•4 Bulan Kemudian
Hari ini adalah sidang putusan dari pengadilan agama Jakarta Timur, sudah berbagai rintangan dipersidangan terlewati dari proses mediasi dan pada akhirnya keluarlah hasil keputusan
Nisa menelpon dimas yang berada dirumah al hafidz
"Assalamualaikum mas"salam nisa
"Waalaikumsallam, kenapa sayang?"tanya dimas
"Hari ini kan hasil keputusan sidang kamu, aku boleh ikut ngga?"tanya nya
"Kamu mau ikut mau ngapain? Udah mendingan kamu dirumah jaga raihan dan kalya, nanti siang mas jemput"jelas dimas
"Tapi aku mau ikut"lirihnya
"Nis"
"Kalau kamu ngga kasih aku izin, yaudah aku berangkat sendiri aja"ucap nisa langsung mematikan telponnya
Tak berselang lima detik dimas kembali menelponnya
"Kenapa telponnya dimatikan? Jangan nekat begitu sayang mas ngga mau kamu kenapa kenapa"ucap nya
"Bodo amat"
"Yaudah yaudah, jam 08.10 mas sampai sana kamu siap siap"jawabnya
"Hi, makasih suamiku"jawab nisa langsung mematikan telponnya
Nisa langsung bersiap, setelah selesai ia keluar dari kamar dan melihat kalya digendong uminya sementara raihan bermain bersama tetangga disamping
"Kamu mau kemana nis rapih banget?"tanya umi
"Mi, aku titip raihan dan kalya ya. Hari ini adalah keputusan sidang mas dimas dan rania, jadi aku ikut buat menjadi saksi"jelas nisa
"Yaudah, kamu hati hati ya sama dimas. Kalau sudah kirim suratnya ke abi kamu supaya abi kamu tau kalau dimas dan rania sudah bercerai"jelas umi
"Iya mi"
"Assalamualaikum"salam dimas
"Waalaikumsallam"jawab umi dan nisa
"Udah siap?"
"Iya"
"Mi aku pamit ya"
"Iya, kalian hati hati ya"
"Iya mi"
Dimas mencium kening putri kecilnya itu, begitu pun dengan nisa lalu mereka keluar rumah ternyata ada raihan disana
"Biiiii"
Raihan berlari menuju dimas, dimas pun menggendong putranya itu
"Kamu dirumah ya sama nenek dan adik kamu, nanti kita pulang kerumah oke"ucap dimas
"Ke"jawab raihan
"Sayang, kamu ngga boleh nakal ya awas kalau kamu nakal"ucap nisa
"Yah"jawab raihan
Lalu dimas menurunkan raihan, nisa dan dimas pun masuk ke mobil lalu mobil BMW meninggalkan kediaman sang istri
"Tadi kamu ngomong sayang ke raihan, tapi ke aku ngga pernah"ucap dimas
"Mau ya dipanggil sayang"ledek nisa
"Mau lah, masa aku terus yang manggil kamu sayang tapi kamu ngga pernah manggil aku pake kata sayang"jelas dimas
"ih pernah, kamu lupa waktu itu"
"Kapan?"
"Inget inget deh waktu kita dibogor"
Dimas terdiam
"Inget ngga?"
"Itu beda sayang"ucap dimas ia tau maksud sang istri
"Tapi aku manggil kamu pake kata sayang kan, walaupun cuman pas waktu itu doang"ucap nisa sambil terkekeh
"Kamu manggil aku ngga pake kata sayang malah pake nama aku langsung kan"balas dimas tersenyum jail
Seketika pipi nisa memerah karna tuntas dibuat malu
"Tapi mas senang kamu manggil nya pake nama mas langsung, ya lebih bergairah aja sayang"lanjutnya
Nisa makin dibuat malu olehnya
"Udah ngga usah dibalas"jawab nisa sudah dibuat malu
Dimas memegang tangan nisa, lalu ia mencium tangan nisa
Sesampainya dipengadilan dimas dan nisa langsung masuk kesana disana sudah ada rania dan fahri
Tak lama persidangan pun dimulai hanya dihadiri dimas, nisa, fahri, rania dan kuasa hukum masing masing
Dan pada akhirnya jawaban dari hakim pun keluar juga
"Kami putuskan bahwa saudara Dimas Al Hafidz dengan saudari Rania Puspita Rahayu mulai hari ini resmi bercerai!!!"
Hakim lalu mengetuk palu sebanyak tiga kali dan hakim pun keluar dari ruang persidangan
Dimas lalu menghampiri nisa yang duduk dibelakang, nisa pun berdiri tepat didepan dimas
Dimas lalu memegang kedua tangan nisa
"Terimakasih sudah memberikan aku kesempatan kedua untuk memperbaiki semua kesalahanku. Aku janji aku bakal menjadi suami, ayah dan imam yang baik buat kamu, raihan dan kalya"jelas dimas
"Iya mas sama sama"
Dimas memeluk nisa dengan haru, nisa pun membalas pelukan sang suami
Dimas melepaskan pelukannya lalu rania dan fahri datang menghampiri dimas dan nisa
"Terimakasih mas kamu sudah menjadi suami yang baik walaupun hanya sebentar, kamu emang laki laki yang bertanggung jawab kamu bersyukur mendapatkan ka nisa yang kuat, hebat dan penyabar"jelas rania
"Iya sama sama"
"Ka nisa"lirih rania memegang tangan nisa
"Maafin semua kesalahan aku ke kaka, aku tau aku salah seandainya waktu itu aku-"
"Udah rania, ngga usah dibahas lagi. Kaka sudah memaafkan kamu sebelum kamu meminta maaf ke kaka, harusnya kaka yang mengucapkan terimakasih ke kamu karna selama kaka ngga ada kamu sudah merawat mas dimas dan juga raihan kaka ngga tau harus balas apa kebaikan kamu"jelas nisa
"Ngga ka, kaka ngga pantas berterimakasih ke aku sudah menjadi kewajiban aku ka, dan aku juga sudah menganggap raihan seperti anak aku sendiri ka"jawab rania
Rania lalu memeluk nisa, sama sama menumpahkan air mata dipundak satu sama lain
Nisa melepaskan pelukannya dan menghapus air mata rania
"Kamu kuat ya ran"
"Pasti ka"
"Aku permisi, assalamualaikum"
"Waalaikumsallam"jawab dimas nisa dan fahri
Rania meninggalkan ruang sidang, disana hanya ada dimas nisa dan fahri
"Fahri, kamu tebus berkas perceraian saya. Setelah itu kamu kerumah abi amir jemput abi amir sama umi amira sekalian sama anak anak, tunggu saya dirumah"jelas dimas
"Baik pak saya permisi, assalamualaikum"
"Waalaikumsallam"jawab dimas nisa
Dimas nisa dan fahri bersama keluar dari ruang sidang, diperjalanan dimas tidak langsung pulang ia pergi kesebuah restoran yang tak jauh dari pengadilan agama
"Loh mas, ko kesini?"tanya nisa
"Kamu ngga kasihan sama suami kamu sayang, suami kamu laper dari pagi belum makan"jelas dimas dengan muka memelas
"Ouh jadi suami aku belum makan ya?"tanya nisa dimas pun mengangguk
"Yaudah ayo"lanjut nisa
Dimas dan nisa masuk ke restoran tersebut mereka memesan beberapa makanan
"Mas"
"Hm"
"Kamu masih mau punya anak lagi?"tanya nisa
Uhuk!
Uhuk!
"Minum dulu"ucap nisa memberikan air minum pada dimas, dimas pun meminumnya
"Kenapa kamu nanya begitu?"tanya dimas
"Ya ngga apa apa, soalnya dulu raihan baru beberapa hari aja udah ada rencana buat adik untuk raihan"jelasnya
"Mungkin ngga nis"jawab dimas
"Kenapa?"
Dimas menggenggam tangan nisa
"Waktu kamu kecelakaan dengan irfan, mas bermimpi kalau kamu berniat untuk meninggalkan mas dan anak anak sayang semenjak itu mas berpikir untuk tidak memberikan raihan dan kalya adik lagi"jelas dimas
"Tapi mas, peluang untuk mempunyai anak lagi masih banyak mas"
"Iya nis mas tau, tapi mas ngga mau jika kejadiannya seperti kemarin, seperti mimpi buruk buat mas"jawabnya
"Tapi kalau kamu khilaf gimana?"
"Insyaallah sayang"
"Yaudah ngga apa apa, aku terima keputusan kamu"jawab nisa
"Kamu ngga marah?"
"Buat apa aku harus marah, pertanyaan itu kan aku yang kasih kenapa harus aku yang marah? Kamu berhak menjawab pertanyaan aku mas"
"Makasih sayang"
"Sama sama mas"
Setelah selesai makan, dimas dan nisa langsung kembali pulang kerumah al hafidz. Fahri sudah ditugaskan untuk mengumpulkan semua orang dirumah al hafidz karna dimas ingin membuktikan perkataannya
Sesampainya dirumah al hafidz dimas dan nisa bergegas masuk kedalam disana sudah ditunggu oleh semua orang
"Assalamualaikum"salam dimas nisa
"Waalaikumsallam"
Dimas pun langsung membuka pembicaraan
"Abi umi dimas ingin membuktikan perkataan dimas soal perceraian dimas dan rania"jelas dimas
Dimas menyodorkan sebuah surat perceraian pada abi amir dan umi amira
"Silakan dilihat bi mi"
Abi amir membaca dengan teliti apakah benar atau tidak
"Saksinya siapa?"tanya abi
"Saksinya nisa dan fahri"
Hingga pada akhirnya abi amir memutuskan
"Baiklah, aku mengembalikan putriku padamu. Jaga dia, lindungi dia seperti dulu"jawab abi
"Iya bi, dimas janji"
Setelah ngobrol ngobrol sedikit abi amir dan umi amira pamit pulang, sementara umi fatimah sangat bahagia karna menantunya sudah kembali dan kini kebahagiaan keluarga al hafidz sudah kembali utuh seperti dulu
Umi fatimah memeluk menantunya itu dengan haru, ia belum percaya bahwa menantunya sudah kembali
"Makasih ya nak, kamu sudah berhasil membuktikan perkataan kamu"ucap umi
"Sama sama mi, udah kewajiban dimas membawa kembali menantu umi"jawab dimas
Kembali nya nisa disambut hangat oleh keluarga al hafidz terutama umi fatimah
#Malam
Nisa pergi kerumah utama karna dari siang hingga sore ia dirumah belakang bersama suami dan putra putri mereka
"Mi"
"Sayang, kenapa? Kamu butuh sesuatu?"tanya umi
"Ngga mi, cuman mau bantuin umi masak buat makan malam aja"jawabnya
"Ouh, umi bisa sendiri sayang"
"Ngga apa apa mi"
"Oh iya mi, dewi sama kania kemana?"tanya nisa
"Kania temani danial keluar kota kalau dewi orang tuanya sakit makannya dewi dan iqbal menginap disana"jawab umi
"Apa riyan sama fatih dibawa?"
"Iya sayang"
"Umi mau masak apa?"tanya nisa
"Umi juga bingung, soalnya di kulkas banyak bahan makanan"jawabnya
"Gimana kalau masak ayam asam manis dengan capcay"
"Boleh juga"
Umi fatimah dan nisa pun masak untuk makan malam mereka bersama dirumah utama
Ayam asam manis dan capcay pun sudah siap dihidangkan, abi abdullah terlebih dahulu datang tak lama dimas dengan menggendong kalya dan menggandeng tangan raihan pun sampai diruang makan
Dimas meletakan ayunan yang berisikan kalya didalamnya didekat nisa
Makan malam bersama kembali terjadi seperti dulu penuh cinta dan kasih sayang
Saat sedang makan, nisa pun tengah menyuapi putra kecilnya itu tiba tiba raihan berlari kesebuah kaca yang ditutupi oleh korden berwarna coklat didekat pintu
"Sayang makan dulu nak"teriak nisa lalu ia menghampiri raihan sambil membawa piring berisikan makanan putranya
"Sayang jangan disini mainnya nak"ucap nisa
"Mi"
"Apa sayang"
"Emen"
"Emen? Emen apa sayang"
"Emen"ucap raihan sambil menunjuk teras yang berada diluar
"Siapa sayang, kamu liat apa"tanya nisa pandangannya pun mengikuti jari yang ditunjuk oleh putranya
"Ngga ada siapa siapa sayang"
"Emen"
"Iya iya emen, mainnya didalam aja ya jangan disini nanti kamu kejatuhan barang sayang"ucap nisa menarik raihan untuk masuk kedalam
Setelah selesai makan malam, dimas nisa raihan dan kalya diminta untuk tidur dirumah utama saja mengingat iqbal dewi danial dan kania tidak ada dirumah
#Kamar
Dimas kini tengah mengerjakan pekerjaan yang sempat tertunda, disamping ada raihan yang tertidur dan disamping raihan ada nisa yang asik menonton Tv sementara kalya dibawa oleh umi fatimah kekamarnya
"Mas"
"Hm"
"Emen apa mas?"
"Maksud kamu?"
"Iya, tadi kan raihan berdiri dikorden ruang tamu nah dia nunjuk nunjuk ke arah teras mas"jelas nisa
"Pas aku lihat disana ngga ada siapa siapa mas, tapi raihan nunjuk kearah teras sambil ngomong emen mas"lanjutnya
"Mungkin raihan kecapekaan sayang, makannya dia ngomong begitu"jawab dimas mencoba menenangkan istrinya
"Besok kamu kerja kan mas?"tanya nisa
"Ngga, besok mas mau ajak kamu sama raihan jalan jalan"jawabnya
"Jalan jalan? Tapi mas-"
"Lusa mas akan masuk kerja, untuk besok mas mau ajak kamu jalan jalan sama raihan juga"jawabnya
"Tumben kamu mas ajak raihan, biasanya-"
Dimas langsung menyambar bibir sang istri, sekitar 10 menit mereka berciuman dan dimas pun melepaskan ciuman nya
"Nafas sayang, kangen ya sama ciuman mas"ledek dimas
Dimas selalu berhasil membuat nisa malu seratus persen, nisa hanya bisa menahan malunya itu
"Apaansih mas"
"Oh iya sayang mas punya sesuatu buat kamu"ucap dimas
"Apa?"
Dimas pun memberikan sebuah tas kecil yang berisikan sesuatu didalamnya
Nisa menerimanya dan langsung membukanya. Ternyata tak kecil itu berisikan sebuah Handphone
"Ini buat aku?"tanyanya
"Iya, yang lama biar disimpan aja"
"Makasih mas"
"Sama sama sayang, disini mas sudah pasangkan semuanya dan kalau kamu ilang mas bisa melacak kamu"ucap dimas
"Aku ngga bakal ilang kalau kamu selalu ada disamping aku"
"Udah pinter ngegombal ya sekarang"ucap dimas mengelus kepala nisa
"Hehehe"
"Dan nomer kamu bersifat privasi"
"Loh"
"Iya, ngga cuman kamu aja umi, dewi, kania juga nomer mereka diprivasikan oleh abi, iqbal dan danial"jelasnya
"Jadi kalau ada orang yang mau minta nomer kamu kasih aja nomer aku ya"lanjut dimas
"Iya mas"
"Makasih ya"lanjut nisa
"Makasih doang nih?"
"Emang ada yang lain?"tanya nisa
"Harus ada imbalannya lah"jawab dimas menaruh laptop nya di nakas
"Hah? Kamu ngga ikhlas kasih ini ke aku?"tanya nisa sedikit kesal
"Ikhlas, tapi emang harus ada imbalannya"jawabnya
"Ck"
"Kasih mas jatah malam ini"ucap dimas
"Ngga ada jatah jatahan malam ini"jawab nisa
"Kenapa?"
"Pikir aja sendiri"jawab nisa ia membelakangi dimas
Bersambung....