Regret - Nomin

By NanaBee_02

987K 94.6K 22.5K

Di awali dengan pernikahan Jung Jeno bersama Kang Minhee yang sulit mendapatkan keturunan. Hingga Taeyong men... More

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Kejutan
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Coming soon
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Iklan (Mohon di baca)
S2 - 1
S2 - 2
S2 - 3
S2 - 4
Read please, penting!!!
Regret S2. Ready???
Publish S2
Regret S2 (Jichen Vers)
TES OMBAK - PENTING‼️

Chapter 43 (End)

27K 2K 776
By NanaBee_02


Jaehyun berlari menuju ruang seteril dan mengambil Jisung dari inkubator. Suster yang berjaga sudah menahan nya, namun Jaehyun mengabaikan nya dan membawa Jisung menuju ruang ICU. Jaehyun menerobos ruang ICU, ketiga dokter itu mencegah.

"Aku ingin membangunkan Jeno menggunakan Jisung!!" Pekik Jaehyun.

Wajah nya sudah memerah. Ia menahan tangis juga emosi nya.

"Tuan Jung, itu berbahaya! Jisung masih harus di simpan di inkubator!!" Ucap Baekhyun.

"Minggir!!."

Jaehyun menerobos paksa dan menatap wajah pucat Jeno. Dengan air mata yang keluar dari kedua mata nya. Jaehyun membaringkan tubuh Jisung di atas dada Jeno.

"Bangun nak, anak mu memanggilmu" Ucap Jaehyun mengelus rahang Jeno.

Jisung menangis. Menggeliat tidak nyaman. Wendy hendak mengambil Jisung namun Jaehyun melarang nya.

"Satu menit, ku mohon. Semoga ada keajaiban" Ucap Jaehyun.

Ketiga dokter itu saling melirik.

Sayang nya, sudah satu menit berlalu tidak ada tanda-tanda Jeno hidup kembali. Jaehyun pasrah saat Wendy mengambil tubuh Jisung dan membawa nya kembali ke dalam ruang seteril.

Winwin dan Yuta menjaga Taeyong dan Doyoung yang pingsan di ruangan tunggu. Sedangkan Jaehyun sudah menangis di lantai samping brankar Jeno.

"Lepas semua alat yang terpasang di tubuh pasien" Titah Taeil.

Ketiga suster itu mulai melepas semua alat dari tubuh Jeno.

Perlahan, kedua mata Jaemin terbuka. Jaemin merasakan angin masuk melalui hidung nya. Ia menyadari jika diri nya tengah berada di ruang ICU.

"Kematian pukul delapan lewat dua puluh menit waktu korea selatan."

Jaemin menolehkan kepala nya perlahan. Perlahan, wajah tampan sang suami terlihat saat suster menggeser tubuh nya. Wajah pucat Jeno, sangat terlihat jelas oleh Jaemin.

Kedua mata Jaemin memanas. Ia menangis. Tak bisa berbuat apa-apa karena tubuh nya sangat lemah. Bahkan untuk menggerakan tangan nya pun Jaemin tidak mampu.

"JENO!!!" Teriak Jaehyun memeluk tubuh dingin Jeno.

Taeil dan Baekhyun menepuk-nepuk punggung Jaehyun ikut berbela sungkawa.

*****

"Kami melaporkan terkait Jung manufacturing company, saham perusahaan milik Jung Yunho turun sebanyak 87% di semua wilayah. Jung Jaehyun wakil dari Jung manufacturing company masih belum juga ingin mengatakan hal apapun pada media terkait terancam nya bisnis keluarga Jung. Sedangkan Krystal Jung anak kedua dari Jung Yunho, melarikan diri dengan menjual saham terbesar Jung company di Swiss. Untuk kabar Jung Yunho dan Jung Minho, pengadilan sudah memutuskan untuk mengeksekusi kedua nya dalam waktu 72 jam dari sekarang."

"Kami masih menunggu kabar terbaru terkait keluarga Jung yang lain nya. Kondisi Jeno serta sang istri Na Jaemin yang masih kritis di sebuah rumah sakit pusat kota Seoul."

Kota Seoul sedang hujan gerimis. Jalanan basah dan licin, juga beberapa toko yang sudah tutup karena kabar nya malam nanti akan hujan disertai badai.

Suara reporter terus terdengar di setiap televisi besar samping jalan. Semua orang turut berduka dengan kondisi Jeno dan Jaemin yang kini sedang dalam masa kritis.

Mereka masih tidak mengetahui kabar terbaru yang baru saja keluarga Jung alami.

*****

Dua hari berlalu. Jaemin kini menatap kosong pada pandangan di depan nya. Menunggu semua orang di dalam sana keluar dari bangunan serba hitam itu.

Jaemin duduk di kursi roda. Seharusnya Jaemin tidak di izinkan untuk keluar dari rumah sakit. Namun Jaemin tetap keukeuh untuk ikut bersama yang lain ke tempat ini.

"Nana" Panggil Xiaojun.

Jaemin mendongak. Kakak pertama nya itu memeluk Jaemin dari belakang dan mengusap kepala Jaemin.

"Kita kembali ke rumah sakit ya" Ucap Xiaojun di tolak oleh Jaemin.

"Aku masih menunggu abu nya" Ucap Jaemin.

Xiaojun menghela nafas nya. Ia berdiri tegak di samping Jaemin untuk menemani adik ketiga nya yang sudah menjadi seorang ibu dari bayi kembar.

Keluarga Na dan Jung keluar dari gedung itu dan menghampiri Jaemin.

"Sayang, kita ke rumah sakit sekarang. Tubuh mu masih lemah Nana" Ucap Winwin.

Jaemin menatap sebuah kendi di tangan Jaehyun.

"Boleh kah aku memegang nya?" Tanya Jaemin.

Jaehyun mengangguk ia memberikan kendi itu pada Jaemin.

"Aku ingin bertemu Minhee" Ucap Jaemin.

"Sayang, tapi dia sudah di pindahkan ke rumah sakit jiwa. Bahaya untuk mu" Ucap Yuta.

"Ayah, ada kalian. Kalian akan melindungiku bukan?" Tanya Jaemin.

Kedua keluarga itu saling tatap.

Wartawan tiba-tiba saja datang menyerbu tempat dimana kedua keluarga itu berdiri.

"Cepat kita masuk ke dalam mobil!."

Sebelum mereka di serang wartawan, beruntung mereka sudah sampai di mobil masing-masing.

"Kau yakin ingin bertemu Minhee?" Tanya Winwin.

Jaemin mengangguk.

"Aku ingin melihat bagaimana dia hidup sekarang. Apakah Tuhan sudah adil memberikan karma untuk nya?."

Yuta menghela nafas nya. Memberikan kode pada keluarga Jung untuk lebih dulu menuju rumah sakit jiwa.

Jaemin menatap kendi di pangkuan nya.

"Apakah Jisung dan Jiyoon ada yang menemani mereka?" Tanya Jaemin.

"Renjun, Shotaro dan kembar Jung ada di sana."

Jaemin tak bertanya lagi. Setidak nya kedua anak nya ada yang menjaga.

Yuta menghentikan mobil nya di parkiran rumah sakit jiwa. Xiaojun menurunkan kursi roda. Yuta menggendong Jaemin dan memindahkan nya ke kursi roda. Keempat nya berjalan masuk ke dalam rumah sakit jiwa.

"Tuan dan nyonya Na" Sapa resepsionis.

"Kami ingin bertemu Minhee" Ucap Winwin.

"Mari saya antar."

Suster itu mengambil sebuah wadah berisi suntikan dan cairan. Untuk berjaga-jaga jika nanti Minhee tiba-tiba berulah.

Suster itu membuka pintu kamar Minhee. Jaemin melihat jelas, kedua tangan Minhee yang di borgol di setiap sisi ranjang.

Wajah Minhee berantakan, begitu juga dengan tubuh nya yang terlihat semakin kurus.

"Jeno..." Lirih Minhee menatap jendela.

"Minhee, ada yang ingin bertemu dengan mu" Ucap suster.

"Ayah, bunda, hyung, bisa kah kalian tinggalkan aku sendiri disini bersama Minhee?" Ucap Jaemin.

Yuta dan Winwin menggeleng.

"Tidak! Ayah tidak akan membiarka-"

"Suster akan tetap disini tenang saja" Ucap Jaemin

Xiaojun peka, ia menarik pelan lengan Yuta dan Winwin untuk keluar dari dalam sana.

Minhee perlahan menolehkan kepala nya. Kedua mata nya seketika membelak menatap Jaemin marah.

"PEMBUNUH!!!" Pekik Minhee siap menyerang Jaemin.

Sayang nya, kedua tangan nya di borgol.

Jaemin meminta suster untuk mendekatkan kursi roda nya pada ranjang Minhee.

"PERGI KAU SIALAN!!! KARENA MU JENO KU TIADA!!!" Jerit Minhee.

Minhee menatap sesuatu di pangkuan Jaemin.

"BERIKAN ITU PADAKU!!! ABU ITU MILIKKU!!! SAMPAI KAPANPUN JENO MILIKKU!!!."

Jaemin menatap kendi kecil itu. Kemudian menatap Minhee.

"Bukan kah kau yang menembak Jeno?" Tanya Jaemin pelan.

"APA YANG KAU KATAKAN?!! MANA MUNGKIN AKU MEMBUNUH SUAMI KU, KEKASIHKU!! AKU MENCINTAI JENO!!!."

Jaemin tersenyum simpul.

"Lalu kenapa kau berselingkuh dengan kakek Jeno?" Tanya Jaemin.

"DIAM KAU JALANG!! AKU MELAKUKAN NYA AGAR JENO TIDAK DI SINGKIRKAN OLEH YUNHO!!! SEDANGKAN KAU? APA YANG KAU LAKUKAN?!!!."

Jaemin memejamkan mata nya.

"Tapi Jeno tidak membutuhkan itu Minhee, Jeno bahkan tidak ingin menjadi bagian dari Jung. Apakah kau pernah bertanya bagaimana keadaan Jeno? Apakah kau pernah bertanya bagaimana perasaan Jeno? Apakah kau selalu ada di saat Jeno rapuh? Di saat Jeno lelah karena ulah keluarga nya?."

"Minhee, yang Jeno butuhkan bukan harta ataupun tahta. Tapi kasih sayang dan kehangatan keluarga. Apakah kau bisa memberi nya itu?."

Minhee terdiam.

"HAHAHAHA. HAHAHA. TAU APA KAU TENTANG JENO HUH?! AKU DELAPAN TAHUN MENIKAHI NYA!! AKU YANG LEBIH TAU APA YANG DIA INGINKAN DAN BUTUHKAN!! KAU HANYA ORANG BARU YANG DI MANFAATKAN OLEH KAMI UNTUK MENGHASILKAN KETURUNAN?!!!."

"Apakah tujuan mu terwujud? Aku sudah melahirkan keturunan Jung. Tapi, lihat lah keadaan nya sekarang."

Minhee mengatupkan bibir nya.

"Kau terlalu terobsesi dengan tahta Minhee. Kau egois. Bukan aku yang buruk, tapi kau. Kau telah gagal menjadi istri Jeno."

"Kau tau Minhee? Bagaimana Jeno sangat mencintaimu, bagaimana Jeno selalu menjadikan mu ratu di hidup nya? Seharusnya kau menyadari itu Minhee. Dia sudah memberikan mu semua nya, tapi kenapa kau justru berkhianat dari nya?."

"DIAM KAU!!! KAU TIDAK TAU APA-APA!!! JIKA SAJA KAU TIDAK HADIR DI PERNIKAHANKU DAN JENO. SEMUA INI TIDAK AKAN PERNAH TERJADI NA JAEMIN!!! AKU MASIH BAHAGIA BERSAMA JENO!!! KAU! KAU PEMBUNUH NYA!!!."

"PERGI KAU SIALAN!!! PERGI BRENGSEK!!!."

"KAU TIDAK BISA MENGEMBALIKKAN JENO KE DUNIA INI LAGI!!! DASAR PEMBAWA SIAL!!!."

Suster itu segera menyuntikan cairan penenang untuk Minhee. Perlahan, kedua mata Minhee memberat dan tertidur.

"Apakah sudah?" Tanya suster pada Jaemin.

Jaemin mengangguk.

"Ini, simpan kendi ini di samping nya."

"Apakah kau yakin? Kenapa tidak kau simpan saja di tempat-"

"Ini adalah tempat nya. Tempat dia manusia serakah bersama manusia pengkhianat."

*****

Satu bulan berlalu. Jaemin sudah lepas dari kursi roda. Tubuh nya sudah lumayan membaik meskipun jahitan nya masih belum kering sepenuh nya.

"Hari ini kita jemput twins di rumah sakit" Ucap Beomgyu membuka kamar Jaemin.

Jaemin mengangguk, ia berdiri kemudian mengambil tas nya. Sebelum meninggalkan kamar, Jaemin menatap kearah foto pernikahan nya bersama Jeno.

"Tunggu aku. Kami akan segera menyusul mu" Ucap nya.

*****

Jaemin dan Beomgyu sudah sampai di rumah sakit. Kedua nya melangkah menuju ruangan bayi dimana kedua keluarga sudah menunggu.

"Jaemin-aa."

Jaemin menoleh, ia terkejut saat melihat Mark mendorong kursi roda menuju ke arah nya.

"Haechan!."

Jaemin menghampiri Haechan.

"Bagaimana kondisi mu?."

Haechan menarik tubuh Jaemin dan memeluk nya.

"Jaemin, maafkan aku. Maafkan aku, aku sudah jahat padamu" Ucap Haechan.

Jaemin menepuk punggung Haechan.

"Aku sudah memaafkan mu Haechan-aa."

"Jaemin-aa, maafkan aku juga. Aku sudah banyak berbuat jahat padamu" Ucap Mark.

Jaemin tersenyum mengangguk.

"Aku sudah memaafkan kalian berdua."

Haechan melepaskan pelukan nya.

"Kau ingin menjemput twins?" Tanya Haechan.

Jaemin mengangguk.

"Aku juga ingin melihat twins, Chenle ada di sana bersama mae" Ucap Haechan.

Jaemin mengangguk. Mereka masuk ke dalam ruang bayi.

"Nana, kau sudah datang?" Tanya Taeyong.

Jaemin mengangguk. Menatap kedua anak nya yang sudah siap untuk pulang.

Jaemin menggendong tubuh Jisung lebih dulu.

"Hallo Na Jisung, ini bunda. Kita akan pulang, kau dan adik mu sudah diizinkan untuk meninggalkan rumah sakit. Kau pasti tidak sabar ya nak" Ucap Jaemin dengan menahan isakan nya juga air mata nya.

"Jisung-ie, kau sangat mirip ayah mu."

Jaemin mengecup kening Jisung lumayan lama.

Kedua keluarga itu menatap Jaemin sendu. Winwin mengusap bahu Jaemin memberikan Jaemin sedikit kekuatan.

Taeyong mengambil Jisung dari Jaemin. Lalu Jaemin menggendong Jiyoon.

"Sayang nya bunda, kau yang selalu tidak banyak bergerak di dalam perut bunda. Bunda fikir kau tidak akan lahir sempurna sayang. Tapi Tuhan mengabulkan doa bunda dan ayah. Kau lahir dengan sempurna dan sangat cantik."

Jaemin mengecup kening Jiyoon cukup lama.

"Kita pulang sekarang" Ucap Yuta.

Mereka mengangguk. Jaemin menggendong Jiyoon sedangkan Jisung di gendongan Taeyong.

"Haechan-ie, segera pulih ya. Mommy menunggu kalian di new zealand" Ucap Taeyong mengecup Haechan.

Haechan mengangguk.

"Safe flight kalian semua. Tunggu aku, Mark hyung dan Chenle di sana."

"Aku akan menyusul nanti mom."

Taeyong mengangguk. Mengecup singkat pipi Mark.

"Pertanggung jawabkan semua apa yang sudah kau perbuat Mark. Jadilah daddy yang baik untuk Chenle" Ucap Jaehyun.

Mark mengangguk. Mereka pun pergi meninggalkan rumah sakit menuju lapangan dimana pesawat pribadi keluarga Na berada.

Yeah, kedua keluarga itu memutuskan untuk meninggalkan Korea Selatan dan memilih pindah ke New Zealand. Meninggalkan semua kejadian dan kenangan pahit yang mereka alami. Perusahaan Jung sudah Jaehyun jual di berbagai negara kecuali cabang New Zealand. Jaehyun sengaja tidak menjualnya karena mereka akan meneruskan satu perusahaan di sana di mulai dengan hal baik dan tentu saja bisnis yang baru berkerja sama dengan keluarga Na.


*****

Kedua keluarga itu sudah sampai di mension yang akan di tempati oleh Jaemin dan kedua anak nya.

"Apakah ini tidak terlalu besar ayah?" Tanya Jaemin pada Yuta.

"Tidak nak, ayah sengaja membeli mension ini untuk keluarga mu" Ucap Yuta.

Jaemin memeluk Yuta.

"Terima kasih ayah."

Yuta mengangguk mengecup samping kepala Jaemin.

"Kalian istirahat saja dulu di sini" Ucap Winwin.

"Tidak Winnie, aku dan Jaehyun akan berkunjung ke mension Moon" Ucap Taeyong.

"Ahh begitu?."

Jaehyun dan Taeyong mengangguk.

"Kalau begitu kami pergi dulu. Nana, sampai berjumpa disana."

Jaemin memeluk ibu mertua nya sebelum Taeyong pergi.

*****

"Pergi sekarang Nana?" Tanya Renjun.

Jaemin mengangguk.

"Kau jadi menemaniku kan?" Tanya nya.

Renjun mengangguk. Mengambil stroller baby Jiyoon yang sedang tertidur pulas. Sedangkan Jaemin mendorong stroller baby Jisung.

"Rumah sakit nya ada di depan mension kita. Sebaik nya kita jalan kaki saja" Ucap Jaemin di angguki oleh Renjun.

"Kalian pergi sekarang?" Tanya Winwin.

"Iya bunda."

"Baiklah, hati-hati."

Kedua nya meninggalkan mension dan berjalan menuju rumah sakit. Sepanjang perjalanan Renjun terus menerus melihat baby Jiyoon yang kadang membuka mata nya kadang juga tertidur lagi.

"Lihat lah anak mu ini Nana, dia sangat menggemaskan. Mirip sekali denganmu."

Jaemin hanya merespon nya dengan senyuman.

"Woah, anak mu tersenyum."

Renjun menghentikan langkah nya sebentar lalu melihat kearah baby Jiyoon.

"Baby, kau pasti senang kan akan bertemu daddy mu?" Tanya Renjun.

"Jeno lebih menyukai panggilan Ayah, Renjun" Ucap Jaemin.

"Ah begitu? Tapi, ini bukan di Korea Nana."

"Lalu?."

"Panggilan daddy lebih keren" Kekeh Renjun.

Jaemin menggelengkan kepala nya.

Mereka sudah sampai di lobby rumah sakit.

"Twins!!!" Pekik Winter berlari kearah Jaemin dan Renjun.

"Astaga, Jaemin kecil!" Pekik Winter tertahan saat melihat Jiyoon.

"Winter, bagaimana kondisi Jeno?" Tanya Jaemin.

"Masih sama. Belum ada tanda-tanda akan bangun. Tapi, kau coba saja temui dia. Kalian sudah satu bulan lebih terpisah" Ucap Winter.

"Apakah aku boleh membawa Jisung dan Jiyoon menemui Jeno?."

Winter mengangguk.

"Semoga ada respon dari Jeno setelah kedatangan mu dan twins."

Jaemin mengangguk. Ia sangat berharap jika Jeno akan merespon.

Jaemin dan twins sudah ada di ruang ICU. Renjun baru saja keluar setelah membantu Jaemin.

Jaemin mengusap wajah Jeno dengan tissue dengan perlahan.

"Hiks.."

Jaemin menutup mulut nya dengan satu tangan.

"B-bangunlah."

Jaemin duduk di kursi kemudian mengambil tangan Jeno dan menaruhnya di pipi bulat Jaemin.

"Jeno... Jeno-ya... Ayah baby twins..."

"Apakah kau tidak lelah tertidur selama enam puluh hari? Kau tidak merindukanku?."

"Jeno-ya, aku berhasil melahirkan bayi kita. Mereka selamat dan sempurna. Mereka ada disini Jeno, mereka ingin bertemu ayah nya."

"Kau harus melihat bagaimana wajah Jisung yang sangat mirip dengan mu. Mata nya sipit seperti mu Jeno. Hidung nya pun mirip dengan mu meskipun sedikit."

"Jeno... Soal Yunho dan Minho juga Minhee. Mereka sudah mendapatkan balasan nya dari Tuhan. Aku sudah memberikan abu Yunho pada Minhee. Yang Minhee tau itu adalah abu mu. Sedangkan abu milik Minho, Lucas yang membawa nya. Sepupu mu pergi ke Amerika untuk membangun bisnis nya sendiri Jeno. Kasihan Lucas, dia sendirian. Aku ingin menemani nya, tapi apakah twins ingin mengganti ayah mereka?."

Jaemin terkekeh.

"Tidak, aku bercanda. Mana mungkin aku berpaling darimu."

"Jeno... Kau pernah bertanya bukan apakah aku mencintaimu?."

"Maaf jika jawaban ku sedikit terlambat."

"Yeah Jeno, iya aku mencintaimu. Sangat!."

"Aku sangat mencintaimu. Maafkan aku baru menyadari itu."

Jaemin menunduk, mengecup kening Jeno cukup lama.

Jaemin menatap kearah Jisung yang sudah membuka mata nya.

"Jisung, duplikat ayah- umm daddy. Mau tidur di pelukan daddy?" Tanya Jaemin.

Air mata Jaemin seketika keluar dari mata nya. Ia tidak sanggup menghadapi nya. Sudah bersusah payah untuk menahan nya dan menghibur diri nya. Namun, semua nya sirnah. Jaemin rapuh tanpa Jeno.

"Kematian pukul delapan lebih dua puluh menit waktu Korea Selatan."

"Jaemin?."

Baekhyun secepatnya memeriksa kondisi Jaemin.

"Jaemin kau melihatku? Kau mendengarkanku?."

Jaemin mengangguk samar.

"J-jeno.." Lirih Jaemin.

"Jaemin-aa, maafkan kami..."

Bruk!!!.

Winter dan Yangyang berlari masuk ke ruang ICU dan mengecek tubuh Jeno.

"Hyung, jangan pergi. Aku akan menyelamatkanmu!" Ucap Yangyang.

"Yangyang, ini mustahil! Jeno sudah tiada!" Cegah Taeil.

"Tidak appa!!! Dia belum melunasi hutang nya! Dia berjanji akan menjadi kakak yang baik untuk ku dan Winter. Dia belum melakukan nya."

"Minggir kalian!!."

Taeil dan Winter menjauh. Yangyang berusaha mengembalikan detak jantung Jeno. Sedangkan Jaemin, ia memejamkan kembali mata nya merapalkan agar Tuhan memberikan keajaiban pada Jeno.

Sepuluh menit, Yangyang sudah mencoba nya. Ia meyakinkan diri nya jika ia bisa melakukan nya. Yangyang bisa mengembalikkan denyut nadi Minhee, Yangyang yakin dia juga bisa mengembalikan detak jantung Jeno.

"Yangyang cukup!!! Hyung mu sudah tiada!!!" Teriak Taeil.

Yangyang menangis. Ia mencoba terus menerus.

"Bertahan ku mohon!! Kau berjanji akan menjadi kakak yang baik untuk ku dan Winter!!! Bangun Jeno!!! Kau mempunyai dua anak yang menjadi tanggung jawabmu!!!."

"Jika kau pergi, aku berjanji akan menikahi Jaemin!!!."

Suara detak jantung Jeno kembali terdengar. Jaemin membuka mata menoleh pelan-pelan ke samping.

"Appa!!! Aku berhasil!!!" Ucap Yangyang.

Taeil dan Baekhyun mengecek kondisi Jeno.

"Yeah, kau berhasil mengembalikkan detak jantung nya, Yangyang."

"Tapi kondisi nya masih lemah."

"Kita bawa Jeno hyung ke rumah sakit New Zealand!" Ucap Winter.

Semua pandangan tertuju pada Winter.

"Jeno hyung akan mendapatkan perawatan terbaik disana" Ucap Winter lagi.

Setelah itu, kedua keluarga (Moon dan Jung) mencoba membujuk Jaemin untuk membawa Jeno pergi ke New Zealand. Dan dengan berat hati. Jaemin menyanggupi nya.

"Dua hari lagi eksekusi appa dan Minho hyung. Tubuh nya di buang ke tempat-"

"Dikremasi. Abu nya, Minhee" Lirih Jaemin.

Ketiga keluarga itu mengerti ucapan Jaemin. Dan mereka pun menyanggupi nya.

Jaemin menggendong Jisung dan membaringkan nya di samping Jeno. Kemudian mengambil Jiyoon dan di gendong oleh Jaemin.

"Jeno, bangun. Lihat twins, mereka menunggu mu membuka mata" Ucap Jaemin.

Ia menyeka air mata nya kasar.

Jaemin membaringkan Jiyoon di sisi kiri lain sebelah Jeno. Jaemin menatap wajah pucat Jeno. Kemudian pandangan nya beralih pada bibir pucat suami nya.

Perlahan, Jaemin mendekatkan wajah nya pada wajah Jeno.

Chup!.

Jaemin memejamkan mata nya saat merasakan dingin dari bibir Jeno. Jaemin memainkan lidah nya di bibir Jeno untuk membasahi bibir kering itu.

"I love you. I love you Jung Jeno. I love you so much."

Bisikan Jaemin begitu lembut di telinga Jeno.

"Bangun sayang, bangun daddy. Kami menunggumu."

Perlahan, kedua mata Jeno terbuka. Jari-jari nya bergerak samar.

"J-jaemin-aa..."

Jaemin menarik tubuh nya tegak.

"Jeno!."



















End.






*****

Season 2 or bonus chapter???.

Continue Reading

You'll Also Like

1.1M 123K 25
[COMPLETED] Na Jaemin sudah lelah menghadapi hari-harinya di Lee Corp. Bagaimana tidak?. Lee Jeno adalah CEO yang diktator. Dimana pun dia berada, se...
84.4K 12.7K 8
[Fantasy] [Romance] Jung Jaehyun di kenal sebagai seorang Alpha yang sangat sempurna. Ia memiliki segalanya; harta, tahta serta orang-orang yang sel...
328K 55.6K 14
[Romance] Namanya Lee Taeyong, seorang Masokis yang benar-benar gila dan sangat sulit untuk di hentikan. •BXB || YAOI || GAY || HOMO •Jaehyun x Tae...
3M 42.8K 30
Mature Content || 21+ Varo sudah berhenti memikirkan pernikahan saat usianya memasuki kepala 4, karena ia selalu merasa cintanya sudah habis oleh per...