy pussy) Jangan salah lapak bro, kalo gak nemu cerita yang lo mau di sini pindah aja. Isinya oneshoot atau mun...
2.2M 108K 45
•Obsession Series• Dave tidak bisa lepas dari Kana-nya Dave tidak bisa tanpa Kanara Dave bisa gila tanpa Kanara Dave tidak suka jika Kana-nya pergi ...
5.1M 441K 51
-jangan lupa follow sebelum membaca- Aster tidak menyangka bahwa pacar yang dulu hanya memanfaatkannya, kini berubah obsesif padanya. Jika resikonya...
187K 15.5K 19
🐇🐇🐇