DERMAGA [END]

By Chndrbn

137K 12.6K 5.2K

- Tempat Berlabuhnya Wanita Wanita Cantik - Dermaga Abimana anak kepala sekolah sekaligus kapten basket di S... More

P R O L O G
1. HARI PERTAMA
2. DERMAGA?
3. CLUB BASKET
4. SUDAH PUNYA PACAR?
5. KEGADUHAN LAGI
6. IDE CEMERLANG
7. SEBUAH CIUMAN
8. SKANDAL DERMAGA
9. TARUHAN
10. MARAH
11. MENJADI BAIK
12. PANGGIL GUE AGA
13. BOLOS
14. RUMAH POHON
15. RUMAH POHON 2
16. MEMORY CAFE
17. PACARAN
18. KORIDOR
19. KECELAKAAN
20. LEKAS PULIH ARA
21. PENDAPAT BINTANG
22. NAIK PERAHU
23. TARUHAN 2
24. MELIHAT SENJA
25. KECEWA
26. BERANTEM
27. I HATE YOU
28. ULAH DINDA
29. HUKUMAN UNTUK DHITO
30. KASIAN ARA
31. MASIH NGAMBEK
32. ATLANTA
33. BONEKA BERJALAN
34. BUNUH DIRI
35. PERTANDINGAN TERAKHIR?
36. MAKANYA CARI PACAR
37. RUMAH SORAYA
38. PENELEPON MISTERIUS
39. DERMAGA TERKUNCI
40. SIAPA PELAKUNYA?
41. DINDA GILA
42. AB-
44. ANEHH
45. UWUPHOBIA
46. JANJI DERMAGA
47. BESOK?
48. HAH?!
49. WELCOME TO THE HELL
50. PERTANDINGAN TERAKHIR DERMAGA
51. NANTI MALAM PARTY
52. JATUH KE SUNGAI
53. BULAN?
54. SURAT MISTERIUS
55. IMPOSTOR
56. BINTANG DAN BULAN
57. EPILOG
KEJUTAN!
KEJUTAN LAGI

43. SIAPA DIAA?

1.1K 85 34
By Chndrbn

Suara gaduh terdengar sepanjang koridor rumah sakit Tiara Medika. Cowok berperawakan tinggi dan masih mengenakan seragam sekolah itu menatap nanar cewek yang terbaring lemah diatas brankar.

Gadis yang mengamati semua itu membeku ditempat, memegang wajahnya heran lalu perlahan gadis dengan penampilan serba hitam itu berjalan mengikuti brankar yang membawa Ara ke ruang IGD.

"Siapa dia?" gumam gadis itu yang mengamati dari jarak lumayan jauh.

Gadis berkulit putih, dengan rambut panjang tergerai sepunggung itu mencoba mendekati ruang IGD walaupun terpaut jarak lumayan jauh.

Untung saja tempatnya sepi, jadi gadis itu dapat memerhatikan apa yang sedang mereka bicarakan didepan ruang IGD tempat Ara ditangani oleh Dokter.

Gadis dengan jaket kulit berwarna hitam dengan masker berwarna senada yang menutupi wajahnya itu tampak sedikit gugup saat Kirana dan seorang perawat berjalan melewatinya.

"Mau kemana mereka?" gumamnya.

Tanpa pikir panjang, gadis itu mengikuti Kirana dan perawat itu dari jarak jauh, hingga mereka berdua masuk ke ruangan.  Gadis itu mendekat, menempelkan wajahnya ke pintu ruangan.

Tak lama kemudian terdengar samar suara langkah kaki mendekat dari dalam, gadis yang masih menempelkan wajahnya dipintu itu segera pergi dan mencoba santai, seakan tidak terjadi apa-apa.

Sebelum perawat yang membawa kantung darah itu pergi, gadis yang berpenampilan sedikit urakan itu mencegahnya dan menanyakan apa yang sedang terjadi.

"Sus? Kenapa wajah ibu itu sedih?" tanyanya.

Perawat itu menghelan nafas panjang, "Anaknya kecelakaan, perutnya ketusuk dan mengalami pendarahan cukup hebat dan memerlukan transfusi darah lumayan banyak." terang perawatan itu.

"Terus? Masih kurang darahnya?" tanya gadis itu.

Perawat itu mengangguk, "Kurang satu kantong darah lagi." ucapnya.

Gadis itu memalingkan wajahnya kekiri dan kekanan. "Golongan darahnya apan sus?" tanya gadis itu menatap lekat si perawat.

"AB-"

Gadis itu tercekal, tubuhnya tiba-tiba saja membeku pandangannya tiba-tiba saja menjadi kosong. "Mbak? Mbak kenapa?" tanya perawat itu.

"Sus, suster bisa ambil darah saya," tawar gadis yang berpenampilan serba hitam itu.

"Tapi, suster jangan pernah bilang ke siapapun jika saya yang mendonorkan darah itu, termasuk keluarga anak ini." terang gadis itu.

•••

Sudah dua jam mereka semua menunggu kemunculan seorang berjas putih keluar dari ruang instalasi gawat darurat itu. Semuanya tampak tegang tak terkecuali Dermaga.

Cowok berpenampilan sedikit berantakan itu berjalan bolak-balik untuk menghilang rasa cemasnya. Tapi semua itu sia-sia,  bukannya hilang rasa cemas itu malah semakin menjadi.

"Lo kenapa dari tadi mondar-mandir mulu?!" tanya Niko heran.

Dermaga tak menjawab, ia menunduk seraya melihat dokter yang masih sibuk mengurusi luka Ara. "Udah Ga, lo duduk sini. Tenangin diri lo." Tambah Niko.

"Gimana bisa mau tenang, kalau orang yang gue sayang terbaring lemah disana?" tanya Dermaga cukup emosional.

Niko menghela nafas panjang, baru pertama kali ini cowok itu melihat Dermaga sesedih dan secemas ini. "Gue yang salah, gue yang nggak bisa jaga Ara." dumel Dermaga.

Cowok itu menghentikan langkahnya, bersandar didinding dan perlahan turun hingga menyentuh lantai. Melihat hal itu Kirana mendekat, mencoba menenangkan cowok itu.

"Sudah, jangan salahin diri kamu sendiri. Tante tahu kamu sedih, kamu cemas, kamu kecewa. Tapi kalau kamu terus begini siapa yang jagain Ara nanti?" tanya Kirana halus.

Tangan wanita itu merangkul pundak Dermaga, "Ara butuh kamu sekarang," tambahnya.

Tak lama kemudian laki-laki yang mengenakan jas bewarna putih dibarengi dengan perawat itu keluar dari ruang IGD. Semuanya tercekat, berdiri dari tempat duduknya.

"Gimana?! Gimana keadaan Ara?!" tanya Dermaga panik.

Dokter itu terdiam sejenak, menunggu orang yang melemparinya pertanyaan itu tenang dahulu. "Kenapa diam Dok? Gimana keadaan Ara?" rancau Dermaga.

Karina kembali merangkul Dermaga seperti anaknya sendiri. "udah tenang dulu, biarkan dokternya bicara dulu." ucap Kirana.

Setelah tenang, dokter itu menghembuskan nafas panjang. Senyumannya perlahan terukir. "Keadaan Ara sudah membaik. Tapi saya sarankan jangan temui Ara dulu." terang Dokter itu.

"Keadaannya masih lemah, biarkan dia istirahat. Besok baru boleh kalian jenguk." ucap Dokter itu sebelum dia pergi.

Mendengar hal itu semua yang ada disana menghembuskan nafas lega, kecemasan mereka seakan terbayarkan tuntas saat mendengar apa yang dikatakan dokter tadi.

"Terima kasih, dok."

•••

Hari sudah semakin petang, Karina dan Dermaga masih ada disana menunggu Ara dari luar. Sedangkan Niko, Megan, dan juga Bintang sudah pulang duluan dari tadi.

Memang mereka sebenarnya masih bisa ingin disini lebih lama, tetapi Kirana melarangnya. Dia tidak mau mereka dimarahin orang tuanya demi menemani Ara.

"Tante?" panggil Dermaga saat melihat Kirana termenung.

Kirana sedikit tersentak, "Eh, kenapa?" spontan Kirana.

Dermaga menoleh ke kanan dan ke kiri memastikan hanya mereka berdua yang ada disana. "Tante, tante tahu siapa yang donor darah buat Ara?" tanya Dermaga.

Mendengar pernyataan itu, Kirana membeku ditempat, tatapannya tiba-tiba saja kosong. Mulutnya ingin menjawab tetapi entah kenapa terasa sulit sekali.

Dan akhirnya hanya kepala Kirana yang menjawab pertanyaan Dermaga. Kirana menggeleng tanda jika dia memang tidak tahu siapa dia.

Tak lama kemudian, Dermaga memperlihatkan ponselnya pada Kirana, "Tante mau makan Apa? Biar Dermaga beliin," tawar Dermaga.

Kirana menggeleng, perutnya belum terasa lapar sekarang. "Jangan gitu Tan—" belum selesai bicara, ucapan Dermaga tiba-tiba saja terpotong.

Kirana sedikit terkekeh, menatap Dermaga tulus. "Kamu sudah lupa ya? Jangan panggil tante, samain aja sama Ara." ucap Kirana tersenyum manis.

Dermaga memalingkan wajahnya malu, "Iya, Dermaga lupa Ma." ucap Dermaga menahan malunya.

"Jadi gimana Ma? Mama mau makan Apa?" tanya Dermaga lagi.

Kirana tetap saja memberi jawaban tidak. "Udah nggak usah, Mama enggak laper kok." ucap Kirana pelan.

"Ah Mama, jangan gitu Mama boleh sedih, tapi kalau Mama nggak makan nanti sakit." terang Dermaga.

"Kalau Mama sakit, nanti Ara pasti sedih." tambahnya.

Kirana kembali menoleh ke arah Dermaga dengan senyuman pasinya. Dengan perlahan wanita paruhbaya itu mengangguk tanda dia mau jika Dermaga membelikannya makanan.

Dermaga berdiri dari tempat duduknya berjalan menjauh mencari tempat yang cocok untuk telepon. Kemudian cowok itu mengambil ponsel dari dari saku celananya.

Dermaga mencoba menghubungi Atlanta, Cowok itu tadi mengantarkan Bintang pulang dan sampai sekarang belum juga datang.  Hmm meresahkan.

Dermaga menghela nafas lega, untung saja masih sempat. "Woi! Lama amat lo, Ngapain aja sama Bintang?" goda Dermaga setelah panggilannya diterima.

"Dih, ngapain lo telepon?" tanya Atlanta dari seberang telepon.

"kalau udah pulang, bawa makanan kesini, nanti gue ganti uangnya." ucap Dermaga.

"Nggak usah buru-buru kalau lo masih sibuk sama doi." goda Dermaga lalu menutup sambungan teleponnya.

Baru saja memasukkan ponselnya ke dalam saku celana. Detik itu pula wajah Dermaga mendapat pukulan lumayan keras dari orang didepannya.

Bugh!

"Anjing," umpat Dermaga.

Dermaga menoleh kedepan tepat menatap wajah orang yabg berani memukul wajahnya. "Dhito? Ngapain lo pukul gu—" belum sempat melanjutkan ucapannya, pukulan keras kembali mendarat diwajah Dermaga.

Bugh!

Wajah Ditho sudah tak kuasa membendung rasa marahnya. Tangannya sudah gatal untuk memukul cowok brensek yang ada didepannya ini. "Nggak usah banyak bacot lo!" seru Dhito.

Bugh!

Dermaga tersungkur hingga menyentuh lantai, dan detik itu pula Dhito menarik tubuh Dermaga, menyekat kerah bajunya hingga wajah bertatapan dengan jarak sangat dekat.

"Lo apain Ara?" tanya Dhito.

"Kenapa dia bisa sampai kayak gitu?!" seru Dhito.

"Jawab!"

Dermaga tak mau tinggal diam, Cowok itu sudah cukup sabar menghadapi Dhito yang menuduhnya berbuat tidak-tidak pada orang yang dua sayangi.

Dermaga menatap Dhito tajam, aura bringasnya tiba-tiba saja menyeruak. Dengan keras kaki Dermaga bergerak dan menemukan celah untuk menjatuhkan tubuh Dhito.

"Gue apain? Seharusnya yang lo tanyain pertanyaan itu orang yang sudah ngeluarin lo dari sekolah!" seru Dermaga.

Dhito bangkit, menatap Dermaga kesal. "Nggak usah salahin orang. Lo pacarnya, harusnya lo yang jagain dia!" timpalnya.

"Kalau nggak bisa jagain, tinggalin dia!" serunya.

"Bangsat!" seru Dermaga memukul wajah Dhito dengan beringas. Kini posisi berbalik, Dermaga menarik kuat kerah baju yang dikenakan Dhito.

"Kalau nggak tahu apa apa, jangan sok paling bener deh lo!" seru Dermaga melemparkan Dhito ke lantai.

Dermaga memilih meninggalkan Dhito disana. Jika bukan sahabat Ara mungkin saja sudah habis tuh anak ditangan dingin Dermaga.

Sabar ya Dhit, lo emang salah kok wkwk

Makanya jangan asal tuduh, tau kan akibatnya

Untung aja Dermaga masih baik

DOAIN YANG TERBAIK UNTUK KESEMBUHAN ARA YA GUYS 😀

Continue Reading

You'll Also Like

518K 6.3K 22
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
80.8K 3.3K 33
(MASA REVISI) Aksa Dirtama, cowok tampan kelahiran tahun 1999 tapi bukan Mos wanted sekolah. Memiliki dua kepribadian ganda yaitu,humoris tapi memati...
7.9M 741K 67
HARDES by helloitsvira || Spin Off ZEUSHERA { Selamat datang di kisah Es batu dan Macan betina A.K.A ; Ardes Delvian Dihantara & Hazel Priyanka } °°°...
28.3K 1.6K 48
Gathan tidak akan menyangka setelah pertemuan pertamanya dengan Gladies, akan berdampak besar pada kehidupannya. Memberi warna di setiap hari-harinya...