NECROMANCER [TAMAT]

By zuladwi

1.4K 184 272

//BETRAYAL// Scarlea dicap sebagai Necromancer semenjak orang-orang melihat warna rambutnya. Sejak itulah ia... More

Scarlea Sochyero
Pembawa Pesan
Sorcerer
Bantuan
Sihir Pengubah
Pertemuan
Perpustakaan dan Permulaan
Gadis Kecil
Arwah Ungu di Hutan Maleybre
Jejak Necromancer
Dugaan
Ritual
Ketidakpastian
Rusa Hijau
Rumor
Scarlea dan Ketidaktahuannya
Serrano
Petunjuk Penting
Sesuatu yang Tersembunyi
Rencana
Perlindungan
Magic Map
Jejak Mantra Pelindung
Kegagalan
Portal Rahasia
Hutan
Last Place
Concern
Suspicious
Hutan Terlarang
Fight
Keraguan
Potongan Puzzle (Part 1)
Potongan Puzzle (Part 2)
Tempat Rahasia
Similiarity
Kenyataan
Kebohongan
Sisi Lain Hutan Maleybre
Light of Hope
Kepingan di Padang Rumput
Choosing Side
Usaha Terakhir
Brand New Day
*Author's Note*
[Ilustrasi Continentia]

The Trial

22 1 0
By zuladwi

.

.

Benar saja, Danio, Rey dan Terry telah menunggu Martin di meja resepsionis. Ketiganya serempak menoleh ketika pintu perpustakaan terbuka dan Martin berdiri di sana.

"Bagaimana, Kek?" Danio langsung bertanya.

"Azelia setuju. Bagaimana dengan Evelyn?" Martin beralih pada Rey Demian. Pemuda itu pun mengangguk yakin. "Ia mau bersaksi besok."

Ketiga orang lainnya bernapas lega. Semuanya sudah siap dan besok mereka akan menghadap hakim dengan segala bukti dan kesaksian agar Scarlea dibebaskan dan tidak berakhir di dalam penjara mengerikan, Dementhos.

"Apa dia baik-baik saja, Danio?" tanya Martin lagi. Danio menggeleng pelan lalu menyambar segelas jus jeruk buatan Terry. Ia meminumnya sampai habis sebelum menjawab Martin.

"Dia terlihat sangat kacau ... "

"Wajar saja. Besok semuanya akan berakhir," tutur Martin Gideon menenangkan. Ia juga merasa iba pada gadis tak bersalah itu yang harus mendekam di penjara sementara karena kesaksian ceroboh Hide Tris yang tak mau mendengar kebenarannya. Akan banyak Patron yang menentang besok, itu sudah pasti.

"Kalau begitu kami pamit kembali ke markas untuk urusan laporan," pamit Rey namun Danio menghela napas malas. Rey memukul meja di dekat Danio.

"Allen akan membantu kita, jadi tidak hanya kita berdua," Rey pun menyeret tangan Danio yang enggan beranjak barang sedikit saja. Pemuda itu memang paling malas jika berurusan dengan kertas-kertas laporan setelah misi. Membosankan katanya. Ditambah lagi dengan situasi yang belum sepenuhnya selesai ini membuat rasa enggan semakin besar.

"Sampai jumpa besok, Terry kau harus datang juga!" Rey menunjuk pemuda berkacamata di sisi Martin Gideon dan dia membalas dengan senyuman pasti.

"Tentu saja."

Lalu kedua Patron itu—Rey yang terpaksa menyeret tangan Danio—hengkang menuju ke markas. Beruntung mereka bertiga termasuk Allen hanya kelelahan setelah pertarungan kemarin sehingga istirahat sehari sudah cukup untuk membuat mereka bergegas kembali ke markas. Bukan urusan laporan, namun Scarlea yang membuat mereka ingin bergegas menyelesaikan masalah ini.

Sehari kemarin mereka tidak benar-benar beristirahat. Mereka berempat, Danio, Rey, Martin dan Terry sibuk mencari cara agar tuduhan pada gadis itu dihapus terlepas dari hubungan darahnya dengan Kyle yang sudah dijatuhi hukuman penjara di Dementhos. Mereka membutuhkan saksi yang bisa dipercaya dan integritasnya tidak perlu diragukan lagi. Kabar baiknya Evelyn yang melihat semua kejadian sebelum Kyle dan Arona dibekuk mau memberikan kesaksiannya besok. Lalu Azelia menyetujui usulan Martin Gideon tentang penanggung jawab Scarlea.

Semua sudah dipersiapkan dan hanya menunggu hari esok.

"Akhirnya kalian muncul juga. Kupikir aku akan dibiarkan sendirian dengan kertas dan pena ini," Allen lega ketika melihat dua temannya barusaja muncul ke ruangan arsip.

"Aku harus memaksa si pemalas ini," Rey menunjuk Danio yang berdecak kesal karena disebut pemalas. Keduanya pun menarik kursi yang berdekatan menghadap meja panjang di ruangan berisi arsip-arsip itu. Allen menyodorkan dua lembar kertas pada Rey dan Danio untuk menulis laporan.

"Apa rencana kalian lancar?" Allen membuka pembicaraan sambil menulis laporannya. Rey mengangguk dan menyabet pena lalu mulai menulis juga.

"Sangat lancar. Hanya menunggu besok. Sudah jelas akan banyak yang menentang besok," jawab Rey sementara Danio tak berkomentar. Pemuda itu rupanya sudah mulai menulis juga. Bagus, Rey tidak perlu merancang rencana pemaksaan lagi.

*****

Malamnya, Danio berjalan cepat masuk ke dalam markas Patron. Laporan misi sudah ia selesaikan bersama Rey dan Allen sore tadi dan ia pulang sebentar. Lalu sekarang di sinilah ia, menenteng dua kantong kertas dan berjalan ke arah penjara bawah tanah—dengan seizin Azelia tentunya.

"Ah, kau sudah di sini, Danio?" Zachary berpapasan dengan Danio di tangga batu menuju penjara bawah tanah. Danio hanya tersenyum singkat lalu Zachary menepuk pundaknya dan berlalu berjalan menaiki tangga.

Danio melihat tiga penjaga yang melakukan tugasnya di bawah tanah dan hanya menatap tak acuh padanya yang segera berbelok menuju tempat Scarlea ditahan. Tak lama kemudian pemuda itu sampai. Ia melihat Scarlea sedang duduk di ranjang dengan dipan kayu dan sprei lusuh itu. Lalu pandangan Danio menangkap keberadaan nampan berisi makanan dan minuman yang tidak tersentuh di sudut ruangan.

"Kau tidak berniat memakannya?" ucapan Danio berhasil membuat gadis itu mendongak dan menatapnya dengan tatapan datar tanpa suara dari bibirnya.

"Mau makan denganku?" Danio mengacungkan dua kantong kertas dan menggoyangkannya. Gadis itu tersenyum tipis. Lalu berjalan mendekat.

"Roti isi coklat dan ayam, baru diangkat dari oven. Masih hangat,"tutur Danio lagi. Gadis itu tertawa kecil. Akhirnya, setelah tadi pagi ia murung dan kacau. Gadis itu pun duduk di dekat jeruji besi dan bersandar pada tembok. Begitu juga Danio namun ia berada di luar jeruji besi, tak peduli jika harus duduk di lantai batu yang dingin.

"Berikan yang coklat," ujar Scarlea mengulurkan tangan lalu Danio memberikan roti berbentuk lingkaran berukuran sedang itu. Danio melempar senyuman singkat melihat gadis itu antusias menerima rotinya. Gadis itu masih tetap menyukai segala macam roti.

"Aku jadi ingat waktu kita makan bersama-sama di perpustakaan. Apa Terry baik-baik saja?" tanya Scarlea.

"Dia mengkhawatirkanmu. Rey dan kakek juga. Kau tidak sendirian lagi, kau tahu?" jawaban Danio membuat Scarlea tersenyum lagi lalu menunduk. Gadis itu menangis. Kali ini bukan kesedihan, ia terharu. Ia tak pernah menyangka jika akan ada orang yang menerimanya sebagai dirinya sendiri.

"Danio ... apa aku benar-benar bisa bebas?" tanya Gadis itu sambil mengusap air matanya. Roti coklat di tangannya masih utuh. Ia masih terlalu emosional.

"Pasti. Kami akan berusaha mengeluarkanmu, jadi bersabarlah sedikit. Mungkin kelihatannya akan sulit, tapi kita perlu mencobanya. Kau tidak bersalah, Scarlea. Kau tidak layak berada di sini, apalagi di Dementhos. Tidak."

"Terima kasih. Kuharap besok akan menjadi hari yang indah," lalu dengan senyuman, Scarlea menatap rotinya dan menggigitnya dengan semangat.

"Jadi kalian hanya makan berdua di sini? Wah, keterlaluan kalian!" Danio dan Scarlea sontak menoleh ke sumber suara. Rey berkacak pinggang di sana dan di sebelahnya Terry berdiri menenteng dua buah kantong berukuran cukup besar.

"Kak Rey, Terry!" panggil Scarlea. Ia tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.

"Bagaimana kau tahu aku kemari?" tanya Danio. Rey menyeringai dan berjalan mendekat bersama Terry. "Sepertinya kita sehati. Aku juga berniat kemari sebelum hari esok, ternyata Terry juga dan kami bertemu di resepsionis. Aku melihatnya meminta izin untuk kemari," jelas Rey.

"Jika tahu begini harusnya aku mengajakmu langsung, Rey," sesal Terry. Lalu mereka berdua pun duduk di dekat Danio dan membuka kantong yang mereka bawa. Mereka membawa banyak cemilan dan minuman hangat.

Mereka berempat pun mengobrol dan memakan cemilan seperti yang biasa mereka lakukan sebelumnya. Meskipun di tempat yang suram dan dingin itu, kehangatan tetap hadir di antara mereka.

"Ketulusan adalah segalanya. Meskipun mungkin ketika mereka pertama kali tahu mereka akan sangat terkejut, tapi jika mereka ada orang baik yang tulus, ayah yakin mereka akan percaya jika kau bukan seperti yang dikatakan orang-orang. Ayah tahu kau orang yang baik."

Scarlea teringat dengan ucapan ayahnya malam itu setelah mereka makan bersama. Ia mengerti ucapan ayahnya sekarang. Ia tahu benar jika mereka benar-benar tulus dan mempercayainya sekalipun orang lain tak ada yang mempercayai mereka. Melihat ini semua, Scarlea sadar jika ia tak punya alasan lagi untuk tidak menerima dirinya sendiri karena mereka telah menerimanya sebagai dirinya sendiri.

Scarlea si gadis berambut merah.

Dan malam itu, menjadi malam terhangat yang pernah dirasakan Scarlea seumur hidupnya. Berada diantara teman-teman yang tulus dan mempercayainya.

*****

Paginya, ruangan pengadilan cukup ramai. Banyak Patron dan beberapa perwakilan Patron dari luar Lagnam ikut menghadiri pengadilan atas Scarlea Sochyero, gadis berambut merah yang merupakan anak dari dua tersangka—Necromancer—yang terbukti bersalah menculik delapan anak untuk menjalankan ritual keji mereka.

Martin, Terry, Danio dan Rey berada di kursi terdepan. Lalu Evelyn berada di tempat duduk saksi bersama Allen. Hide juga berada di sana bersama Ethan dan Jeckyl. Hide lah yang membuat pengadilan ini terjadi. Laporannya yang mengatakan jika Scarlea berpotensi mengancam membuat Patron ketakutan. Namun perlawanan dari Danio dan yang lain yang tidak setuju akhirnya membuahkan keputusan diadakannya pengadilan. Riuh ramah suara orang-orang terdengar menebak-nebak seperti apa rupa si gadis berambut merah dan hukuman apa yang pantas untuknya.

Jelas dia akan dimasukkan Dementhos, kan?

Tentu saja dia kan anak Necromancer!

Begitulah pembicaraan yang terdengar di antara orang-orang di sana. Rey memandangi sekitarnya. Kali ini keputusan tidak akan diambil dari hakim saja, ada para dewan yang menentukan pilihan apakah Scarlea bersalah atau tidak karena ia merupakan tertuduh Necromancer tanpa bukti.

Aguilina Belanca memasuki ruangan pengadilan dan dibelakangnya diikuti dua hakim pembantu lalu Scarlea dan para penjaga setelahnya. Semua yang hadir di sana membungkuk hormat pada Aguilina selaku hakim tertinggi.

"Pengadilan akan segera dimulai. Terdakwa silahkan menempati tempat," ujar Aguilina mempersilahkan. Lalu setelah semuanya berada di posisi masing-masing, ia pun duduk mulai membacakan dakwaan berdasarkan laporan Hide.

"Hide Tris, silahkan memberikan kesaksian," ucap Aguilina. Hide berdiri dengan tangan yang dibalut perban akibat luka saat melawan Kyle.

"Malam itu Scarlea Sochyero berada di tempat persembunyian Necromancer ketika saya dan Danio terjebak. Lalu berdasarkan kesaksian kedua Necromancer diketahui bahwa dia adalah anak kandung mereka. Keberadaannya saat itu di goa cukup mencurigakan. Apa yang ia lakukan di tempat persembunyian itu?" Hide memberikan kesaksiannya. Danio yang namanya disebut pun dipersilahkan memberikan kesaksiannya juga.

"Benar, malam itu Scarlea ada di sana. Namun pada kenyataannya dia baru mengetahui anak-anak itu disekap di sana. Jika sesuai yang dituduhkan, bukankah seharusnya dia tidak seterkejut itu? Saya yakin salah satu anak yang diculik bisa memberitahukan kebenarannya."

"Anak-anak tidak seharusnya dilibatkan! Necromancer tetaplah Necromancer!" seru salah satu hadirin yang disambut setuju oleh yang lain. Keadaan mulai ramai.

"Cukup. Apakah ada salah satu anak yang bisa dihadirkan dengan didampingi orang tuanya demi menemukan kebenaran?" tanya Aguilina.

"Ada, Yang Mulia," seru Rey yang berdiri kemudian di belakangnya seorang anak perempuan dan laki-laki yang mereka ketahui sebagai Kayla Prhymist dan Satya Secundia berjalan. Keduanya didampingi walinya. Sebelum mulai berbicara mereka memastikan jika kedua anak itu tidak takut atau dipengaruhi siapapun. Kemudian keduanya mulai berbicara.

Kayla mengatakan jika malam itu adalah pertama kalinya ia melihat Scarlea. Necromancer yang ia tahu menyekap mereka tak lain adalah Kyle dan Arona Sochyero. Satya juga mengamini ucapan Kayla dan mengucapkan Scarlea tidak melakukan apapun pada mereka. Justru ia membantu Evelyn untuk memindahkan mereka ke tempat aman.

Hide tampak tidak senang dan para hadirin serta dewan mulai berbicara satu sama lain.

Evelyn yang disebutkan juga turut memberikan kesaksian apa yang terjadi malam itu dan mengatakan jika Scarlea menyelamatkan mereka dari serangan Arona dan Kyle serta membantu penangkapan mereka meskipun Arona terpaksa harus dieksekusi di tempat. Evelyn juga turut menyebutkan jika Allen juga mengetahui hal yang ia katakan dan Allen mengiyakan.

Martin dan Danio terus memandangi Scarlea yang menunduk di kursi terdakwa.

"Tuduhan yang dijatuhkan oleh Hide Tris bahwa Scarlea Sochyero terlibat dalam penculikan dan perencanaan ritual terbukti tidak benar. Sebelum pemutusan suara oleh dewan, apakah ada sanggahan dari pihak Hide Tris?" Aguilina memberi kesempatan.

"Izin berbicara, Yang Mulia. Scarlea Sochyero sudah jelas merupakan putri kandung dari dua Necromancer, ditambah dengan kenyataan bahwa ia berambut merah. Sejarah tentang Necromancer berambut merah yang kuat bisa menjadi pertimbangan bahwa akan adanya ancaman bahaya di lain hari yang dapat ditimbulkan, Yang Mulia," Jeckyl angkat suara. Rupanya banyak Patron dari Divisi Necromancer yang takut akan adanya ancaman dan Scarlea.

Wajar jika mereka berpikir demikian. Tidak hanya satu atau dua kali Necromancer berambut merah yang disebut sebagai Necromancer terkuat mengancam keamanan. Sudah puluhan bahkan ratusan kasus yang terjadi.

Orang-orang kembali ramai karena itu adalah fakta yang diketahui semua orang. Mereka berpikir mungkin sekarang gadis itu tidak berbahaya, namun tak ada yang tahu apa yang akan terjadi ke depannya.

"Saya mengusulkan dia dimasukkan ke dalam penjara Dementhos," lanjutnya.

Scarlea yang mendengar nama Dementhos langsung berkeringat dingin. Bahkan dari penjelasan singkat Kakek Martin sudah cukup untuk membuatnya bergidik ngeri ditambah lagi ia takkan bisa keluar dari sana jika itu terjadi. Membayangkan akan menghabiskan waktu selamanya di penjara itu mebuat gadis itu takut dan ingin menangis saja sekarang.

Continue Reading

You'll Also Like

207K 13.9K 37
Achilleo Academy, sebuah sekolah berasrama yang setingkat dengan SMA ini menampung anak-anak yang memiliki kemampuan di atas wajar. Sekolah yang unik...
3.1K 161 26
Sinopsis : Beberapa tahun setelah prostitusi dilegalkan, kakak laki-laki Nagatsuma Fuki yang lulusan sekolah menengah menjualnya ke Hanafurirou, seb...
1.6K 106 13
"Jung Jaehyun kau adalah orang pertama yang membuat hatiku berbunga, Aku akan memilikimu wahai Jerganku. Tetapi setelah aku selesai dengan perempuan...
2.9K 297 21
[SLOW UPDATE!] Sebuah kutukan dari ayah tirinya membuat dia menjadi seekor duyung, hmm seekor atau seorang? Ah pikir nanti dulu. Hanya cinta sejati...