Psychopath Teacher [Huang Ren...

Da caerashe

28.5K 2.5K 156

"Jangan pergi atau kamu akan menjadi korban selanjutnya." -Renjun Story by: @caerashe Altro

Prolog
0,1 Pembimbing
0,2 Guru bk
0,3 Panggilan
0,4 Haechan?
0,5 Kencan
0,6 Hukuman
0,7 Ketakutan
0,8 Penculik
0,9 Milkku bukan Milikmu
10 Dress Merah Muda
11 Kejam
12 Seorang Pemburu
13 Disini ada saya jangan takut
14 Mencoba Kabur
16 Nekat
17 Back to School
18 Someone like you

15 Penyelamat

340 50 2
Da caerashe

Siang hari yang panas menyebabkan para pekerja kelelahan dan akhirnya beristirahat dengan tenang di berbagai banyak tempat yang nyaman untuk merebahkan diri mereka untuk beristirahat.

Walaupun pekerja istirahat setidaknya ada CCTV yang akan mengintai siapa yang datang dan keluar dari pekarangan rumah.

Seorang lelaki memakai Hoodie hitam dengan celana jeans tak lupa dengan masker hitamnya. Dengan beraninya dia masuk ke dalam rumah dengan santai. Salah satu pelayan melihatnya karena penasaran pelayan itu memberanikan diri untuk mendekatinya.

"Anda siapa, ya?"

"Tunjukkan aku, dimana Azel berada?"

Pelayan itu terkejut karena tak biasanya seorang mencari Azel kecuali Renjun dan jika ada yang mencari berarti itu adalah penyusup yang masuk ke dalam, padahal rumah ini selalu di perketat penjagaannya.

"Keluar! Atau aku akan teriak."

Tetapi saat pelayan itu teriak lelaki itu malah menyodorkan pistol dan gadis itupun mengangkat kedua tangannya karena takut akan ditembak seperti pelayan yang lainnya jadi dia hanya bisa memohon agar tidak di tembak.

"Dimana tempat Azel di sekap?" Pelayan itu ketakutan.

"Saya akan tunjukkan tuan."

Mereka harus menelusuri koridor hingga lelaki itu pusing karena banyaknya koridor dan ruangan yang entah di dalamnya ada apa.

"Di ruangan sebelah pojok."

"Yang bener kamu?"

"B..bener tuan."

"Kalau begitu ikutlah denganku."

Hendak protes tapi tangannya di tarik oleh laki-laki itu dan suara ketukan pun terdengar dari dalam kamar.

"Aku tidak mau makan." Azel dari kemarin mogok makan karena Renjun tidak bisa mengerti perasaannya yang tidak pernah bertemu dengan keluarganya.

"Ini nyonya ada yang men..." Belum saja pelayan itu menyelesaikan lelaki itu sudah duluan membuka pintu.

Azel menghapus air matanya saat melihat siapa yang datang. Dan lelaki itu membuka masker membuat Yura terkejut.

"Han?"

"Hai Azelia!" Sapanya sembari tersenyum bahagia dan menarik tangan Azel keluar tanpa sepatah kata pun dan berlalu keluar dari rumah besar ini sebelum penghuni rumah terbangun tak lupa dia menyuruh pelayan itu menutup mulut.

Mereka pun berhasil keluar dari pekarangan rumah Renjun. Sudah lama Azel ingin keluar dari rumah ini dan sekarang dia bisa keluar tanpa sepengetahuan Renjun. Azel yang bahagia bersama dengan Han yang menjadi penolongnya dan tanpa sadar mereka sudah ketahuan oleh Renjun.

Mereka berdua pun mampir di sebuah restoran karena Azel tidak mungkin harus pulang dengan kondisi yang masih kepikiran dengan hal yang lebih menyeramkan baginya saat dirumah Renjun.

"Lo tau dari mana kalau gue di sekap dirumah Renjun?"

"Gue gak sengaja ngikutin Renjun saat dia pulang dari sekolah dan gue lihat Renjun di perusahaan yang terkenal yang ternyata adalah seorang CEO. Sampai pada akhirnya gue ngikutin dia lagi dan melihat rumah besar ini tapi maaf gue nunda-nunda buat nyelamatin lo karena ada hal yang harus gue ketahui dan lo juga harus tau."

Han tak bisa menahan untuk mengatakan semua ini kepada Azel yang sudah membuatnya rindu selama sebulan penuh ini dan sekarang dia bisa melihat wajahnya.

"Gak apa-apa Han, gue juga udah tau tapi yang gue belum tau itu buat apa dia nyulik gue?atau mungkin Renjun nyulik gue untuk minta bayaran dari bokap gue karena perusahaannya sama perusahaan bokap gue itu saingan." Jelas Azel yang masih merasa ketakutan berada di rumah Renjun.

Azel harus selidiki ini dan harus berhati-hati bisa saja Renjun akan menculiknya lagi. Ia akan menyusul Rencana yang bagus.

"Mungkin tapi sepertinya Renjun menginginkan hal lain," Han juga sama seperti Azel yang sedang berfikir untuk menyelidiki siapa Renjun yang sebenarnya.

"Gue pengen tau siapa Renjun yang sebenarnya, tapi gue bingung mau buat rencana kek gimana?"

"Gue punya rencana tapi kita berdua doang yang tau yang lain jangan kasih tau deh."

"Lho kenapa? mereka juga sahabat kita."

"Nggak, selama lo hilang semuanya udah berubah zel."

"Maksud lo, kita udah gak temenan lagi?"

"Bukan zel, cuman salah satu dari mereka itu hilang dan ada juga yang sampe bunuh diri."

"Kok bisa?"

"Entah, gue juga belum tau sebabnya apa waktu itu setelah seminggu hilangnya elu, semuanya gak ada satu pun yang nimbrung di grup chat dan gak ada satupun yang mau cerita tentang masalahnya dan ternyata..."

Han menghela nafas karena tak kuat untuk mengatakannya kepada Azel.

"Ternyata apa Han?lo kalau ngomong jangan sepotong-potong." Azel berdengus sebal, padahal percakapan mereka sedang serius.

"I-iya, eh gue kebelet ntar gue lanjutin." Azel menahan kesal melihat Han yang berlari menuju kamar mandi.

"Huh, padahal gue penasaran ni anak malah ngegantung, tapi gak apa-apa lah yang penting gue udah bebas dari jeratan Ren-njun." Baru saja Azel berkata di depannya sudah ada  pegawal Renjun yang sedang melirik-lirik pengunjung di restoran.

Azel menelan saliva itu takut ketauan untungnya ada hoodie hitam dan kacamata hitam milik Han. Azel memakainya dan benar saja pengawal Renjun tak mengenalinya.

"Lo kenapa?kek orang linglung terus pake jaket sama kacamata gue lagi."

"Tadi ada anak buahnya Renjun, gue takut ketauan."

"Udah tenang aja ada gue, eh tadi sampe mana gue cerita?"

"Udah nanti aja ceritanya, kita pergi dari sini ini tempat ini itu deket sama rumahnya Renjun, gue gak mau diculik lagi."

"Oke."

Mereka berdua pun pergi dari Restoran itu karena sekarang Renjun sudah tau kalau Azel kabur tanpa sepengetahuan orang rumah tapi tak sesulit itu bagi Renjun untuk menemukan belahan jiwanya.

"Brengsek itu harus mati dan kalian harus mencarinya sampai ketemu." Amarah Renjun sangat menakutkan apalagi anak buahnya pun bergelidik ngeri.

"Ternyata kamu suka sekali bermain dengan saya sayang, lihat saja jika saya menemukanmu tidak akan bisa saya lepas." Renjun pun tersenyum sembari mengelus pisau tumpulnya itu.

#

"Sementara lo tinggal di kos-kosan milik gue, lo bilang gak mau pulang."

"Iya Han, gue gak mau pulang dengan keadaan gue yang kek begini nanti saat gue baikan gue bakalan pulang, gue trauma di sana tapi untungnya Renjun gak nyakitin lebih dari itu."

"Tenang zel ada gue."

"Gak tenang idup gue kalau banyak yang incer kek di kejar tagihan."

"Ngakak."

Tawa Han melihat Azel yang sekarang baik-baik saja tak seperti tadi dirumah Renjun yang ketakutan.

"Udah deh gak usah ketawa gue takut nih."

"Mau ditemenin?"

"Nggak, lo lebih baik pulang aja toh juga gak mungkin anak buah Renjun datang kesini."

"Siapa tau kan?"

"Nggak usah nakutin deh elu."

"Yaudah deh kalau ada apa-apa tinggal teriak ntar penghuni kosan bangun."

"Sialan."

"Biar pada tau kalau lo dalam bahaya."

"Udah gue bisa atasi sendiri, btw makasih ya udah mau menolong gue."

"Sama-sama, yaudah gue pergi ya jangan kangen, bye."

"Idih, untung bestie kalau bukan gue dah timpuk elu."

Azel masuk ke dalam kosan yang lumayan sederhana walaupun di dalamnya agak berantakan apalagi Han kadang-kadang pulang ke kosan dan kembali lagi tinggal bersama orangtuanya jadi gak sempet beresin kosannya.

Azel masuk ke dalam kamar dan melihat selembar foto yang jatuh di lantai. Azel membalik foto itu dan melihat di balik foto itu ada dia juga Renjun bersama dengan Han di sebelahnya. Seketika kepala Azel berputar dan akhirnya Azel ambruk di atas kasur.

#

"Jangan menyentuh Azel karena sekarang Azel sudah menjadi milik saya," Renjun melepaskan genggaman tangan Azel dari Han.

"Kamu tidak berhak berbicara seperti itu yang berhak menentukan adalah Azel bukan kamu," Han mulai geram akibat Renjun yang tak bisa melihat Azel dan dia bahagia.

"Siapa yang kamu pilih, zel?" Tanya Renjun.

"Maaf Renjun aku gak mau lagi sama kamu, aku memilih Han."

Han tersenyum lalu menarik tangan Azel tapi tak semudah itu saat Renjun menyodorkan pisau dan mereka ketakutan melihatnya.

Han yang takut pun akhirnya melepaskan Azel dan saat Azel ingin berlari. Lengannya tergores pisau oleh Renjun membuatnya kesakitan.

"Akhh...sakit, kamu kenapa menyakitiku?" Azel menangis kesakitan dan Renjun mengelus pipi Azel yang terkena air mata.

"Karena kamu milikku."

Tbc

Kangen gak?

Update juga hehe, jangan lupa vote and comment dan jangan jadi readrs kalau pun aku lama update itu karena aku beneran lagi sibuk, nah kalau udah gak sibuk itu aku lagi mikir ini lanjutin ceritanya gimana?takut lupa alur cerita, takutnya beda aja. Bisa dimaklumi  ya😊🙏🏻

Continua a leggere

Ti piacerà anche

47.2K 6.3K 39
Cerita tentang perjodohan konyol antara christian dan chika. mereka saling mengenal tapi tidak akrab, bahkan mereka tidak saling sapa, jangankan sali...
175K 14.9K 26
Ernest Lancer adalah seorang pemuda kuliah yang bertransmigrasi ke tubuh seorang remaja laki-laki bernama Sylvester Dimitri yang diabaikan oleh kelua...
74.7K 3.3K 49
Almeera Azzahra Alfatunnisa Ghozali seorang dokter muda yang tiba-tiba bertemu jodohnya untuk pertama kali di klinik tempatnya bekerja. Latar belakan...
48.7K 9.9K 12
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] 21+ ‼️ Apa jadinya jika si berandal Jasper Ryker yang dijuluki sebagai raja jalanan, tiap malam selalu ugal-ugalan dan babak...