Love Is You - 2 (karena aku m...

By GreNal-14

98.3K 3.8K 297

"yang aku ingin hanya dia, dia yang selalu melindungi ku. dia yang selalu memberi kebahagian untuk ku. aku in... More

chapter 1- prolog
Chapter 2-
Chapter 3
chapter 4- Mood
chapter 5- maaf !!
Chapter 6- rasa yang dulu
Chapter 7- luka yang mendalam
Chapter 8 - rasa sesak dan kecewa
Chapter 10- sakit yang terlalu dalam
Chapter 11- hikmah dan pelajaran
Chapter 12- Pengertian
chapter 13- morning kiss
part 14- kejutan
Chapter 15- Quality Time
Chapter 16
chapter 17
chapter 18-
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21- karena aku mencintai mu
Epilog

Chapter 9- saling diam

3.8K 156 15
By GreNal-14

Maaf pendek dan typo

Janganlupa vote dan comentnya.

Cekidot

#Flassback

Keynal pov

     Aku berjalan menuju ruangannya boby. Ya! Sekarang aku lagi berda dkantornya hanya untuk mampir sih, udah lama juga aku tidak bertemu dengannya.
"Je, boby ada?" Tanya ku pada asisten boby. Saat aku sudah ada didepan mejanya.
"Ada pak, silah kan masuk aja"ujar jeje asistennya boby.
"Makasih"ujarku pdanya. Aku pun langsung mengetuk pintu ruangannya. Dan masuk setelah mendapat jawaban dari dalam.
"Keynal" ujar boby saat melihat ku masuk. Aku tersenyum padanya.
"Hei, bob, lagi sibuk?" Tanyaku padanya. Aku punduduk di sofa yang ada diruangan boby.
"Ya! Lumayan lah" ujarnya berjalan menuju sofa didepanku.
"Loe tumben, ada angin apa nih?" Ujarnya pada ku.
"Gue cuma kebetulanlewat, jadi mampir sebentar" jawabku padanya. Boby menaruh beberapa berkas di atasmeja di depan ku. Sepertinya dia lagi sibunk banget.
"Loe kayaknya sibuk banget bob, emang ada kasus berat ya?" Tanya ku yang melihat nya membuka salah satu map biru.
"Gue lagi stres Nal, gue lagi nanganin kasus klient gue, ini menyangkut bisnis gelap dan penipuan klient gue oleh sebuah perusahaan" ujar boby sambil melihat dokumen ditangannya.
"Penipuan? Bisnis gelap? Emang perusahaan siapa?" Tanya ku padanya.
"PT ARDAN, perusahaan itu mempunyai banyak keganjalan menurut gue, mereka mempunyai penyeludupan senjata tajam, para CBI sedang menyelidikinya. Tapi..."
"Tunggu! Tunggu, PT ARDAN?" Tanyaku memotong ucapan boby.
"Iya Nal, kenapa?..jangan bilang perusahaan itu akan bekerja sama dengan loe?"ujar boby.
"Iya, mereka baru aja memberi proposal nya siang tadi. Gue fikir keuntungannya sangat wahh banget"ujar ku.
"Dan loe trima?" Tanyanya dengan raut wajah yang khawatir.
"Gue belum menyetujuinya, tapi papa mertua gue, sangat mengingin kan nya, tapi, jujur gue agak gak srek dengan tawaran mereka" ujar ku padanya. Boby menghela nafas lega.
"Trus kenapa perusahaan itu masih utuh?" Tanya ku penasaran kalau memang perusahaan itu memiliki bisnis gelap dan penipuan kenapa masih utuh?
"Karena mereka terlalu licik Nal, mereka terlalu rapi,. Gue harap perusahaan papa mertua loe, gak menerima kerja sama itu. Karena itu bisa semua yang menyangkut dengan PT ARDAN akan diburu sama CBI" ujar boby mengingat kakn ku. Aku mengangguk.
"Thank bob, udah ngingatin gue" ujar ku padanya. Selanjutnya aku dan boby hanya mengobrol ringan tetang keluarga masing-masing.

      Aku sudah membatal kan dan menolak kerja sama dengan PT ARDAN setelah tadi siang boby memberiku, bukti-bukti tentang mereka. Ternyata mereka hanya mau memanfaatkan kerja sama ini untuk menjebak perusahaan papa seolah-olah perusahaan papa juga terlibat dalam sindikat penyeludupan senjata ilegal.
     Aku sedang mempelajari dokumen-dokumen untuk presentasi ku nanti rapat dengan dwan direksi. Saat pintu ruangan ku di buka.
"Papa" ujarku saat aku melihat papa masuk dengan rahang yang mengeras.
"Kamu menolak kerja sama denga PT ARDAN nal?" Tanya papa pada ku.
"Iya pa, " jawabku padanya.
"Kenapa?"tanya papa tajam padaku.
"Papa baca aja" ujarku memberi dokumen yang tadi pagi diberikan boby pada ku. Dokument itu berisi bukti-bukti tentang PT ARDAN dan kasus-kasus mereka.
"Papa tau ini, marsel sudah memberi tau papa tentang ini" ujar papa menatapku. Aku kaget , kalau papa tau kenapa papa masih kekeh ingin menerima tawaran itu.
"Kalau papa udah tau kenapa papa mau menerma kerja sama itu?" Tanya ku padanya.
"Ini semua bohong Nal, marsel sudah menjelaskan semuanya sama papa, marsel berani jamin kalau semua itu gak benar, itu cuma akal-akalan pesaing kita aja"ujar papa. Aku mengernyit kan dahi ku.
"Papa mau kamu menerima kerja sama itu, kamu sendiri tau keuntungan dari kerja sama itu. Sangat bersar Nal" ujar papa lalu keluar dari ruangan ku. Marsel,? Apa yang membuatnya yakin kalau itu semua bohong.

      Aku berjalan menuju basement kantorku. Tempat dimana mobil ku terpakir. Saat aku keluar dari lift aku tidak sengaja melihat marsel sedang mengobrol dengan seseorang. Dan itu sangat serius. Disudut parkiran. Aku mencoba untuk mendekat. Agar dapat mendengar apa yang mereka bicarakan.
"Kamu tenang aja, pak tanumiharja pasti akan menerima kerja sama itu, saya sudah mengatur semuanya."ujar marsel pada seorang pria paruh baya. Yang aku tau pria itu bernama yudistira. Dia orang yang waktu itu mempresentasikan proposal kerja sama dengan PT ARDAN. Ada apa marsel dengan mereka.
"Apa mereka akan percaya pak?" Tanya yudistira.
"Hmm,.. tumiharja terlalu tergiur dengan keuntungan dengan kita tawarkan. Dia pasti akan setuju.
Kita tinggal selangkah lagi, kalau sampai kerja sama ini berhasil.
Maka dipastikan kita akan berhasil menjebak dan mengkambing hitamkan mereka. Jika polisi dapat mengetahui semua bisnis gelap kita" ujar marsel. Aku sangat terkejut mendengarnya. Ini sudah keter laluan. Marsel ternyata terlibat sangat besar dalam bisnis gelap itu. Da dia dengan sengaja ingin menjebak papa dan aku. Hanya untuk kepentingan pribadinya.
    Aku langsung pergi dari tempat persembunyian ku. Menuju mobil ku.

    Aku melihat marsel berjalan menuju mobilnya. Yang terparkir sedikit jauh dari mobil ku. Aku langsung menuju padanya. Dan langsung melayangkan tinjuku diwajahnya.

BUKH.

"Brengsek loe"bentak ku padanya.
"Nal, loe apa-apaan sih?" Tanyanya padaku.
"Loe terlibat kan?, loe yang ngerencanain ini semuakan? Gue tau semua nya sel, SEMUA nya. Loe mau menjebak papa dan juga gue kan."ujar ku mengeluarkan semua amarah ku padanya.
Aku melihat marsel tersenyum sinis pada ku.
"Bagus deh kalau loe udah tau. Trus apa yang akan loe lakuin hah?" Ujarnya meremehkan ku.
"Bukti yang CBI dan orang-orang yang melaporkan kami aja gak bisa memabwa kami kedalam penjara Nal" ujarnya lagi. Amarahku mulai membuncah.
"Dan satu lagi, papa mertua loe itu, gak akan percaya sama omongan loe itu. Dia lebih percaya gue, gue Nal, bukan menantunya. Gue mau liat kehancuran loe kali ini"ujarnya lagi.
"Brengsek loe sel, kali ini loe salah cari lawan sel," uajar ku sinis padanya menatapnya tajam.
Marsel menghela nafasnya.
"Kita liat aja, apa yang bisa loe lakuin?" Ujarnya lalu pergi dan masuk kedalam mobilnya. Meninggalkan ku dengan amarah yang siap meledak.

    Sejak saat itu aku terus menyakin kan papa. Tapi papa selalu punya seribu alasan membantah ku. Dan marsel selalu punya seribu alasan untuk memojokkanku didepan papa. Dalam rapat pun papa dan marsel secara terang-terangan menyerang ku. Aku benar-benar tersudut dan sangat tertekan dengan kekeras kepala papa. Yang terus kekeh ingin bekerja sama dengan mereka.
    Dan aku mulai berusaha mencari bukti-ukti untuk menunjkan pada papa kalau aku benar dan juga membantu boby sahabat ku.

#Flassbackend

veranda pov

    Aku keluar dari kamar mandi dan mendapati keynal masih tertidur diatas ranjang. Aku baru saja selesai mandi dan bersiap untuk kebutik. Aku duduk dimeja rias sambil mengeringkan rambutku yang masih basah.
    Aku melihat keynal menggeliat dalam tidurnya. Aku tidak berniat untuk membangun kan nya.
Aku bisa melihat keynal kembali menarik selimutnya kembali menutupi tubuhnya.

Cklek

"Mami" ujar denzel yang masuk kekamar ku. Aku melihatnya sudah rapi dengan seragam sekolah.
"Pagi sayang"sapaku padanya sambil mencium pipinya.
"Papi belum bangun?"tanyanya sambil berjalan dan naik keatas tempat tidur.
Aku kembali melanjutkan mengeringkan rambutku.
  Aku sama sekali tidak mendengar suara denzel membangunkan papinya. Aku melihat melalui cermin. Denzel hanya menatap nanar pada keynal yang sedang tidur. Tanganya menyentuh pipi keynal yang memerah. Hatiku nyeri saat mengingat kembali kejadian kemarin. Aku menampar nya dengan keras. Tapi hati ku juga ikut sakit saat aku menamparnya.
Itu untuk pertama kali aku menamparnya.
  Aku bisa melihat keynal kaget saat tanga denzel menyentuh pipinya.
"Sakit?" Tanya denzel pada keynal. Saat keynal sudah membuka matanya. Keynal bangun dari tidurnya menjadi duduk menyandarkan punggungnya di kepala ranjang. Keynal tersenyum pada denzel. Lalu menggeleng.
Denzel duduk dipangkuan keynal dan memeluk leher keynal.
"Itu pasti sakit, denzel liat opa dan mami menampar papi sangat keras"ujar denzel yang membuat hatiku semakin nyeri. Karena aku kemarin kelepasan dan menampar keynal tepat didepannya. Pasti dia syok melihat kejadian itu.
  Aku meliht keynal melihat kearahku. Tapi aku segera menyibukkan diriku lagi dengan rambutku.
"Papi mandi dulu ya"ujar keynal. Denzel mengangguk. Lalu keynal berjalan kekamar mandi.
"Sayang mami mau pakai baju dulu, kamu turun duluan ya sarapan "ujar ku padanya. Denzel mengangguk patuh. Lalu turun dari atas tempat tidur dan keluar dari kamar.
  Aku mengganti pakaian ku dengan sebuah dress di tambah rompi coklatku.
  Lalu kembali membuka lemari dan menyiapkan baju keynal. Kebetulan ada beberapa baju yang sengaj dia tinggalkan dirumah mama dan papa.
   Walau pun hubungan ku dengannya lagi tidak baik. Aku tidak ingin melupakan kewajiban k sebagai istri.
  Aku mengambila kemeja biru dan dasi biru garis-garis. Dan meletakkannya diatas kasur.
  Lalu turun untuk membuatkan nya kopi pagi. Karena itu sudah menjadi rutinitasnya.
   Aku menuju kedapur. Kulihat mama sedang menyiapkan sarapan di meja makan.
"Pagi ma" sapaku padanya.
"Pagi sayang, keynal sudah bangun?" Tanyanya masih dengan kesibukkannya.
"Sudah ma, ini mau binkin kopi dulu"ujarku sambil mengambil gelas kopi.
"Kalian lagi ada masalah?"tanya mama tiba-tiba.
"Gak kok ma, kita baik-baik aja"ujarku berbohong. Aku mengaduk kopi yang sudah ku beri gula. Aku tidak ingin mama khawatir dan kepikiran dengan masalah ku dengan keynal.
Mama tidak lagi bertanya. Aku pun kembali keatas.
     Aku masuk kekamar membawa kopi untuknya. Keynal sedang mengancingkan kemejanya. Aku berjalan mendekatinya dalam diam. Dan memberi kopi padanya. Keynal meminum kopinya. Tangan ku mengancingkan kemejanya satu persatu. Lalu mengambil dasinya di atas tempat tidur. Keynal terus menatapku. Aku tidak ingin melihat matanya karena itu akan mengoyahkan pertahananku. Aku melakukannya dalam diam. Keynal sudah menaruh kopinya. Diatas meja rias.
Aku membantunya memasang dasi juga dalam diam. Tangan keynal menarik pinggangku menghilangkan jarak antara aku dengannya yang membuatku sedikit tersentak. Satu tangannya yang lain meraih daguku. Untuk melihat padnya. Aku mendongak. Keynal mendekatkan wajahnya kewajahku. Hingga bibirnya menyentuh bibirku. Lalu diikuti oleh lumatannya. Aku menahan diriku untuk tidak membalas ciuman darinya walau pun ingin tapi aku menahan diriku. Luamatan keynal berhenti saat tak mendapat respon dariku. Lalu melepaskan bibirnya dari bibirku.
Keynal tersenyum perih. Dan itu membuat dadaku nyeri melihat senyum itu.
    Aku dan keynal turun untuk sarapan. Kami turun dalam diam menuju ruang makan.
Saat memasuki ruang makan aku langsung tercekat. Karena mendapati marsel duduk disamping denzel. Aku melirik keynal yang menatap tajam pada marsel.
  Aku duduk disebelah gracia. Keynal duduk disampingku tepat depan marsel. Tatapan tajam itu tak lepas dari marsel.
"Mami aku mau telurnya"ujar denzel padaku. Aku mengambilkan telur untuk denzel. Dan menaruh di piring yanga sudah terisi nasi goreng.
"Gimana kabar papa sama mama sel?" Tanya mama pada marsel.
"Baik tante, mama titip salam buat tante dan om" jawab marsel tersenyum. Keynal mulai menyuapi nasi gorengnya.
"Salam balik ya"ujar mama juga tersenyum.
"Kak marsel tumben kesini? Pagi-pagi lagi"ujar gracia. Marsel tersenyum.
"Kakak ada perlu sama om tanumiharja" jawab marsel yang sesekali melirik padaku. Aku tau itu. Tapi aku mencoba untuk tidak memperduli kannya.
Selanjut nya ada obrolan antara papa dan marsel. Membahas kerjaan yang membuat ku heran keynal sama sekali tidak melibatkan dirinya. Padahal dia juga ikut terlibatkan?
Keynal hanya diam menikmati nasinya.
  Keynal mengantarku dan denzel terlebih dahulu sebelum dia kekantor.
"Dah papi, dah mami"lambai denzel saat sudah memasuki sekolahnya dan pamit pada ku dan keynal.
    Selama perjalanan hanya ada keheningan dan diam. Keynal sama sekali tidak membuka mulutnya. Hanya fokus padajalan.
Keynal menghentikan mobilnya di depan butikku.
"Pulang lah ve"ujarnya saat ku hendak turun.
"Aku belum bisa Nal"jawabku. Keynal menghela nafasnya.
"Baik lah kalau begitu"ujarnya dengan kecewa aku tau itu. Aku belum bisa memaafkan nya. Kata-katanya sudah sangat membuat ku terluka. Kekecewaan papa terlihat jelas saat itu. Dan aku belum pernah melihat sorot mata kecewa dari mata papa. Lalu aku turun saat keynal hanya diam.
    Aku melihat mobil keynal meninggalkan butik ku. Hingga menghilang tak terlihat lagi dari pandanganku. Sejak sedari dia bangun. Hanya tadi kami terllibat percakapan.

Author

   keynal memasuki sebuah restorannya. Beberapa karyawan menyapanya. Restoran ini milik keynal. Yang sudah dibangun sejak dia lulus kuliahnya. Dari nol hingga sekarang memliliki beberapa cabang diindonesia. Keynal memasuki ruangannya.
"Tolong bawakan laporan bulan ini"ujar keynal pada seorang pria tampan dan masih muda.
"Baik pak"jawabnya sopan.
Keynal duduk dikursi kebesarannya menenggelamkan dirinya dengan dokumen-dokumen diatas mejanya.
Tak lama pria tadi masuk. Membawa sebuah map hiaju.
"Ini pak"ujarnya menyerahkan map tersebut pada keynal.
"Thanks mario, kamu boleh kemabli keruangan mu"ujar keynal menerima map tersebut.

    Sedangkan ditempat lain terlihat seorang anak laki-laki sedang duduk dengan wajah murung di ayunan.
"Denzel, gak makan?"tanya seorang gadis kecil pada anak laki-laki tersebut yang ternyata denzel.
Denzel hanya menggeleng. Terlihat anak gadis kecil itu menghela nafasnya.
Lalu niat isengnya muncul.
Tangan anak gadis kecil itu bergerak menusuk-nusuk pipi tembem denzel.
"Sinka, jangan iseng deh"ujar denzel kesal.
"Abis, dari tadi denzel diam terus"jawab gadis kecil tersebut yang bernama sinka.
"Huh"denzel menghela nafasnya.
"Denzel kenapa?"tanya sinka. Denzel tak menjawab dan itu membuat cinta sedikit kesel. Karena denzel anak nya jail dan bawel. Selalu mengganggu sinka. Tapi hari ini terlihat jadi pendiam.
"Mau?" Tawar sinka menawarkan kotak makannya. Yang berisi nugurt dan sosis. Denzel kembali menggeleng.
"Sinka suapin deh?"ujanya sedikit malu. Mencoba menyuapi denzel.
"Denzel gak laper sinka"ujar denzel memakan suapan dari tangan cinta.
"Gak lapar tapi di makan juga"gerutu sinka tersenyum geli. Sedangkan denzel hanya cuek.
"Katanya gak laper, tapi kenapa sosis sinka diambil?"ujar sinka kesal karena denzel mencomot sosis gorengnya.
"Hehhehe" denzel hanya nyengir kuda dengan muka polos. Sedangkan sinka berdecak kesel. Dan pergi meninggalkan denzel.
"Sinkaa mau kemana?"tanya denzel yang melihat sinka sudah pergi dari hadapannya.
"Tadi nawarin, gimana sih" gerutu denzel. Lalu kembali memandang jauh kedepan. Dan menghela nafasnya.

      Veranda keluar dari butiknya ingin menuju taksi. Saat marsel turun dari mobilnya yang baru diparkir di depan butik veranda.
"Ve!" Panggil marsel yang melihat veranda hendak masuk kedalam taksi.
"Marsel"ucapnya sedikt kaget melihat marsel di butiknya.
"Kamu mau jemput denzel ya?" Tanya marsel saat sudah ada didepan veranda. Veranda mengangguk.
"Aku antar ya, yuk.., mas gak jadi"ujar marsel lalu memberikan beberapa lembar uang kepada supir taksi yang sudah dipesan veranda. Dan menarik tangan veranda untuk masuk kemobilnya.
"Sel, aku bisa sendiri"ujar veranda saat marsel hendak membantunya untuk memasang seatbeltnya. Lalu memasang seatbeltnya sendiri. Marsel menjalankan mobilnya.
"Kamu ngapain kebutik?" Tanya veranda pada marsel.
"Ketemu kamu, aku mau ngajakin kamu makan siang bareng"ujar marsel.
"Aku gak bisa"jawab vernda.
"Kenapa?"tanya marsel heran.
"Aku sibuk sel, setelah menjemput denzel aku harus kembali kebutik" ujar veranda datar.
"Cuma sebentar ve!pleaseeee" mohon marsel dengan menatap tepat di manik mata veranda. Itu mampu membuat veranda membeku.
Hati nya bergetar melihat mata marsel. Mata yang dulu menatapnya penuh cinta sekarang juga masih sama. Veranda hanya diam. Veranda tidak tau kalau diam nya akan menjadi bomerang buat dia sendiri.

to be countinu......

Continue Reading

You'll Also Like

138K 9.3K 41
KIM TAEHYUNG narenda, yaitu mafia yg terkenal dengn kekejamannya JEON KOOKIE liviendra, yaitu seorang namja cantik yg ditinggal mati kedua orang tua...
201K 16.7K 86
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
47.9K 5.3K 38
Sebuah rahasia yang tidak akan pernah meninggalkanmu...
38.5K 3.7K 23
° WELLCOME TO OUR NEW STORYBOOK! ° • Brothership • Friendship • Family Life • Warning! Sorry for typo & H...