5 : Nana?

3.6K 340 6
                                    










🍃🍃 MALAIKAT AYAH🍃🍃








Selama seminggu, Yuta melarang anak-anaknya keluar tanpa teman dan selalu menyuruh mereka untuk pulang tepat waktu. Jika melanggar, akan mendapatkan ceramah panjang darinya. Rasa khawatirnya semakin besar karena anak-anak kesayangannya itu kini sudah berani mendekati seorang dominan. Tak masalah jika itu Shotaro, karena memang anak itu masih kecil dan butuh teman. Tapi, jika itu adalah Xiaojun, maka Seorang duda anak empat ini akan melarangnya dengan tegas.

Bukannya apa, Yuta hanya tidak ingin Xiaojun jatuh terlalu dalam dan berakhir sakit. Yuta tidak ingin melihat anaknya terpuruk dalam kesedihan akibat seorang dominan yang dengan beraninya menyakiti anak kesayangannya.

Xiaojun bahkan di antar jemput oleh Yuta menggunakan motor. Jika Yuta tak menjemputnya tepat saat jam kerja anak itu berakhir, maka dia akan menyuruh Xiaojun menunggunya hingga di jemput oleh Yuta. Pria tua itu tidak akan membiarkan anaknya di antar oleh siapapun kecuali orang itu sudah di perkenalkan padanya. Contohnya saja Hendery, putra sulung dari Johhny dan Chitta itu merupakan salah satu kepercayaannya. Tapi, mengingat Hendery adalah seorang dominan, ia membatasi kedekatan antara keduanya.

"Ayah! Adek! Kakak! Sarapannya udah siap!" Teriak Jaemin dari dapur. Ia bertugas memasakkan makanan di rumah. Sedangkan untuk pekerjaan rumah yang lain seperti menyapu, cuci piring dan lain sebagainya itu adalah tugas Shotaro dan Xiaojun -kalau dia sempat-

Xiaojun yang pertama kali muncul di dapur dan langsung menuju meja makan. Setelah itu disusul Yuta dan Shotaro yang berada di gendongannya. Yuta mendudukkan Shotaro di bangku yang terletak di sebelahnya. "Ayah kerja hari ini?" Tanya Xiaojun.

"Iya, kamu gak ngeliat Ayah udah rapih begini?" Yuta menyuapkan satu sendok penuh ke dalam mulutnya. Jaemin hanya menggeleng-gelengkan kepalanya lalu berjalan menuju bangku Shotaro.

"Aduh, kasian banget adek kakak yang satu ini. Hahaha~" Jaemin mengusap wajah Shotaro karena bedak yang di pakaikan oleh ayahnya berdempul dan tidak merata.

Shotaro yang mengerti maksud kakaknya langsung cemberut. "Iya nih, gara-gara Ayah. Muka Taro jadi jelek."

"Emang jelek kok." Sahut Xiaojun dengan wajah yang seperti biasa datar.

Shotaro makin cemberut setelah mendengar perkataan Xiaojun. "Iiihh! Kakak! Ayah liat tuh kakak ngatain taro!" Shotaro menarik-narik lengan Yuta.

"Dasar aduan." Xiaojun menatap sinis ke arah Shotaro, membuat anak itu melengkungkan bibirnya ke bawah.

Jaemin yang peka langsung memeluk Shotaro dan melototi kakaknya. "Ehh jangan nangis, nanti manisnya ilang loh. Kamu itu manis kok, kak Ajun cuma bercanda tadi."

Xiaojun hanya mengendikkan bahunya acuh. Dan melanjutkan sarapannya. Jaemin merutuki sifat kakaknya yang masih sama seperti dulu. Selalu saja seperti ini pada Shotaro yang bahkan tidak tahu letak kesalahannya dimana.

Semua itu tidak terlepas dari mata sang kepala keluarga. Yuta diam dan mengamati interaksi antara anak-anaknya. Dan ya, untuk kesekian kalinya Xiaojun memperlakukan Shotaro seperti itu. Selalu mengejek Shotaro, mungkin cuma bercanda, pikir Yuta.

Jaemin mengalihkan kesedihan adeknya dengan menyuapinya lalu memberikan satu permen padanya. "Buat kamu, jangan bilang siapa-siapa. Ssstt" Jaemin menaruh jari telunjuknya di bibirnya. Shotaro pun mengikuti gerakan Jaemin.

"Ssstt"

"Anak pintar, cium kakak dulu!" Shotaro langsung mencium pipi Jaemin.

"Gemesin banget~" Jaemin mencubit pelan pipi Shotaro.

Malaikat Ayah [REVISI]Where stories live. Discover now