[โœ”] ๐— .-'๐Ÿฌ๐Ÿฌ'๐Ÿณ : ๐—” ๐—ฃ๐—ถ๐—ฒ๏ฟฝ...

By Kazeki_Kmz

62.9K 11.4K 1K

Pembunuhan yang diakibatkan karena masalah dendam mungkin sudah sering terjadi. Namun, apa jadinya jika suatu... More

Prolog
Chapter 1 : File
Chapter 2 : They Know
Chapter 3 : Party Invitation
Chapter 4 : Game Start
Chapter 5 : New Headquarters
Chapter 6 : 1st Riddle
Chapter 7 : Thinking
Chapter 8 : New Evidence
Chapter 9 : Search & Find
Chapter 10 : +1
Chapter 11 : 2nd Riddle
Chapter 12 : Information
Chapter 13 : One Hint
Chapter 14 : Stalker
Chapter 15 : Sundial & Polonium
Chapter 16 : Where is Chenle?
Chapter 17 : Interrogation
Chapter 18 : Fail
Chapter 19 : Yu Zeyu & Mr. Zhong
Chapter 20 : Suspicion
Chapter 21 : Answer
Chapter 22 : Jeno Missing
Chapter 23 : Where is Jeno?
Chapter 24 : Danger
Chapter 25 : Due to Misstep
Chapter 26 : Discussion 1
Chapter 27 : Discussion 2
Chapter 28 : Him
Chapter 29 : Unexpected
Chapter 30 : A Piece
Chapter 31 : Test Result
Chapter 32 : Green Umbrella House
Chapter 33 : Changbin's Truth
Chapter 34 : 3rd Riddle
Chapter 35 : Park Jinyoung
Chapter 36 : Talks
Chapter 37 : Shocking Facts
Chapter 38 : Other Facts
Chapter 39 : Memory Card
Chapter 40 : Reconnaissance & Investigation
Chapter 41 : Stake Out
Chapter 42 : Get Away
Chapter 43 : Irina
Chapter 44 : Confusing
Chapter 45 : A Little Bit More
Chapter 46 : H-1
Chapter 47 : The Day
Chapter 48 : It's Possible?
Chapter 50 : Worries, Oddities, Lies
Chapter 51 : Team Name
Chapter 52 : The Truth
Chapter 53 : The Article
Extra Chapter : Epilog - Wills
Project Baru M.-'00'7

Chapter 49 : Catch the Targer

852 140 31
By Kazeki_Kmz

Sorotan cahaya dari lampu ponsel para tamu undangan mengarah pada Jaemin dan Jeno. Mereka semua terkejut dengan apa yang sekarang sedang mereka lihat.

"Ada apa ini?"

"Apa yang terjadi?"

"Ada pelayan yang tergeletak di lantai."

"Pria itu memegang kursi. Apa dia yang memukul pelayan itu hingga pingsan?"

"Kenapa dia melakukannya?"

Masih banyak lagi suara bisikan dari para tamu undangan yang sedang menerka-nerka, apa yang sebenarnya terjadi.

"Kau tak apa?" Tanya Jaemin.

"Aku tak apa?" Balas Jeno. Ia lalu melepaskan kursi yang sejak tadi masih ia pegang.

Doyoung yang semula terhenti karena terkejut dengan apa yang baru saja di lakukan oleh Jeno, kini mulai melangkahkan kakinya kembali untuk mendekati Jaemin dan Jeno.

Saat Doyoung baru saja sampai tepat di hadapan Jaemin dan juga Jeno, tiba-tiba seluruh lampu kembali menyala. Seketika seluruh perhatian tamu undangan menjadi teralihkan dan membuat suasana yang semula tegang menjadi sedikit lebih tenang.

Namun, berbeda halnya dengan mereka yang sedang melakukan pekerjaan rahasia mereka. Mereka tetap waspada dengan segala kemungkinan yang terjadi.

"Apa yang terjadi?!" Tanya Doyoung.

Namun, belum sempat Jeno menjawab, Doyoung sudah berjongkok untuk memeriksa seorang pelayan yang sedang tergeletak di atas lantai granit.

Saat Doyoung sedang memeriksa si pelayan tersebut, Chenle yang sebelumnya masih bersembunyi di bawah meja, tiba-tiba keluar dengan wajah yang penuh dengan keringat dingin.

"Jaemin hyung." Ucap Chenle dengan suara bergetar. Jaemin mendekat ke arah Chenle dan langsung menenangkannya.

Doyoung yang masih memeriksa seorang pelayan yang terkapar di atas lantai, mendapati bahwa si pelayan menggenggam sebuah pecahan kaca.

"Apa putra dari keluarga Lee mengetahui kalau pelayan ini membawa senjata tajam, jadi dia memukulnya dengan kursi saat pelayan ini mendekat ke arahnya?" Batin Doyoung.

"Tapi bagaimana cara dia mengetahuinya di dalam suasana yang gelap gulita?" Tambahnya.

"Jungwoo, panggil ambulan kemari." Titah Doyoung melalui earpiece bluethootnya. Setelah itu ia mengambil pecahan kaca yang ada di tangan si pelayan lalu memasukkannya ke dalam kantong plastik ziplock.

Jungwoo yang mendapatkan perintah dari Doyoung pun segera menghubungi nomor ambulan untuk datang ke lokasi acara pesta miliki Ham Minhyuk.

Di sisi lain, Mark yang masih siaga memeriksa seluruh CCTV tempat acara pesta tiba-tiba merasa khawatir dengan keadaan Jaemin, Jeno, dan Chenle yang ia ketahui berada di dalam pesta tersebut.

Kembali pada suasana pesta, Johnny dan Woodz menertibkan semua tamu undangan agar tidak ada yang mendekat ke arah Doyoung, Jaemin, Jeno, dan Chenle. Tidak terkecuali keluarga Na, keluarga Lee, dan Zhong Lucas.

"Nana, sayang." Ucap Yoona khawatir sambil terus menatap punggung sang putra bungsu dari belakang.

Saat suasana mulai konduktif, Johnny mendapati bahwa Ham Minhyuk dan semua bodyguardnya sudah tidak ada di tempat. Hal itu membuat Johnny merasa kecolongan untuk kesekian kalinya.

"Mark, di mana Ham Minhyuk?"

"Ham Minhyuk sekarang sedang menuju ke area parkir B."

"Doyoung, kau tetap di sini. Aku dan Woodz akan mengejar Ham Minhyuk." Ucap Johnny. Setelah itu Johnny dan Woodz berlari masuk ke dalam gedung menuju area parkir B.

"Mark, arahkan seluruh Tim. Jangan biarkan Ham Minhyuk lolos." Titah Johnny.

"Baik!"

Mark mengarahkan Tim 1 yang dipimpin oleh Han Seungwoo menuju kearah pintu keluar area parkir B, sedangkan Tim 2 yang dipimpin oleh Jeon Wonwoo ia arahkan menuju sisi yang berlawanan dari Tim 1.

Dua tim yang tersisa Mark arahkan menuju dua titik tempat yang berkemungkinan besar akan dilalui oleh Ham Minhyuk dan para bahawannya.

"Kapten, seseorang baru saja memasuki area parkir B." Lapor Seungwoo melalui earpiece.

"Who?" Tanya Johnny.

"Dilihat dari postur tubuhnya, itu adalah I.M."

"Oke. Kalian tetap siaga di luar dan tunggu aba-aba dariku."

"Baik."

"Be carefull. I.M membawa sebuah pistol." Ucap Mark.

DORR!

Suara tembakan terdengar sangat jelas di telinga mereka.

"Sh*t!" Umpat Mark.

DORR!

DORR!

Suara tembakan kembali terdengar.

Johnny dan Woodz yang baru saja sampai di depan pintu menuju area parkir seketika langsung mengangkat senjata mereka yang sejak tadi mereka sembunyikan di balik jas mereka.

"Mark?" Panggil Johnny.

"I.M menembak semua CCTV yang ada di area parkir B."

"Aku akan masuk lebih dulu." Ucap Woodz.

"Terlalu berbahaya." Cegah Mark.

"Jangan khawatir. Aku sudah melihat denah gedung ini. Area pintu masuk parkir B memiliki sisi penghalang. Jadi kami tidak akan ketahuan saat kami membuka pintu."

"Baiklah."

Wooz memberikan isyarat anggukan kepala pada Johnny, dan Johnny pun membalas tanda isyarat itu dengan anggukan kepala juga.

Woodz mulai memutar kenop pintu dan membuka pintu itu dengan perlahan tanpa menimbulkan suara sedikit pun.

Saat Johnny dan Woodz sudah berada di balik dinding penghalang, mereka mencoba untuk mengintip keadaan sekitar. Namun, belum sempat mereka mengetahui di mana titik tempat Ham Minhyuk dan I.M berada, tiba-tiba saja terdengar suara baku tembak.

"Johnny?!" Panggil Seungwoo.

"Tetap siaga! Kami belum tahu apa yang sebenarnya terjadi."

Woodz yang berada paling pinggir dinding penghalang, mencoba sekali lagi untuk mengintip keadaan.

Dengan sangat hati-hati, Woodz mengintip ke arah sumber baku tembakan. Dibalik beberapa mobil yang terparkir, Woodz melihat para bodyguard Ham Minhyuk mengarahkan tembakan mereka ke sebuah mobil berwarna hitam, dan di saat seseorang yang berada di balik mobil itu menyembulkan tubuhnya untuk membalas tembakan para bodyguard, di situlah Woodz langsung mengetahui bahwa yang sedang saling baku tembak adalah pihak Ham Minhyuk dan I.M.

"Bodyguard Ham Minhyuk dan I.M saling baku tembak." Ucap Woodz.

"What!?" Kaget Mark.

"Bagaimana mungkin?!" Tanyanya.

"Aku juga tidak tahu apa penyebabnya."

"Tim 1, jalankan operasi." Titah Johnny.

Seungwoo yang menerima perintah langsung menyuruh dua anggota timnya untuk melemparkan dua buah bom asap bius ke dalam area parkir B.

Ham Minhyuk dan I.M yang lebih dulu menyadari bahwa asap itu adalah obat bius, mereka langsung menutup bagian mulut dan hidung mereka. Namun, usaha mereka sia-sia. Asap bius yang begitu cepat menyebar dan sudah sempat mereka hirup, membuat tubuh mereka seketika melemah.

Seungwoo dan seluruh anggota timnya mulai memasuki area parkir menggunakan masker Respirator sambil menodongkan senjata mereka ke arah depan.

Mereka melihat semua bodyguard Ham Minhyuk dan I.M sudah tergeletak di atas lantai beton, kecuali Ham Minhyuk.

"Semua target di area parkir kecuali Ham Minhyuk sudah berhasil dilumpuhkan." Lapor Seungwoo.

"Ham Minhyuk kabur melalui pintu darurat di sebelah kanan. Saat ini Johnny dan Woodz sedang mengejarnya." Ucap Mark.

"Kau dan yang lain fokus pada target yang sudah di lumpuhkan. Tim 2 akan membantu mereka untuk menangkap Ham Minhyuk."

"Oke."

"Bawa mereka semua!" Titah Seungwoo. Seluruh anggota Tim 1 pun segera mengangkat semua tubuh yang tergeletak di atas lantai.

Beralih pada Ham Minhyuk yang sekarang sedang kabur dari kejaran Johnny san Woodz. Tubuhnya yang lemas serta kepalanya yang terasa pusing akibat menghirup sedikit asap bius di area parkir tadi.

"Sial! Awas saja kau Hyungwon. Aku pasti akan membalasmu." Umpat Ham Minhyuk.

Dorr!

Satu tembakan peringatan dari Johnny yang ia arahkan pada dinding tepat di samping kanan Ham Minhyuk, membuat sang target seketika berhenti dan menengok ke arah sumber tembakan dilepaskan.

"Minhyuk, kau tidak bisa lari lagi. Menyerahlah. Letakkan pistol mu dan angkat kedua tangannmu!" Ucap Johnny sambil terus menodongkan pistol Glock Mayer 22 miliknya ke arah Ham Minhyuk. Begitu pula dengan Woodz.

Minhyuk mengangkat kedua tangannya dengan perlahan sambil terus menggenggam pistol revolver miliknya ditangan kanannya.

Johnny dan Woodz maju dengan perlahan mendekati Ham Minhyuk yang terlihat mulai membalikkan tubuhnya.

"Jatuhkan senjatamu!" Titah Johnny. Namun, Ham Minhyuk tidak ngindahkan perkataan Johnny.

"Baiklah, aku menyerah." Ucap Ham Minhyuk sambil tersenyum.

"Tapi tidak sekarang." Ucap Ham Minhyuk. Ia lalu dengan cepat menembakkan dua buah peluru ke arah Johnny.

Dorr! Dorr!

Namun, tubuh gesit Woodz langsung menghadang dua peluru tersebut agar tidak menghujam tubuh Johnny. Woodz pun seketika tumbang karena tembakan tersebut yang terkena tepat di bagian tengah perut dan dadanya.

Melihat ada kesempatan, Ham Minhyuk pun segera lari dari sana.

"Woodz!"

"Aku tak apa. Aku pakai rompi anti peluru." Ucap Woodz sambil penunjukkan rompi anti peluru yang ia kenakan dibalik kemeja hitamnya.

Plak!

Satu tamparan mendarat tepat di kepala Woodz.

"Akh! Why?"

"Aku juga memakainya dasar bodoh!"

Setelah berucap demikian, Johnny langsung meninggalkan Woodz untuk mengejar Ham Minhyuk.

"Akh, sial." Erang Woodz sambil berusaha bangkit untuk ikut Johnny mengejar Ham Minhyuk.

Di tengah pengejaran di dalam lika-liku koridor gedung ruang bawah tanah, Johnny tiba-tiba saja kembali mendapatkan laporan dari Mark.

"Seluruh anak buah Ham Minhyuk sudah berhasil di tangkap. Termasuk mereka yang bersembunyi di dua titik markas baru."

"Mark, arahkan Tim 2 untuk menuju jalan keluar bagian sisi selatan gedung. Aku dan Woodz akan menyudutkan Minhyuk ke sana."

"Baik."

Johnny dan Woodz yang masih berusaha mengejar Minhyuk sempat kehilangan jejak. Lalu mereka berdua memutuskan untuk berpencar.

Johnny yang memiliki kaki jenjang mendapat keuntungan lebih besar dari Woodz, ia bisa berlari dengan langkah yang lebih lebar. Hingga akhirnya ia berhasil menyusul Ham Minhyuk.

Saat Ham Minhyuk akan sampai di koridor persimpangan, Johnny langsung menembakan satu peluru ke arah tubuh bangian kanan Ham Minhyuk. Tetapi tembakannya meleset dan Ham Minhyuk kini mengarah ke koridor sebelah kiri. Johnny memang sengaja melesetkan tembakannya karena tujuan utamanya agar Ham Minhyuk mengarah ke koridor sebelah kiri.

Pada dua belokan koridor berikut, Johnny selalu melakukan hal yang sama, hingga Ham Minhyuk masuk ke jebakannya.

"Mark, sambungkan aku dengan Tim 2." Pinta Johnny, dan Mark pun langsung menyambungkan komunikasi Johnny dengan Tim 2.

"Tim 2, target sedang menuju ke arah kalian. Segera bersiap dan lumpuhkan target!"

Tim 2 yang dipimpin oleh Wonwoo langsung mengelilingi area pintu keluar dan bersiap untuk menyergap Ham Minhyuk.

Tidak lama kemudian, Ham Minhyuk muncul dari balik pintu tersebut dan langsung mendapatkan todongan senjata dari seluruh anggota Tim 2.

Beberapa saat kemudian pun, Johnny muncul di belakang Ham Minhyuk dan disusul oleh Woodz.

"Minhyuk, kali ini kau tidak bisa lolos lagi. Kau harus menebus semua kejahatan yang telah kau perbuat." Ucap Johnny.

"Cih, kita lihat saja nanti." Balas Ham Minhyuk dengan seringai terukir di salah satu sudut bibirnya.

"Borgol dia!" Titah Johnny.

Wonwoo memborgol tangan Ham Minhyuk dan langsung membawanya ke mobil yang dirancang khusus untuk penjahat seperti Ham Minhyuk.

Beralih kembali pada acara pesta, para tamu undangan kembali tegang dan cemas saat beberapa kali suara tembakan terdengar sanar di telinga mereka.

Doyoung yang berada di sana berusaha untuk menenangkan suasana. Hingga Seungwoo datang bersama dua perawat laki-laki yang membawa tandu.

Dua perawat tersebut mendekat ke arah Doyoung untuk mengangkat tubuh Park Jinyoung ke atas tandu.

"Kau harus ikut ke kantor polisi bersamaku." Ucap Doyoung pada Jeno.

"Saya ikut. Karena saya yang meminta Jeno untuk melayangkan kursi tersebut ke arah pelayan itu." Ucap Jaemin.

Doyoung sejenak memperhatikan Jaemin sebelum akhirnya menyetujuinya.

"Baiklah."

"Hyung." Panggil Chenle dengan suara lirih sambil merenggangkan pelukannya pada Jaemin.

"Aku ikut." Ucapnya.

Tak jauh dari tempat mereka, Jaehyun yang melihat Doyoung berbicara pada Jaemin dan Jeno mulai melangkahkan kakinya untuk menghampiri mereka.

"Sayang." Panggil Yoona pada Siwon.

"Ayo." Ajak Siwon. Ia lalu menggandeng tangan Yoona untuk berjalan menyusul Jaehyun. Keluarga Lee dan Zhong Lucas yang melihat keluarga Na berjalan mengikuti Jaehyun pun juga ikut berjalan menyusul mereka.

Jaehyun berjalan sambil memandang punggung sang adik dengan perasaan khawatir.

"Na." Batinnya.

Saat jarak Jaehyun dan Jaemin tinggal lima meter lagi, Jaehyun melihat titik cahaya berwarna hijau bergerak di sisi bahu kanan Chenle. Ia lalu dengan panik mengedarkan pandangannya pada gedung-gedung tinggi yang berada di sisi kiri belakangnya. Karena gedung-gedung di sekitar tempatnya berada sekarang terlalu jauh, ia jadi tidak dapat menemukan siapa orang yang menargetkan Chenle.

Doyoung yang melihat tingkah Jaehyun yang aneh langsung menyadari ada sesuatu yang tidak beres.

"Jaemin!" Seru Jaehyun.

Jaemin yang terpanggil pun langsung menengok ke arah sumber suara, dan ia melihat Jaehyun yang sedang berlari ke arahnya. Namun, sesaat kemudian perhatiannya teralihkan pada titik cahaya berwarna hijau yang bergerak di bahu Chenle.

Jaemin mengetahui bahwa itu adalah tanda bahwa seseorang sedang menargetkan Chenle. Jaemin sempat memperhatikan arah datangnya titik hijau tersebut. Namun, sedetik kemudian Jaemin langsung memutar tubuhnya untuk melindungi Chenle. Tepat di saat itu pula sebuah peluru berbentuk jarum suntik berukuran kecil mendarat tepat di punggung Jaemin.

"Jaemin!/Nana!" Seru Jeno dan Jaehyun.

Tubuh Jaemin yang mulai melemas seketika ambruk dalam pelukan Chenle. Jeno yang berada tepat di samping Jaemin segera membantu Chenle untuk menopang tubuh Jaemin.

Jaehyun, Siwon, Yoona serta Doyoung langsung mengelilingi tubuh Jaemin untuk memeriksa keadaannya, sedangkan Seungwoo menjadikan tubuhnya sebagai tameng untuk mereka semua.

"Nana!" Seru Jaehyun sambil mencabut peluru yang menancap di punggung Jaemin. Ia lalu membalikkan tubuh Jaemin agar ia dapat mendekapnya.

"Nana! Nana! Ayo bangun!" Seru Jaehyun sambil terus menepuk-nepuk pipi kanan Jaemin.

"Mark, kerahkan Tim 3 untuk menuju gedung yang berada di sisi utara dari gedung ini. Target adalah seorang sniper."

"Baik."

"Jaemin hyung." Chenle menangis saat melihat keadaan Jaemin sekarang ini karena akibat melindungi dirinya.

"Jaehyun, bawa Nana ke rumah sakit. Ayo cepat!" Pinta Siwon.

Jaehyun segera menggendong tubuh Jaemin dan membawanya menuju mobilnya. Di ikuti oleh Siwon, Yoona, dan juga Chenle. Zhong lucas yang melihat putranya berjalan bersamaan dengan keluarga Na, ia pun menyusul sang putra dari belakang.

"Detektif Kim, saya akan ikut ke kantor polisi. Tapi setelah saya mengetahui kondisi teman saya, Jaemin." Ucap Jeno.

"Baiklah."

"Seungwoo, perintahkan dua anggota mu untuk menjaga mereka. Sisanya tertibkan semua orang yang ada di sini. Pastikan mereka semua pulang dalam keadaan selamat." Titah Doyoung dan dibalas anggukan kepala oleh Seungwoo.

"Pa, ayo." Ajak Jeno. Orang tua Jeno mengikuti ajakan sang putra untuk pergi menyusul keluarga Na.

Doyoung sendiri kini pergi untuk menemui Johnny dan Woodz.

--Tbc--


_________________________________________________

A Piece of Glass
Chapter 49 : Catch the Target
Thursday, 26 Mey 2022

Continue Reading

You'll Also Like

88.5K 5.5K 33
Manusia hanyalah makhluk ciptaan Tuhan yang bisa kapan saja terjatuh. Sehati-hati apa pun kita berjalan, pasti akan tetap ada batu sandungan, bukan? ...
28.6K 3.5K 52
Ditempatkan di kelas yang dijuluki kelas keramat dan tak memiliki masa depan, membuat 24 anak itu menolak dengan keras. Bahkan peringkat 5 besar dala...
12.8K 2.5K 38
"bermain dengan mengikuti titik gasal atau takdir ketetapan.... ....................................Di sini. (mystery) โš Harsh words.
292K 62.8K 31
Melodi ini, tidak seperti biasanya. Ada yang janggal. Originally written by Penguanlin, 2019. [ !! ] urutan/cara baca, cek buku "Case Journal" chapt...