๐Œ๐ฒ ๐…๐š๐ญ๐ž ๐ข๐ฌ ๐˜๐จ๐ฎ ||...

By biancacchi

15K 2.1K 275

ยป ๐๐ž๐ซ๐ข๐ฌ๐ข ๐ญ๐ž๐ง๐ญ๐š๐ง๐  ๐ค๐ข๐ฌ๐š๐ก๐ฆ๐ฎ ๐๐ž๐ง๐ ๐š๐ง ๐€๐ฏ๐š๐ญ๐š๐ซ ๐จ๐Ÿ ๐๐ซ๐ข๐๐ž, ๐‹๐ฎ๐œ๐ข๐Ÿ๐ž๐ซ. ยซ ๐ฌ๏ฟฝ... More

[1] โ†ณ๐–  ๐–ก๐–พ๐—€๐—‚๐—‡๐—‡๐—‚๐—‡๐—€ ๐—ˆ๐–ฟ ๐–บ ๐–ญ๐–พ๐— ๐–ซ๐–พ๐–บ๐–ฟโœง
[2] โ†ณ๐–ข๐—Ž๐—‹๐—‚๐—ˆ๐—Œ๐—‚๐—๐—’ ๐– ๐—‹๐—‚๐—Œ๐–พ๐—Œโœง
[3] โ†ณ๐–ง๐–พ๐—…๐—‰ ๐–ฟ๐—‹๐—ˆ๐—† ๐–ณ๐—๐–พ ๐– ๐—๐–บ๐—๐–บ๐—‹ ๐—ˆ๐–ฟ ๐–ฆ๐—‹๐–พ๐–พ๐–ฝโœง
[4] โ†ณ๐–ซ๐–พ๐—๐—‚๐–บ๐—๐—๐–บ๐—‡, ๐–ณ๐—๐–พ ๐– ๐—๐–บ๐—๐–บ๐—‹ ๐—ˆ๐–ฟ ๐–ค๐—‡๐—๐—’โœง
[5] โ†ณ๐–ณ๐—๐–พ ๐–ณ๐–บ๐—…๐–พ ๐—ˆ๐–ฟ ๐–ฒ๐–พ๐—๐–พ๐—‡ ๐–ซ๐—ˆ๐—‹๐–ฝ๐—Œโœง
[6] โ†ณ๐– ๐—‡ ๐–จ๐—‡๐—๐—‚๐—๐–บ๐—๐—‚๐—ˆ๐—‡ ๐—๐—ˆ ๐–ข๐—ˆ๐—†๐—‰๐–พ๐—๐–พโœง
[7] โ†ณ๐–ณ๐—๐–พ ๐–ข๐—ˆ๐—†๐—‰๐–พ๐—๐—‚๐—๐—‚๐—ˆ๐—‡ ๐–ณ๐—Ž๐—‹๐—‡๐—Œ ๐–จ๐—‡๐—๐—ˆ ๐–ข๐—๐–บ๐—ˆ๐—Œ!โœง
[8] โ†ณ๐–  ๐–ฏ๐–บ๐–ผ๐— ๐—๐—‚๐—๐— ๐–ซ๐–พ๐—๐—‚๐–บ๐—๐—๐–บ๐—‡โœง
[9] โ†ณ๐–ฆ๐—ˆ๐–พ๐—Œ ๐—๐—ˆ ๐—๐—๐–พ ๐– ๐—๐—๐—‚๐–ผโœง
[10] โ†ณ๐– ๐—‡ ๐–จ๐—‡๐—๐—‚๐—†๐—‚๐–ฝ๐–บ๐—๐—‚๐—‡๐—€ ๐– ๐—Ž๐—‹๐–บ ๐–ฟ๐—‹๐—ˆ๐—† ๐–ซ๐—Ž๐–ผ๐—‚๐–ฟ๐–พ๐—‹โœง
[11] โ†ณ๐–ก๐–พ๐–พ๐—…๐—“๐–พ๐–ป๐—Ž๐–ป, ๐–ณ๐—๐–พ ๐– ๐—๐–บ๐—๐–บ๐—‹ ๐—ˆ๐–ฟ ๐–ฆ๐—…๐—Ž๐—๐—๐—ˆ๐—‡๐—’โœง
[12] โ†ณ๐–  ๐–ณ๐—‹๐—Ž๐—๐— ๐–ฑ๐–พ๐—๐–พ๐–บ๐—…๐–พ๐–ฝโœง
[13] โ†ณ๐– ๐—†๐—ˆ๐—‡๐—€ ๐–ณ๐—๐–พ ๐–ค๐—…๐–ฝ๐–พ๐—Œ๐— ๐–ก๐—‹๐—ˆ๐—๐—๐–พ๐—‹ ๐—ˆ๐—‹ ๐–ณ๐—๐—‚๐—‡๐—Œโœง
[14] โ†ณ๐–ง๐—‚๐–ฝ๐—‚๐—‡๐—€ ๐–บ ๐–ซ๐—‚๐—๐—๐—…๐–พ ๐– ๐—‡๐—€๐–พ๐—…โœง
[15] โ†ณ๐–ฒ๐—Ž๐—‹๐—‰๐—‹๐—‚๐—Œ๐–พ ๐–จ๐—‡๐—Œ๐—‰๐–พ๐–ผ๐—๐—‚๐—ˆ๐—‡โœง
[16] โ†ณ๐–ฒ๐–พ๐–บ๐—‹๐–ผ๐—๐—‚๐—‡๐—€ ๐–ฟ๐—ˆ๐—‹ ๐–ซ๐—Ž๐—„๐–พโœง
[17] โ†ณ๐–ฏ๐–บ๐—Œ๐— ๐–ฌ๐–พ๐—†๐—ˆ๐—‹๐—‚๐–พ๐—Œ ๐–บ๐—‡๐–ฝ ๐–ฒ๐—Ž๐—‹๐—‰๐—‹๐—‚๐—Œ๐–พ ๐– ๐—๐—๐–บ๐–ผ๐—„๐—Œโœง
[18] โ†ณ๐–  ๐–ฏ๐–บ๐–ผ๐— ๐—๐—‚๐—๐— ๐–ก๐–พ๐–พ๐—…๐—“๐–พ๐–ป๐—Ž๐–ปโœง
[19] โ†ณ๐–ฑ๐–พ๐—๐—‹๐–พ๐–บ๐— ๐–ฆ๐—‹๐—ˆ๐—Ž๐—‰โœง
[20] โ†ณ๐– ๐—‰๐—ˆ๐—…๐—ˆ๐—€๐—‚๐–พ๐—Œ ๐–ฟ๐—‹๐—ˆ๐—† ๐–ซ๐—Ž๐—„๐–พโœง
[21] โ†ณ๐–  ๐–ฃ๐–พ๐—†๐—ˆ๐—‡, ๐–บ๐—‡ ๐– ๐—‡๐—€๐–พ๐—… ๐–บ๐—‡๐–ฝ ๐–บ ๐–ง๐—Ž๐—†๐–บ๐—‡ ๐—‚๐—‡ ๐–บ ๐–ฑ๐—ˆ๐—ˆ๐—†โœง
[22] โ†ณ๐–ฃ๐–พ๐—๐—‚๐—…๐–ฝ๐—ˆ๐—†'๐—Œ ๐–ซ๐—‚๐—๐—๐—…๐–พ ๐–ก๐—…๐–บ๐–ผ๐—„ ๐–ข๐—‹๐–พ๐–บ๐—๐—Ž๐—‹๐–พโœง
[23] โ†ณ๐–ก๐–พ๐—‚๐—‡๐—€ ๐–ฒ๐—Ž๐–ผ๐—„๐–พ๐–ฝ ๐—‚๐—‡๐—๐—ˆ ๐–ฏ๐–บ๐—‚๐—‡๐—๐—‚๐—‡๐—€๐—Œโœง
[24] โ†ณ๐–ฆ๐–พ๐—๐—๐—‚๐—‡๐—€ ๐–ซ๐—ˆ๐—Œ๐— ๐—‚๐—‡ ๐–บ ๐–ซ๐–บ๐–ป๐—’๐—‹๐—‚๐—‡๐—๐—โœง
[25] โ†ณ๐–ค๐—Œ๐–ผ๐–บ๐—‰๐–พ ๐–ฟ๐—‹๐—ˆ๐—† ๐–ง๐–พ๐—‡๐—‹๐—’ ๐—๐—๐–พ ๐–ฒ๐—‡๐–บ๐—„๐–พโœง
[26] โ†ณ๐–ณ๐—๐–พ ๐–ค๐—‡๐–ฝ ๐—ˆ๐–ฟ ๐–ณ๐—๐–พ ๐–ฅ๐—‚๐—‹๐—Œ๐— ๐–ฃ๐–บ๐—’โœง
[27] โ†ณ๐–ฑ๐–พ๐—๐—‹๐–พ๐–บ๐— ๐–ฃ๐–บ๐—’ ๐–ณ๐—๐—ˆโœง

Oแดœส€ ส™ษชส€แด›สœแด…แด€ส!

250 22 6
By biancacchi

*draft dari tahun lalu* aku berusaha keras buat bikin chapter yang satu ini, buat ngerayain ultahnya Lucifer dan juga ultah ku sendiri HAHAHAH, seneng banget pas liat di biodatanya, ternyata ultah kita barengan gwgwwggwwgwgwg

disclaimer: ☞︎︎︎ part ini tidak berhubungan dengan cerita utama book ini ⚠︎☜︎︎︎
________________________________________

Di suatu malam, seluruh penghuni House of Lamentation (kecuali Lucifer dan (Name)) berkumpul di ruang keluarga.

"Ada apa kau memanggil kami semua kemari, Satan? Aku sedang sibuk mencari kasino yang baru, tahu" Ucap Mammon malas. Satan menatapnya dengan malas juga.

"Tutup mulutmu itu, Mammon. Ada hal yang lebih penting yang ingin ku diskusikan dengan kalian semua daripada kasinomu itu"

"Tetapi kenapa hanya kita yang berkumpul disini? Dimana Lucifer dan (Name)?" Tanya Asmodeus sembari melihat sekeliling. "Hal yang akan kubicarakan ini berkaitan dengan Lucifer dan (Name), jadi kita harus merahasiakanya"

"Apa yang ingin kau biacarakan, Satan?" Tanya Belphegor.
"*clear throat* he em, sekarang sudah masuk bulan Juni. Apa kalian ingat sesuatu?"

Semuanya berusaha mengingatnya. Kemudian Beelzebub bicara setelah menelan camilannya.

"*gulp* Aku ingat. Tanggal 6 nanti, Lucifer akan berulang tahun" ucapnya. (Yang keberapa, gausah dihitung deh, tak bisa dihitung soalnya umurnya Lucy 😭)

"Bukan hanya Lucifer, tapi (Name) juga akan berulang tahun ditanggal yang sama" tambah Satan. Mammon yang tadinya tidak tertarik dengan topik, langsung menoleh cepat kearah Satan.

"Hah?! (Name) akan berulang tahun juga?!"
"Ohh, iya benar. Aku baru ingat, aku pernah membaca biodata (Name). Tanggal lahirnya sama seperti Lucifer" jawab Asmo.

"Kalau begitu, kita harus membuat kejutan untuk mereka berdua" Ucap Mammon.

"Benar"

"Kalau begitu, kita harus membagi tugas dari sekarang. Beritahu Lord Diavolo dan Barbatos, serta penghuni Purgatory Hall juga. 5 hari akan lewat cepat, dan kita harus merayakan ulang tahun mereka dengan meriah!" ucap Leviathan tiba-tiba dengan semangat. "Eh, ngomong-ngomong Satan, kenapa kau ingin merayakan ulang tahunnya Lucifer? Bukannya kau tidak menyukainya?" Tanya Leviathan. Satan terlihat terkejut, lalu semburat tipis menhiasi pipinya.

"Aku itu tidak menyukainya, bukan membencinya. Dan juga, ulang tahun mereka kebetulan ditanggal yang sama, jadi kupikir sekalian saja dirayakan" jawab Satan sambil melihat kearah lain.

"Kau tidak perlu berbohong, Satan. Jujur saja, kau sebenarnya menyayangi Lucifer, kan?" ucap Belphegor dengan mata mengantuk, tapi bibirnya menyunggingkan senyum miring. "Kau ini bicara apa sebenarnya?" jawab Satan sinis. Mereka semua kemudian tertawa karena Satan. Satan menjadi semakin malu dan menunjukkan wajah sebalnya.

'sial, kenapa jadi aku yang ditertawakan?'
________________________________________

-Dikamar (Name)

"*inhales* hahh, sudah bulan Juni saja. Rasanya baru kemarin bulan Juni, saat aku baru memulai pendidikanku disini. Dan sekarang sudah bulan Juni lagi?" (Name) melempar badannya keatas kasurnya. Ia menatap langit-langit kamar lama, sebelum akhirnya teringat sesuatu dan mengubah posisinya menjadi duduk.

"Juni? Sepertinya aku pernah menandai sesuatu di kalender bulan Juni" ia bangkit dari kasurnya, dan mengambil kalender di meja tulisnya.

"AH, benar! 5 hari lagi ulang tahunnya Lucifer"
.
.
.
.
.
.
.
.
Selang beberapa detik, ia baru menyadari sesuatu.
.
.
.
.
.
.
.
.
"HAH? ITU HARI ULANG TAHUNKU JUGA!" ujarnya baru menyadari, dengan suara yang sedikit keras. Ia kemudian menutup mulutnya.

"Ini kebetulan atau apa?? Ulang tahun kami sama?? OoOooOoo ma gOddDd" *tiktok sound

TITTTTTTT *bercanda*

"Ini kebetulan atau apa?? Ulang tahun kami ditanggal sama??" Ucapnya bingung, tapi senang. "Eh, kan aku sudah menandai tanggalnya dikalenderku. Berarti aku sadar kalau tanggal ulang tahun kami sama. Elah si dodol" "Kalau begitu, aku harus memberinya hadiah yang berkesan! T-tapi apa ya..."

(Name) berjalan bolak-balik, berpikir hadiah apa yang bisa dia berikan untuk demon dengan julukan the Avatar of Pride itu. Ia juga mencari referensi hadiah di Devil Search. Dengan berbagai kata kunci seperti: "hadiah untuk pria termanis", "hadiah untuk pria terhebat", "hadiah untuk pria paling tenang", "hadiah untuk pria teromantis" dan "hadiah untuk pria paling menjengkelkan". Tapi ia tidak juga menemukan yang cocok.

"Heuh... hadiah-hadiah ini tidak ada yang cocok dengan Lucifer, bagaimana ini..."

Ia kembali melempar badannya keatas kasur dengan malas. Ia kembali membuka D.D.D. nya dan menekan ikon galeri. Disana terdapat banyak sekali foto-foto biasa dan selfie nya dengan Lucifer. Foto saat mereka sedang berada di ruang rapat, menyusun event RAD, mengajak Cerberus jalan-jalan, mencari referensi acara di dunia manusia (sekalian date), dan masih banyak lagi. Jarinya berhenti meng-scroll layar ponselnya ketika melihat sebuah foto.

Itu fotonya yang sedang naik ayunan dengan Lucifer yang berdiri dibelakangnya sembari mendorong ayunannya.

"Aku akan merindukan Lucy dan dia juga pasti akan merindukanku ketika aku kembali ke rumahku di dunia manusia nanti" gumam (Name). Ia memandang foto itu lama, hingga akhirnya suatu ide melintas dikepalanya. (Name) menjentikkan jarinya.

"Aku tahu!" Ia kemudian menggosok kedua telapak tangannya, percaya diri dengan ide yang muncul dikepalanya. "Mungkin tidak sepenuhnya, tapi setidaknya kerinduannya padaku akan terobati dengan ini, kan?:>"
________________________________________

Sementara itu, dikamar Lucifer.

Tumpukan kertas memenuhi meja kerja Lucifer. Diavolo memberinya tugas untuk mengecek ulang biodata murid-murid yang akan menyelesaikan pendidikannya di RAD tahun ini. Benar-benar, Diavolo memintaku untuk memeriksa data murid sebanyak ini sendiri?

Setelah memeriksa data Solomon, Lucifer mengambil data murid selanjutnya, dan yang ia ambil ternyata adalah data (Name).

Full Name: (Name) (Surname)

Nickname: (Name)

Gender: Female

Place, date of birth: London, June 6th (tahunmu) (sebenarnya mau kupakein tanggal kalian, cuma kan ini biar ultahnya sama, jadi kupakein tanggalku aja:D)

Nationality: England

Height / Weight: (Tb mu) / (Bb mu)

Bibir Lucifer membentuk senyum yang sangat tipis. Sangat tipis hingga author pun tak bisa melihatnya. "Hmph, ternyata sebentar lagi kau akan meninggalkan Devildom, ya" gumam Lucifer seraya melihat lembar kertas itu. Ia membacanya dengan perlahan, sebelum sesuatu menarik perhatiannya.

Place, date of birth: London, June 6th

Ia mengedipkan matanya, hingga sebuah senyuman terbentuk di wajahnya (lagi).

"Oh, jadi, lima hari lagi adalah ulang tahunmu juga, ya?

Kalau begitu, aku akan membuat hari spesialmu di Devildom tahun ini menjadi hari yang tak akan pernah kau lupakan, (Name)" gumam Lucifer sembari tersenyum.
________________________________________

Keesokan harinya.

"Lucy!" Panggil (Name) ketika ia melihat Lucifer di tangga RAD. "Kau tidak boleh memanggilku dengan nama itu ketika di tempat umum, (Name)"

"Lho, kenapa? Bukannya lucu?" Jawab (Name) tersenyum cerah. "Justru itu..." gumam Lucifer menutup wajahnya dengan satu telapak tangannya.

"Hm? Justru itu apa?"

"Tidak ada. Oh ya, pastikan kau mengosongkan jadwal malam ini, ya"

(Name) mengangkat sebelah alisnya, tak lama kemudian ia tersenyum miring. "Hm? Kenapa? Kau mau mengajakku date?" Lucifer tersenyum. "Oh, jadi sekarang kau bisa membaca niat seseorang?"

Senyum (Name) semakin mengembang. "Heh heh heh, kalau bukan date, lalu apa lagi?"

Lucifer mengelus kepala (Name) lembut. "Ya ya, kau benar, Miss pembaca pikiran. Kalau begitu bersiaplah untuk malam ini. Aku harus pergi ke ruang rapat untuk mendiskusikan sesuatu dengan Diavolo" (Name) mengangguk dengan semangat.

Malam harinya.

(Name) bercermin sekali lagi untuk memastikan penampilannya. Suara ketukan dipintu kamarnya membuatnya berpaling dari cermin.

"(Name), kau sudah siap?" dan ternyata itu adalah Lucifer yang sudah menunggunya. "S-sebentar!"

(Name) membuka pintu, dan figur Lucifer berdiri tegak dihadapannya. Ketika Lucifer sadar jika pintunya sudah dibuka...ia terdiam untuk beberapa saat. Kalian ingin tahu mengapa? Karena...

Ia terpukau dengan kecantikan gadisnya.

Rambut yang dikepang sedikit dan disatukan dengan sebuah pita hitam, dress selutut, semuanya. Membuatnya terpesona dengannya.

setelah beberapa detik memandangi (Name) dan tidak merespon apapun, (Name) memiringkan kepalanya bingung dan menjentikkan jarinya di depan Lucifer. "Lucifer? Kau masih disini kan?"

Lucifer tersentak sedikit, baru menyadari kalau ternyata ia memandangi (Name) tanpa sadar. "H-huh? O-oh, i-iya. Aku disini. Didepanmu" Lucifer berusaha menyembunyikan nada gugupnya, walaupun sudah terdengar jelas oleh (Name). Gadis itu hanya mengangkat sebelah alisnya dengan tanda tanya. "Benarkah? Tapi kau hanya menatapku dalam diam tadi...apa aku secantik itu sampai membuatmu tak bisa berkata-kata?" senyum menggoda perlahan mengembang di wajah (Name), like this: :> .

"Yah...kau memang secantik itu, (Name)...kau membuatku terpaku tak bisa mengatakan apapun saat aku memandangmu" jawab Lucifer mengakuinya langsung, dengan senyum tulus di wajahnya saat ia mengatakannya. senyum menggoda (Name) menghilang, perlahan digantikan dengan semburan merah di kedua pipinya. 'aku ingin menggodanya tadi...tapi kenapa jadi aku yang malu...?' batinnya.

Lucifer kemudian menggandeng tangan (Name), mengangkatnya dan menciumnya. "kau sudah siap, kan?" (Name) mengangguk sembari tersenyum. "Kalau begitu ayo"

________________________________________

Mereka berjalan dengan bergandengan tangan di tengah kota yang ramai. Tanpa satu sama lain ketahui, Lucifer dan (Name) memiliki rencana mereka sendiri di tengah date mereka ini. Mereka masih setia bergandengan tangan, enggan melepas satu sama lain ditengah kerumunan orang. Hingga mereka menemukan tempat yang mereka cari. Dan ternyata tempat mereka bersebelahan.

Ya. toko perhiasan dan percetakan besar. kalian paham maksud author kan?

'ini dia tempatnya! tapi bagaimana caraku agar...bisa kesana?' -batin Lucifer.
'ini dia tempatnya! tapi bagaimana caraku agar...bisa kesana?' -batin (Name).

Mereka saling diam untuk beberapa saat, sebelum menyadari ada kesempatan untuk mereka berdua.

Diantara toko perhiasan dan percetakan itu, ada sebuah stan eskrim. (absurd banget yatuhan 😭)

'Itu dia caranya!' batin Lucifer.
'Itu dia caranya!' batin (Name).

"Luci!"
"(Name)"

Mereka berpandangan untuk beberapa saat, sebelum akhirnya Lucifer yang bicara lebih dulu. "Kau duluan. Ada yang ingin kau mau?"

(Name) malu-malu menunjuk kearah stan eskrim yang lumayan dikrumuni banyak 'orang'. "Aku mau eskrim. Kita makan eskrim yuk? ^^ " pinta (Name) polos. Padahal sebenarnya hanya alasan saja (ga juga kok, aku pas bikin cerita ini, lagi maam eskrim). Tapi kebetulan alasannya ini sama dengan alasan yang akan digunakan Lucifer. Tentu saja Lucifer langsung mengiyakan keinginan gadisnya.

"Boleh. Tapi antriannya panjang, lho. Kau tidak masalah jika menunggu lama? Biasanya kau tidak suka menunggu lama, kan" tanyanya meyakinkan (Name). Tapi ia berharap gadisnya itu menjawab iya, karena dengan begitu ia bisa mencari kesempatan untuk pergi ke toko perhiasan itu. Begitu pula dengan (Name).

"Tidak masalah kok! Lagipula kan kau disini..." Lucifer tersenyum mendengar perkataan (Name) yang terkesan polos. Tapi memang itu yang (Name) rasakan. Selama ada Lucifer disampingnya, ia tidak akan memiliki masalah apapun.

Lucifer mengelus kepala (Name) dengan lembut. "Ya ya. Apapun untukmu, sayang."

(Name) tersenyum cerah dengan afeksi yang diberikan Lucifer padanya. Disamping itu, ia juga punya kesempatan untuk ke percetakan besar yang ada di sebelah kiri stan eskrim itu. 'Bagus! T-tapi...'

Lucifer dan (Name) melirik kearah tangan mereka yang saling bergandengan.

'bagaimana caranya aku kesana?' batin Lucifer.
'bagaimana caranya aku kesana?' batin (Name).

Kerumunan di tengah kota semakin ramai dan semakin padat. Dan itu memberi Lucifer sebuah ide. Orang-orang semakin ramai disekitar mereka, dan (Name) sedikit tenggelam diantara mereka. (Name) tidak akan tahu Lucifer pergi kemana.

"(Name)" yang dipanggil menoleh ke Lucifer. "Hm?"

"Aku pergi sebentar, ya? aku melihat seseorang yang kukenal, dan kebetulan aku memiliki urusan dengannya. hanya sebentar, aku segera kembali, ya?"
"Huh? I-iya, cepat kembali ya-" Lucifer perlahan menyisir diantara kerumunan, dan menghilang dari pandangan (Name). Perlahan tapi pasti, ia sampai di toko perhiasan itu dengan susah payah.

Sementara itu

Setelah memastikan Lucifer sudah menghilang ditengah kerumunan, (Name) tersenyum semabri bergumam sendiri. "Ini dia! aku bisa pergi kesana sekarang. Tapi Lucy akan cepat kembali tidak ya? Dan juga jika aku pergi kesana...antrian kami akan diambil orang dong. Duh, bagaimana ya..."

Saat berpikir keras, seorang anak (iblis) kecil tidak sengaja menyenggol kaki (Name). Saat menoleh melihatnya, sebuah ide muncul diotaknya. (Name) berlutut untuk menyamakan tingginya dengan anak (iblis) itu.

"Hei, nak. Apa kau bisa membantuku?" Anak (iblis) itu berkedip beberapa kali sebelum menjawab.
"Membantu apa?"
"Dengar, aku akan pergi sebentar, dan aku ingin kau menjaga antrian eskrimku disini. Kau bisa melakukannya?"
"Memangnya apa yang akan aku dapatkan jika aku―" (Name) mengeluarkan sekantung permen yang aku bawa dari dunia manusia. Limited edition, hanya dapat dibeli di hari-hari tertentu. Tapi mau bagaimana lagi. Mata anak itu langsung berbinar-binar ketika melihatnya, dan langsung mengambil kantung permen itu.

"Bagaimana? Cukup kan?" anak itu mengangguk semangat.
"Cukup! Hehe, makasih ya kak"
"Baiklah" (Name) kembali berdiri. "Jaga antrianku ya? Jangan ditinggal!" anak itu memberi tanda "oke" dengan telunjuk dan jempolnya.

(Name) kemudian berjalan melewati kerumunan orang, dan pergi ke percetakan besar itu.
________________________________________

(Di Hari Ulang Tahun Lucifer & (Name) )

Semua berjalan normal, seperti tidak ada yang special. (Name) dan Lucifer juga belum ada interaksi sama sekali hari ini. Tapi semuanya menjadi spesial, ketika mereka berdua dipanggil oleh Satan ke ruang keluarga.

"(Name)? Kau disini?" Lucifer bertanya ketika (Name) juga tiba bersamaan dengannya di ruang keluarga. "Iya. Satan memanggilku kesini. Apa dia juga memanggilmu, Lucy?" (Name) memiringkan kepalanya bingung. "Iya. Dia juga memanggilku kesini. Tapi ada apa? Dia tidak ada disini, begitu juga yang lain. Dan juga, hawanya terasa sedikit aneh disini. Seperti...ada suatu sihir yang menutupi ruangan ini"

Tepat setelah Lucifer berkata begitu, lampu di ruang keluarga tiba-tiba padam, membuat (Name) terkejut dan reflek memeluk Lucifer yang berdiri didepannya. Sedangkan Lucifer, bukannya terkejut karena lampu yang tiba-tiba mati, tapi karena (Name) yang langsung memeluknya karena terkejut. Tangannya perlahan naik, dan memeluk (Name) ringan.

Tapi tak berselang lama, lampu kembali menyala bersamaan dengan bunyi confetti yang ditembakkan. Begitu mereka membuka mata, ruang keluarga yang tadinya seperti biasa, menjadi penuh dengan hiasan dan balon.

"SELAMAT ULANG TAHUN!" -5 Demon Bros, 3 Purgatory Hall's mem, dan Diavolo + Barbatos.

Lucifer segera melepaskan pelukannya dari (Name), begitu juga dengan (Name). Ia menutup mulutnya karena terharu sekaligus kaget dengan kejutan yang mereka berikan. Lucifer? Memang tidak terlalu menunjukkannya, tetapi dalam hatinya ia juga merasakan hal yang sama seperti (Name), dan senyum perlahan mengembang diwajahnya.

"I-ini semua..."

"Ini adalah kejutan kami untuk kalian berdua! Bagaimana? Mengejutkan bukan? Iyaaa kannn?!" Asmo berucap dengan sangat ceria.
"Mengejutkan lah, namanya juga kejutan. Ya pasti mengejutkan. Kau bisa melihat dari ekspresi mereka berdua" sahut Satan tersenyum.
"Heh, kalau mau jujur ya, sebenarnya aku sendiri yang merencanakan ini semua―mmmmm!"
"Hasil kerja bersama itu jangan diakui sendiri, dasar bodoh!" Levi membekap mulut Mammon dari belakang. "Hei! Aku cuma bercanda! Lagipula aku ini kakakmu, berani sekali kau melakukan itu! Blablabla" Mammon mengoceh pada Levi yang pasti diacuhkan olehnya.

"Selamat untuk kalian!" Ujar Diavolo sambil tersenyum. "Ketika Satan dan Levi datang ke kastilku dan berkata ingin menyiapkan kejutan untuk kalian, aku tidak menyangka kalian berulang tahun di hari yang sama!" Sambungnya kemudian tertawa.

"Dan kemudian, Lord Diavolo membawakan ini sebagai hadiah untuk kalian" Barbatos mengangkat sebuah kotak besar berisi 12 botol wine khas Devildom.

"Diavolo, kau seharusnya tidak perlu memberi semua ini, ini terlalu banyak..." ucap Lucifer tidak enak. "Tidak masalah! Lagipula ulang tahun kalian berbarengan, jadi tidak masalah dengan wine yang sedikit banyak?"

"Ting ting, ini kuenya~" Beelzebub datang dengan mendorong troli makanan, dengan kue besar diatasnya. "Woah, Beel yang membawa kuenya?! Dan kuenya masih utuh!" ujar Levi terkejut.

"Tentu saja masih utuh, Beel tidak mungkin memakan kue yang sudah dipersiapkan jauh-jauh hari, apalagi untuk (Name) dan Lucifer" ucap Belphie membela Beel. "Benar. Aku memang tergoda untuk memakannya, tapi Luke, Simeon dan Solomon sudah bekerja keras untuk membuat kue ini untuk kalian berdua, jadi aku juga berusaha keras untuk tidak memakannya" tambah Beel.

(Name) menoleh kearah Luke, Simeon dan Solomon dengan terharu. "Kalian juga???"

"Saat diberitahu Levi dan Satan kalau kalian berulang tahun bersamaan, Luke yang paling semangat untuk membuatkan kalian kue itu. Solomon dan aku tidak membantu apapun" ucap Simeon sambil terkekeh melihat kearah Luke yang pipinya memerah malu. "Benar sekali. Bahkan Luke mati-matian tidak mengizinkanku membantunya dalam membuat kue itu. Entah apa alasannya" Solomon menghembuskan napas, berakting sedih.

'Tentu saja tidak diizinkan, nanti yang jadi malah racun bukannya kue' batin 6 Demon bros.

"A-aku mempraktekkan semua kemampuan yang aku miliki dalam pembuatan kue ini...dan aku ingin membalas semua kebaikan yang telah kau lakukan untukku..." Luke berucap malu-malu. (Name) mensejajarkan tingginya, dan memeluk malaikat kecil itu. "Kau ini bicara seperti aku akan pergi jauh saja..."

Asmo menepuk tangannya untuk menarik perhatian semua orang. "Nah cukup terharunya, sekarang ayo tiup lilinnyaa!"

Mammon yang menyalakan lilin diatas kue itu. "Sekarang, ucapkan keinginan kalian. Yang jujur, oke?"

"Entah kapan terakhir kali aku merayakan ulang tahunku sendiri" (Name) memandang lilin itu dengan mata berair. "Tapi sekarang aku merayakannya kembali, bersama keluarga baruku...ini membuatku sedih!" (Name) menunduk sembari menutup wajahnya. Semua orang disana tersenyum sedih melihat (Name).

Namun sebuah tangan menangkup wajah (Name), dan menghapus air matanya dengan lembut. Lucifer tersenyum lembut seraya menatap mata (Name) yang sedikit merah.

"Hey, ini hari ulang tahun kita. Tidak boleh ada airmata hari ini, oke? Kita akan merayakan hari ini bersama-sama, dengan semuanya. Jadi jangan menangis" senyum perlahan mengembang di wajah (Name). Ia pun mengangguk.

"Baiklah, sekarang tiup lilinnyaa~"

Lucifer dan (Name) menutup mata mereka, dan mengucapkan harapan mereka masing-masing dalam hati.

*(harapannya terserah kalian aja deh ya ;) )*

Setelah itu, mereka meniup lilin mereka, dan confetti kembali ditembakkan.

"(Name)"

Panggilan Lucifer membuatnya menoleh, dan sesendok kue tepat berada di depan mulutnya. "Suapan pertama ini untukmu"

(Name) berkedip beberapa kali, sebelum ikut mengambil sesendok kue, dan mengarahkannya ke mulut Lucifer. "For you. Say ah~"

Akhirnya mereka saling menyuapi, dan dihadiahi tepuk tangan oleh semua orang. "Hm! Kuenya enak sekali! Yakan, Lucy?" Lucifer mengangguk. "Kau benar. Berarti kerja keras Luke tidak sia-sia, kan?"

Mendengar pujian Lucifer untuknya, membuat Luke terharu berat.

"Oh ya, aku punya sesuatu untukmu, (Name)" Lucifer mengeluarkan sebuah kotak dari outernya, dan memberinya kepada (Name). "Selamat ulang tahun untukmu, sayang". Mata (Name) membulat ketika melihatnya, dan perlahan tersenyum cerah. "Untukku? Terimakasih, Lucy!" (Name) memeluknya erat, dan dibalas tak kalah erat oleh Lucifer.

Mammon menangis dipojokan. "Kapan aku bisa seperti itu..."

(Name) membuka kotak itu, dan mengangkat sebuah kalung berliontin Pride (yang mana menunjukkan kalau (Name) adalah milik Lucifer, tentu saja). "I-ini..."

Lucifer tersenyum, dan kembali bicara "Kemarilah, biar aku yang memakaikannya"

Setelah kalung itu terpasang di leher (Name), Lucifer tersenyum puas. "Kemanapun kau pergi, dan sejauh apapun jarak kita, kalung ini akan membuatmu merasa kalau aku selalu ada di sisimu. Bukan hanya itu, jika kau menggenggam liontinnya dan memanggil namaku, aku akan langsung datang padamu, sejauh apapun jaraknya" senyum puasnya perlahan berubah menjadi senyum tulus.

Kini giliran (Name) untuk memberi hadiah yang telah ia siapkan untuk Lucifer. "Kini giliranku!" (Name) menjentikkan jarinya, dan sebuah album tebal bercover seperti grimoire muncul ditangannya. Ia kemudian memberikannya ke Lucifer.

"Ini hadiahku untukmu!"

"Terimakasih, dan aku penasaran apa isinya― " Lucifer terlihat sedikit terkejut dengan isi buku tebal itu. Ternyata itu adalah sebuah album foto yang memang sengaja (Name) pilihkan desainnya mirip seperti grimoire.

Fotonya sangat amat banyak- seperti pertama kali Lucifer mengajak (Name) untuk berkencan, Lucifer mendorong ayunan (Name) dari belakang, saat mereka berdua mengunjungi dunia manusia (kencan berkedok pekerjaan), mengajak Cerberus jalan-jalan, dan masih banyak lagi yang lainnya yang kebanyakan fotonya adalah foto selfie yang diambil oleh (Name).

"Ini..."

"Sebentar lagi studiku disini akan berakhir, dan aku juga tidak tahu kapan lagi aku bisa kembali kesini...dan aku tahu kau pasti akan merindukanku, iya kan?" Sebelum Lucifer sempat menjawab, (Name) kembali lanjut bicara. "Foto-foto ini, aku berharap ini bisa membuat kerinduanmu padaku nanti sedikit terobati―" Lucifer memeluk (Name) erat lagi, berusaha menahan air mata yang akan keluar.

"Aku akan merindukanmu, sangat" Lucifer berbisik disela-sela pelukannya. "Jika kerinduanku tidak bisa terbendung lagi, aku tidak akan menunggumu lagi disini. Aku yang akan pergi ke dunia manusia untuk menemuimu" bisiknya lagi, dan hanya mereka berdua yang bisa mendengarnya.

"Baiklah, ayo kita berfoto dulu!" Solomon mengatur kamera dari jauh, dan mengatur timernya. "Kalian siap?"

Lucifer melepas pelukannya, dan mengelus pipi (Name).

All: Siap!

"Baiklah, ini dia. Dimulai dari hitungan 5...4...3...2..." Solomon berlari secepat kilat kembali ke barisan di hitungan kedua. "Say cheese!"

...1!

📸 cekrek!

"HAPPY BIRTHDAY!!!"

________________________________________

HEHEHEHEHE HAPPY BIRTHDAY OM!LUCIFER, READERS YANG ULTAH DI TANGGAL YANG SAMA, DAN JUGA BUAT AKU SENDIRI!

hehehe, gaada yang mau ngucapin selamat nih buat kita berdua? 😗

Continue Reading

You'll Also Like

116K 15K 27
โ•ฐโ”ˆโžคษชแดแด€ษขษชษดแด‡ สแดแดœ แด€ส€แด‡ แด„สŸแด€แดœแด…แด‡'๊œฑ แด„แดษดแด„แดœส™ษชษดแด‡. เน‘โ”ˆโ€ขโœฆโœฆโ€ขโ”ˆเน‘ ๐˜๐จ๐ฎ'๐ซ๐ž ๐ ๐จ๐ง๐ž ๐š๐ง๐ ๐ˆ ๐ ๐จ๐ญ๐ญ๐š ๐ฌ๐ญ๐š๐ฒ ๐‡๐ข๐ ๐ก ๐š๐ฅ๐ฅ ๐ญ๐ก...
160K 24K 61
lookism x female reader pernah membayangkan bagaimana jika tiba tiba kau dibawa secara paksa alias diculik ke negara asing? kabur dan menjadi imigran...
5M 215K 52
On Going โ— Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan yang tak s...
155K 20.6K 56
[Claude de Alger Obelia x Reader] Seorang wanita yang terlahir untuk menjadi seorang pejuang. Namun tanpa disangka sangka takdir nya tiba tiba beruba...