Paramita | Kaizo x Reader

By ralasemia

88.6K 9.1K 1.2K

Masuk kedunia BoBoiBoy dan bertemu Kaizo saat ia mengikuti ujian kejam TAPOPS?! Yah, [Name] sendiri tidak per... More

Chapter 01
Chapter 03
Chapter 04
Chapter 05
Chapter 06
Chapter 07
Chapter 08
Chapter 09
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Sepucuk Surat Pemberitahuan
Chapter 21

Chapter 02

5.6K 518 103
By ralasemia

[Name] baru saja bangun dari tidurnya, ia duduk di kasurnya sejenak untuk mengumpulkan kesadaran.

Setelah 100% tersadar, [Name] melangkahkan kakinya ke kamar mandi untuk cuci muka dan membuat sarapan pagi yang simpel dan cepat saji.

[Name] bosan, ia berpikir, tak dapatkah ia ikut berpetualang di penjuru Galaksi seperti Boboiboy? 'Yakali genre hidupku akan selamanya SOL?' itu yang ada dipikirannya.

SOL = Slice Of Life, intinya genre yang mengisahkan pengalaman dan kehidupan sehari-hari.

Sarapan yang simpel dan cepat dibuat? Endog ceplok solusinya. [Name] selesai menggoreng telur mata sapi dan tinggal disajikan bersama nasi dengan Boncabe level 50.

Diam-diam [Name] suka pedes, seperti penulisnya. Walau ujung-ujungnya mules.

'Sabar ya [Name] yah, orang sabar jodohnya banyak.'

Singkirkan pikiran gajelasnya. Ia segera menyudahi acara makannya dengan cepat dan lahap.

Semenjak kejadian yang dialaminya seminggu lalu, [Name] jadi terbiasa dengan kehidupan barunya disini. Walau sempat bosan karena ia hanya tinggal sendiri disana.

Prang!

Ada seseorang yang menjatuhkan sejenis kaca.

"AAA, apaan tuh!? Keras bener suaranya," [Name] terkejut saat ingin meletakkan piring kotornya di wastafel dapur.

.

[Name] mendekati asal suara tersebut dari arah gudang kecil rumahnya.

Yang benar saja? [Name] menemukan sebuah robot berbentuk bulat berwarna hitam dipadu dengan putih tengah bersembunyi disalah satu tumpukan kardus.

"Siapa kamu? Kenapa kamu berada di rumahku?" Tanyalah [Name] kepada robot itu.

Dengan ketakutan, robot tersebut mengumpulkan keberanian hingga menjawabnya, "A-aku tidak punya nama. Aku berada disini sudah lama, s-seingatku mungkin 1 bulan lebih."

"Apa kamu punya kekuatan? Semacam kelebihan yang keren seperti didunia fantasi??" [Name] berbinar, bisa saja yang ia temukan Power Sphera kan?

"Tidak lah! Tapi aku bukan sembarang robot, aku dirancang serba tahu."

[Name] mengerucutkan bibirnya, 'Sama kayak Databot dong.'

"Aku betul-betul yakin bahwa kamu tidak memiliki tempat tinggal, maka aku izinkan kamu untuk tinggal denganku! Mau tidak?" [Name] menawarkan robot itu untuk tinggal dengannya, supaya rumahnya tidak sepi.

Terdiam sejenak, lalu robot itu membalas dengan senyuman "Ya! Aku mau jika kamu tidak keberatan!"

"Pilihan yang bagus! Pertama, kita pikirkan namamu dulu. Aku beri nama Sistem boleh kan?"

"Eh, boleh. Tapi kenapa Sistem?"

"Tidak ribet nan simpel. Aku lebih suka nama yang sederhana."

"Baik, toh aku tidak keberatan," Ia menyukai nama yang diberi [Name], "Jadi mulai sekarang panggil aku Sistem ya."

"Oke. Ah ya, namaku [Name]," [Name] mengenalkan dirinya dengan sumringah yang tercetak diwajahnya. Robot yang dinamai Sistem itu lantas mengangguk mengerti.

"Omong-omong, kenapa kamu tidak bilang dari dulu? Kan rumah ini ga cuma kamu yang nempatin," Tanya [Name]

Segera Sistem menjawab, "Maaf, aku malu hanya sekedar mengobrol dengan orang baru."

'Sama saja denganku..'

.

Selesai mandi, [Name] membuka ponselnya untuk melihat berita update. Ia menemukan salah satu berita yang dicari-cari nya. Tentang BoBoiBoy, Superhero Bumi yang saat ini menjadi pembicaraan hangat warganet.

Ia tersenyum tipis, 'Ternyata dugaanku memang benar. dan BoBoiBoy masih sekolah rendah.'

Tiba-tiba tanah dirumahnya sedikit bergetar, namun lama kelamaan getarannya semakin besar.

Ia pikir gempa bumi, segeralah [Name] keluar rumah untuk menghindari reruntuhan bangunan bila ambruk.

[Name] salah, itu bukan gempa bumi. Melainkan kapal angkasa berwarna oranye dipadu warna hitam sedang mendarat didekat rumahnya.

Hingga sosok alien berkepala kotak warna hijau yang bertubuh cebol memakai kacamata hitam turun dari kapal angkasanya dan menghampiri [Name]. Alien itu sendiri, dan [Name] tampak mengenalinya.

'Itu kan Komandan Koko Ci, untuk apa dia kesini?' [Name] kebingungan, dia kan hanya manusia biasa.

'Jangan bilang dia ingin mengambil Sistem?' Batinnya sedih, baru saja senang berkenalan dengan Sistem, ada yang ingin mengambilnya.

Komandan Koko Ci semakin dekat, [Name] malah bergelut dengan pikirannya tentang bagaimana agar dapat memulai percakapan.

"Oi, budak bumi."

"I-ya?" Nahkan, sifat pemalunya kumat.

"Kau.. ada bawak Power Sphera ni?" Tanya Komandan Koko Ci tak lupa menunjukkan foto Power Sphera yang sekarang menjadi teman pertama [Name] disini, Sistem.

[Name] bingung, memangnya Sistem itu Power Shpera?

"Ha'ah, tapi nak buat apa awak cari Power Sphera saya?" Tanya [Name]. Dia sebenarnya tahu, tetapi pura-pura tidak tahu saja untuk saat ini.

"Lagi pun, belum tentu nak bagikan Power Sphera saya."

Komandan Koko Ci terdiam untuk berpikir, jantung [Name] tidak bisa dikendalikan. Terlalu dag dig dug ser.

'Keep calm [Name]!'

"Kalau macam tu, mau tak kau bergabung dengan pasukan aku?" Tawar Komandan Koko Ci.

"Dengan begitu, kau boleh bawak Power Sphera kau sesuka hati. Dengan syarat, kau perlu bergabung ke pasukan aku. Pasukan TAPOPS!" Tegas Komandan Koko Ci

"Hah? Pasukan TAPOPS?" Tanya [Name] lagi. Sejujurnya, ia terlalu kegirangan sampai menahan senyuman mengenai hal ini.

"Ya! Tracker and Protector of Power Spheras! Izinkan saya menjelaskan lebih jauh tentang pasukan ni."

'Perasaan aku kok sedikit gaenak..' Batin [Name].

.

"Sedia!"

"Koko Ci."

"TAPOPS mengembara satu galaksi.
Mencari Power Sphera untuk dilindungi.
Power Sphera tak boleh salah guna.
Oleh si alien, si alien, si alien.
DURJANA!"

"TAPOPS mengembara satu galaksi.
Mencari Power Sphera untuk dilindungi.
TAPOPS mengembara satu galaksi!"

.

Komandan Koko Ci menyudahi acara tari menarinya dengan singkat, namun [Name] malah terbawa suasana untuk ikut menari sehingga tidak sadar bahwa lagu dan tari Komandan Koko Ci telah selesai.

"Ha macam? Maukah kamu sertai pasukan TAPOPS?" Tanya Komandan Koko Ci, mungkin dia berharap [Name] akan menerimanya.

[Name] tersadar saat Komandan Koko Ci menanyakannya kembali, dia ingin ikut namun..

"Eum.. Bolehkah? Saya mana ada kuasa," [Name] pundung, mengetahui bahwa dia tidak mempunyai kekuatan sedikitpun.

Ya itu masalahnya, [Name] kan orang baru didunia tersebut.

"Hmmm, sebenarnya tugas kami bukan cuma melindungi dan menyelamatkan Power Sphera di galaksi. Aku pun sebenarnya tak pandai bertarung, tetapi jangan remehkan soal rancangan dan penyamaran aku yang selalu nomor satu," Komandan Koko Ci mengatakannya dengan bangga dan [Name] masih sibuk memikirkan.

'Gabung gak ya, gabung gak ya. Tapi nanti dihadapi ujian kejam TAPOPS. Bisa, bisa panik.'

"Untuk sementara, boleh bagi saya waktu? Saya nak pikirkan dulu.." Mohon [Name] agar Komandan Koko Ci bisa menunggu jawabannya.

"Boleh, tapi aku hanya kasih kau waktu 3 hari. Selepas itu aku harus bertolak balik ke Stesen TAPOPS. Disini aku tinggal untuk sekedar mengecek Power Sphera kau."

"Tiada masalah! Terima kasih, em..."

"Ah, maaf belum memperkenalkan diri. Aku Koko Ci, Komander Koko Ci!" Tanggap Komandan Koko Ci dengan memakai kacamata double hitam miliknya.

"Baik, salam kenal Komander! Saya [Name]."

.

Malam harinya itu mereka berdua berkumpul diruang makan, tentu bersama Sistem karena [Name] ingin memberi tahu nama pemberiannya tersebut kepada Komandan Koko Ci.

Sambil menyantap makanan olahan [Name], Komandan Koko Ci bilang, "Jadi maksud kau, ini bukan Power Sphera tetapi cuma robot serba tahu? Dan kau kasih dia nama Sistem?"

"Ya, Sistem hanya bagi saya maklumat tu. Lagi pun, nampaknya dia lupa dengan masa lalunya. Maaf bila tak bisa kasih maklumat yang lebih lengkap lagi, Komander."

Komandan Koko Ci mengangguk mengerti, "Tak apa-apa, kitorang dah biasa terjebak di situasi macam ni. Dengan melakukannya perlahan-lahan, aku yakin dia nak bagi tahu kita segala sesuatu yang dia ketahui."

"Terima kasih kerana mengertikan Sistem dan saya, Komander," [Name] berterima kasih kepada alien tersebut dan dibalas dengan menganggukkan kepalanya.

"Komander bawa baju ganti? [Name] tak ada baju ganti lelaki," Tanya [Name] dengan mengecilkan suara diakhir kalimat agar Komandan Koko Ci tidak mendengarnya.

"Mestilah bawa! Menjalankan misi, diharuskan untuk membawa."

"Kau ini [Name], kenapa pula harus bertanya soalan yang tak penting?" Cibir Sistem.

"Alah, basa basi je, Sistem."

Sistem dan Komandan Koko Ci memasang wajah datar namun sedikit tertekan akibat tingkah laku [Name] yang terbilang absurd.

[Name] cepat akrab kalau lawan bicaranya mengajaknya ngobrol terlebih dahulu.

.

.

.

Bersambung..

Selamat hari Raya Idul Fitri, mohon maaf lahir dan batin! Maafkan saya jika ada salah, nungguin thr ya? Iya aku juga hehe..

Suka dengan ceritaku? Jangan lupa tinggalkan vote dibawah ini dan komentar positif!

Continue Reading

You'll Also Like

469K 42.8K 95
Takdir kita Tuhan yang tulis, jadi mari jalani hidup seperti seharusnya.
1.1M 114K 54
Ketika menjalankan misi dari sang Ayah. Kedua putra dari pimpinan mafia malah menemukan bayi polos yang baru belajar merangkak! Sepertinya sang bayi...
429K 589 4
21+