I Became a Maid [TERBIT]

By diaryzia

183K 14.6K 1.1K

Story#1 (Bukan Novel Terjemah) •••••••• Melisya adalah seorang pelayan sek... More

Part 01
Part 02
Part 03
Part 04
Part 05
Part 06
Part 07
Part 08
Part 09
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31 (End)
Open PO
Cerita Baru!!!

Part 22

3.3K 242 16
By diaryzia

Heyy, Update lagi nih, seperti biasa sebelum baca jangan lupa buat Votenya ya.

Happy Reading

••••••••

"Dan untukmu Leona." Javier menatap tajam Leona.

"Pa-Pangeran aku minta maaf, aku tidak tahu jika ayah bisa sejahat itu. Aku benar-benar tidak tahu soal rencana ayah, aku juga telah di bohongi olehnya selama ini. Aku mohon maafkan aku Pangeran." Leona merapatkan kedua tangan dan menunduk sebagai tanda minta maaf.

"Mungkin kau tidak tahu soal rencana ayah mu, tapi kau juga bersalah disini Leona! Kau terlibat kasus penculikan Alea! Kau juga yang memaksa Alea untuk meminum racun itu!"

"Kau pikir, dengan semua yang telah kau lakukan kau bisa bebas begitu saja. Tidak Leona! Kau juga harus mendapatkan hukuman atas apa yang telah kau lakukan."

"Erik tangkap dia! Bawa dia kepenjara! Aku akan mengurus dia setelah aku menyelesaikan urusan ku dengan ayahnya."

Setelah menyuruh Erik untuk menangkap Leona, Javier langsung meninggalkan ruangan dan pergi menuju penjara bawah tanah untuk menemui Kristian.

"Pangeran tolong maafkan aku! Aku benar-benar minta maaf."

Belum sempat Erik Menangkap Leona. Leona langsung berlari kearah Meli dan memengang tangan Meli dengan begitu erat.

"Alea aku mohon maafkan aku atas apa yang telah ku lakukan padamu selama ini. Aku mohon lepaskan aku Alea. Hanya kau yang bisa membujuk Javier. Alea aku mohon!" Mohon Leona dengan menunduk dan air mata yang terus mengalir di pipinya.

Meli yang melihat Leona merasa iba, bagaimanapun juga Leona adalah korban disini.

"Aku sudah memaafkan mu Leona. Tapi kau juga salah disini, dan karena kesalahan mu, kau harus menerima hukuman agar di masa depan kau tidak membuat kesalahan yang sama. Maaf, tapi aku tidak bisa melepaskan mu begitu saja."

"Erik, kau bisa membawa Leona sekarang!"

"Tidak! Alea aku mohon lepaskan aku!" Leona terus memberontak saat Erik membawanya menuju penjara.

Setelah Leona dan Erik pergi, diruangan itu hanya tersisa Meli, Bibi Marry, Nicholas, Reana, Darrel dan Adriana.

Reana yang melihat Meli sedari tadi perlahan-lahan mulai menghampiri Meli. "A-Alea? Apa benar kau Alea? Putri ku yang hilang selama 16 tahun." Reana menghampiri Meli dengan mata berkaca-kaca.

Meli hanya membalas perkataan Reana dengan anggukan dan senyum di wajahnya, Reana yang melihat reaksi Meli langsung membawa Meli kedalam pelukannya. Entah kenapa Pelukan Reana mengingatkan Meli pada sosok Mommy nya dulu.

"Sayang, kemana saja kau selama ini? Buna dan Ayah selalu mencarimu, kami semua merindukanmu, sayang. Kenapa kau tidak pernah memberitahu kami dari dulu? kenapa kau melakukan semua ini sendirian?"

Meli membalas Pelukan Reana. "Maafkan aku karena sudah membuat Buna dan Ayah khawatir. Aku melakukan semua ini demi kebaikan kita Buna, jika dulu aku kembali. Duke Burton pasti tidak akan pernah melepaskanku dan akan terus berusaha mencelakai ku."

Meli mulai melepaskan pelukannya dari Reana dan mengusap air mata yang berada di pipi Bunanya.

"Sekarang aku disini Buna, jadi Buna berhentilah menangis, aku tidak suka melihat Buna menangis seperti ini." Mendengar perkataan sang putri Reana langsung berhenti menangis dan menampilkan senyumannya ke arah Meli.

Semua orang yang melihat interaksi anak dan ibu itu merasa terharu.

"Yang Mulia, tolong sampaikan ucapan terima kasih saya kepada Pangeran Javier, berkat dia saya bisa bertemu putri saya kembali." Ucap Nicholas kepada Darrel.

"Saya pasti akan menyampaikannya Duke Nicholas, tapi sebelum itu tolong maafkan saya atas sikap saya selama ini kepada Putri anda. Saya tidak tahu jika Pelayan bernama Melisya itu adalah Putri anda Alea."

"Saya sudah memaafkan anda Yang Mulia." Meli dan Reana menghampiri Darrel yang tengah mengobrol bersama ayahnya.

"Tidak seharusnya anda meminta maaf seperti itu kepada saya."

"Terima kasih karena sudah memaafkan saya Alea."

"Sama-sama, Yang Mulia." Ucap Meli dengan senyum diwajahnya.

"Ohh iya Ayah, Buna. Kalian juga harus berterima kasih kepada Bibi Marry, karena dia yang telah membantu dan merawatku selama ini. Bibi kemarilah." Meli menghampiri Bibi Marry dan membawanya kehadapan orang tuanya.

"Tidak Nona." Cegah Bibi Marry.

"Tuan anda tidak perlu berterima kasih, sudah menjadi tugas saya untuk menjaga dan merawat Nona Alea." Bibi Marry merasa sedikit tidak enak.

"Tidak Bibi. Alea benar, Terima kasih telah menjaga dan merawat Alea selama ini. Jika tidak ada Bibi, Alea pasti akan kesusahan berada di luaran sana sendirian." Ucap Nicholas kepada Bibi Marry.

"Sa-Sama-sama Tuan." Ucap Bibi Marry sembari menundukan kepala.

"Sayang, sekarang semua masalah sudah selesai. Kamu mau pulang bersama kami?" Ajak Nicholas kepada putrinya.

"Pulang?"

"Iya sayang, kita pulang ke Kastil Felori, kau mau?" Ucap Nicholas kembali mengajak putrinya.

"Aku mau, tapi Bibi Marry juga harus ikut bersama kita, bagaimanapun Bibi Marry masih menjadi pengasuh ku, ayah." Ucap Meli sembari melihat Bibi Marry disampingnya.

"Tentu sayang, Bibi Marry akan ikut bersama kita." Nicholas mengusap puncuk kepala Putrinya.

Yes finaly, akhirnya gue bisa hidup enak lagi kayak dulu. Batin Meli senang. Tapi gue gak bisa ketemu sama Lena lagi, padahal dia bestie gue disini. Emma juga, meskipun dia suka julid ke gue, tapi tetep aja gue bakalan kangen.

"Emm... Ayah, bisakah ayah menungguku sebentar disini? Aku ingin berpamitan kepada temanku."

"Baiklah, ayah akan menunggumu disini."

"Nona, saya akan mengantar anda."

"Tidak perlu Bibi, aku ingin sendiri lagipula aku tidak akan lama."

Meli langsung meninggalkan ruangan dan pergi menuju kamarnya.

••••••••

●Di Tempat Lain

Di balik jeruji besi, seorang pria paruh baya tengah menunduk dengan rasa takut yang sudah menguasai dirinya.

Jika seseorang sudah masuk kedalam penjara bawah tanah, tidak ada harapan untuk bisa hidup atau keluar dengan selamat.

Dari arah pintu masuk terdengar suara langkah kaki seseorang, membuat pria yang berada di dalam jeruji besi semakin ketakutan, rasanya ia ingin sekali kabur dari tempat menakutkan itu.

"Pa-Pangeran sa-saya mohon lepaskan saya! sa-saya tidak akan mengulangi kesalahan yang sama, saya juga tidak akan menguasai kerajaan ini, saya janji, saya mohon lepaskan saya!" Ucap Kristian dengan badan yang bergetar.

"Melepsakanmu?" Javier mendekat ke arah Kristian, melihat wajah Javier saat ini, membuat Kristian langsung mundur dan menjauh.

"Bagaimana mungkin aku melepaskanmu semudah itu Kristian. Kau lihat! Banyak sekali abu disini." Javier menunjuk kearah banyaknya abu yang tengah ia injak. "kau ingin tahu abu milik siapa ini? Ini adalah abu milik orang-orang yang sudah membantumu selama ini." Ucap Javier sembari menyeringai.

"Mereka memang pantas untuk di injak seperti ini! Karena mereka sudah banyak merugikan masyarakat."

"Dan kau tahu." Javier berjongkok dan mengambil sarung tangan yang berada didalam sakunya, kemudian mengambil abu yang berserakan disekitar area penjara bawah tanah dan meniupkannya ke wajah Kristian. "Kau juga akan mengalami hal yang sama seperti mereka."

Mendengar perkataan Javier semakin membuat Kristian gemetaran dan ketakutan.

"Pa-Pangeran saya mohon lepaskan saya, bagaimana nasib Leona nanti jika saya mati. Dia hanya memiliki saya disini, sa-saya mohon." Kristian merapatkan kedua tangannya dan bersimpuh dibawah kaki Javier.

"Kau memikirkan nasib Leona. Bukan'kah kau sendiri yang telah menghancurkan hidupnya dengan membunuh orang tua kandungnya, dan mendidik Leona menjadi sosok egois."

"Kau pikir jika aku menikah bersama Leona kau bisa menguasai kerajaan. Kau pikir aku bodoh membiarkan orang serakah sepertimu menguasai kerajaan ini. Kau salah menilaiku Kristian."

Javier meronggoh sakunya dan mengeluarkan benda kecil seperti obat.

"Bukan'kah dengan benda ini, kau hampir membunuh Alea. Dengan benda ini juga kau membunuh istrimu sendiri, dan sekarang giliran dirimu."

Javier menatap kearah Kristian. "Racun ini memang tidak akan langsung membunuhmu. Tapi setelah racun ini berada dalam tubuhmu, perlahan-lahan kau akan merasakan hawa panas dan racun ini akan membakar tubuhmu dalam waktu satu minggu."


"Bukan'kah aku baik membiarkanmu hidup selama seminggu untuk menikmati sisa-sisa terakhir hidupmu."

"Ti-Tidak, Pa-Pangeran saya mohon ja-jangan. Saya mohon maafkan saya!"

Javier tidak memperdulikan ucapan Kristian, karena tidak ingin membuang-buang waktu, Javier langsung mencengkram wajah Kristian dan memasukan pil itu ke dalam mulut Kristian.

"AKHHHH." Tidak menunggu waktu lama, racun itu langsung bereaksi di dalam tubuh Kristian.

Javier yang melihat Kristian seperti cacing kepanasan hanya menampilkan seringaian di wajah tampannya.

Tidak lama dari itu Erik datang untuk memberitahu kabar jika Meli akan segera meninggalkan istana dan pergi ke Kastil Felori.

"Bagaimana dia bisa pergi secepat itu? Bahkan dia tidak memberitahuku akan pergi hari ini juga. Dimana dia sekarang?"

"Saya dengar, Nona sedang berada di kamar para Pelayan Tuan."

Tanpa menunggu waktu lama, Javier langsung meninggalkan penjara bawah tanah dan pergi untuk menemui Meli.

Di susul oleh Erik di belakangnya, sebelum pergi, Erik melihat ke arah Kristian ia bergidik ngeri melihat kondisi Kristian yang sudah sangat mengenaskan.

"Ternyata Tuan bisa melakukan hal sekejam itu. Aku tidak pernah melihat kondisi orang semengenaskan itu." Ucap Erik dan langsung meninggalkan tempat tersebut.

••••••••

"Jadi kau benar Nona Alea yang hilang?" Tanya Lena tak percaya.

"Emm.." Meli menganguk. "Dan hari ini aku akan pulang ke kediaman ku, aku kemari untuk berpamitan kepada kalian berdua."

"Bagaimana kau bisa pergi secepat ini? Jika kau pergi dari sini, tidak akan ada yang membuat keributan, dan pastinya akan sangat sepi, dan aku hanya akan sekamar bersama Emma."

"LENA!" Sentak Emma

"Apa? Memang benar. Jika aku hanya sekamar dengan mu pasti hanya kebosanan yang menghiasi kamar ini."

"Lena, Kau harus membiarkan Nona Alea pergi, dia pasti merindukan keluarga dan rumahnya. Kau juga seharusnya tidak boleh memanggilnya seperti itu. Dia bukan Melisya yang du-" Ucapan Emma terpotong karena Meli menyelanya.

"Tidak, aku masih Melisya yang dulu dan aku ingin kalian memanggilku seperti biasa."

Meli memeluk Lena. "Lena, aku juga pasti akan merindukanmu. Jika ada waktu aku pasti akan berkunjung kesini."

Lena membalas pelukan Meli. "Kau janji." Meli membalas perkataan Lena dengan anggukan.

"Emma kau tidak ingin memelukku." Meli menatap Ke arah Emma. "Kemarilah." Emma menghampiri Lena dan Meli.

"Aku pasti akan sangat merindukanmu yang selalu melakukan hal ceroboh." Ucap Emma ikut bergabung memeluk Meli.

Di saat mereka tengah asik berpelukan, pintu kamar tiba-tiba saja terbuka, dan otomatis membuat mereka bertiga langsung menoleh kearah pintu tersebut.

"MELISYA." Javier langsung menghampiri Melisya dan memeluknya.

"Ja-Javier." Ucap Meli terkejut.

Javier melepaskan pelukannya dan berkata. "Bisakah kalian tinggalkan kami berdua." Mendengar perkataan Javier Lena dan Emma langsung pergi meninggalkan Meli dan Javier dikamar tersebut.


"Kau akan meninggalkan ku." Ucap Javier dengan wajah cemberut.

"Tinggallah disini beberapa hari lagi, aku masih merindukanmu. Kenapa kau harus pergi secepat ini?" Javier kembali memeluk Meli.

Meli melepaskan pelukannya dari Javier dan menangkup wajahnya. "Javier aku sudah merindukan rumahku, jika aku mempunyai waktu luang aku pasti akan mengunjungimu kemari, jadi biarkan aku pergi."

Javier melepaskan tangan Meli dari Pipinya dan berbalik membelakangi Meli. "Baiklah, jika kau ingin pergi, pergilah! Aku tidak akan mengantarmu."

"Kau marah padaku? Javier aku hanya meninggalkan istana ini bukan meninggalkan mu, aku bisa mengunjunggi mu atau kau yang mengunjungi ku kediaman ku."

Javier masih tetap membelakangi Meli dan tidak merespon apa yang Meli ucapkan.

"Nona, Tuan sudah menuggu anda di bawah." Ucap Bibi Marry dari balik pintu.

"Javier, ayah sudah menungguku di bawah, jika kau tidak ingin mengantarku tidak apa-apa, tapi aku janji akan mengunjungimu nanti."

Saat Meli akan meninggalkan kamar tiba-tiba saja Javier menarik tangannya dan mencium bibirnya.

Meli yang mendapatkan perlakuan tiba-tiba dari Javier hanya bisa melotot tanpa membalas ciuman Javier.

Setelah dirasa puas Javier langsung melepaskan ciumannya dan mengusap bibir Meli. "Aku akan mengantar mu, tapi kau juga harus berjanji untuk mengunjungi ku, jika tidak aku yang akan berkunjung ke kediaman mu."

"Iya Javier, aku berjanji." Ucap Meli dengan senyum di wajahnya.

"Kalau begitu kita kebawah, orang tuamu pasti sudah menunggumu."

Javier dan Meli akhirnya turun kebawah, Javier juga mengantar Meli sampai ke depan gerbang istana setelah kereta kuda yang di tumpangi oleh Meli tidak terlihat, Javier kembali masuk kedalam istana.

Bersambung.....

Jangan Lupa Buat "Vote & Komen"

Nantikan Part Selanjutnya.

Continue Reading

You'll Also Like

1.6M 86K 39
Menjadi istri dari protagonis pria kedua? Bahkan memiliki anak dengannya? ________ Risa namanya, seorang gadis yang suka mengkhayal memasuki dunia N...
78.9K 7.9K 20
[BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Bagaimana jika seorang gadis SMA yang hidup sebatang kara tiba-tiba menempati tubuh seorang antagonis di novel fav...
268K 6.1K 4
[ON GOING] Cerita ini tentang Cessa Madeleine gadis sombong di kalangan bangsawan. UP SESUAI VOTMEN 28 Mei 2023 #follow untuk kelanjutan partnya #co...
2.7K 170 8
Viona Narendra, mahasiswi 21 tahun yang mengalami perpindahan jiwa kedalam novel "Samudra Rindu," novel yang terakhir ia baca sebelum kecelakaan terj...