Diary Hijrah, ANTAGONIS

By Inafiiiq

5.7K 819 372

"Dia istri saya gus, saya mohon carilah gadis lain selain dia. Saya tidak rela jika harus melepasnya," gumamn... More

DHA Prolog❤
DHA 01❤
DHA 02❤
DHA 03❤
DHA 04❤
DHA 05❤
DHA 06❤
DHA 07❤
DHA 08❤
DHA 09❤
DHA 10❤
DHA 11❤
DHA 12❤
DHA 13❤
DHA 15❤
DHA 16❤
DHA 17❤
DHA 18❤
DHA 19❤
DHA 20❤
DHA 21❤
DHA 22❤
DHA 23❤
DHA 24❤
DHA 25❤
DHA 26❤

DHA 14❤

153 28 12
By Inafiiiq

Jam 22.00 para santri selesai sawir, atau kerap di namakan musyawarah. Meski Angel adalah santri baru, tetapi dirinya tetap mengikuti syawir dengan santri lainnya. Para santri mendapat waktu 15 menit untuk istirahat sebelum solat mujahadah di mulai. Ada sebagian dari mereka yang memilih tetap belajar, ada yang langsung mengambil air wudhu kemudian membaca al-qur'an, ada yang sedang muthala'ah kitab, dan ada juga yang suka ghibah. Beda halnya dengan Angel, gadis tersebut menggunakan waktu 15 menit untuk tidur pada paha Risa sebagai bantalan. Risa tidak keberatan, lagi pula dirinya juga hanya sedang membaca kitab.

Risa melirik jam yang sudah menunjukkan pukul 22.11, itu artinya 4 menit lagi solat mujahadah di mulai. Para santri pun sudah banyak yang bersiap menuju masjid.

Risa menepuk pelan pipi Angel, membuat sang empu mengganti posisinya dan meracau tidak jelas.
"Mbak, bangun mbak. 4 menit lagi mujahadah. Nanti kalau telat bisa kena takzir."

"Huamm- mending lo duluan. 2 menit lagi gue ke sana," jawab Angel dengan mata yang masih terpejam.

"Ya sudah, mbak geseran, pake bantal ini dulu. Risa mau ke masjid dulu," ujar Risa sembari memberikan bantal pada Angel.

Setelah Risa pergi, Angel pun kembali melanjutkan aktivitasnya yang sempat terganggu. Beruntung tidak ada santri yang tertinggal. Hanya ada beberapa santri yang udzur saja, jadi aman-aman saja. Mereka mana mau jika saja ada yang menyuruhnya membangunkan Angel. Selain raut Angel yang jutek, mereka juga takut jika sifat antagonis darinya keluar.

Byur.

Angel terperanjat ketika seseorang mengguyur wajahnya dengan air. Ia terbangun dengan perasaan dongkol.

"Maksud lo apa?!" Bentaknya pada santri tersebut.

Para santri yang ada di kamar tersebut pun sontak membulatkan matanya. Mereka terkejut akan aksi Angel yang sangat berani membentak santri tersebut.

"Ini waktunya mujahadah! Dan lo masih tidur?!" Santri tersebut menyedekapkan kedua tangannya di depan dada.

"Lo siapa? Berani-beraninya nantangin gue," tanya Angel sembari berdiri. Angel mendekatkan dirinya pada santri yang terlihat lebih tua 3 tahun darinya.

"Gue Fira, pengurus keamanan di sini, wajarlah gue guyur lo pake air. Ini emang tugas gue," ujarnya sombong.

"Keamanan? Gue nggak takut sama keamanan modelan patung pancoran kayak lo!"

Fira melotot ketika dirinya di katai patung pancoran oleh santri baru tersebut. "Lo nggak boleh ngremehin gue, gimanapun gue lah yang udah di utus gus Abi buat ngurusin human semacam lo!" Ujarnya bangga.

"Kayaknya gus Abi udah salah milih orang, gue nggak yakin lo bener-bener ngerjain apa yang dia tugasin. Gue tau, lo itu cuma gila pangkat!" Sarkas Angel membuat Fira memalingkan wajahnya.

"Heh! Gue lagi ngomong sama lo, kenapa? Lo takutkan sama gue?" Tanya Angel membuat Fira kembali menatapnya.

"Gue akan laporin lo ke gus Abi." Setelah mengatakan hal tersebut, Fira keluar tanpa permisi. Meninggalkan Angel yang tidak berhenti mengucapkan sumpah serapah untuknya.

"WOY! PENGECUT LO!" Teriaknya sangat keras.

"Udah mbak Angel, biarin. Nanti mbak Fira lapor ke gus Abi gimana?" Ujar Bila menenangkan.

"Iya mbak, dia suka nambah-nambahin cerita kalo lapor ke gus Abi. Caper sih," timpal Tika.

"Udah ya mbak Angel yang sabar." Reva pun juga tidak lupa menenangkan Angel.

"Mau gimana lagi, dia salah La! Kalian mau aja di tindas pecundang kayak dia," jawab Angel dengan dada kembang kempis.

Santri-santri yang lain selesai melaksanakan mujahadah. Satu persatu dari mereka pun memasuki kamar karena kantuk sudah sangat melanda.

"Astaghfirullah mbak Angel, mbak kenapa?" Tanya Risa ketika memasuki kamar.

Teman satu kamarnya pun memperhatikan pakaiannya yang basah kuyup.

"Gue abis debat sama Fira, Keamanan pengecut kayak dia harus di tindas!" Gertaknya.

Risa mengangguk paham. Siapa coba yang tidak mengenal Fira? Keamanan 1 santri putri. Memang, Fira sangatlah tidak di sukai oleh santri putri di sini. Memang di kalangan pesantren, keamanan jarang di sukai. Namun bukan karena apa mereka membenci Fira, ini karena sifat Fira yang sangat kasar. Tidak mau menghormati yang lainnya, dan tidak berlaku adil pada semua anggota. Terlebih, sifatnya yang sering menambah-nambahkan cerita ketika dirinya mengadu kesalahan santri pada gus Abi.

"Udah mbak, yang sabar aja. Kita keluar dulu ya, mbak sekalian ganti. Dingin kalo pake baju itu lagi, kamarnya juga mau di piketi dulu. Setelah itu kita tidur." Angel pun mengangguk kemudian membawa kaos ganti untuk tidur.

Biasanya, sebelum mereka tidur, memang membersihkan diri terlebih dahulu. Tapi, ada beberapa juga yang tidak. Alasannya di karenakan rasa kantuk sudah tidak bisa di tahan. Alhasil, mereka hanya mengganti kemejanya dengan kaos, alasannya agar kemeja mereka tidak lecek dan tidak cepat rusak.

Setelah piket selesai, mereka pun dengan cepat menempati tempatnya masing-masing. Berhubung Angel santri baru, dirinya hanya berdiri menunggu Risa keluar dari kamar mandi.

"Tidur mbak Angel, ini udah malam," ujar salah satu santri yang hanya di tanggapi senyuman singkat dan terpaksa.

Risa pun memasuki kamar dan terhenti karena Angel masih berdiri.
"Kenapa belum tidur?"

"Ini beneran tidurnya nggak pake kasur?" Tanya Angel.

"Iya mbak."

"Kayaknya udah nggak ada tempat, gue tidur di aula aja ya?"

"Eh jangan mbak! Nanti kena takzir kalo tidur di situ. Boleh tidur di aula kalo kamar udah bener-bener nggak muat. Lagian ini masih muat kok, itu di pojok, di samping aku juga." Jelas Risa.

"Mbak Risa, tolong dong lampunya matiin," ujar salah satu santri.

"Mbak Angel tiduran dulu, Risa mau matiin lampu."

Angel pun menurut dan membaringkan tubuhnya di karpet, hanya beralas karpet saja mereka dapat tetidur dengan nyenyak. Angel pun memiringkan tubuhnya, menirukan para santri yang lainnya agar Risa pun mendapat tempat juga.

"Tidur mbak, besok jam 3 kita harus bangun," ujar Risa kemudian ikut tidur di samping Angel.

🌼🌼🌼


Jam 06.00 selepas mengaji, Angel tengah membantu yang lain piket kamar. Meskipun yang ke jatah piket hari ini bukan dirinya, tapi apa salahnya membantu?

"Mbak Angel di panggil gus Abi di Ndalem," ujar Risa panik. "Mau Risa antar mbak?"

Bukannya menerima tawaran dari Risa, Angel malah menolaknya dengan gelengan kepala.
"Kan gue yang di panggil, lagian tenang aja. Gue nggak bakal di makan kali sama gus Abi. Paling gue cuma di suruh beres-beres Ndalem, itu juga termasuk takziran ngga mujahadah kan?"

Risa pun mengangguk. "Iya mbak, mbak yakin nggak papa?"

Angel memutar bola matanya malas. "Gue udah bilang nggak papa!"

Angel pun pergi menemui gus Abi, tidak ada sorot takut pada wajah antagonisnya.

Gus Abi sudah lebih dulu menunggunya di ruang tamu ndalem. Beruntung abuya Abdullah dan ummu Fatimah tidak ada di ndalem, coba saja kalau ada, Angel harus menutupi rasa malunya. Namun, mereka tidak berduaan disini, ada adik dari gus Abi di ruang tengah.

"Kenapa lo manggil gue? Kangen?" Tanya Angel membuat Abizar memandangnya tidak suka. "Biasa aja matanya, ntar keluar, buta lo!"

"Gue belum izinin lo buat bicara, jadi gue mohon, diem!" Titah Abizar.

"Dih, mulut siapa? Eyang lo? Mulut-mulut gue kenapa lo yang sewot?" Angel menyedekapkan kedua tangannya di depan dada, sangat tidak sopan. Karena apa? Ini di depan gus. Biasanya para santri akan menunduk jika gusnya sedang berbicara, ini? Tidak ada nunduk-nunduknya.

"Apa benar, lo ngelawan Fira dan menyiramnya dengan air?" Tanya Abizar membuat Angel cengo.

"Apa kata lo? Gue nyiram Fira?"

Abizar pun mengangguk.
"Dia punya niatan baik agar lo ikut solat mujahadah, tapi kenapa lo siram dia pake air?"

Tunggu-tunggu! Bukannya kebalik ya? Otak Angel bleng seketika kala mendengar pertanyaan dari Abizar.

"Bukannya kebalik?" Tanya Angel.

"Lo nggak usah ngeles, gue tau kalo lo yang udah nyiram Fira."

"Lo ada buktinya?"

Skakmat! Angel memang tidak suka di tuduh sembarangan tanpa bukti. Seperti kejadian kemarin-kemarin di sekolahnya. Dan sejak hari itu pula ia membenci Keenan karena sudah menuduhnya tidak-tidak.

Melihat gelagat Abizar yang tampak kebingungan, Angel pun bersuara.
"Tampaknya lo suka ya sama Fira? Sampai-sampai lo bela dia, padahal jelas-jelas dia yang salah."

"Nggak usah sok tahu! Gue nggak lagi mbahas kalo gue suka Fira atau nggak. Gue tanya, apa iya lo ngelakuin itu sama Fira?"

"Kenapa lo sewot banget sih? Kalo gue bilang enggak ya berarti nggak!" Jawabnya lantang.

"Gue nggak percaya sama lo!"

"Lah? Kalo gitu, ngapain lo nanya ke gue? Nggak jelas!" Angel berdecih.

"Gue nggak mau tau, hafalin khadits ini, 5 menit harus hafal!"

Angel membulatkan matanya sempurna. Angel akui jika dirinya salah tidak mengikuti mujahadah, namun mengapa jadi seperti ini hukumannya?

"Bukannya takziran nggak ikut mujahadah uang 5000 sama beres-beres ndalem selama satu hari?" Tanya Angel heran. "Gue udah bayar 5000 ke pengurus pendidikan. Tinggal beres-beres ndalem doang, gue kira lo manggil gue buat beres-beres ndalem. Kenapa malah suruh hafalin khadits?"

Abizar berdehem. "Gue nggak suka di bantah, itu tambahan takziran lo karena udah nyiram air ke Fira."

Jawaban yang lagi-lagi membuatnya muak. Maksud Abizar apa? Mengapa Fira selalu ia bela?

"Fira, Fira, Fira! Nggak ada apa nama lain yang suka lo bela selain dia?!"

"Kenapa? Lo cemburu?" Tanya Abizar membuat Angel menatapnya tajam.

"Dih! Lo pengin banget gue cemburuin? Sayangnya gue nggak cemburu juga. Omongin ke Fira kesayangan lo kalo gue nggak pernah nyiram dia pake ai-"

"Katanya mau menyelesaikan masalah, kenapa malah ribut toh?" Tanya seseorang keluar dari ruang tengah.

Angel terdiam. Ia takut akan kena semprot juga oleh orang tersebut. Namun, tatapan mereka tidak sengaja bertemu, membuat pria tersebut beristighfar dan memutuskan kontak dengan Angel.

"Ngapa lo? Nggak usah terpesona!" Ujar Angel PD.

"Lo nggak usah caper ke adek gue!"

Angel menganga tidak percaya dengan penuturan Abizar. Adiknya? Yang benar saja. "Kenapa adek lo ganteng banget? Nggak kayak lo yang mirip spesies kebun binatang."

Abizar membulatkan matanya sempurna, kemudian menatap tajam Hisyam yang tengah terkekeh karena ucapan gadis tersebut.

"Gus adeknya Abizar..." panggil Angel membuat sang empu mengalihkan pandangan ke arahnya. "Nikah yuk!"














Follow Author dong! Inafiiiq


Bye!

Continue Reading

You'll Also Like

5.5M 396K 55
❗Part terbaru akan muncul kalau kalian sudah follow ❗ Hazel Auristela, perempuan cantik yang hobi membuat kue. Dia punya impian ingin memiliki toko k...
3M 152K 22
Sagara Leonathan pemain basket yang ditakuti seantero sekolah. Cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak berperasaan. Sagara selalu menganggu bahkan...
2.6M 129K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Aku terlalu mengenal warna hitam, sampai kaget saat mengenal warna lain" Tapi ini bukan tentang warna_~zea~ ______________...
513K 19.2K 33
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...