Malaikat Ayah [REVISI]

By Cicipang_

57.4K 5.4K 384

Seorang singel parent yang merawat ke empat anak-anaknya sendirian. Akankah dirinya berhasil menjadi orang tu... More

1 : awal yang baru
2 : Tentang Papa dan Ayah
3 : soal asmara
4 : kesayangan Ayah
5 : Nana?
6 : rasa yang terbagi
7 : baik dan buruk
8 : egois
9 : jenguk
11 : rasa yang terpendam
12 : sidang tertunda
13 : kelopak yang rapuh
14 : malam yang menyakitkan
15 : bunga yang layu
16 : penawar hati
17 : kata hati
18: ego yang terkalahkan
19 : seperti mimpi

10 : Ungkap perasaan

2.5K 258 12
By Cicipang_











🍃🍃 MALAIKAT AYAH🍃🍃













Di pagi yang cerah ini, alangkah baiknya jika di awali dengan senyuman terbaik. Tetapi untuk kali ini, Shotaro melunturkan senyumannya. Jarang ia datang sepagi ini, suasana sekolah sepi dan itu membuatnya takut. Seharusnya hari ini ia izin untuk menjenguk kakaknya. Namun sayang sekali ia batalkan, sebab hari ini adalah hari terakhir menyetor tugas menghafal perkalian.

Semalam ia berjuang untuk bisa menghafal perkalian 1 sampai perkalian 10, tapi tetap ia tak bisa. Walau ia sudah meminta di ajari kakaknya tetap tidak ada yang bisa ia ingat. Di saat semua orang sudah tidur,  Shotaro menangis untuk menyerah. Otaknya tidak mampu, dan ia juga sudah lelah ingin tidur.

"Aku harus gimana?" Gumamnya sambil duduk di lorong kelas. Ia tidak bisa masuk ke dalam kelas karena kelasnya terkunci. Semua kelas terkunci bila waktu pulang tiba, dan yang memegang kunci adalah ketua kelas.

Shotaro hanya bisa duduk pasrah. Pagi yang sunyi, dingin, dan sendirian membuatnya semakin tidak bisa berkonsentrasi dalam menghafal. Ia terus memikirkan hal-hal lain, seperti pintu kelasnya terbuka lebar dan menampakkan monster atau mendengar suara-suara aneh. Ia parno.

"Aku gak tau harus buat apa, tolongin Taro." Shotaro memeluk kedua lututnya dan menenggelamkan wajahnya di sana. Ia takut sendirian.











"Ihh Abang! Jangan gangguin aku! Sebel banget deh." Sungut Beomgyu yang sehabis menerima cubitan gemas dari Sungchan.

Bukannya berhenti Sungchan malah melakukannya lagi, "adeknya Abang lucu banget kayak boneka Annabelle."

Beomgyu kege'eran  saat di katain seperti boneka. Walaupun tidak tahu rupa boneka yang di maksud oleh Sungchan, tapi yang dalam pikirannya semua boneka pasti lucu dan menggemaskan. "Serius? Aaa makasih abangku yang paling ganteng!"

Sungchan hanya tertawa. Menertawakan kepolosan adiknya yang tidak tahu boneka Annabelle itu seperti apa bentuknya. Bisa ia bayangkan wajah menangis Beomgyu saat mengetahui rupa boneka tersebut.

"Hiks..hiks.. Ayah~"

Mata Beomgyu terbelalak kala mendengar suara isakan tersebut. Ia pun menghadang Sungchan yang masih tertawa tidak jelas. "Ssstt.. jangan berisik Abang! Denger suara gak?" Bisik Beomgyu.

Yang tadinya ia tertawa-tertawa, malah kini ia ketakutan. Badannya saja sudah tegang.

"Jangan nakutin dong, dek." Sambil mendorong pelan tubuh Beomgyu.

"Ish! Siapa yang nakutin coba, ini aku beneran denger suara orang lagi nangis."

"Perasaan kamu aja kali, udah ah lanjut ke kelas, yuk." Desak Sungchan sambil menarik lengan Beomgyu.

"Bentar, bentar."

Rasanya Sungchan ingin menangis saja, saat ini ia sudah ketakutan, apalagi kemarin teman-temannya cerita kalau sekolah ini adalah bekas rumah sakit dan di belakang sekolah ada sebuah kuburan.

"Hiks.. Papa~"

Tubuh Sungchan gemetar, saat mendengar suara tersebut. Ia pun merapatkan diri pada tubuh Beomgyu.

"Tuh kan bener!! Aku denger suara! Abang denger gak?" Beomgyu menyenggol lengan Sungchan. Tak ada balasan, Beomgyu mencoba melirik pada Sungchan. Sepertinya dia takut, hehe kerjain ah!

"ABANG!! ADA SESUATU DI BELAKANG ABANG! AAA!! LARIII!" Beomgyu beneran berlari meninggalkan Sungchan.

"AAAA!! Apa!!? Apa!?? Dimana!?" Sungchan masih melongo, sedangkan Beomgyu sudah jauh berlari di depan sana.

"Itu dibelakang Abang!! Ada cewek rambut panjang! Lari bang!"

Sungchan berlari menyusul Beomgyu. "BUBU!! ADEK TUNGGUIN!!"

Mendengar suara gaduh, Shotaro mengangkat wajahnya. Siapa yang berisik sepagi ini?
Lalu bayangan dua orang sedang berlari di lapangan membuatnya menghela nafasnya. Ternyata, bukan hantu. Pikirnya.

Saat tahu siapa dua orang itu, Shotaro berniat menghampiri mereka.

Beomgyu terus berlari sambil menoleh ke belakang dan melihat wajah ketakutan milik Sungchan. Ia pun tertawa, lalu menoleh kembali ke depan. Tanpa di sangka ada orang yang menghadangnya, Beomgyu berhenti dan...

"AAAA BUBUU!!" Beomgyu menutup wajahnya, tidak ingin melihat orang di hadapannya itu.

Sungchan pun sama terkejutnya, lalu memeluk Beomgyu sambil menutup matanya. "Jangan gangguin kami, tolong! Maafin Kami kalo udah gangguin kamu, beneran gak sengaja. Kami janji gak ulangi lagi, tolong pergi!"

Shotaro menutup mulutnya dengan telapak tangannya lalu terkekeh geli. Melangkahkan kakinya menuju kedua kakak beradik itu lalu...

"DOR!!"

"HWAAA!!" Teriak kedua kakak beradik itu.

Shotaro tertawa. "Ini aku Shotaro! Bukan hantu!"

"Ihh taro!!!"










🍃🍃 MALAIKAT AYAH🍃🍃










Jeno dan Jaemin masuk ke dalam, dan mendapati Yuta dan Renjun sedang mengobrol. Seketika tatapan Yuta langsung tertuju pada Jeno, yang di tatap menjadi kaku.

Untuk pertama kalinya Jeno bertemu langsung dengan Ayah Yuta. Sebelumnya ia hanya bisa melihatnya dari jauh, sewaktu dulu ia masih berpacaran dengan Renjun. Jeno selalu mengantar Renjun pulang walau tidak sampai di depan rumah, sebab ia takut bertemu dengan Yuta. Tapi sekarang? Dia malah bertemu disini dengan tatapan menusuk seakan dirinya tidak di izinkan untuk bergerak barang seinci pun.

"Pe,permisi paman. Saya temannya Renjun, mau  menje–"

Yuta beranjak dari bangku, "jangan lama-lama!" Ucap Yuta dengan tegas dan tatapan mautnya.

Saat ini Jeno menyamakan Ayah Yuta dengan malaikat pencabut nyawa, sama-sama seram katanya.

Jaemin menahan lengan Ayah nya yang hendak keluar. "Ayah mau kemana?"

"Cari angin."

"Nana ikut!"

Akhirnya kedua orang itu pun keluar bersamaan. Meninggalkan kedua orang dengan situasi canggung seperti ini.

Jeno hanya bisa menghela nafas pasrah, melihat Jaemin meninggalkannya. Padahal rencananya ia hanya ingin bertemu dengan Jaemin, tapi ya sudahlah bertemu Renjun juga tidak masalah. Karena ada sesuatu yang ingin ia sampaikan pada lelaki manis itu.

"Hai, Jeno." Sapa Renjun.

"Oh–hai! Ini buah tangan dari gue. Semoga Lo suka." Ucap Jeno sambil menaruh plastik isi buah itu di nakas.

Jeno mendudukkan dirinya dengan canggung di bangku yang baru saja di duduki oleh ayah Yuta. Entah apa yang harus memulai percakapan dari mana, dia tidak ingin terburu-buru.

"Lo udah merasa baikan?"

Renjun tersenyum tipis, "kaku banget Lo kayak kanebo, gue mah selalu baik, tangan gue aja yang rada-rada ngeselin."

"Ngeselin gimana?"

"Ga bisa ngapa-ngapain, mau makan harus di suapin, main hape di larang, ngeselin banget kan? Gue bisa mati kebosanan disini, Pengen cepet pulang aja."

Jeno menanggapinya dengan kekehan, ternyata Renjun tidak berubah dari Renjun yang ia kenal dulu, masih sama manisnya ketika lelaki itu mengoceh seakan mengadukan keadaannya padanya.

"Tumben banget Lo jenguk gue."

"E,emang ga boleh apa? Jenguk mantan sendiri?" Ucap Jeno sambil menaik-turunkan alisnya menggoda Renjun.

Renjun berdecih, "bisa gak sih Lo gausah sebut merek juga, males banget deh."

Jeno kembali terkekeh. dirasa waktu yang pas, Jeno menarik bangku itu agar lebih dekat dengan ranjang Renjun. "Renjun."

Renjun melirik ke arah Jeno, mendekatinya dan menatapnya dengan serius. Perasaan gue jadi gak enak.

Jaemin hendak masuk, tapi ia mendengar suara Jeno. Kebetulan ranjang Renjun dekat dengan pintu, jadi Jaemin bisa bersembunyi di baliknya.

"Lo jangan protes dulu, ini hanya ungkapan dari hati gue aja, gue sebenernya pengen mendem aja tapi ga enak. Jadi, gue mau bilang kalau gue masih sayang sama Lo." Ada jeda sedikit, Jeno menarik nafasnya lalu di hembuskan.





Jaemin merasa lancang sudah menguping pembicaraan orang lain seperti ini, dia pun pergi dari sana. Entah kenapa setelah mendengar ungkapan Jeno pada kembarannya membuatnya sedikit nyesek. Jaemin berjalan jauh dari kamar rawat sambil memukul pelan kepalanya. Bodoh banget, ngapain sih gue! Terus merutuki dirinya karena sempat baper pada pemuda yang bersama Renjun di dalam sana.







"Dan, perasaan gue itu akan hanya bertahan di tahap sayang sebagai sahabat bukan sayang  sebagai orang yang spesial."

Lelaki manis itu menelan ludahnya, terlalu tiba-tiba menerima pernyataan dari Jeno. "Oke? Terus?"

"Itu aja sih, hehe" Jeno menghela nafasnya lega,

"lega banget bisa ungkapin ini, gue harap Lo dapet yang lebih baik dari gue. Saran gue liat keadaan sekitar Lo, Lo bakal Nemu dia."

"Dia? Siapa?"

"Makanya peka, bodoh."

Seketika Renjun merasa Dejavu, perkataannya yang ia ucapkan pada Jaemin tadi menjadi boomerang sendiri pada dirinya.

"Eh! Lo cuma dateng buat bilang ini doang?"

"Iya, tapi gue boleh gak curhat dikit?" Jeno berfikir akan menceritakan perasaannya yang menyukai kembaran dari mantannya sendiri.

"Silahkan"

Agak ragu untuk bercerita, tapi lebih nyesek lagi kalau di pendam sendiri. Siapa tau Renjun akan membantunya untuk mendapatkan kembali hati Jaemin. Seperti dulu. "Gini, gue mencoba membuka hati ke orang."

"Terus?"

"Lo tau orangnya siapa?"

"Nana kan?" Tebaknya.

Jeno melebarkan matanya, "kok tau sih?!"

"Keliatan banget gelagat Lo, kalo Nana orangnya pekaan mungkin dia bisa tau duluan kalo Lo suka sama dia. Tapi syukurnya tuh anak ga peka sama hal yang kayak gini."

"Nana dari dulu gak berubah, selalu gak peka sama perasaan gue," Jeno melengkungkan bibirnya.

"Ya karena Lo dulu jelek, makanya dia ilfeel duluan."

Jeno agak terkejut mendengar kata Renjun yang mengatai dirinya jelek. Tetap saja ia tidak akan protes, karena semua yang dikatakan Renjun itu adalah fakta.

"Tapi, kata dia sekarang gue ganteng masa." Jeno tertawa saat mengingat kembali wajah malu Jaemin.

"Serius dia ngomong gitu?"

Jeno mengangguk, "iyalah! Mukanya sampe merah."

Renjun kembali mengingat ulang kejadian itu, dan langsung heboh. "Jangan bilang waktu Nana beli bubur?"

"Yap! Bener, Pas dia beli bubur, kebetulan kita berdua ketemu."

"OH! Pantesan dia gebrak pintu, mana mukanya merah lagi. Sampe-sampe air minum dia lupa beli. Dih dasar tuh anak."

"Salting dia?"

"Ya, iyalah. Jangan bilang Nana suka juga sama Lo?"

Mendengar itu Jeno langsung sumringah, "bagus dong kalo gitu!"

Seketika Renjun menjadi kesal. "Pala bapakmu bagus, Lo pasti gunain kesempatan ini buat dijadiin dia lampiasan kan? Kalo sampe gitu, gue hajar Lo, Jen."

Jeno mendelik, lalu kedua tangannya melambai untuk menenangkan Renjun. "Jangan ngamuk dulu, woi. Nggak mungkin lah, gue beneran sayang sama dia, perasaan gue masih sama kayak waktu SMP dulu."

"Awas aja ya Lo, Jen."

"Galak bener."










🍃🍃 MALAIKAT AYAH🍃🍃












"Mari kita sambut kedua artis kita, Dejun dan Dery! Tepuk tangan yang meriah untuk mereka." Ucap sang MC.

Xiaojun dan Hendery, naik ke panggung kecil itu. Hendery dengan gitar kesayangannya dan Xiaojun dengan microphone nya. Keduanya duduk di tempat yang sudah di sediakan.

"Sore semuanya, widih!! gue liat-liat banyak nih yang bawa ayangnya, yang merasa jomblo ayo kita mojok dulu haha~" tawa Xiaojun menggoda para kaum jomblo.

Sebagian orang tertawa, sebagiannya lagi terkekeh atau hanya tersenyum. Salah satunya Hendery, ia tersenyum saat melihat bagaimana orang disebelahnya itu tertawa, sangat manis dan indah.

"Tenang aja buat kaum jomblo, Tuhan udah nyiapin pasangan yang lebih baik untuk kalian, jadi di mohon bersabar. Nah! Untuk kaum-kaum bucin yang saat ini tengah mesra-mesraan di depan mata saya, please! Saya iri!" Ucap Hendery dengan ekspresi yang minta dikasihani, yang langsung mengundang tawaan dari orang-orang di sana.

Gantian, kini Xiaojun yang melirik Hendery dengan tersenyum tipis. Jantungnya berdebar-debar kala kedua netra itu bertemu dan mengunci satu sama lain. Dan dengan jahilnya Hendery mengedipkan sebelah matanya, membuat Xiaojun memutuskan kontak mata mereka lebih dulu.

"Baik, saya dan teman saya akan menyanyikan sebuah lagu untuk para pasangan bucin. Yang berjudul it's you dari Ali Gatie. oke one! Two! Three! Go!..."

Petikan gitar Hendery di mulai, membuat orang-orang terhanyut dalam melodi-melodi itu. Debaran hati Xiaojun seakan tidak mau berhenti, dan perasaan membuncah saat ia melihat betapa tampannya Hendery yang fokus memainkan gitarnya, memulai intro.

"It's you~♪" sembari suara Xiaojun terdengar, Hendery juga mengikuti liriknya tanpa mengeluarkan suara.

"It's always you~♪" sambil melirik ke arah Xiaojun yang tengah menutup matanya, menghayati lagunya. lagi-lagi Hendery bernyanyi tanpa suara.

"If I'm ever gonna fall in love
I know it's gon' be you~♪" lagi-lagi Hendery hanya sibuk memandangi wajah Xiaojun yang semakin menghayati lagunya. Diam-diam ia tersenyum saat mendapati Xiaojun curi pandang ke arahnya.

Beberapa orang ada yang ikut bernyanyi, dan ada juga mengambil gambar dan video mereka untuk di pajang di sosial media.

"It's you~♪"

"It's always you~♪"

"Met a lot of people
But nobody feels like you~♪" Hendery kini ikut bernyanyi, suara bass nya bertemu dengan suara merdu Xiaojun menjadikan sebuah perpaduan yang unik.

Melalui lagu ini, Hendery mengungkapkan isi hatinya yang selama ini terpendam. Hanya saja Xiaojun tidak peka.

Keduanya saling pandang, menyelami keindahan yang di pancarkan dari masing-masing retina. Yang mampu mengundang perasaan aneh di dalamnya, "So, please don't break my heart
Don't tear me apart~♪"

Masih mengunci pandang satu sama lain. Xiaojun melihat adanya ketulusan dari tatapan yang di berikan oleh Hendery. Sedangkan Hendery melihat adanya wajah kagum dari si pemilik suara merdu. "I know how it starts
Trust me I've been broken before~♪"

Xiaojun terus menyanyi, sesekali Hendery akan menimpalinya dengan suara bass-nya. Curi-curi pandang, yang semakin di lakukan semakin candu. Bagaimana kedua mata itu bertemu, lalu di susul gejolak aneh dari dalam dada mereka, dan mengalihkan pandangan. Begitu terus sampai lagunya sudah selesai.

Suara riuh dari tepukan tangan pengunjung, membuat keduanya tersenyum. 

🍃🍃 MALAIKAT AYAH🍃🍃

Cieee...
Jujurly saya baper sendiri nulisnya

Lebih milih mendem perasaan atau ungkapin langsung?

Kalo author sendiri milih ungkapin sih, soalnya tuh bener-bener lega banget pas udah confess.

Suka banget sama komentar kalian!
Mood aku bener-bener naik! Hehe

Continue Reading

You'll Also Like

232K 19.4K 33
Bagaimana jika seorang pendendam bertransmigrasi ke tubuh antagonis yang sama-sama di benci keluarga nya? Aruga Grasion, seorang pendendam di keluar...
77.7K 1.1K 10
[WAJIB VOTE⚠️] ada seorang ceo yang menikahi seorang laki-laki yang lucu nan gemas dan setelah menikah 2 bulan lalu mereka memiliki anak 3 laki-laki...
431K 593 4
21+
1.9M 12.1K 20
⚠️Warn Not to under 20 Akan tamat maksimal threeshoot Open request Mengandung kata kasar dan vulgarisme 🔞Mature Content🔞