The Theory of Metanoia

Od cheesydorian

5.4K 1.2K 5.4K

Adam Wistletone memiliki segalanya. Namun, ada satu kecacatan yang tak bisa diperbaiki seorang pun  termasuk... Více

THE THEORY OF METANOIA
PROLOG
─ i: "INVISIBLE PRISONER"
─ ii: "THE KING OF YOUR COUNTRY NEED YOU"
─ iii: "THE YOUNGEST MISERY"
─ iv: "IMPOSSIBLE DUTY FOR THIS YOUNG MAN"
─ v: "THE SCALE MUST BE BALANCED"
─ vi: "WOEFUL BRAVURA"
─ vii: "UTTERED SYLLABLES AGAINST THE DOOR"
─ viii: "INTO THE NEMESIS DWELL"
─ ix: "THE UNFATHOMABLE DESTINY CARVED IN ENCRYPTION"
─ x: "THE BATTLEFIELD BEHIND CALCULATIONS"
─ xii: "IS THERE DOUBLE NAVAL ENIGMA?"
─ xiii: "BLAZING FIRE AND BRONZE LOGIC"
─ xiv: "IN THE PLAYFAIR CIPHER ENCRYPTION"
─ xv: "BOTH ARE PERSPECTIVES"
─ xvi: "B FOR BLITZ, B FOR BOMBE"
─ xvii: "SZCMV"
─ xviii: "PREFIX CONFERENCE"
─ xix: "A PRESENT FROM ABWEHR"
─ xx: "WAFTING PREJUDICES"
─ xxi: "THE MAN WHO CALLED HIM ICARUS"
─ xxii: "SOLSTICE SIMULATION"
─ xxiii: "FLAXEN FAREWELL"
─ xxiv: "DECIPHER OF FALLACY"
─ xxv: "HIS UNVEIL ENIGMA"
─ xxvi: "THE EPOCH OF A REVOLUTIONARY"
─ xxvii: "KAFKAESQUE"
─ xxviii: "SACRED TESTAMENT"
─ xxix: "THE FLUSTER ALIBI"
─ xxx: "WHOSE VOICE CRIES THE AGONY OF FRONT?"
─ xxxi: "RED MENACE"
─ xxxii: "OUR ROADS EXTRAPOLATING DIFFERENT STORY"
─ xxxiii: "THE CREATOR OF IMITATION FAITH"
─ xxxiv: "A ROOM FOR TWO"
─ xxxv: "THE BOY WHO CRIED WOLF"

─ xi. "RETELL SNOWFLAKES MEMOIR BEFORE ENIGMA"

115 37 170
Od cheesydorian

┏┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┓

every paragraph in this chapter
is dedicated to the talented imurbabyyoda
and all of her work that hopefully
will return soon

┗┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┉┛

THE THEORY OF METANOIA

CHAPTER ELEVEN • RETELL SNOWFLAKES MEMOIR BEFORE ENIGMA

I hope he can respect his own privacy because it's expensive.❞

       SEBELUM para wanita Angkatan Laut Inggris mencegat pesan-pesan Kriegsmarine lainnya hanya untuk memberi makan para pemecah kode dan otak cemerlang mereka, seorang pria sudah dulu melewati pintu ruang kerja yang menyerupai gerbong kereta api. Lampu gantung berbohlam satu pun, hampir mencium lantai apabila tangannya tak segera menggenggamnya manakala kepala ditundukkan tak tertantang untuk meluruskan tulang belakang.

       Tetaplah di sana, atensinya berdialog. Maka anggukan pelan dari si lampu gantung menjadi pertanda urungan rencana terjun bebas yang akan mengepulkan isi kepala sebelum bertemu si Enigma. Meski terlalu awal menjabat tangan mesin berjiwa pencabut nyawa yang sekeliling tubuhnya mendetakkan kedinginan, jemarinya segera menarik kertas dan pensil setelah jas terpaksa dieratkan untuk sesaat.

       Tangannya bergulat dengan suhu kasatmata manakala seruputan teh belum mampu dirasakan ujung lidah. Namun, di balik bergetarnya tangan itu diselimuti jas, pria lainnya yang baru saja menggantung syal di sudut ruangan segera menarik perhatiannya. Tak peduli jika kertas barulah dinodai huruf A, pensil terpaksa terbaring di sisinya.

       "Terlalu awal untuk memulai perang," tutur si pria di sepanjang langkah menuju meja kerja pribadi tepat di seberang Adam.

       Leher Adam pun terputar untuk menemukan wajahnya meskipun tangan belum berhenti menggerutu di balik jasnya—jemari menggelitik salah satu suspendernya. "Aku tak ingin membuang-buang waktu. Setiap malam aku kesulitan tidur."

       "Benarkah?" Alisnya terangkat untuk menyaksikan anggukan. "Bagaimana dengan libur akhir tahun? Kau habiskan bersama keluargamu atau membiarkan gigi-gigimu saling bertarung di bawah atap flatmu."

       Kekehan terlontar seketika. Meski bukan giginya yang bertarung saat ini, sang lawan bicara mampu menebak apa yang disembunyikan di balik jas dia. "Praduga kedua jawaban yang b-benar. Libur akhir tahun di tengah operasi?" Kini, giginya sungguh bertarung sehingga papila bergetar begitu pula suaranya. "Kurasa memprioritaskan anak-anak j-jauh lebih utama."

       Tarikan sudut bibir biasanya akan menghangatkan suasana. Namun, bukan berarti menghangatkan suhu ketika butiran salju di luaran sana mencoba menemukan ruang landas mereka. "Aku tak keberatan membawakanmu secangkir teh sebelum kau jelaskan sudut pandangmu tentang anak-anak dan operasi."

       Tak ada jawaban, tapi pelangi di wajah Adam cukup menjelaskan segalanya sehingga sang lawan bicara pun membiarkan tatanan rambutnya menjadi ruang landas beberapa butiran salju demi secangkir teh di tangan agar segera memelototi netra Adam. Sekembalinya pria itu dengan tiga cangkir kosong dan seteko teh yang cerobongnya mengepulkan asap—persis seperti kereta-kereta di bawah panji operasi—menenggelamkan kata keduanya ketika kerongkongan menghangat dan tak ada lagi tangan, papila, maupun suara bergetar setelahnya.

       Meski Adam menolak menanggalkan jasnya, suspender milik dia tak lagi digenggam kerapuhan. Justru tangan itu kini memangku cangkir teh yang menyeruakkan aroma krisan di bawah hidungnya. "Terima kasih, Alan," Pria itu mengangkat sepasang alis sebab separo wajah ditenggelamkan cangkirnya, "tapi pagi ini akan murung jika diisi ceramah soal anak-anak dan operasi dariku."

       Hampir saja setiap tetes teh yang bersembunyi di balik gembungan pipinya melompat keluar layaknya bibir air mancur yang memuntahkan kharismanya. Beruntung saja Alan segera menelan itu semua tepat pada waktunya sehingga batuk menyusul kemudian. "Mungkin," dadanya mendapatkan simpati dari si tangan untuk beberapa saat, "mungkin benar," dan batuk yang terselip pun sirna sudah.

       "Mari dengarkan hikayat akhir tahunmu," usul Adam yang segera mendapatkan penolakan dari Alan melalui gelengan telunjuk. "Mari dengarkan hikayat rahasiamu."

       "Rahasia?" Sepasang alisnya mengerutkan tanda tanya. Seruputan lainnya yang hampir terlaksana, berakhir merana sebab hati menabuh sekali drumnya. "Jika aku punya satu, maka itu juga milikmu, karena itulah kita ada di sini."

       "Benar!" Alan membiarkan secangkir tehnya bersiap menciptakan pola lingkaran di atas meja. "Namun, jika kukatakan pra, maka itu bukan milikku, Adam."

       Mimik yang menyimpan tanda tanya beserta keterkejutan hilang sudah digantikan lontaran kekehan singkat. "Pasti kau ingin tahu sumber pengetahuanku tentang Enigma, bukan?" Tanpa membiarkan tik di arlojinya terbuang percuma, Alan segera menganggukkan kepala. "Hanya jika kau menghormati rahasiaku, Alan. Maka hikayat ini akan menyenangkan di telingamu."

       "Aku sudah menghormatinya. Bukan hanya milikmu, tetapi juga milik negara. Jika tidak, sekembalinya aku ke Bletchley, kau hanya bisa bertegur sapa dengan mayatku." Itu cukup menghibur Adam yang kekehannya mengalahkan desisan salju di luar sana, sementara Alan merasa puas melalui tarikan sudut bibirnya.

       "Baiklah," gumamnya manakala cangkir teh di tangan pun, dibiarkan menyiapkan diri membentuk pola lingkaran menodai mejanya. "Ini sebenarnya ketidaksengajaan, tapi rasanya seperti memenangkan lotre." Tawa disisipkan guna memperhangat temperatur yang tak lagi menggetarkan tangan Adam.

       "Keluargaku mengenal baik Clement Attlee, jika kau kenal dia." Anggukan kepala Alan menjelaskan semuanya. "Dua minggu setelah Inggris mendeklarasikan keterlibatannya pada perang, aku mengunjungi Attlee dengan ayahku untuk jamuan bersama rekannya. Ayahku dan Attlee memiliki kawan serupa. Jadi mereka menyambutku dengan mudah."

       Suaranya menghilang karena keraguan, tetapi Alan yang menjorokkan tubuh ke arahnya, menunjukkan antusiasme kelewatan hingga Adam tak mampu menyembunyikan senyuman. "Di balkon setelah perjamuan, tampaknya sepasang intelijen membahas Enigma terlalu terbuka. Kepulan asap rokok meramaikan percakapan mereka dan langkahku menuju kamar mandi tercegat topik asing. Awalnya tak ada kata Aenigma dilontarkan alih-alih Enigma. Namun, lidah mereka tampaknya tak tahan untuk memelesetkan itu."

       Kentara mimik Alan hampir menanggapi hikayat Adam yang sedang berlangsung, tetapi pria itu dengan cepat berkata, "Tidak, Alan. Mereka tak bekerja di Bletchley. Aku jelas-jelas mendengar keduanya menyinggung target perekrutan ialah pria-pria mahir Bahasa Jerman. Kurasa, mereka harus menyelesaikan Aenigma bukan menerjemahkannya, jadi kukatakan kepada Chamberlain bahwa anak buahnya harus berhenti merekrut penerjemah."

       Akibat dari penjelasan itu, Alan mendorong punggungnya pada kepala kursi meskipun antusiasme masih ditampakkan. "Aku mahir Bahasa Latin. Di Eton, Bahasa Latin adalah bahasa keduaku. Jadi aku segera mengerti Aenigma berarti teka-teki. Terlebih ketika mereka menyinggung pesan Angkatan Laut Jerman dan kata kunci lainnya tentang permainan Jerman ini. Aku segera menyadari Inggris menyembunyikan sesuatu sebesar fenomena Perang Dunia Kedua."

       "Namun ..." Alan menggaruk dagunya sekilas, "apa kau mendapatkan nama mereka? Kurasa mereka berbahaya jika dibiarkan tetap di luar sana dan Menzies harus tahu itu."

       Gelengan yang Adam tampakkan sedikit mengecewakan. "Mereka tak memanggil nama satu sama lain ketika percakapan berlangsung. Hanya menyinggung Denniston dan Bletchley Park sebelum aku bergegas sembunyi di balik tanaman hias Attlee yang setinggi dadaku, ketika keduanya merencanakan kembali ke kursi mereka."

       Napas berat pun terembus sekilas sebagai jeda. "Mendengar nama Alastair Denniston segera memotivasiku untuk membuat Chamberlain datang padaku. Aku penasaran dengan Aenigma dan tak menaruh minat pada kemiliteran Inggris sebab aku tak cukup baik di bidang non-akademik. Pada titik tertentu, kekhawatiran membelenggu setelah tekadku menulis artikel itu untuk Chamberlain, tapi pada akhirnya di sinilah aku menyelamatkan diriku sendiri. Meski nyatanya Enigma memang terlalu rumit untuk dikerjakan selama tiga bulan terakhir ini."

       Adam mengira Alan akan merespons kalimat terakhirnya, tetapi fakta menghadapkan Adam pada respons Alan yang menyinggung pembuka kalimatnya. "Mengapa nama Alastair Denniston memotivasimu untuk mendatangkan Chamberlain padamu?"

       "Karena ayahku dan Denniston tak memiliki hubungan baik di Angkatan Laut semasa Perang Dunia Pertama."

       "Dan ayahmu tak terlibat permainan Jerman melalui Enigma sementara Chamberlain memilih beberapa pria dari Angkatan Laut untuk berkontribusi?"

       Adam menggeleng cepat. "Dia datang dan pergi dari Angkatan Laut karena perang. Namun, kontribusinya saat itu membuatnya mengantongi rasa hormat dari Kerajaan Inggris untuk memperluas bisnis galangan kapalnya."

       "Namun, dia berkontribusi pada perang melalui dukungan finansial Operasi Pied Piper dan fasilitas para penakluk Atlantik, bukan?" Kendati mendapat jawaban, pertanyaan Alan justru dikembalikan. "Bagaimana kau bisa tahu?"

       "Um, aku membaca koran." Saat itulah Adam mendaratkan tamparan pelan di dahinya. "Terkadang berita dari Archibald Wistletone adalah hal yang paling kutunggu di halaman utama karena itu menghibur. Pendapat dan usulannya sungguh menghibur. Bahkan gaya hidup dan publikasi kisah keluarganya tak kalah menyenangkan untuk disimak."

       Kekehan secara natural keduanya kumandangkan setelah pengakuan Alan. "Sejauh mana kau mengikuti beritanya? Apa kau juga berpikir berita yang menyinggungku itu menarik?"

       "Agak," jawabnya. "Namun, kau menurunkan ekspetasiku, Adam." Lagi, sepasang alis Adam mengerutkan tanda tanya. "Ayahmu mempublikasikan kekerabatan yang tercipta antara dirimu dan JJ Thomson. Mereka juga menulis soal penelitianmu di Cambridge untuk tesis magister yang terlalu awal, tapi setelah mengenalmu, tak ada hal yang membedakanmu dengan pria lain selain caramu berpikir."

       "Lalu apa yang kau harapkan? Aku mengangkat kelingking ketika menyeruput teh dan mengoreksi semua hasil kerjamu?" Alan terkekeh dalam gelengannya. "Kurasa memang tak ada hal yang membedakan manusia kecuali cara mereka berpikir. Jika kau membicarakan fisik, Tuhan sudah berbaik hati memberikan cara termudah untuk mengenali seseorang melalui kenampakan fisik. Jadi itu tak terhitung."

       "Tak bisa menyangkal itu." Alan mengakuinya. "Beruntung ayahmu tak dilibatkan dalam permainan Jerman, karena tanpa menyinggung apa pun, dia pasti tak tahan menyampaikan ini melalui berita."

       Adam mengangguk, itu menyenangkan sebab beberapa orang akan menyangkal sikap buruk ayah mereka meskipun itu sebuah kebenaran. "Kuharap dia bisa menghargai privasinya sendiri karena itu mahal. Sama seperti sumpah kita kepada Bletchley yang dinominalkan dengan nyawa."

       Pria di hadapannya mengangguk selagi menutupi separo wajahnya melalui tegukan teh ketika Adam masih menyimpan satu pertanyaan dalam kepala. "Apa yang kau ketahui tentangku selain prestasi yang dimuat?"

       Ia segera menjauhkan cangkir dari area wajah untuk menjawab, "Tak ada. Aku baru mengikuti beritanya setahun silam ketika jenuh memikirkan topik esai. Harus kukatakan keberhasilan esaiku berkat berita yang dibuatnya. Mereka menyelamatkanku dari kepulan asap dalam kepala dan kekesalan serta putus asa di dada."

       Mendengar pengakuan Alan menuntun sepasang sudut bibirnya untuk tertarik seketika. Lengan cangkir pun diraihnya guna mendentangkannya dengan milik Alan sesudah berkata, "Bersulang untuk berita yang Archibald Wistletone bagi tentang kehidupannya dan kemajuan Banburismus beserta Bombe." Keduanya memilih menghabiskan teh dalam teko hingga Harry Golombek muncul dengan bahu jasnya yang ditenggeri beberapa salju dan tampak seperti ketombe.

       Pria itu menceritakan sedikit kisah tentang keterlambatan kereta karena operasi dan pagi dia yang berantakan setelah jam wekernya terjun ke atas lantai semalam sehingga ia mengepakkan kelopak lewat dari pukul tujuh pagi ini. Tak lama setelah obrolan pagi itu terdengar seperti berlangsung di kantor swasta, seorang WREN meminta akses masuk untuk menyerahkan sekoper berkas bagian dari Enigma. Saat itulah semua tawa tak lagi berarti kecuali mereka lontarkan setelah Enigma menampakkan pengaturan pasti.

◖ ᪥ ◗

4.6.2022

°tolong pertimbangkan untuk memberikan vote dan/atau komentar jika kalian menyukai cerita ini karena itulah bentuk dukungan kalian.
cheesydorian

Pokračovat ve čtení

Mohlo by se ti líbit

Something About You Od Matchamallow

Historická literatura

4.2M 575K 69
18+ HISTORICAL ROMANCE (VICTORIAN ERA/ENGLAND) Inggris pada masa Ratu Victoria Sebelum meninggal, ibu dari Kaytlin dan Lisette Stewart de Vere menyer...
376K 55.7K 80
"Became the Most Popular Hero is Hard" adalah judul novel yang saat ini digemari banyak pembaca karena memiliki visual karakter dan isi cerita yang m...
UNBELIEVABLE Od ezekiel

Historická literatura

109K 13.1K 31
alderich original novel. alangkah baiknya follow dulu sebelum baca. [ Slow update ] [ bromance ] zifal seorang pemuda yang memutuskan untuk tak lagi...
Ex-Fiance's Obsession Od fatayaa_

Historická literatura

394K 34.1K 32
Kehidupan Evelyn yang sempurna berubah setelah kematian kedua orang tuanya. Ia harus menjual harta dan kediamannya untuk membayar hutang keluarga. Se...