[✓] Kaka Kelas Dingin Mencint...

By R_xania

33.6K 3.5K 35

°Budayakan untuk membaca deskripsi terlebih dahulu° [COMPLETED] Kisah seorang gadis cantik bernama dara, gad... More

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51
52. [END]
53. [Ekstrak part]

40.

527 55 0
By R_xania

Dara terus menutup telinganya dengan duduk bersandar di sebuah pohon besar, rasa takut dan gelisah itu menjadi satu dara terus menangis dengan detak jantung begitu cepat karena rasa takut nya.

Memori masa kecil nya pun kembali terekam di mana di dalam sebuah kamar bernuansa Barbie pink itu gelap karena listrik yang padam di saat hujan deras turun disertai petir yang kencang yang membuat cahaya kilat itu masuk ke dalam sela-sela jendela kamarnya.

"Mama hiks! Ara takut."

Seorang gadis kecil bernama dara itu duduk di bawah ranjangnya dengan memeluk kedua kaki nya dengan menangis.

"Mama hiks! Mama Ara takut ma hiks! Nenek! Kakek! Papa hiks! Ara takut hiks."

JEDARRR!!!

"ARGHH!!."

Dara kecil terus berteriak saat kilatan petir itu membuatnya semakin takut gadis kecil itu lupa jika mama dan papa nya sudah meninggal dunia seminggu yang lalu, saat petir itu terus menyapa di dalam derasnya hujan malam itu membuat dara semakin ketakutan saat menatap ke arah jendela kamarnya.

"Dara"

Suara seorang gadis muda memanggil nama dara namun tidak ada siapapun di dalam kamar dara.

"Dara ayo bermain bersama ku"

"Mama hiks! Aku takut mama hiks!."

"Daraaaaaaa"

"Siapa i-itu hiks, jangan takutin aku hiks! Mama tolong ara hiks."

Saat cahaya petir itu kembali datang ada sebuah bayangan wanita muda berdiri di jendela kamar nya dan tepat saat itu juga dara melihat nya di mana wanita itu berdiri di jendela nya, dara berjalan mundur sampai ke dinding kamarnya, nafasnya memburu rasa takut nya semakin menjadi-jadi, lagi-lagi dara menutup telinganya dengan air mata yang terus mengalir.

"Mama hiks!! Mama dara takut ma hiks." Dara terus menutup telinga nya dengan menangis di tengah dingin nya hutan malam.

Di sisi lain Yoshi terus berlari dengan memanggil nama dara, Yoshi melirik ke sekelilingnya sambil berteriak keras agar dara bisa mendengar suaranya di bantu oleh Cahaya senter yang ia bawa.

"Dara!! Dar kamu dengar suara aku kan!!."

"Dara, kamu di mana dar!."

Yoshi terus menelusuri jalan yang di jadikan untuk jurit malam itu bahkan sampai melewati tempat yang bukan jalur yang harus di lalui, terus berlari mencari dara sampai ketika Yoshi menangkap sebuah suara seseorang yang menangis di dekat tempat ia berdiri.

"Hiks mama tolong dara hiks."

"Itu suara dara kan?! Ya, aku tidak salah itu pasti dara." Ujar Yoshi lalu mengikuti suara itu berasal.

Yoshi menerangi seluruh jalan dengan senternya sampai ketika pandangan nya tertuju pada seorang gadis yang bersandar di sebuah pohon besar dengan menutup telinganya Sambil menangis.

"Dara!!." Yoshi berlari mendekati dara yang sedang menangis.

"Hiks aku takut."

"Dara! Dara kau tidak apa-apa?!."

"Argh!! Pergi aku mohon pergi hiks jangan ganggu aku!!."

"Hei! Hei dara! tenanglah, ini aku Yoshi."

Mendengar hal itu dara memberanikan diri untuk membuka matanya saat tangan nya di genggam oleh Yoshi.

"Kak Yoshi hiks." Dara tanpa berpikir panjang langsung memeluk Yoshi yang untung nya Yoshi dengan Sigap menahan tubuh dara kalo tidak mereka bisa jatuh bersama di tanah.

"Aku takut hiks, aku takut sendirian di sini hiks tempat ini menyeramkan."

"Stt Iyah kita kembali ke tenda ya, sudah jangan nangis ada aku di sini."

Yoshi mengelus rambut dara memberikan ketenangan kepadanya, dara yang masih menangis itu dibiarkan membasahi baju yoshi sampai dirinya bisa tenang sampai di mana suara tangisan itu mereda Yoshi melepaskan pelukannya dan menatap wajah dara dengan menghapus air matanya.

"Gak ada apa-apa di sini jadi jangan takut lagi ya, sudah berhenti nangisnya udah ada aku di sini."

Dara hanya menganggukkan kepalanya saja dan sesekali menghapus air matanya yang masih turun.

"Kamu tidak apa-apa kan?!."

"Aku baik-baik saja, tapi kaki aku kayaknya terkilir akibat tersandung tadi."

Yoshi melirik ke arah kaki kanan dara,"Apa sakit?!."

"Entahlah, seperti nya tidak terlalu." Dara mencoba berdiri namun saat berdiri kaki nya terasa sakit dan hampir saja jatuh jika Yoshi tidak menahannya.

"Sepertinya parah, ya sudah biar aku gendong belakang."

"Tidak perlu, aku bisa jalan kok."

"Sudahlah jangan bandel kalo di bilangin, ayo cepat naik."

Dara mau tidak mau pun menuruti perintah Yoshi untuk di gendong belakang, merasa sudah Yoshi pun jalan menuju kembali ke tenda dengan dara yang memegang senter.

"Apa aku berat?!."

"Tidak juga."

"Benarkah?! Padahal aku makan nya banyak."

"Bagus dong."

"Bagus?! Kok bagus si?!."

"Iyah bagus, itu berarti kamu doyan makan lagi juga kalo kamu tidak mau berat badan terlalu Naik kamu bisa selingin dengan olahraga, tapi menurutku badan kamu segini juga udah bagus kok."

"Haha nenek juga bilang gitu kalo aku selalu tanya soal berat badan."

Yoshi tersenyum manis mendengarnya entah kenapa rasanya cukup nyaman bisa berdua seperti ini dengan dara jika dia jahat mungkin dia lebih memilih untuk meminta alam agar memberhentikan waktu sementara untuk bisa berduaan dengan dara.

"Kak Yoshi."

"Hm?!."

"Terimakasih." Ujarnya,"Terimakasih sudah menolong ku, aku tahu pasti aku sudah merepotkan Kaka kan?!."

"Sudahlah, tidak perlu di pikirkan sudah menjadi tanggungjawab aku untuk menjaga murid-murid lain, kalo pun posisinya bukan kamu tapi murid yang lain mungkin aku juga akan menolongnya sama seperti aku menolong kamu."

Entah kenapa tiba-tiba saja perasaan nyeri di hati itu muncul saat mendengar ucapan Yoshi barusan.

"Kenapa dengan perasaan ku?! Kenapa rasanya sakit sekali mendengar ucapan nya?! Apa aku terlalu berharap jika dia datang karena khawatir dengan ku?! Ah dara ada apa dengan mu." Batin dara.

Di tenda Bella dan para cowok masih mengerubungi Marcella di sana.

"Tidak seharusnya kau membiarkan dara sendirian di hutan, sella." Sarkas Hyunsuk.

"Aku sudah bilang kan, aku mana tahu kalo dia bakalan tersesat seperti ini, lagi juga salahkan saja dianya kenapa lambat sekali jalan nya."

"Kalo pun dia jalan nya lama seharusnya kau menunggunya, memang ya satu tim dengan mu itu buat masalah terus!." Sarkas Jeongwoo.

"Apa kau bilang ha! Aku tidak pernah berbuat masalah ya!!."

"Oh ya?! Lalu sekarang apa ha?! Bukan masalah begitu?! Kau pikir dengan dara jalan sendiri tanpa menggunakan peta dia bisa tau rute nya?! Sedangkan dia sendiri saja memiliki phobia kegelapan bagaimana bisa dia melihat papan petunjuk arah." Ujar Jihoon.

"Kau memang tidak bisa melakukan segala nya dengan baik, sella." Ujar doyoung.

"Ck, oke ini salah aku! Puas kalian!!."

Marcella pergi meninggalkan Bella dan para cowok yang masih menatap tajam ke arah Marcella sampai ketika tatapan mereka berubah menjadi tatapan lega dan khawatir saat Yoshi datang dengan dara yang di gendong Yoshi.

"Dara!." Ujar bella lalu memeluk dara yang sudah turun dari gendongan Yoshi.

"Syukurlah, kamu tidak apa-apa, ada yang luka gak?! Dimana?!."

"Bella, aku tidak apa-apa hanya kaki aku aja yang terkilir gara-gara tersandung."

"Aku heran deh yang ilang dara tapi kenapa yang heboh malahan Bella?!." Ujar Junghwan.

"Aish, diem deh kak ganggu aja!." Sarkas Bella.

"Makanya lain kali kau lebih baik diam saja dari pada di sembur sama Bella." Ujar Mashiho.

"Dara kamu tidak apa-apa?! Apa kaki mu sakit banget?!." Tanya doyoung.

"Aku baik-baik saja kok, tidak terlalu sakit tapi masih terasa nyeri aja kalo jalan."

"Kenapa rasanya aku gak suka sekali melihat doyoung perhatian seperti ini ke dara?! Apa benar aku menyukainya?!." Batin Yoshi.

"Kalo gitu biar aku obati saja luka nya, kalian semua kembali saja ke tenda." Ujar doyoung.

"Tidak perlu, biar aku yang mengobati nya." Ujar Yoshi.

"Yaa! Aku yang akan mengobatinya."

"Ck sudahlah tidak perlu, aku juga bisa mengobatinya."

Melihat perdebatan antara Yoshi dan doyoung membuat semua teman-temannya begitupun dara dan bella menatap bingung ke arah mereka berdua.

"Hei, sudahlah tidak perlu bertengkar seperti itu!." Sarkas Hyunsuk.

"Dia yang duluan mulai." Ujar doyoung.

"Aku?! Jelas-jelas kau yang memulainya duluan, bilang saja kau ingin mengambil kesempatan untuk berduaan dengan dara, ya kan!."

"Bilang saja kalo kau cemburu kan!."

"Aku tidak cemburu, tapi ini sudah menjadi tanggungjawab ku untuk memperhatikan murid-murid di sini."

"Yoshi-ya, sudahlah tidak perlu menjual nama jabatan mu itu, gak ada gunanya."

"Apa kau bilang!!."

"CUKUP!!." Teriak dara membuat mereka diam.

"Kalian berdua tuh kenapa si ha! Ribut terus!! Sudah ya aku bisa mengobati nya sendiri lagi juga ada Bella yang akan membantuku!!."

"Tau nih, kayak anak kecil tau gak si kalian berdua tuh! Ayo dar biar aku saja yang mengobati kaki mu."

Bella membantu dara berjalan ke tenda untuk segera di obati sedangkan yang lain hanya menatap sebentar kepergian dara dan Bella lalu kemudian menatap datar kepada Yoshi dan doyoung.

"Sudah bertengkar nya?!." Tanya Jihoon.

"Kalian keliatan banget ya kalo sama-sama menyukai dara." Ujar mashiho.

"Tidak perlu beralasan lagi kepada kami, dari perilaku dan cara kalian menatap dara saja kami sudah tau kalo kalian sebenarnya ada perasaan dengan dara." Ujar Yedam seketika saat Yoshi dan doyoung hendak beralasan.

"Sudahlah, pergi ke tenda kalian semua besok pagi kita akan pulang." Ujar hyunsuk.

Di tenda dara Bella baru saja selesai mengobati pergelangan kaki dara.

"Sudah selesai, biarkan dulu pakai ramuan ini biar kaki kamu gak bengkak."

"Makasih Bella."

"Sama-sama, kamu tau gak si?! Aku tuh panik banget pas liat kamu gak bersama kak sella tadi, tau begitu coba saja aku yang satu nomor dengan mu pasti kejadian seperti ini tidak terjadi."

"Ini salahku bel, aku terlalu sibuk dengan ketakutan ku mungkin kak sella juga sudah tidak bisa menungguku jadi dia pergi duluan, sudah tidak apa-apa."

"Ya tetap saja aku kan khawatir sama kamu."

"Aku mengerti kok tapi kan kamu bisa lihat sendiri aku udah kembali ke tenda dengan selamat ya kan."

"Huft, aku tidak mengerti kenapa kamu keras kepala seperti ini dara, kau tahu kalo kau punya phobia gelap tapi kenapa kau memaksakan diri untuk kita camping."

"Itu karena aku mau menyembuhkan ketakutan ku tapi tak di sangka aku masih kalah dengan ketakutan ku."

Bella memanyunkan bibirnya lalu memeluk tubuh dara dari samping melihat tingkah sahabatnya itu dara hanya tertawa kecil.

"Pokoknya apapun itu aku selalu ada untuk kamu, aku bakalan bantu kamu buat menyembuhkan ketakutan kamu itu."

"Baiklah, terimakasih banyak."

"Ya sudah, kamu istirahat aja ya besok pagi kita akan kembali ke Seoul jadi aku tidak mau kamu kelelahan, aku mau ke tenda kesehatan dulu naro ini semua."

Dara mengangguk,"ya sudah tapi jangan lama-lama ya."

"Oke bastie."

Saat dara hendak masuk ke dalam tenda nya Yoshi memanggilnya.

"Dara!."

"Oh, kak datar ada apa?!."

"Tidak ada." Ujarnya,"Aish, kenapa jadi canggung begini." Batin nya.

"Ah Iyah apa luka mu sudah di obati?!."

"Sudah baru saja sama Bella."

"Syukurlah, lain kali kalo punya phobia gelap mending gak usah ikut dari pada merepotkan orang."

Mendengar itu dara hanya bisa tersenyum tipis entah kenapa sedikit membuat perasaan nya sesak.

"Sebelumnya terimakasih sudah membantu ku bahkan menolong ku maaf jika aku merepotkan Kaka, aku ikut jurit malam ini untuk mengobati ketakutan pada kegelapan jika memang itu merepotkan bagi kaka aku minta maaf, aku masuk ke tenda dulu permisi."

Yoshi diam saat melihat wajah dara yang berubah saat menjawab ucapannya tadi.

"Ada apa dengannya?! Apa ucapanku menyinggung perasaan nya?!." Batin Yoshi.

"Yaa! Yoshi kemarilah!." Teriak Asahi.

"Ye!."





~BERSAMBUNG~

Continue Reading

You'll Also Like

154K 11.7K 86
AREA DILUAR ASTEROID🔞🔞🔞 Didunia ini semua orang memiliki jalan berbeda-beda tergantung pelakunya, seperti jalan hidup yang di pilih pemuda 23 tahu...
15.3K 1.5K 49
"Heh! Lo itu bocil jangan coba-coba deketin gue!" "Alah gue bocil-bocil gini bisa bikin bocil juga sama lo!" Pertemuan tidak terduga antara Echa dan...
7.4K 875 21
"dek,lo anak ipa kan?" "iya,kenapa kak?" "minta no hp?" "Buat apa kak?" "mau nanya biologi,soal anatomi tubuh. perihal kenapa detak jantung bisa berd...
143K 11K 41
Bagaimana jadi nya jika Haruto si CEO tampan yang memiliki sifat dingin, Cuek, Tak suka diatur-atur dan tidak bisa berkata lembut pada siapapun menge...