Ada yang swipe up? Makasih ya, buat kalian yang udah mau nyempatin aktu kalian buat mampir ke sini.
..
Diharap online untuk menikmati beberapa media~
# 1 2
🍉 B A G A I M A N A ? 🍉
TATA sedang memanggang roti sekaligus membuat telur mata sapi di dapur sebagai sarapan paginya, untuk dirinya dan untuk Mark. Namun, seketika pikirannya tak lepas dari perkataan Mark kemarin malam saat berada dikamar itu.
Pemuda itu mengatakan jika akan menjaganya.
Kalimat itu spontan membuat Tata mengingat kejadian saat hujan dimana Mark mengecup bibirnya. Meskipun kejadiannya sesaat, tapi hal seperti itu berhasil membuatnya merasakan sesuatu yang berbeda sebagai seorang perempuan.
Mungkin Mark menganggapnya biasa saja karena pemuda itu sendiri lahir dan dibesarkan didua negara yang salah satu negaranya pergaulan para remajanya lebih terbuka yang tentu saja sangat berbeda dengan pergaulan di Indonesia.
Sementara Tata sedang membuat sarapan, Mark sendiri sedang melatih otot-ototnya dengan sedikit peregangan.
Selesai menyiapkan sarapan yang dimasaknya dan menatanya diatas meja makan Tata memanggil Mark di balkon apartemennya.
"Mark? Kita sarapan ya"
"Udah siap sarapannya?"
"Udah, Mark. Ayo"
Mark dan Tata sedang menikmati sarapan yang dibuat Tata tadi dimeja makan.
Seraya makan pikiran tadi terus mengganggu Tata. Pikiran yang mungkin Mark menganggapnya biasa saja tapi sebagai perempuan Tata juga butuh penjelasan kenapa Mark melakukan hal itu padanya.
Dengan gugup dan ragu gadis itu siap menanyakannya pada Mark yang duduk didepannya.
"Mark?"
"Ya? Kenapa?"
"Mm~"
"Kenapa? Ada yang mau diomongin?"
"Mm~ engga ada Mark"
Jujur keberanian Tata seketika memudar. Saat ini ia tak berani menanyakan hal itu didepan Mark, beda dengan sebelumnya.
"Kenapa? Bilang aja"
"Gak Mark, mungkin lain kali aja". Tata melanjutkan makannya kembali. Tanpa memikirkan Mark yang sepertinya penasaran dengan apa yang akan diucapkannya pada pemuda itu.
Mark melihat Tata seperti benar-benar ada yang ingin diucapkan padanya. Tapi, gadis itu seperti tak berani mengatakan langsung didepannya.
Mark pun mencoba menggantikan suasananya agar tak menjadi hening.
"Tata?"
"Ya, Mark?"
"Besok pagi mau gak olahraga bareng? Kita olahraga ditaman deket apartemen, disana juga banyak banget pengunjung yang berolahraga"
"Boleh, Mark"
"Oke. Oh ya, kamu gak punya sepatu olahragakan? Kita beli sekarang ya buat kamu"
"Gak usah Mark. Aku pake sepatu yang ada aja, gak papa kok"
"Tapi, aku boleh kan beliin kamu sepatu olahraga sebagai hadiah?"
Mendengar pertanyaan Mark membuat Tata spontan menatap pemuda itu dengan serius. Pasalnya hadiah kan identik dengan sesuatu seperti kenangan atau hal yang berhubungan semacam itu.
"Sebagai hadiah? Dalam rangka apa Mark?"
"Ah, itu.. Aku mungkin akan pulang ke Korea". Mark mengatakannya dengan sangat hati-hati. Pemuda itu yakin jika kalimatnya ini pasti akan membuat Tata sangat sedih seperti waktu itu.
Namun, lagi-lagi sebenarnya Mark juga tak tega menyinggung dan mengatakan kalimat ini, karena ini bukanlah momen yang tepat memberitahukannya pada Tata. Tapi, mau bagaimana lagi.
Tata tertegun.
Mark mengatakan itu lagi? Apakah Mark memang ingin sekali segera pulang ke Korea?
"Kapan?"
"Mungkin dalam waktu dekat ini"
Tata langsung terdiam mendengarnya. Dadanya tiba-tiba sesak karena menahan kesedihan.
"Aku udah kenyang. Aku mau ke kamar". Sedari tadi Tata memang tak begitu nafsu makan, gadis itu tak mau melanjutkan sarapannya lagi.
Tata beranjak dari kursinya. Makanannya pun masih tersisa banyak dipiringnya.
Mark tak tau harus bagaimana. Kenapa bisa pembicaraannya ini jadi menjerumus ke arah sana. Pasalnya Mark sebelumnya hanya ingin mengajak Tata berolahraga, tapi tiba-tiba berlanjut membicarakan hal itu.
Tapi disisi lain, Mark memang harus segera memberitahukan soal ini pada Tata. Mengingat ucapan Haechan waktu itu yang memberitahukannya bahwa Daddynya sudah mengetahui keberadaannya, Mark memang harus segera pulang ke Korea. Mark tak mau jika nanti Daddynya itu akan menemuinya di Jakarta dan mengetahui soal Tata.
Dan, disisi lain ia sendiri juga sudah terlalu lama meninggalkan bisnis yang menjadi impiannya yang sudah dirintisnya selama ini di Korea.
Tapi, entahlah pikirannya bertolak belakang. Disisi lain ia masih tak bisa jika harus meninggalkan Tata sendirian disini. Ia sungguh tak tega.
TBC
..
Menurut pembaca kalo ada diposisi Tata, bakal gitu ga? Mau minta penjelasan?
..
Terlepas dari itu, maaf ya kalo ga dapet feelnya.
Siap² akan ada kejutan di part selanjutnya..!
Maaf pendek banget part ini~
(Orang cantik mah, mau pose gimana aja juga tetep cantik ya. Heheh)
Masih pagi, lanjut tidur ga ya..?
Jumat, 15 April 2022
7.45 am