Beloved Marriage in High Soci...

Galing kay FoxyJung

1.2M 188K 20.7K

Pernikahan Terindah Di Kalangan Kelas Atas Judul Asli : 宠婚豪门 Pengarang : Jianjia Nizi【蒹葭妮子】 Kategori : Drama... Higit pa

BMHS : Intro
BMHS : Bag. 1.1 : Kapan Aku akan Menikah?
BMHS : Bag. 1.2 : Kapan Aku akan Menikah?
BMHS : Bag. 2.1 : Meng Ting sangat sesuai dengan persyaratan, rupawan tapi bodoh
BMHS : Bag. 2.2 : Meng Ting sangat sesuai dengan persyaratan,rupawan tapi bodoh
BMHS : Bag. 3.1 : Mata Meng Ting memancarkan kerinduan
BMHS : Bag. 3.2 : Mata Meng Ting memancarkan kerinduan
BMHS : Bag. 4 : Aku adalah Calon Suamimu, Yan Sui
BMHS : Bag. 5 : Yan Sui,Kau Sangat Baik....
BMHS : Bag. 6.1 : Kalimat cinta pertama dalam hidupnya...
BMHS : Bag. 6.2 : Kalimat cinta pertama dalam hidupnya...
BMHS : Bag. 6.3 : Kalimat cinta pertama dalam hidupnya...
BMHS : Bag. 7.1 : Aku ingin mengatakan bahwa aku akan berjuang untukmu, Yan Sui
BMHS : Bag. 7.2 : Aku ingin mengatakan bahwa aku akan berjuang untukmu, Yan Sui
BMHS : Bag. 7.3 : Aku ingin mengatakan bahwa aku akan berjuang untukmu, Yan Sui
BMHS : Bag. 8.1 : Bersikap baiklah, sebentar lagi aku akan mengirimkan makanan
BMHS : Bag. 8.2 : Bersikap baiklah, sebentar lagi aku akan mengirimkan makanan
BMHS : Bag. 9.1 : Yan Sui, aku suka saat kau memelukku
BMHS : Bag. 9.2 : Yan Sui, aku suka saat kau memelukku
BMHS : Bag. 10.1 : Aku menyukainya, aku akan mengejarnya
BMHS : Bag. 10.2 : Aku menyukainya, aku akan mengejarnya
BMHS : Bag. 11.1 : Bisakah kau menyukaiku?
BMHS : Bag. 11.2 : Bisakah kau menyukaiku?
BMHS : Bag. 12.1 : Aku akan menunggumu
BMHS : Bag. 12.2 : Aku akan menunggumu
BMHS : Bag. 13.1 : Aku ingin berpelukan lebih lama
BMHS : Bag. 13.2 : Aku ingin berpelukan lebih lama
BMHS : Bag. 14.1 : Kau memang sebuah harta karun
BMHS : Bag. 14.2 : Kau memang seperti sebuah harta karun
BMHS : Bag. 15.1 : Sampai berjumpa lagi
BMHS : Bag 15.2 : Sampai berjumpa lagi
BMHS : Bag. 16.1 : Hangat. Dia nyata. Ini bukanlah mimpi
BMHS : Bag. 16.2 : Hangat. Dia nyata. Ini bukanlah mimpi
BMHS : Bag. 17.1 : Mulai hari ini, kau akan tinggal bersamaku
BMHS : Bag. 17.2 : Mulai hari ini, kau akan tinggal bersamaku
BMHS : Bag 18.1 : Saat ini hati perjaka 28 tahun telah dihantam dengan keras
BMHS : Bag 18.2 : Saat ini hati perjaka 28 tahun telah dihantam dengan keras
BMHS : Bag. 19.1 : Kau juga sangat berharga bagiku
BMHS : Bag. 19.2 : Kau juga sangat berharga bagiku
BMHS : Bag. 20.1 : Bagaimanapun juga, ini pertama kalinya Yan Sui ...
BMHS : Bag. 20.2 : Bagaimanapun juga, ini pertama kalinya Yan Sui ...
BMHS : Bag. 21.1 : Dia dan Yan Sui menikah
BMHS : Bag. 21.2 : Dia dan Yan Sui menikah
BMHS : Bag. 21.3 : Dia dan Yan Sui menikah
BMHS : Bag. 22.1 : Dia memiliki Yan Sui, dia memiliki rumah
BMHS : Bag. 22.2 : Dia memiliki Yan Sui, dia memiliki rumah
BMHS : Bag. 23.1 : Yan Sui tidak 'terpukul', dia hanya jatuh cinta
BMHS : Bag. 23.2 : Yan Sui tidak 'terpukul', dia hanya jatuh cinta
BMHS : Bag. 24.1 : Aku rasa itu pasti karena aku menyukainya
BMHS : Bag. 24.2 : Aku rasa itu pasti karena aku menyukainya
BMHS : Bag. 25.1 : Sebuah rasa suka yang perlahan menjadi semakin jelas
BMHS : Bag. 25.2 : Sebuah rasa suka yang perlahan menjadi semakin jelas
Pengumuman
BMHS : Bag. 26.1 : Sudah aku katakan, aku menginginkanmu
BMHS : Bag. 26.2 : Sudah aku katakan, aku menginginkanmu
BMHS : Bag. 27.1 : Kau terlalu mencolok
BMHS : Bag. 27.2 : Kau terlalu mencolok
BMHS : Bag. 28.1 : Mereka gila, kau imut
BMHS : Bag. 28.2 : Mereka gila, kau imut
BMHS : Bag. 29.1 : Bagaimana rasanya?
BMHS : Bag. 29.2 : Bagaimana rasanya?
BMHS : Bag. 30.1 : Meng Ting tidak akan benar-benar berubah...
BMHS : Bag. 30.2 : Meng Ting tidak akan benar-benar berubah...
BMHS : Bag. 31.1 : Bagaimanapun juga, aku tidak suka mencium orang yang tidak..
BMHS : Bag. 31.2 : Bagaimanapun juga, aku tidak suka mencium orang yang tidak..
BMHS : Bag. 32.1 : Aku adalah Saudari Iparmu, maka aku....
BMHS : Bag. 32.2 : Aku adalah Saudari Iparmu, maka aku....
BMHS : Bag. 32.3 : Aku adalah Saudari Iparmu, maka aku...
BMHS : Bag. 33.1 : Aku tidak bisa menciummu juga. Ciumanku hanya untuk Yan Sui
BMHS : Bag. 33.2 : Aku tidak bisa menciummu juga. Ciumanku hanya untuk Yan Sui
BMHS : Bag. 34.1 : Aku akan menggendongmu untuk bertemu dengan leluhur kita
BMHS : Bag. 34.2 : Aku akan menggendongmu untuk bertemu dengan leluhur kita
BMHS : Bag. 34.3 : Aku akan menggendongmu untuk bertemu dengan leluhur kita
BMHS : Bag. 35.1 : Pasangan yang sudah menikah menjadi kerabat....
BMHS : Bag. 35.2 : Pasangan yang sudah menikah menjadi kerabat....
BMHS : Bag. 36.1 : Hatiku berkata ia bersedia
BMHS : Bag. 36.2 : Hatiku berkata ia bersedia
BMHS : Bag. 37.1 : Meng Ting terimakasih atas kesediaanmu ...
BMHS : Bag. 37.2 : Meng Ting terimakasih atas kesediaanmu ...
BMHS : Bag. 38.1 : Aku belum melupakannya. Aku bilang...
BMHS : Bag. 38.2 : Aku belum melupakannya. Aku bilang...
BMHS : Bag. 39.1 : Dia membuat Meng Ting menderita di masa lalu.
BMHS : Bag. 39.2 : Dia membuat Meng Ting menderita di masa lalu.
BMHS : Bag. 40.1 : Tidak menjadi bagian dari anggota Keluarga Meng...
BMHS : Bag. 40.2 : Tidak menjadi bagian dari anggota Keluarga Meng...
BMHS : Bag. 40.3 : Tidak menjadi bagian dari anggota Keluarga Meng...
BMHS : Bag. 41.1 : Malam ini adalah malam pertama mereka....
BMHS : Bag. 41.2 : Malam ini adalah malam pertama mereka....
BMHS : Bag. 41.3 : Malam ini adalah malam pertama mereka....
BMHS : Bag. 42.1 : Aku bukanlah orang yang memiliki simpati ataupun baik hati
BMHS : Bag. 42.2 : Aku bukanlah orang yang memiliki simpati ataupun baik hati
BMHS : Bag. 42.3 : Aku bukanlah orang yang memiliki simpati ataupun baik hati
BMHS : Bag. 43.1 : Keberuntunganku juga berubah menjadi lebih baik...
BMHS : Bag. 43.2 : Keberuntunganku juga berubah menjadi lebih baik...
BMHS : Bag. 44.1 : Aku ingin membuatmu bahagia...
BMHS : Bag. 44.2 : Aku ingin membuatmu bahagia...
BMHS : Bag. 45.1 : Aku membutuhkanmu. Aku selalu membutuhkanmu
BMHS : Bag. 45.2 : Aku membutuhkanmu. Aku selalu membutuhkanmu
BMHS : Bag. 46.1 : Dia merasa makin dan semakin aneh, namun ini adalah...
BMHS : Bag. 46.2 : Dia merasa makin dan semakin aneh, namun ini adalah...
BMHS : Bag. 47.1
BMHS : Bag. 47.2
BMHS : Bag. 48.1 : Cinta adalah dirimu. Kau adalah cintaku....
BMHS : Bag. 48.2 : Cinta adalah dirimu. Kau adalah cintaku....
BMHS : Bag 49.1 : Aku akan menemanimu. Pelan-pelan saja...
BMHS : Bag 49.2 : Aku akan menemanimu. Pelan-pelan saja...
BMHS : Bag 50.1 : Aku akan menghasilkan banyak uang, banyak sekali uang untukmu.
BMHS : Bag 50.2 : Aku akan menghasilkan banyak uang, banyak sekali uang untukmu.
BMHS : Bag 50.3 : Aku akan menghasilkan banyak uang, banyak sekali uang untukmu.
BMHS : Bag. 51.1
BMHS : Bag. 51.2
BMHS : Bag. 52.1 : Tidak masalah, karena akulah yang sekarang menikah denganmu
BMHS : Bag. 52.2 : Tidak masalah, karena akulah yang sekarang menikah denganmu
BMHS : Bag. 53.1 : Yan Sui, ada sesuatu yang ingin aku katakan padamu.
BMHS : Bag. 53.2 : Yan Sui, ada sesuatu yang ingin aku katakan padamu.
BMHS : Bag. 53.3 : Yan Sui, ada sesuatu yang ingin aku katakan padamu.
BMHS : Bag. 54.1
BMHS : Bag. 54.2
BMHS : Bag. 55 : Akhirnya aku bisa membuatnya marah.
BMHS : Bag. 56 : "Yan Sui, langit belum gelap..."
BMHS : Bag. 57 : "Tidak hanya di mataku, kau juga ada di hati dan pikiranku."
BMHS : Bag. 58.1 : "Kau adalah kebahagiaanku."
BMHS : Bag. 58.2 : "Kau adalah kebahagiaanku."
BMHS : Bag. 59.1 : Yan Sui-nya berpura-pura bodoh.
BMHS : Bag. 59.2 : Yan Sui-nya berpura-pura bodoh.
BMHS : Bag. 60.1 : Yang satu adalah bocah tua, yang lain benar-benar...
BMHS : Bag. 60.2 : Yang satu adalah bocah tua, dan yang lain benar-benar...
BMHS : Bag. 61 : Meng Ting yang sudah lama tidak merasakan rasa malu,...
BMHS : Bag. 62.1
BMHS : Bag. 62.2
BMHS : Bag. 63.1 : "Jangan takut, tidak ada seorangpun...
BMHS : Bag. 63.2 : "Jangan takut, tidak ada seorangpun...
BMHS : Bag. 64.1 : "Bagaimana kalau kita...berguling-guling dulu?"
BMHS : Bag. 64.2 : "Bagaimana kalau kita...berguling-guling dulu?"
BMHS : Bag. 65 : Ini hanyalah membunuh dua burung dengan satu batu.
BMHS : Bag. 66 : "Seperti yang dia inginkan. Kau harus tahu..."
BMHS : Bag. 67 : Yan Sui yang dingin dan rasional dalam situasi seperti ini,...
BMHS : Bag. 68 : "Yan Sui kami itu rupawan, namun, Yan Sui adalah milikku."
BMHS : Bag. 69.1 : Kenapa dia tiba-tiba saja melihat versi tua dari Zhen Han?
BMHS : Bag. 69.2 : Kenapa dia tiba-tiba saja melihat versi tua dari Zhen Han?
BMHS : Bag. 70.1 : Dia tidak melindungi Meng Ting dengan baik, ....
BMHS : Bag. 70.2 : Dia tidak melindungi Meng Ting dengan baik, ....
BMHS : Bag. 71.1 : "Kemarilah, aku masih ingin berciuman."
BMHS : Bag. 71.2 : "Kemarilah, aku masih ingin berciuman."
BMHS : Bag. 72.1 : Pada dasarnya bisa dipastikan bahwa, ...
How I did my translation....
BMHS : Bag. 72.2 : Pada dasarnya bisa dipastikan bahwa, ...
BMHS : Bag. 73.1 : Dia tidak bisa kehilangan Meng Ting, dan ...
BMHS : Bag. 73.2 : Dia tidak bisa kehilangan Meng Ting, dan ...
BMHS : Bag. 74.1: Untuk seluruh hari-hari yang akan datang, ...
BMHS : Bag. 74.2 : Untuk seluruh hari-hari yang akan datang, ...
BMHS : Bag. 75 : Bersama dengan Meng Ting, setiap harinya ...
BMHS : Bag. 76.1 : Bisakah kita menyakiti atas nama cinta? ...
BMHS : Bag. 76.2 : Bisakah kita menyakiti atas nama cinta? ...
BMHS : Bag. 77.1 : "Yan Sui, kau harus bahagia."
BMHS : Bag. 77.2 : "Yan Sui, kau harus bahagia."
BMHS : Bag. 78 : "Teruntuk orang yang paling aku cintai."
BMHS : Bag. 79.1 : "Dia tidak akan menginginkan saya pergi. Saya tahu itu."
BMHS : Bag. 79.2 : "Dia tidak akan menginginkan saya pergi. Saya tahu itu."
BMHS : Bag. 80 : Meng Ting memamerkan pertunjukan kisah kasihnya ...
BMHS : Bag. 81 : Bahkan jika Wang Feng ingin memecahkan kepalanya...
BMHS : Bag. 82 : "Kau yang paling aku cintai. Aku hanya mencintaimu....
BMHS : Bag. 83 : "Mengusir apa, ini adalah rumahmu juga."
BMHS : Bag. 84 : Kau berani mencoba untuk menyentuh pria Nuo Nuo?
BMHS : Bag. 85.1 : "Kakek, akan membunuhnya, bukan?...
BMHS : Bag. 85.2 : "Kakek, akan membunuhnya, bukan?...
BMHS : Bag. 86 : Enyahlah dari keluarga Yan bersama dengan wanita itu!
BMHS : Bag. 87 : "Aku tidak akan membiarkan siapapun melukaimu lagi."
BMHS : Bag. 88 : Mari jangan bertengkar, dengan begitu...
BMHS : Bag. 89 : "Aku juga menyukaimu. ...
BMHS : Bag. 90 : "Tidak terlalu, tapi tetap marah!"
BMHS : Bag. 91 : Ini benar-benar sempurna, seperti Yan Sui-nya.
BMHS : Bag. 92 : "Saat menghidu aromaku, kau menyukainya atau tidak?"
BMHS : Bag. 93 : "Tidak, jangan seperti ini. Yan Sui, benar-benar jangan, ...
BMHS : Bag. 94 : "Tidak apa-apa, Yan Sui. Selama kau masih hidup, ......
BMHS : Bag. 95 : "Aku juga, tidak peduli hidup atau mati, ..."
BMHS : Bag. 96 : "Aku merindukanmu, sangat merindukanmu."
BMHS : Bag. 97 : "Itu sangat masuk akal, kan?"
BMHS : Bag. 98 : "Berpura-pura memelas tidak ada gunanya. ...
BMHS : Bag. 99 : Ini belum tentu salah satu caranya untuk mendapatkan Yan Sui.
BMHS : Bag. 100 : Dia sangatlah baik.
BMHS : Bag. 101 : Seseorang yang tidak kau sukai, aku juga tidak...
BMHS : Bag. 102 : Melihatmu, menciummu, membuatku merasa bahagia, ...
BMHS : Bag. 103 : Cerita utama berakhir.
BMHS : Bag. 104 : Extra Chapter I - Ulang tahun
BMHS : Bag. 106 : Extra Chapter III - Kehidupan sebelumnya.

BMHS : Bag. 105 : Extra Chapter II - Universitas

2K 220 22
Galing kay FoxyJung

Bagian 105

Extra Chapter II : Universitas


Pengarang : Jianjia Nizi

Penerjemah : FoxyJung

ꕻꘉꕻꘉꕻꕻꘉꕻꘉꕻ



Ketika bel berbunyi, dosen yang mengajar keluar dari ruang kelas, dan Meng Ting mengemasi barang-barangnya dengan cepat. Dia sebenarnya tidak membawa banyak barang. Tidak ada barang selain, sebuah buku, sebuah buku catatan, sebuah pena, dan juga ponsel yang dia letakkan dalam sakunya.

Namun 'kecepatan' ini hanya cepatnya rasa kecemasan mentalnya, sedangkan pergerakannya tidaklah secepat yang dia inginkan. Setelah berkemas dengan susah payah, teman-teman satu kelasnya yang berduyun-duyun untuk keluar pun menghadang jalan Meng Ting. Dia sudah 'cepat' untuk waktu yang lama, namun tetap saja masih tertinggal.

Meng Ting sudah menjadi mahasiswa tingkat tiga, dan ini adalah kelas terakhirnya semester depan. Ujian untuk mata kuliah lain juga sudah diselesaikan beberapa hari yang lalu. Sedangkan pada permulaan tingkat empat nanti mereka akan mulai disibukkan dengan magang dan tesis kelulusan. Diperkirakan tidak banyak pula mata kuliah yang akan diselesaikan.

Jadi untuk mata kuliah kali ini, para mahasiswa datang secara khusus, dan bahkan mahasiswa dari fakultas lain memadati meja belakang untuk bergabung berdesakkan dalam mata kuliah ini.

Meng Ting sebenarnya tidak terlalu memperhatikan hal ini, namun dengan terlalu banyaknya orang yang datang dalam mata kuliah tersebut, membuatnya hampir beberapa kali kehilangan tempat duduknya. Jadi meski dia tidak memperhatikan, dia pun tetap harus memperhatikan.

"Senior Xiao, aku tidak paham persoalan dari mata kuliah ini. Bisakah kau tetap tinggal agar kita bisa membahasnya?" Mahasiswi dengan wajah semerah apel berjalan dua langkah di depan Meng Ting, kemudian mengatakannya dengan lirih. Beberapa orang yang masih tinggal di dalam kelas tersebut, tak ayal menghentikan langkah kakinya, dengan senyum kekaguman yang menggantung di sudut bibir mereka.

"Maafkan aku, tapi aku terburu waktu," Meng Ting menghentikan langkah kakinya untuk menjawabnya. Dia sama sekali tidak memiliki niat buruk terhadap adik kelas laki-laki maupun perempuan yang memiliki semangat untuk belajar. Jadi dia pun menyarankan dengan serius, "Professor Zhang sangatlah baik, dan sekarang pastinya belum pergi terlalu jauh, kau bisa pergi ke kantor untuk mencari jawabannya pada Beliau."

Meng Ting menjatuhkan kalimat ini seraya membawa langkahnya keluar dari kelas tersebut. Sedangkan mahasiswi yang berwajah semerah apel tadi menatapnya dengan linglung, ingin sedikit merasa bersalah, namun entah merasa bersalah karena apa. Dia sudah mendengar, bahwa senior terbaik mereka ini sangatlah rupawan, dan tak peduli entah itu pria atau wanita akan diperlakukan seperti ini.

"Kenapa bisa sampai tidak memiliki waktu? Tidakkah kau ingin ikut pergi menengok keluar untuk mencari tahu?"

Seorang mahasiswi berucap dengan penuh ketertarikan dari dalam hiruk pikuknya kerumunan, dan lebih dulu melangkah pergi setelah selesai mengatakannya.

Meng Ting merupakan seseorang yang telah menikah sudah menjadi rahasia umum dalam shift kelas mereka. Pada waktu itu ketika Meng Ting secara pribadi mengakui hal tersebut, dia sungguh mendengar banyak suara-suara patah hati, dan itu termasuk dirinya sendiri. Namun meski begitu rumput di suatu kediaman pun memiliki nama pemiliknya. Maka dari itu walau mengagumi serta menyukainya, dia juga hanya bisa melihatnya dari kejauhan.

Terlebih lagi tiga tahun berlalu, hanya dengan melihat Meng Ting yang mampu menolak orang-orang dengan efektif, telah mampu mendinginkan hatinya. Dia pun telah mempertimbangkan untuk melepaskannya.

Meng Ting keluar dari ruang kelas, dan pergi ke gedung pembelajaran di lantai bawah, dimana jalannya jauh lebih lengang. Tatapan matanya yang terpaku pada kerumunan, tiba-tiba saja berkilauan, dan langsung saja lari melesat.

"Yan Sui, aku di sini."

Meng Ting melambaikan tangannya, dan sosok mahasiswa yang tinggi serta dingin sepenuhnya lenyap. Matanya melengkung, dan rasa kebahagiaannya jelas sekali terlihat.

Akhirnya Yan Sui langsung bisa melihatnya ketika Meng Ting turun ke bagian depan gedung pembelajaran. Hanya saja sulit baginya untuk menerjang arus manusia ini, dan tidak mudah pula jika ingin menjejalkan diri untuk masuk ke dalamnya. Dia menghentikan langkah kakinya, dan menunggu Meng Ting untuk menghampiri ke arahnya.

"Yan Sui," Meng Ting mendekat, dan kembali memanggilnya dengan lirih. Dia tidak mengatakan apapun lagi, namun apa yang lubuk hatinya tengah pikirkan seluruhnya terpantul di matanya.

"Mari kita pulang," Yan Sui menggapai dan merangkul lembut bahu Meng Ting, membawanya berjalan keluar.

Meng Ting menganggukkan kepalanya. Dia mengamati jalanan yang ada di depan, dan tak ayal konsentrasinya selalu terpecah untuk menatap ke arah Yan Sui. Sudut bibirnya terangkat naik membentuk seulas senyuman, lalu menarik turun tangan Yan Sui yang ada di bahunya, dan membaliknya untuk menggenggam telapak tangannya, "Ayo kali ini berjalan dengan bergandengan tangan."

Demi tidak menciptakan beberapa masalah yang tidak perlu bagi Meng Ting di sekolah, mereka selalu saja menahan diri ketika bertemu di depan orang-orang. Saat terintim yang pernah mereka lakukan, hanya sebatas bahu yang saling terhubung, namun Meng Ting mampu merasakan perhatian Yan Sui.

Di awal semester selanjutnya, dia akan selalu berada di laboratorium, dan hanya akan kembali ke sekolah satu atau dua kali jika ada yang harus dikerjakan. Terlebih lagi dia tidak pernah memperdulikan apa yang orang-orang pikirkan tentang dirinya, dan sejak lama dia hanya ingin berjalan bergandengan tangan dengan Yan Sui seperti ini.

"Baiklah," Yan Sui mengangguk, dan kembali menggenggam tangan Meng Ting. Langkah kakinya pun ikut melambat.

Tatapan mata Yan Sui sedikit mengedar ke belakang, dan menyadari satu atau dua pasang mata yang tampak kecewa. Genggaman tangannya pun langsung saja semakin mengetat.

Bagi Yan Sui, selama tiga tahun terakhir ini, bukanlah suatu cobaan yang kecil. Pada tahun-tahun ini saja entah sudah berapa banyak surat cinta yang dia pilah keluar dari tas sekolah Meng Ting. Belum lagi, ketika mereka berjalan seperti sekarang, Meng Ting dihadang karena ada yang ingin menyatakan perasaan.

"Siswa Xiao, aku membawa mobil sendiri ke sini. Bagaimana kalau aku mengantarmu pulang?"

Seorang mahasiswa yang mengandalkan cara berjalannya yang penuh dengan aura keangkuhan, secara gegabah menjejalkan dirinya masuk di antara kerumunan orang sekitar. Setelah itu akhirnya menghentikan dirinya di depan Meng Ting dan Yan Sui.

Namun Meng Ting tidak menghentikan langkah kakinya. Dia menggenggam tangan Yan Sui dan berjalan melewati orang itu, benar-benar tidak mempedulikannya, maupun kata-kata apa yang diucapkan pria itu.

"Ada banyak marga Xiao di sekolah ini, dan pastinya itu bukan aku yang dia bicarakan." Dia memalingkan kepalanya ke arah Yan Sui dan menjelaskan dengan sangat serius. Di saat yang sama dia mencubit lembut jari Yan Sui, "Aku memilikimu, dan tidak perlu diantarkan orang lain."

Amarah tak terlukiskan yang ada di hati Yan Sui, langsung saja terpadamkan oleh beberapa kalimat Meng Ting tersebut. Terlebih lagi Meng Ting akan mendapatkan hari libur, dan ini adalah hal yang menggembirakan. Tidak terasa perlu hanya karena orang-orang yang tidak relevan, mampu mempengaruhi suasana hatinya. Yan Sui pun kemudian menjawab Meng Ting dengan lembut, "En."

"Siswa Xiao, aku mengenal manajer cabang Perusahaan Tingya. Jika kau bisa menemaniku makan, aku bisa mengajukan kesempatan untuk magang."

Mahasiswa itu pantang mundur. Karena wajah Meng Ting, membuatnya terpesona hingga hilang akal selama beberapa bulan terakhir. Tahun ketiga mereka akan berakhir, dan jika dirinya tidak meraih kesempatan yang menjadi tujuannya ini, maka tidak akan ada lagi kesempatan di masa depan nanti.

Apalagi dia percaya bahwa dengan kondisi yang dia tawarkan ini, untuk orang-orang yang mengambil jurusan seperti Meng Ting, pastinya tidak akan diabaikan.

Kurang dari empat tahun semenjak Perusahaan Tingya didirikan, namun reputasi perusahaan ini telah berubah menjadi merek kelas atas yang terkenal secara internasional. Pencapaian yang seperti ini, bagi sebagian besar yang ada di Universitas Haicheng, hanya bisa diangan-angankan dalam mimpi mereka.

"Terlebih lagi kau ini sangat luar biasa, yang mungkin saja akan mendapatkan perhatian lebih dari salah satu ahli peracik parfum. Lantas bisa mengenalkanmu pada si 'Ting' yang tersohor itu."

Ketika mahasiswa itu mengatakan sampai sejauh ini, terdengar suara-suara tarikan nafas di sekeliling mereka. Ada juga yang menjadi gelisah, dan ingin menggantikan Meng Ting untuk menemani mahasiswa ini untuk makan.

Meng Ting akhirnya berpaling untuk menatap teman sekelas pria yang sama sekali tidak meninggalkan kesan padanya tersebut. Tatapan matanya ini menjadi agak dingin, "Menyebalkan!"

"Kau......tidakkah kau......" Teman sekelas prianya tersebut terkejut dengan aura Meng Ting yang menonjol. Dia mundur setengah langkah, namun sebelum dia bisa membuka mulutnya, Yan Sui menyelak kata-katanya.

"Tidak tahu diri!" Yan Sui melepaskan tangan Meng Ting, dan berbalik untuk merangkul pinggang Meng Ting, "Enyahlah."

"Tuan Besar Yan, Nyonya, mobilnya di sini."

Zhao Bing yang entah sejak kapan pula muncul di lingkungan tersebut, mengucapkan hal ini seraya agak membungkuk ke arah Yan Sui dan Meng Ting.

Meng Ting telah menjadi mahasiswa selama tiga tahun, namun ada juga asrama di dalam sekolah ini, yang pada umumnya sering digunakan untuk istirahat makan siang. Zhao Bing dan Yan Sui terlebih dulu ke sini untuk merapikan tempat ini. Saat waktunya hampir tiba, Yan Sui lebih dulu kemari untuk menemui pemuda tersebut, sedangkan Zhao Bing melanjutkan untuk memindahkan barang-barangnya.

Namun Meng Ting yang masih agak marah, dan dengan sengaja mengucapkan kata-kata ini di depan wajah Yan Sui. Meng Ting diam tak bergerak. Dia memalingkan kepalanya, dan membubuhkan sebuah ciuman di bibir Yan Sui. Kelembutan melintas di mata Meng Ting, lantas menggenggam tangan Yan Sui sekali lagi, dan mengibas-ngibaskannya di hadapan semua orang.

"Dia adalah kekasihku. Orang yang paling aku cintai, dan aku tidak bisa menemanimu makan."

Meng Ting mengambil jeda, kemudian melanjutkan untuk berkata, "Dan juga, selama Perusahaan Tingya benar-benar memiliki talenta, akan tahu mana yang orang yang baik dan buruk. Sedangkan kau! Sama sekali tidak bisa!"

Selesai mengatakannya, dia pun menarik tangan Yan Sui, dan dengan Zhao Bing yang membukakan jalan, mereka lalu beranjak masuk ke dalam mobil.

Mahasiswa itu jelas saja tidak menduga bahwa Meng Ting yang tinggi, dingin, cantik dan tidak suka bicara pada hari-hari biasanya, mampu tiba-tiba saja menjadi setajam ini. Apalagi mampu membuat dirinya merasakan kemelut yang tidak bisa dibayangkan, seolah-olah kata-kata Meng Ting benar-benar akan menjadi kenyataan, "Kau, kenapa kau berkata seperti itu?"

Meng Ting menghentikan langkah kakinya ketika mendengar hal tersebut. Suaranya tidak dengan sengaja dinaikkan, namun tetap saja memberikan efek yang memekakkan telinga.

"Dia adalah Yan Sui, dan aku adalah Meng Ting. Xiao Zinuo adalah nama lainku."

Setelah selesai bicara, Meng Ting langsung saja menarik Yan Sui masuk ke dalam mobil. Sedangkan Zhao Bing telah menempati kursi pengemudi terlebih dulu. Mobil tersebut melaju dengan sangat cepat meninggalkan kampus, namun area itu tetap saja masih terasa sunyi dan sangat tidak nyaman.

Banyak dari orang-orang tersebut yang mulutnya terbuka untuk waktu yang lama, dan mereka tidak mampu menutupnya.

"Ting...... dia adalah 'Ting' yang itu. Dia adalah 'Ting,' sang ahli meracik parfum termuda."

"Ternyata aku dan 'Ting' sang grandmaster of aromatic blending adalah teman sekelas selama tiga tahun......"

Seorang mahasiswi yang satu kelas dengan mereka menggumamkan ini saat dirinya sama seperti sekitarnya, menyaksikan adegan tersebut, dan pada saat ini harapan terakhir yang ada di hatinya pun ikut musnah. Dia segera saja memperbaiki suasana hatinya, berbalik dan menepuk-nepuk siswi berwajah semerah apel tadi, lalu berjalan menjauh.

Tentu saja, yang paling terkejut adalah teman sekelas pria yang menghadang jalan mereka tadi. Dia mampu mengetahui tentang Tingya, dan bahkan mengetahui tentang manajer cabang, maka mustahil jika dia tidak mengetahui tentang Yan Sui dari klan Yan yang berada di Haicheng. Keringat yang ada di dahinya pun bergulir turun satu demi satu, dan seolah-olah keseluruhan dari dirinya hampir saja ambruk.

Dia mengambil ponsel dengan gemetaran dan membuat panggilan telepon untuk meminta bantuan. Jiwa yang sebelumnya berkobar penuh semangat, telah sepenuhnya lenyap, dan kerumunan orang itu pun berhamburan. Namun, identitas yang telah Meng Ting sembunyikan selama tiga tahun, tidak dapat lagi ditutup-tutupi.

Ada foto-foto Meng Ting dan Yan Sui yang beredar di internet, namun selama tiga tahun terakhir ini mereka selalu mencoba untuk tidak terlalu menonjol. Tidak ada yang diberitakan, dan perlahan terlupakan. Sedangkan para warganet selalu terfokus pada sesuatu yang baru dan menggemparkan. Selama di universitas Meng Ting menggunakan nama Xiao Zinuo, jadi tidak ada seorang pun yang akan menghubung-hubungkannya dengan Meng Ting dari Perusahaan Tingya.

Setelah Meng Ting dan Yan Sui berada di dalam mobil, dia terus saja meringkuk di dalam dekapan Yan Sui, dan tidak ingin bangun. Dia memeluk pria itu, seolah-olah Yan Sui akan dirampas. Namun kenyataannya adalah baru saja seseorang ingin merampas dirinya dari Yan Sui ah.

"Orang itu sangat menyebalkan," gumam Meng Ting. Setelah itu mendongak untuk mencium lembut dagu Meng Ting, "Aku adalah milikmu, dan tidak ada seorangpun yang bisa merebutku."

Yan Sui balas mencium pipi Meng Ting, dan rangkulan tangannya pada pemuda itu pun ikut mengetat, hanya saja dia merasa tersentuh oleh Meng Ting. Dia tahu bahwa Meng Ting mengatakan hal ini, sebagian besar alasan adalah karena dirinya. Meng Ting takut jika dirinya merasa tidak senang.

"Kita akan makan setelah sampai di rumah, kan?" Tak berapa lama waktu berlalu, Meng Ting sudah hampir melupakan pria itu dan masalah tadi. Dia meraih tangan Yan Sui dan meletakkannya di perutnya yang kelaparan. Setelah itu menggesek pipi Yan Sui sekali lagi, "Aku lapar, sangat lapar."

"Temukan restoran terdekat."

Yan Sui menaikkan volume suaranya dan memerintahkan hal ini pada Zhao Bing. Setelah itu melanjutkan untuk mengusap-usap perut Meng Ting, "Apa kau tidak memakan kudapan yang sudah disiapkan tadi pagi?"

"Selama perjalanan ke sini, aku memberi makan Xiaohua dan Xiaohei."

Meng Ting menjawab dengan mengatakan hal ini. Setelah itu, menjejalkan dirinya ke dalam pelukan Yan Sui, "Xiaohua dan Xiaohei memiliki anak."

Oleh karena itu Pengasuh Wang membekalinya dengan cukup, dan dia memberikan semuanya hanya kepada dua ekor kucing liar yang ada di sekolahnya pula.

Sebenarnya selama beberapa tahun terakhir, Meng Ting tidak sedikit dalam mengumpulkan kucing, dan anjing liar di sekolah. Namun sesekali, jika ada anjing dan kucing yang selalu berkeliaran di sekolah, akan ada banyak murid seperti Meng Ting yang akan memberi makan pada mereka. Lagipula, lebih baik bagi mereka ada di dalam area sekolah daripada di luar sana.

"Sebentar lagi aku akan meminta Zhen Han kemari untuk menangkapi dan memeriksa mereka."

Yan Sui mengecup lembut kening Meng Ting. Dengan rasa saling pengertian antara dirinya dan Meng Ting, sudah sewajarnya dia mengerti untuk alasan apa Meng Ting menatapnya seperti ini.

Sudah pasti senyuman merekah di wajah Meng Ting setelah mendengarnya. Dia mencium bibir Yan Sui, "Kau baik sekali."

"Aku malu untuk menelepon Sepupu yang ada di sana."

Klinik hewan Zhen Han masih beroperasi, namun selama beberapa tahun terakhir jiwanya tidak di sana. Dia mengikuti Gu Li selama dua tahun untuk belajar, setelah itu dia pun mulai mondar-mandir di dalam dan luar negeri. Kali ini, dia pulang setelah pergi selama dua bulan. Berat badan hilang dari keseluruhan tubuhnya, tapi hal itulah yang membuat Yan Manjia tertekan.

Sedangkan untuk Yan Manjia dan Gu Li telah menjalin hubungan kekasih satu tahun yang lalu. Pemikiran mereka lebih condong pada budaya kebarat-baratan, jadi mereka sudah sangat puas dengan kehidupan mereka yang sekarang, dan saat ini belum merencanakan pernikahan. Akan tetapi Meng Ting pikir dia bisa menunggu hingga hari pernikahan mereka tiba.

"Tapi, Sepupu sangat bahagia," ucap Meng Ting seraya menggesekkan dirinya pada Yan Sui. Setelah itu kedua tangannya dia lingkarkan di leher Yan Sui, dan matanya pun ikut terpejam.

Pikiran Meng Ting melompat dengan cukup cepat, yang mana membuat Yan Sui tersenyum simpul ketika mendengarnya, dan melanjutkan untuk mengusap punggung Meng Ting.

Ketika seseorang melakukan suatu hal yang kira-kira dirinya sendiri sukai, mereka akan merasa bahagia. Zhen Han seperti itu. Meng Ting seperti itu. Dia pun seperti itu.

Sudah sejak lama Zhao Bing sangat mengenal kondisi jalanan kota sekitar universitas. Dia pun menemukan tempat untuk makan yang tepat sesuai dengan permintaan Yan Sui. Setelah selesai makan, mereka berkendara langsung menuju bandara.

"Kita akan pergi kemana?" Meng Ting berbaring di paha Yan Sui untuk tidur sejenak. Ketika terbangun, dia pikir mereka sudah sampai di rumah, namun tidak disangka ternyata mereka masih di dalam mobil. Dia melihat ke sekeliling, ini bukanlah jalan untuk kembali pulang ke rumah dari universitas kota.

"Kau tidak ingat?" Yan Sui membelai rambutnya, dan menjulurkan tangannya untuk kembali merengkuh Meng Ting ke dalam pelukannya, "Bukankah minggu lalu kita sudah sepakat untuk pergi berlibur ke negara F?"

"Ah, aku ingat," Meng Ting menganggukkan kepalanya, dan kemudian pipinya pun semakin merona. Jelas-jelas ketika mereka membicarakan masalah ini, adegan yang tengah terjadi kala itu cukup tidak pantas. Saat tiba-tiba mengingatnya, tak ayal Meng Ting pun tidak mampu mengendalikan rona merah dan detak jantungnya.

"Kali ini berapa lama kita akan pergi?" Kepala Meng Ting berpaling untuk menatap ke arah Yan Sui, dan bulu matanya yang panjang pun mengerjap-ngerjap. Timbul sebuah pemikiran yang membuatnya berhasrat untuk menyentuhnya, akan tetapi Yan Sui tidak menggunakan tangannya. Dia mencondongkan tubuhnya, dan bibirnya pun menyapu lembut bulu mata Meng Ting.

"Kita akan tinggal selama yang kau inginkan."

"Baguslah," jawab Meng Ting seraya mengangguk, dan senyuman yang ada di wajahnya pun menjadi semakin cemerlang serta indah.

Selama tiga tahun terakhir, mereka akan melakukan perjalanan ke negara F setiap bulan Juli, untuk kembali mengunjungi tempat bulan madu mereka, sembari melewatkan ulang tahun pernikahan mereka hanya berdua saja. Rose Manor berada jauh dari hingar bingar kota, dan terdapat hamparan bunga tak berujung di sana, yang mana membuat Meng Ting sangat menyukai tempat tersebut.

Setelah sebelas jam penerbangan, mereka pun tiba di ibukota negara F. Kemudian mereka sekali lagi berganti pesawat untuk terbang ke kota terdekat dari Rose Manor, lalu menaiki mobil yang dikirimkan oleh kepala pelayan tua dari manor tersebut. Ketika akhirnya tiba di Rose Manor, pada hari itu waktu telah menunjukkan pukul tiga sore di negara F.

Setelah Yan Sui dan Meng Ting memakan sesuatu, mereka lalu pergi tidur bersama-sama.

Pada dasarnya Meng Ting sudah tertidur sepanjang perjalanan mereka. Dia pun bangun setelah tidur untuk beberapa saat. Dia mengambil keranjang serta gunting dari si kepala pelayan tua, dan langsung pergi ke kebun untuk memangkas bunga. Ada dua ekor anak anjing berwarna putih yang mengikuti di kakinya, dan ini adalah dua bayi kecil yang dilahirkan oleh anjing betina peliharaan dari pelayan tua manor mereka.

"Diandian dan Yuanyuan harus patuh, dan jangan menggigit bunga sembarangan."

Meng Ting memalingkan kepalanya dari waktu ke waktu untuk memberikan beberapa kalimat peringatan pada mereka, yang mana membuat kegiatan memangkas bunganya menjadi agak lambat.

Hanya saja demi meluangkan cukup waktu untuk dihabiskan berlibur ke tempat ini bersama dengan Meng Ting, Yan Sui sangat menyibukkan dirinya selama sekitar satu atau dua minggu. Karena itulah dia tertidur dengan sangat pulas, jadi ketika Meng Ting kembali ke kamar dengan membawa serta dua makhluk kecil dan satu buket bunga, Yan Sui masih belum bangun.

"Sstt!" Meng Ting memberikan peringatan pada Diandian dan Yuanyuan sekali lagi. Setelah itu barulah dia melangkah dengan sangat lembut, pelan-pelan menuju ke sisi samping tempat tidur. Dia perlahan berjongkok, dan memasukkan bunga mawar putih ke dalam vas bunga yang ada di meja samping tempat tidur tersebut. Dia merapikannya dengan penuh perhatian dan hati-hati. Sebelum dia sempat berdiri, lehernya segera saja dirangkul oleh Yan Sui.

"Ting Ting......"

"Aku di sini," Meng Ting memalingkan kepalanya untuk membubuhkan sebuah ciuman di pipi Yan Sui. Kemudian mengangkat tangan untuk menepuk-nepuk sisi samping bahu Yan Sui, dan membujuk pria itu dengan mengatakan, "Lanjutkan saja tidurmu, aku akan menemanimu."

Yan Sui melepaskan leher Meng Ting, namun tangannya masih saja terjulur. Meng Ting tanpa sadar pun bangkit, dan membungkukkan tubuhnya untuk membiarkan Yan Sui memeluknya.

Dia mengangkat tangan dan masih ingin melanjutkan untuk membujuk Yan Sui agar tidur. Kemudian dia dipeluk oleh Yan Sui dan digulingkan ke tempat tidur, dan dunia seolah ikut berputar seiring dia berguling. Meng Ting hanya memiliki waktu untuk memeluk Yan Sui dengan erat. Dia menatap Yan Sui yang ekspresinya masih terlihat mengantuk, dan sekali lagi mengangkat wajahnya untuk digesekkan di hidung Yan Sui.

"Apa kau tidur dengan nyenyak?"

Yan Sui tidak menjawabnya. Tangannya dengan mulus meluncur ke tengkuk Meng Ting, setelah itu dengan mata yang setengah terbuka, mencari-cari bibir Meng Ting, dan mengecapnya dengan sangat hati-hati.

Meng Ting mengangkat rahangnya seiring dengan ciuman Yan Sui. Dia yang tadi tidak bisa menahan diri untuk mencicipi dua kelopak bunga mawar, maka tak ayal masih tertinggal sedikit aroma manis dan rasa getir dari tanaman tersebut. Di bawah netralisasi nafas satu sama lain, semua itu berubah menjadi aroma manis yang membuat pening dahi kedua orang tersebut.

Meng Ting mungkin tidak memahami dengan jelas situasi dari emosi Yan Sui saat ini, namun Yan Sui tadi benar-benar merasa sangat tersentuh karena Meng Ting.

Dari tatapan matanya masih berkabut karena masih dipenuhi rasa kantuk, muncullah seorang pemuda yang tengah membawa bunga dengan membelakangi cahaya. Kilau dari matahari terbenam mendarat di tubuhnya menciptakan sebuah halo, yang mana membuat pemuda tersebut tampak lembut dan indah. Yan Sui masih sedikit mengantuk, namun rasa kantuk ini dalam sekejap memperdalam debaran hati dan harmonisasi momen mereka sekarang.

Mata Yan Sui telah sepenuhnya terbuka, dan rasa kantuknya tersapu bersih karena ciuman hangat ini. Tatapan matanya yang membawa ekspresi senyuman bersirobok dengan Meng Ting, dan detak jantungnya pun sekali lagi kehilangan ritmenya. Pada detik ini, dia tiba-tiba saja memahami seseorang yang bisa mengucapkan kalimat 'mengapa seseorang bisa mencintai dengan sangat menyedihkan.'

Dia hanya mencintai Meng Ting dengan sangat menyedihkan, hingga tidak mampu membebaskan dirinya sendiri, pun tidak ingin membebaskan dirinya sendiri.

"Yan Sui, ada apa denganmu?" Setelah Meng Ting kembali mendapatkan nafasnya, dan menanyakan hal ini dengan ragu. Dia pastinya tidak memahami dengan jelas betapa bersemangatnya Yan Sui barusan, namun dia bisa merasakan suasana hati Yan Sui, "Kau sangat menyukaiku, benar kan?"

"Benar, sangat menyukaimu." Rasa suka yang membuatnya selalu emosional sepanjang waktu.

Yan Sui menyerongkan tubuhnya lalu bangkit untuk duduk. Di saat yang bersamaan, dia pun membawa Meng Ting untuk bangun, dan melanjutkan untuk merangkul pemuda itu dalam pelukannya.

"Kau harus selalu sangat menyukaiku," Meng Ting mengambil kesempatan untuk menambahkan beberapa permintaan pada Yan Sui. Dia mencium bibir Yan Sui, "Aku juga akan selalu sangat menyukaimu. Hanya menyukaimu."

"En," Yan Sui mengangguk. Kemudian dia memalingkan kepalanya untuk melihat ke samping, hanya untuk melihat dua makhluk kecil putih yang mencoba merangkak naik ke tempat tidur. Namun karena kaki mereka yang terlalu pendek, hingga mereka limbung untuk waktu yang lama dan tidak mampu merangkak naik.

"Ini adalah Diandian dan Yuanyuan."

Setelah melewati perizinan dari sang kepala pelayan tua, barulah Meng Ting bisa memilihkan dua nama lokal ini pada mereka.

Meng Ting baru menarik garis pandangannya dari kedua anak anjing kecil itu, dan menatap ke arah Yan Sui, "Bukankah mereka ini menggemaskan?"

"Menggemaskan, semuanya menggemaskan," Yan Sui mengangguk, dan memalingkan kepalanya untuk mencium pipi Meng Ting. Jika membicarakan tentang karakter, dia bukanlah orang yang benar-benar menyukai hewan-hewan kecil, namun Meng Ting menyukainya. Cintanya yang menyeluruh, membuatnya juga menyukai hewan tersebut.

FJ's note : 爱屋及乌 - ài wū jí wū - lit. love the house and its crow (idiom); involvement with sb and everyone connected. Artinya mencintai seseorang dan segala hal yang berhubungan dengan orang tersebut.

Mereka bermesraan di tempat tidur untuk beberapa saat, baru setelah itulah mereka bangun dan makan malam di dekat sungai kecil yang ada di manor tersebut, kemudian berjalan-jalan saat matahari terbenam. Sekitar pukul sembilan malam, Yan Sui memasak beberapa kudapan malam untuk Meng Ting, lalu pergi kembali ke kamar mereka untuk tidur.

Menghabiskan malam dengan saling bersentuhan, Meng Ting menebus pengabaiannya terhadap Yan Sui karena disibukkan oleh tugas-tugas sekolahnya selama beberapa hari terakhir. Di hari berikutnya mereka langsung saja tidur sampai pukul delapan atau sembilan pagi.

Setelah sarapan, mereka pergi ke kota kecil terdekat untuk bersepeda. Selesai makan siang, Meng Ting membawa Diandian dan Yuanyuan ke rumah tetangga sebelah untuk bertemu dengan ayah mereka.

Kue-kue pendamping minum teh sang kakek tetangga sangatlah lezat. Sementara Meng Ting membantunya untuk memangkas bunga, beliau membuatkan kue pendamping minum teh untuk Meng Ting. Ini bukanlah kali pertama, selama beberapa tahun terakhir, Meng Ting dan beliau saling berkenalan satu sama lain. Yan Sui mengenal orang tua ini pula, dan setelah Meng Ting memberitahunya, dia pun tidak menghalang-halangi pemuda tersebut.

Dia dan Meng Ting yang datang ke negara F, sejak awal tidak bisa disembunyikan dari Yan Zhenbo. Selama di rumah Yan Sui menelepon beliau, tak terelakkan untuk mereka membicarakan tentang masalah Yan Mu dan Yu Meixuan. Yan Zhenbo benar-benar telah menetapkan tekadnya. Tak peduli seberapa menderitanya Yan Mu, beliau tidak akan pernah melunakkan hatinya, dan telah bertindak seperti ini selama bertahun-tahun.

Awalnya Yu Meixuan masih menggenggam harapan, namun untuk kebutuhan hidup sehari-hari, tidak ada hal yang tidak membutuhkan uang. Tidak hanya itu, standar hidupnya dari sebelum dan sesudahnya bisa dikatakan sangatlah berbeda. Dia telah menahan dirinya untuk beberapa lama, dan akhirnya tidak mampu bertahan lagi.

Pertengkaran makin dan semakin banyak muncul antara dirinya dan Yan Mu. Ketika pertengkaran menjadi semakin serius, beberapa kata yang tersembunyi pun tak ayal ikut keluar.

Dia memiliki kemampuan untuk membuat Yan Mu selalu cinta mati kepadanya. Namun ada beberapa kata, mustahil untuk tidak diucapkan, dan kesabarannya terhadap Yan Mu semakin habis dari hari ke hari. Yan Mu pun bukannya tak berperasaan, jadi mustahil bagi perasaan mereka untuk terus baik-baik saja.

Sebagai putra tertua keluarga Yan dari negara F, Yan Mu terbiasa hidup nyaman, dan menghabiskan uang secara berlebihan. Pada awalnya masih ada beberapa orang yang bersedia meminjamkan uang padanya, namun setelah melihat keadaannya, mereka pun perlahan menjauh darinya. Bisa dikatakan bahwa Yan Mu telah merasakan hangat dan dinginnya perasaan manusia.

Baru saja dua bulan yang lalu, Yu Meixuan dan Yan Mu sudah mengajukan perceraian, dan ini telah diperkirakan oleh Yan Sui serta Yan Zhenbo. Hanya saja bagi Yu Meixuan yang bisa bertahan selama tiga tahun sebelum akhirnya menyerah, pun adalah sesuatu yang berada di luar dugaan mereka. Namun hal ini juga menunjukkan bahwa betapa mengerikannya wanita ini.

Dan hal sebenarnya yang mendorong dirinya untuk menyerah, sama sekali bukan karena dia yang sangat merasa kecewa terhadap Yan Mu. Lebih tepatnya pada suatu makan malam keluarga, Yan Zhenbo secara resmi menetapkan status Yan Mingya sebagai penerus kepala keluarga dari klan Yan dari negara F. Jadi meski kali ini Yan Mu kembali lagi ke keluarga Yan, mustahil pula baginya untuk memberikan apa yang Yu Meixuan inginkan.

Prestasi yang dilaporkan oleh Yan Shuya tahun lalu, telah sepenuhnya direduksi menjadi suatu kegagalan oleh Yan Mingya. Namun Yan Zhenbo masih bermaksud untuk memberikan waktu satu tahun lagi bagi Yan Shuya.

Akan tetapi tanpa koneksi dari Yan Mu yang merupakan putra tertua dari keluarga Yan, dan hanya dengan mengandalkan kemampuan Yan Shuya sendiri, bagaimana mungkin dirinya bisa menghasilkan pencapaian yang layak? Bahkan meski dirinya diberikan waktu satu tahun lagi, tetap saja akan mengalami kegagalan, kegagalan yang jauh lebih parah dari tahun sebelumnya.

Yu Meixuan yang kali ini menyerah, mungkin bisa dianggap sebagai suatu keputusan yang bijak. Bagaimanapun, setelah tiga tahun melewati penderitaan, penampilan hangat, sopan dan cantik yang sebelumnya dia jaga dengan sangat susah payah, makin dan semakin menjauh dari dirinya. Jika dia tidak sepenuhnya menghilang dari mereka lebih dulu, dan berusaha keras untuk mengatasinya sekali lagi, riwayatnya akan benar-benar tamat.

Di kala mereka melakukan panggilan telepon saat ini, Yan Mu membawa orang-orang yang saat itu ada di sana untuk bermain peran dalam program menangkap seorang tukang selingkuh di atas tempat tidur. Setelah Yu Meixuan sepenuhnya menyerah atas Yan Mu, dia segera saja memikat seorang saudagar kaya dari negara D, dan dikatakan bahwa leluhur dari saudagar tersebut merupakan bangsawan yang berjasa baik.

Saudagar kaya itu usianya setara dengan Yan Zhenbo. Namun bagi Yu Meixuan, demi mendapatkan apa itu yang disebut dengan kehidupan yang baik, membuat dirinya benar-benar sangat gila. Dia sama sekali tidak memiliki rasa malu, dan justru mengutuk Yan Mu tak berguna. Sebelum akhirnya menarik saudagar kaya tersebut untuk segera melarikan diri.

Yan Mu selalu saja keras kepala hingga saat ini, dan akar dari sifatnya inilah yang sekarang benar-benar menjadi penyebab dari kehancurannya. Dia hampir saja bergegas untuk menerobos, namun di saat yang sama seolah-olah satu ember air es mengguyurnya hingga basah kuyup dari ujung kepala hingga kaki. Jika menilik lagi ke belakang, dia sungguh menjalani hidupnya dengan carut marut.

Apa itu cinta? Apa itu pantang menyerah? Hanya itulah pertunjukkan yang Yu Meixuan pertontonkan padanya. Namun yang wanita itu cinta selama ini bukanlah dirinya, melainkan statusnya sebagai putra tertua dari kepala keluarga Yan. Ketika dirinya bukanlah anggota dari keluarga Yan, dia bukanlah apa-apa bagi Yu Meixuan.

Namun jika harus benar-benar membencinya, Yan Mu pun tidak bisa melakukannya. Dia sendiri bukanlah orang yang baik, jadi semua ini juga tidak bisa digambarkan sebagai suatu karma untuknya.

Sangat perlu bagi Yan Mu dan Yu Meixuan untuk bercerai, karena dengan begitu barulah Yu Meixuan bisa mengikuti sang saudagar kaya untuk menjalani hidup yang baik. Namun tetap saja keputusan terakhir berada pada Yan Zhenbo. Yu Meixuan mempermainkan putranya untuk waktu yang lama, lantas mana mungkin Yan Zhenbo membiarkan wanita itu lolos begitu saja?

Apalagi berdasarkan penyelidikan dari Yan Zhenbo, saudagar kaya ini dulunya memiliki sebuah keluarga, dan istrinya masihlah seorang nyonya besar yang mengerikan. Sekali Yu Meixuan terbongkar, tidak akan ada lagi buah yang lezat untuk dimakan.

Yan Sui dan Yan Zhenbo melanjutkan untuk membicarakan tentang masalah keluarga Yan untuk beberapa saat, barulah menutup teleponnya. Jika memperhitungkan waktu, ini seharusnya saat yang tepat pergi ke tetangga sebelah dan menjemput Meng Ting pulang untuk makan malam.

"Yan Sui!" Meng Ting melihat Yan Sui dari kejauhan, dan mempercepat langkah kakinya untuk berlari mendekat. Sementara Diandian dan Yuanyuan yang tengah mengelilingi dan menggesekkan diri pada ayah mereka, juga ikut berlari bersama dengan Meng Ting.

"Kakek Mike, aku akan kembali dengan Yan Sui."

Meng Ting melambaikan tangan, dan pria tua itu pun mengangkat tangan ke arah mereka. Dia lalu menarik anjing besar yang ada di sampingnya untuk kembali masuk.

Meng Ting berdiri di depan Yan Sui, dan senyumannya pun menjadi dua kali lebih cemerlang. Dia membagi satu tali kekang anjing itu pada Yan Sui, dan di saat yang bersamaan menggenggam tangan Yan Sui yang lainnya, "Diandian mirip dengan ibunya, dan Yuanyuan mirip dengan ayahnya."

Ketertarikan Meng Ting terhadap kucing dan anjing semakin meningkat dari hari ke hari. Dua hewan kecil itu pun segera menanggapinya, "Wuwu..."

Meng Ting menjabarkan apa saja yang dia lihat dan dengar di rumah kakek tetangga sebelah pada Yan Sui. Sementara Yan Sui menceritakan isi pembicaraannya dengan Yan Zhenbo di telepon pada Meng Ting. Dalam kilau pucat keemasan senja, mereka berjalan-jalan santai kembali ke manor, dengan saling bergandengan tangan.

"Yan Sui, akankah kita datang lagi tahun depan?"

Yan Sui meraih tangan Meng Ting, dan bibirnya menciumnya lembut. Setelah itu membalas ucapannya, "Datang, kita akan datang setiap tahunnya."

"Baguslah," jawab Meng Ting. Tatapan matanya beredar ke sekeliling, dan mencondongkan kepalanya, dan 'muah' mendarat di bibir Yan Sui. Setelah itu memalingkan kepalanya seolah tidak terjadi apapun.

Namun karena ciuman Meng Ting ini, langkah kaki Yan Sui pun menjadi semakin melambat. Ketika melewati pohon beringin besar, dia menarik pemuda itu untuk berdiri di tempat teduh. Tatapan matanya perlahan turun, dan mendarat pada bibir cherry Meng Ting yang berwarna cerah.

"Kita berciuman di sini, ingatkan?"

"En," Meng Ting mengangguk, kemudian tidak tahan untuk mengerutkan bibirnya, "Apa kau ingin berciuman?"

Yan Sui tidak menjawab ucapannya, dan merendahkan kepalanya lalu menggunakan tindakan untuk menanggapi Meng Ting.

Tentu saja ingin berciuman. Berciuman untuk seumur hidup. Berciuman hingga mereka tidak mampu berciuman lagi.

Ipagpatuloy ang Pagbabasa

Magugustuhan mo rin

92.6K 11.4K 53
*** Sebagai Beta yang tampan dengan latar belakang keluarga yang baik, Duan Jiayan telah menjalani kehidupan yang lancar selama lebih dari sepuluh ta...
763K 110K 154
(BL Terjemahan) Judul: Rebirth of the Wolfish Silkpants Bottom Penulis: 泡麵香腸君 Status: Selesai (2 Extra Chapter) Tipe: Web Novel Genre: Drama, mature...
2.6M 39.6K 51
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
418K 63.2K 112
Penulis Black Cat Nini 黑猫 睨 睨 Artis T / A Tahun 2016 Status dalam COO 112 Bab (Lengkap) Deskripsi Sebagai alkemis pil nomor satu di dunia abadi, Mu C...