[✓] Kaka Kelas Dingin Mencint...

By R_xania

32K 3.4K 31

°Budayakan untuk membaca deskripsi terlebih dahulu° [COMPLETED] Kisah seorang gadis cantik bernama dara, gad... More

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51
52. [END]
53. [Ekstrak part]

41.

463 49 0
By R_xania

"Yaa! Kenapa kau membawaku ke apartemen mu?! Aku mau pulang Najwa."

"Buat beberapa Minggu ke depan kau tinggal dulu bersama ku."

"Ha?! Kok gitu?! Terus nenek sama kakek gimana di rumah?!."

Dara yang baru pulang dari camping meminta Najwa untuk menjemputnya pulang, Najwa yang memang berada di rumah sakit itu hampir saja terkejut mendapatkan chat dari dara untung saja Najwa memiliki seribu ide di otak nya.

"Sudah ku bilang kan, pas kamu camping itu hari pernikahan nenek dan kakek jadi aku menghadiahi mereka untuk liburan berdua."

Ya, Najwa memakai alasan itu agar dara tidak pulang ke rumah jika dara pulang ke rumah dan melihat nenek dan kakeknya tidak ada di rumah gadis itu akan curiga dan terus menanyakan dimana nenek dan kakek nya berada.

"Ya tapi kenapa tidak memberitahukan aku dulu jika kemarin itu hari anniversary pernikahan mereka! Aku kan belum sempat memberikan ucapan selamat."

"Nanti saja jika mereka sudah pulang liburan."

"Memang nya mereka pergi liburan ke mana si?! Lagian kenapa gak di rayain nya di rumah aja saat aku pulang dari camping, gak tahu apa aku kangen sama mereka."

"Huft ... Tenangkan dirimu Najwa, kau memang harus ekstra sabar menghadapi dara." Batin Najwa.

"Nona dara yang terhormat, nenek dan kakek sudah meminta ku untuk menjaga mu dulu sampai mereka pulang dari liburan mereka, lagi juga aku tidak jauh-jauh menghadiahi mereka tiket liburan kok cuman ke Paris doang."

"Paris?! Yaa! Jauh sekali!!."

"Dara kau mau liat nenek dan kakek mu bahagia kan?!."

"Tentu saja, mana mungkin aku tidak mau melihat mereka bahagia."

"Kalo gitu biarkan mereka liburan dulu berdua lagi juga jarang-jarang kan kau melihat mereka bisa menghabiskan waktu berdua di usia mereka yang udah gak muda lagi?!."

"Iyah si, ya sudah Iyah deh aku akan menunggu mereka pulang, tapi kalo aku tinggal di apartemen mu bagaimana dengan seragam sekolah ku?! Baju dan buku ku juga gimana?!."

"Tenang saja, semuanya sudah ada di apartemen ku."

"Huft.. baiklah." 

Dara langsung menatap kearah jendela mobil dengan senyum di bibir nya Najwa yang melihat itu sebenarnya tidak tega bagaimana pun dara pasti akan tahu cepat atau lambat.

"Maafkan aku dara." Batin Najwa.

Sesampainya di apartemen milih Najwa, dara mendorong sendiri kopernya lalu masuk kedalam apartemen yang luas dan megah itu.

"Wah! Apartemen mu besar juga."

"Apartemen dimana-mana besar dara kalo kecil kontrakan nama nya."

"Ah benar juga hehe."

"Ya sudah, kau mandi saja dulu biar aku yang menyiapkan makan siang untukmu."

"Tidak perlu, biar nanti kita berdua saja yang masak aku sudah lama tidak masak bareng dengan mu."

"Ya sudah Iyah, udah sana mandi dulu, kamar mu di ujung sana ya tenang ada kamar mandi nya kok."

"Oke deh, tunggu sebentar ya." 

Saat dara pergi ke dalam kamarnya najwa membuang nafas lega nya karena akhirnya ia bisa membuat dara percaya jika nenek dan kakeknya sedang berlibur di Paris.

Suara deringan ponsel berbunyi nyaring dan itu dari ponsel milik Najwa saat melihat siapa yang menelpon Najwa buru-buru mengangkat nya sambil melirik ke arah pintu kamar dara yang tertutup rapat.

"Halo kek"

"Najwa, bagaimana dengan dara?! Apa dia baik-baik saja"

"Dara Baik-baik saja kok kek dia sekarang sedang mandi untung saja dia mau mendengarkan ucapan ku jika kalian berdua sedang liburan"

"Syukurlah, maaf jika merepotkan kamu lagi Najwa"

"Tidak kek, aku tidak merasa direpotkan kok, oh ya gimana keadaan nenek?! Apa nenek sudah makan?! Sudah minum obat?!"

"Nenek sudah makan dan sudah minum obat juga tapi ya tubuh nya masih terasa lemas, oh ya Najwa tadi dokter seokjin bilang kalo kemoterapi nenek bisa di lakukan besok siang"

"Oh ya?! Ya sudah kalo gitu besok aku akan ke rumah sakit, aku titip nenek dulu ya kek"

"Tidak masalah Najwa, kalian berdua jaga diri nya tolong jaga dara juga"

"Oke siap laksanakan, aku tutup ya kek telponnya"

Telepon pun di matikan oleh najwa sampai ketika...

"Kau abis teleponan sama siapa?!."

Najwa terkejut saat mendengar suara dara tepat di belakangnya lantas Najwa langsung membalikkan badannya dan menatap dara dengan tatapan bingung.

"Apa ada yang sakit kok bawa-bawa rumah sakit?! Siapa yang sakit memang nya?!."

Mendengar pertanyaan itu membuat Najwa menelan Saliva nya kasar ia bingung harus bagaimana sekarang wajah dara begitu serius menatapnya.

"Apakah dara mendengar ucapan ku di telpon dengan kakek barusan?!." Batin Najwa.

"Najwa?! Kok bengong?! Kau Abis teleponan dengan siapa?!."

"A-ah ini tadi tuh aku abis telepon sama saudara aku Iyah saudara aku."

Dara menaikkan satu alisnya dengan wajah penuh keseriusan sedangkan Najwa berusaha untuk menyembuhkan kegugupan nya saat di tatap penuh keseriusan seperti itu.

"Oh, semoga cepat sembuh ya untuk saudara mu." Ujar dara.

"Ha?! Eh i-iya maksudnya haha makasih dara."

Najwa membuang nafas lega nya dengan mengelus dada nya kalo ternyata dara tidak sepenuhnya mendengar pembicaraan diri nya dengan kakek di telepon.

"Najwa kamu mau makan sesuatu tidak?!."

"Memangnya kau mau makan apa?!."

"Yang tidak pernah di cicipi oleh lidah ku."

"Bukankah setiap makanan sudah kamu cobain?!."

"Iyah tapi kan aku mau bikin masakan yang lain contohnya masakan luar negeri gitu."

"Memangnya kau bisa membuatnya?!."

"Itu masalah nya, tidak sama sekali."

"Terus?!."

"Jadi mari kita buat yang simpel aja yaitu ramyeon dan Jajangmyeon."

"Aigo, itu mah semua orang juga bisa membuatnya."

"Hehe abis nya aku bingung mau masak apa, udah lah kita makan ramyeon aja ya nanti malam baru pikirkan makan apa."

"Yasudah Iyah deh, kamu yang nyiapin bumbu nya biar aku yang masak mie nya."

"Oke bos."

Waktu terus berlalu langit terang kini sudah berubah menjadi langit gelap yang di penuhi bintang-bintang cantik di sana.

"Najwa."

"Apa?!."

"Aku mau telepon nenek ya."

"Apa!! Eh maksudku jangan Iyah jangan."

"Kenapa?!."

"Ka-karena kau bisa ganggu mereka dara, aku bukan melarang mu tapi biarkan mereka liburan tanpa di ganggu."

"Tapi kan aku ingin mendengar suara mereka aja."

"Aku tahu, tapi kan ini sudah malam siapa tahu nenek dan kakek sedang dinner di restoran bintang lima, kalo kamu telepon nanti mereka gak bisa romantisan."

"Jadi aku tidak boleh menelpon nya?!."

Najwa mengangguk,"Iyah cantik, jangan ya nanti deh aku chat biar mereka telepon kamu aja langsung ya."

"Ya udah deh kalo gitu, aku mau tidur dulu ya besok sekolah."

"Oke, selamat malam."

"Malam."

Saat dara masuk ke dalam kamarnya Najwa lagi-lagi harus menghembuskan nafas kasar nya karena ini adalah hal yang terberat untuk Najwa.

"Sekali lagi maafkan aku dara, aku tidak mau melakukan ini tapi ini semua sudah menjadi permintaan nenek." Batin nya.

Sedangkan di rumah sakit, kakek sedang duduk di kursi samping brankar nenek tubuh nenek yang semakin hari semakin kurus dan lemah itu hanya bisa tiduran di atas kasur rumah sakit.

"Kakek, bagiamana?! Apa dara sudah bersama Najwa." Tanya nenek dengan suara lemah nya.

"Sudah nek, dara ada di apartemen Najwa dan untungnya dia percaya kalo kita sedang berlibur berdua."

"Syukurlah kalo gitu."

"Apa tidak sebaiknya kita beritahukan dara saja mengenai penyakit nenek ini?! Mau bagaimanapun dara pasti akan mengetahuinya cepat atau lambat."

"Biarkan saja dulu kek uhukk.. nenek tidak ingin membuat gadis itu khawatir karena penyakit nenek ini."

"Tapi nek, bukankah kita akan mengecewakan dara setelah ini karena berbohong padanya?!."

"Aku tahu, maka dari itu biarkan saja untuk saat ini suatu hari nanti biar aku yang bertanggungjawab atas semuanya, ini demi kebaikan dara kek."

"Baiklah, aku akan menuruti keinginan mu ini, cepat sembuh ya sekarang istirahat besok pagi kau harus melakukan pengobatan untuk kanker itu."

Nenek hanya menganggukkan kepalanya lalu memejamkan matanya sedangkan kakek mengelus rambut putih sang nenek.

Keesokan paginya, Najwa mengantarkan dara ke sekolahan nya mobil Najwa pun sudah sampai di depan gerbang sekolah dara.

"Terimakasih sudah mengantarkan aku ke sekolah."

"Sama-sama, semangat ya sekolah nya."

"Oke, kamu hati-hati ya bawa mobilnya."

"Siap bos."

Dara keluar dari mobil Najwa lalu melambaikan tangannya, Najwa pun melajukan mobilnya meninggalkan area sekolah dara.

Dara berjalan masuk ke dalam koridor sekolah nya saat sedang berjalan ia melihat Bella yang sedang berjalan sendirian.

"Bella!."

"Oh, selamat pagi dara!."

"Pagi Bella, kamu baru sampai?!."

"Iyah, kamu juga?!."

Dara mengangguk,"Iyah Nih, mau ke kelas bareng?!."

"Tentu saja, ayo pergi."

"Kajja."






~BERSAMBUNG~

Continue Reading

You'll Also Like

195K 9.6K 31
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
101K 12.2K 30
"Lo nggak bakal ngerti tentang gue!" -Watanabe Haruto. Seorang ketua OSIS Choi Nara terpaksa berurusan dengan masalah yang di buat oleh siswa bernama...
1.5K 148 8
[Slice of Life] Bocah itu ditemukan secara tidak sengaja pada hari kedua festival gugur daun di desa Abadi yang damai. Bocah tanpa nama yang tidak ta...
50.4K 4.6K 38
[ Tahap Revisi ] Punya Tetangga Baru yang ternyata adalah 'Mantan Gebetan' lo Start : 07.04.21 End :