I Became a Maid [TERBIT]

By diaryzia

183K 14.6K 1.1K

Story#1 (Bukan Novel Terjemah) •••••••• Melisya adalah seorang pelayan sek... More

Part 01
Part 02
Part 03
Part 04
Part 05
Part 06
Part 07
Part 08
Part 09
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 30
Part 31 (End)
Open PO
Cerita Baru!!!

Part 29

1.9K 132 9
By diaryzia

Heyy, maaf baru sempet update. Masih ada yang nungguin cerita I Became a Maid, gak???

Aku mau ngasih kabar bahagia sama kalian, kalo cerita I Became a Maid udah ada versi cetaknya loh.

Buat lebih detailnya kalian bisa liat dibagian open PO ya.

Happy Reading

••••••••

Tak terasa, pernikahan Javier dan Meli akan segera dilaksanakan tiga hari lagi. Sesuai yang Nicholas janjikan, hari ini mereka akan datang keistana untuk membantu persiapan pernikahan Javier dan Meli.

Meli dan keluarganya sekarang sudah tiba diistana, mereka juga langsung disambut oleh Darrel dan Adriana.

"Selamat datang Duke Nicholas. Bagaimana kabar kalian?" Tanya Darrel sembari menyambut Meli dan keluarganya.

"Kabar kami baik Yang Mulia." Jawab Nicholas. "Bagaimana dengan kalian?" Tanya Nicholas dengan sopan.

"Seperti yang kalian lihat kami baik-baik saja." Jawab Darrel. "Kalau begitu mari masuk! Kami sudah memanggil penjahit kerajaan untuk membuatkan gaun dan suit pernikahan, untuk Meli dan Javier." Darrel mempersilahkan Nicholas dan yang lainnya untuk masuk.

Meli tidak melihat Javier sedari tadi. Apa Javier tidak ingat? Jika dirinya, akan datang tiga hari sebelum pernikahan dilaksanakan.

Seluruh persiapan pernikahan sebenarnya sudah hampir selesai, hanya tinggal menjahit gaun Meli dan suit Javier saja.

"Silahkan duduk." Ucap Darrel mempersilahkan Meli dan keluarganya untuk duduk dikursi yang sudah tersedia.

"Terimakasih Yang Mulia." Jawab Nicholas.

"Erik dimana Javier? Bukankah dia sudah tahu jika hari ini keluarga Duke Nicholas akan kemari." Tanya Darrel kepada Erik.

"Tuan sedang berada diruangannya Yang Mulia. Saya akan memanggil Tuan untuk segera datang kemari." Baru saja Erik akan pergi, suara Meli langsung menghentikan langkahnya.

"Emm... Erik!" Panggil Meli.

"Iya Nona." Jawab Erik dengan sopan.

Meli langsung beralih menatap kearah Darrel dan berkata. "Maaf Yang Mulia. Apa boleh saya menemui Pangeran Javier diruangannya?" Meli menawarkan diri untuk memanggil Javier diruangannya.

"Tentu saja boleh, Erik tolong antar Melisya keruangan Javier!" Darrel menyuruh Erik untuk mengantar Meli keruangan Javier.

"Baik Yang Mulia, mari Nona." Ucap Erik sembari membungkuk.

"Ayah, buna aku pergi dulu."

"Tentu sayang."

"Permisi Yang Mulia, Ratu." Pamit Meli, sebelum dirinya meninggalkan tempat tersebut.

Meli langsung pergi untuk menuju ruangan Javier. Saat sampai diruangan Javier. Meli melihat, jika pintu ruangan Javier sedikit terbuka. Meli juga melihat jika Javier sedang berdiri sembari menatap kearah luar jendela ruangannya.

"Javier." Ucap Meli sembari masuk kedalam ruangan Javier.

Merasa ada yang memanggil namanya, Javier langsung membalikan tubuhnya dan mendapati Meli yang tengah tersenyum sembari menghampiri dirinya.

"Lily." Ucap Javier, tapi nada yang diberikan oleh Javier tidak seperti biasanya.

Jika biasanya Javier selalu memanggil Meli dengan lembut dan tersenyum. Berbeda dengan sekarang. Sekarang Javier memberikan nada yang terdengar dingin dan datar tanpa senyum diwajahnya.

Meli yang mendengar ucapan Javier sedikit kecewa. Apa Javier marah karena dirinya tidak memberi kabar selama 4 hari ini?

"A-Avi, kau kenapa?" Baru saja Meli ingin memegang bahu Javier. Javier malah menghindar darinya.

"Aku tidak apa-apa. Ternyata Kau sudah datang. Maaf, aku tidak sempat menyambutmu tadi."

"Tidak apa-apa Avi, aku senang bisa melihatmu lagi." Ucap Meli ssmbari tersenyum tipis.

"Aku juga Lily. Kalau begitu ayo kita turun! Orang tua kita pasti sudah menunggu." Ucap Javier masih dengan wajah dingin dan meninggalkan Meli sendirian diruangannya.

Mendapat respon seperti itu dari Javier, membuat Meli semakin kecewa dan sedih. Karena penasaran, akhirnya Meli menanyakan soal ini kepada Erik yang masih berada disana bersamanya.

"Erik! Apa Javier bersikap dingin seperti itu dari kemarin-kemarin?" Tanya Meli memastikan.

"Tidak Nona, justru kemarin Tuan sangat bersemangat karena Nona akan kemari hari ini. Tapi entah kenapa, saat tadi pagi sikap Tuan tiba-tiba saja berubah seperti itu." Jelas Erik yang membuat Meli semakin bingung.

Tadinya Meli ingin sekali memberikan kalung yang ia beli saat dirinya pergi kepasar bersama Reana. Tapi karena sikap Javier yang dingin seperti itu, mungkin Meli akan menunda memberikannya.

"Terima kasih Erik." Ucap Meli sembari tersenyum tipis.

"Sama-sama Nona." Jawab Erik sopan.

Setelah berkata seperti itu Meli langsung turun kebawah, menyusul Javier dan keluarganya.

"Itu dia calon pengantin kita." Ucap Darrel, saat melihat Meli dan Javier yang baru saja tiba diruangan tersebut.

"Javier, kau darimana saja sayang?" Tanya Adriana saat Javier duduk disampingnya.

"Aku tadi sedang diruangan ku Bunda." Jawab Javier. "Maaf tidak menyambut kalian Duke Nicholas, Duchess Reana." Ucap Javier menatap kearah Nicholas dan Reana.

"Tidak apa-apa Pangeran." Jawab Nicholas.

••••••••

Selama Meli berada diistana, Javier tidak pernah menampilkan senyum kepadanya, Javier tersenyum hanya saat berbicara kepada orang tua mereka.

Bahkan ini sudah hampir sore dan Meli juga akan segera pulang. Tapi Javier tetap saja dengan sikapnya yang dinhin. Meli ingin sekali memberikan kalung ini kepada Javier sebelum dirinya pergi.

Akhirnya, Meli memberanikan diri izin kepada Darrel untuk berbicara berdua bersama Javier ditaman belakang istana. Sebelum dirinya kembali ke Felori.

Dan disinilah mereka sekarang ditaman belakang istana, dengan Javier yang membelakangi Meli. Bahkan Javier juga sempat meninggalkan Meli tadi.

Mereka disini juga hanya berdua benar-benar berdua tanpa Erik, Lena bahkan Bibi Marry yang menemani mereka.

Meli mendekati Javier dan berdiri didepannya. "Avi kau kenapa? Jika ada masalah bicaralah padaku jangan mendiamiku seperti ini?" Ucap Meli sembari menatap kearah Javier.

"Aku tidak apa-apa Lily." Jawab Javier acuh.

"Kau terus saja menjawab 'aku tidak apa-apa Lily, aku tidak apa-apa' tapi nyatanya apa? Kau mendiamiku sedari tadi, kau bahkan bersikap dingin padaku. Kenapa Javier? Kenapa sikapmu tiba-tiba berubah disaat hari pernikahan kita sudah dekat. Jika kau marah karena selama 4 hari ini aku tidak mengabarimu aku minta maaf." Ucap Meli sembari berkaca-kaca.

Meli sudah berjanji jika dirinya tidak akan menangis. Tapi jika sikap Javier seperti ini padanya, sangat susah menahan airmata untuk tidak jatuh.

"Hiks..hiks..Maafkan aku Javier. Karena tidak bisa menahan air mataku." Ucap Meli sembari menghapus air matanya.

"Jika kau tidak benar-benar mencintai ku. Kenapa kau ingin segera melangsungkan pernikahan ini? Kenapa kau sangat terburu-buru mengambil keputusan jika hasilnya akan seperti ini? Jika kau ingin membatalkan atau mengundur waktu pernikahan ini, aku siap menerimanya Javier. Tapi bagaimana dengan kedua orang tua kita, mereka sudah mempersiapkan segalanya untuk kita. Aku tidak ingin membuat mereka kecewa." Ucap Meli masih dengan terisak.

Javier yang melihat Meli menangis didepannya langsung membawa Meli kedalam pelukannya. Apa Meli menangis karena dirinya? Apa sikapnya tadi menyakiti gadisnya? Javier tidak menyangka jika sikapnya akan membuat Meli menangis seperti ini.

"Maafkan aku Lily." Ucap Javier sembari memeluk Meli dan mengusap punggungnya. "Sayang maafkan aku, aku tidak bermaksud menyakitimu seperti ini." Javier sedikit melonggarkan pelukannya dan menatap kearah Meli.

"Sayang, berhentilah menangis!" Ucap Javier sembari mengusap air mata dipipi Meli. "Maafkan aku sayang, tidak seharusnya aku membuatmu menangis seperti ini. Aku sudah berjanji kepada ayahmu untuk selalu membuatmu bahagia. Tapi aku malah mengingkari janji ku, bahkan sebelum acara pernikahan kita dilaksanakan."

"Sayang aku tidak marah padamu, aku senang kau kemari, aku senang bisa melihat mu kembali. Hanya saja..." Javier mengantung kalimatnya membuat Meli penasaran.

"Hanya saja apa Javier?" Tanya Meli sembari menatap Javier. "Javier aku ini calon istrimu, seharusnya kau terbuka padaku, jika kau ada masalah aku siap mendengarnya."

Kau berbicara seperti itu seolah-olah kau tidak menyembunyikan apapun dariku Lily, aku tahu jika selama ini kau juga menyembunyikan sesuatu dariku. Batin Javier.

"Apa jika aku jujur? Kau juga akan jujur padaku. Apa kau tidak menyembunyikan rahasia apapun padaku? Pada calon suamimu." Ucap Javier sembari menatap kearah Meli.

"A-aku?" Tanya Meli pada dirinya sendiri.

"Iya Lily, kau! Apa kau tidak menyembunyikan apapun dariku?" Javier kembali bertanya pada Meli dengan serius.

"A-Aku, Aku tidak pernah menyembunyikan apapun padamu Javier. Aku selalu terbuka padamu. Kecuali satu, tapi itu juga akan segera berakhir." Ucap Meli dalam hati pada kalimat terakhirnya.

Lagi Lily. Lagi-lagi kau berbohong padaku. aku sudah menuggumu begitu lama, untuk kau jujur padaku. Tapi kau tetap saja berbohong padaku. Aku hanya ingin mendengar kejujuran darimu. Batin Javier kecewa.

"Kau yakin tidak menyembunyikan apapun dari ku sayang?" Javier kembali bertanya.

"Emm.." Meli menganggukan kepalanya. "Sekarang giliranmu. Apa yang ingin kau ceritakan padaku? Kenapa sikap mu tiba-tiba berubah seperti ini?" Tanya Meli.

"Baiklah Lily, aku akan menceritakan semuanya." Sebelum bercerita Javier membawa Meli untuk duduk dikursi taman, agar mereka lebih nyaman untuk mengobrol.

"Lily, aku tidak sengaja bersikap seperti ini padamu. Sedari tadi aku terus saja memikirkan mimpiku semalam. Mimpi itu benar-benar seperti nyata, dan aku takut jika sampai mimpi itu terjadi." Jelas Javier.

"Mimpi? Mimpi apa Avi?" Tanya Meli penasaran.

"Iya, aku bermimpi jika disaat hari pernikahan kita kau akan pergi jauh dan tidak akan pernah kembali, aku terus memikirkan itu, aku takut kau pergi. Aku tidak ingin kehilanganmu Lily, aku ingin terus bersamamu. Berjanjilah padaku jika kau akan terus bersamaku, berjanjilah padaku jika kau tidak akan meninggalkan ku, dan berjanjilah padaku jika kau tidak akan berubah."

"Aku tidak ingin pernikahan kita di batalkan atau diundur, aku benar-benar mencintaimu. Kumohon tetaplah disini bersamaku, jangan pernah meninggalkanku." Javier kembali memeluk Meli dengan erat.

Meli yang mendengar ucapan Javier ikut membalas pelukan Javier dan berkata. "Aku juga mencintaimu Javier."

Tapi aku tidak bisa berjanji untuk terus bersamamu, aku bukan takdirmu. Alea-lah takdirmu. Alea yang akan terus bersamamu nanti. Kuharap kau bisa bahagia bersamanya. Batin Meli semakin mengeratkan memelukannya pada Javier.

Bersambung.....

Diwattpad tinggal 2 part lagi, yang penasaran ending sesungguhnya cerita ini, bisa beli versi cetaknya ya.

Aku juga mau berterima kasih sama kalian, karena udah setia sama cerita ini. Sekali lagi makasih.

Jangan Lupa buat Vote & Komen.

Nantikan Part selanjutnya.

Continue Reading

You'll Also Like

203K 21.8K 37
Kaila Queenza Delmara, gadis remaja hiperaktif yang meninggal karena tertabrak odong-odong saat pulang sekolah. Kaila sendiri adalah sosok remaja SMA...
15.5K 1.2K 45
Mendapat kesempatan untuk bisa hidup kembali setelah mengalami kecelakaan tragis, siapa yang tidak mau? Apapun akan Raline Adellene Kaestner lakukan...
82.8K 5.3K 67
Seorang gadis bernama Faradilla masuk ke dalam dunia webtoon yang ia baca dan menjadi pemeran antagonis dalam cerita tersebut. Akankah ceritanya teta...
234K 30K 33
[Harap follow sebelum membaca] Welcome to my new story guys. Kamu bisa membaca cerita ini selagi On-Going. Enjoy guys! I'll do my best. Setelah mene...