Diary Hijrah, ANTAGONIS

By Inafiiiq

5.7K 819 372

"Dia istri saya gus, saya mohon carilah gadis lain selain dia. Saya tidak rela jika harus melepasnya," gumamn... More

DHA Prolog❤
DHA 01❤
DHA 02❤
DHA 03❤
DHA 04❤
DHA 05❤
DHA 06❤
DHA 07❤
DHA 08❤
DHA 09❤
DHA 10❤
DHA 11❤
DHA 13❤
DHA 14❤
DHA 15❤
DHA 16❤
DHA 17❤
DHA 18❤
DHA 19❤
DHA 20❤
DHA 21❤
DHA 22❤
DHA 23❤
DHA 24❤
DHA 25❤
DHA 26❤

DHA 12❤

157 28 8
By Inafiiiq

Jangan bosen-bosen ya sama Angel♡

Happy Reading♡

Angel menatap barang-barang bawaannya. Hari ini, adalah hari pemberangkatan Angel ke pesantren. Ia menghela napasnya, tidak menyangka jika dirinya akan meninggalkan kedua orangtuanya dengan cara seperti ini. Menjadi seorang santri, bukanlah cita-citanya.

Angel sudah rapi, dengan gamis panjang berwarna maroon. Dan jangan lupakan hijab yang mempercantik wajahnya. Tidak perlu di tanyakan seperti apa rasanya Angel sekarang. Ia sudah sedari tadi merengek untuk melepaskan pakaiannya ini.

"Umiiii, Angel nggak mau jadi nenek sihir! Kenapa harus pakai gaun nenek sihir sih?" Rengeknya membuat umi Jannah menggelengkan kepala, putrinya ini bisa-bisanya membuat dirinya geram saat situasi seperti ini.

"Gamis bagus kayak gitu di kira baju penyihir. Kamu ini hiiihhh!"

"Nggak bisa kah pakai yang lain mi?"

"Kalo kamu mau, kamu bisa pakai sarung sekarang." Jawaban umi Jannah mampu membuat Angel terdiam. Mana bisa Angel mengenakan sarung? Yang ada Angel di kira akan melakukan acara sunatan oleh tetangga.

"Nggak mau lah! Nanti di kira mau sunatan."

"Tapi sarung yang ini kan beda sayang, nggak sama kok kayak sarung punya abi," sahut abi Rahman membuat Angel mendengus.

"Kamu sudah siap berangkat?" Tanya umi Jannah membuat Angel memandangnya sendu.

Menatap wajah uminya membuat air mata Angel keluar tanpa malu, ia merasa sudah sangat durhaka pada uminya. Selalu melawan dan menyentak umi dengan suara tinggi. Kali ini, Angel menangis. Entah mengapa hatinya merasakan sesak yang luar biasa. Ia merasa terbuang dari keluarganya, di usir jauh dari kedua orangtua. Padahal, maksud daripada kedua orangtua Angel sangatlah benar. Mereka hanya ingin putrinya menjadi pribadi yang lebih baik nantinya.

"Kamu kenapa nangis?" Tanya umi Jannah lembut.

Angel pun merentangkan tangannya, yang di balas pelukan hangat oleh sang umi.

"Umi sama abi nggak buang Angel kan?" Tanya Angel di sela-sela tangisnya.

"Hey, siapa yang buang kamu? Kamu itu putri tercantik umi dan abi. Bidadari syurga kita, nggak akan mungkin umi sama abi tega buang kamu Ngel," ujar umi Jannah lembut. Membuat Angel semakin mengeratkan pelukannya.

Abi Rahman menatap kedua bidadarinya sendu, meskipun Angel terkenal tidak baik di mata semua orang. Dia tetap putrinya, bidadari tercantik setelah istrinya.

"Udah jam 9 Ngel, sebaiknya kita siap-siap berangkat," ujar abi Rahman membuat Angel menguraikan pelukannya. Ia menghapus sisa air matanya.

"Sebelum berangkat, Angel ada satu permintaan buat umi sama abi," ujarnya sesenggukan.

"Apa sayang?"

"Apa Ngel?"

"2 minggu setelah Angel di sana, umi sama abi harus jenguk Angel," rengeknya seperti anak kecil.

Abi Rahman pun tersenyum simpul.
"Insyaallah, kalau nggak ada halangan, kita kesana."

"Yaudah, ayo berangkat!" Ajak Angel dengan senyum yang ia paksakan.

"Kamu nggak mau ketemu Raga dulu Ngel?" Tanya umi Jannah membuat Angel terdiam.

Ia memikirkan matang-matang, apakah harus ia berpamitan pada cowok brengsek tersebut? Pikirannya sangat membenci Raga. Namun hatinya menolak semua itu! Hati kecilnya ingin menemui Raganya.

"Ya udah, Angel ke rumah Raga dulu mi, mau pamitan sama tante Vanya juga."

"ASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH." Suara keras dari speaker masjid membuat mereka terdiam.

"Ada pengumuman apa bi?" Abi Rahman hanya mengedikkan bahu sebagai jawaban pertanyaan putrinya.

"Innalillahi wainna ilaihi rāji'un, telah pulang ke rahmatullah, saudara kita Kirana Ayu Ningtias binti bapak Teguh, semoga amal ibadahnya di terima di sisi allah SWT. Aamiin ya rabbal alamiin."

Deg

"Kirana?" Sedetik kemudian Angel terduduk lemas, menatap ke depan dengan tatapan nyalang.

Umi Jannah pun memeluk putrinya, mengusap punggung sang putri untuk menguatkan. "Sabar ya Ngel."

"Umi, Angel belum minta maaf sama Kirana. Kenapa Kirana pergi secepat ini?"

"Syuutt... udah ya Ngel. Ikhlasin Kirana, semoga husnul khotimah menyertainya."

"Aamiin."

🌼🌼🌼

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam, sebentar!" Teriak Vanya dari dalam rumahnya.

"Siapa bun?" Tanya Raga keluar dari kamarnya. Vanya hanya mengedikkan bahunya acuh.

Vanya pun membuka pintu rumahnya, ia terkejut ketika mendapati sosok Angel yang terlihat berbeda dari biasanya.

"Masyaallah Angel, kamu cantik banget," pujinya membuat Angel tersenyum. "Kamu sendirian?"

"Iya tante. Umi sama abi lagi nyiapin keperluan buat Angel dulu."

"Yaudah masuk dulu ya," ajak Vanya sembari menggandeng tangan Angel. "Kamu udah tau kabar kematian Kirana?" Angel mengangguk pelan. "Umur seseorang nggak ada yang tau ya, padahal kemarin-kemarin tante lihat Kirana sehat-sehat aja. Yaudah duduk dulu Ngel."

Angel pun duduk di sofa. Ada rasa berat di hatinya, ketika dirinya harus menerima pilihan dari kedua orangtuanya. Pikirannya melayang, jika saja Raga memang benar melakukan itu padanya, bagaimana nasibnya di pesantren nanti? Jika saja ada yang mengetahui tentang berita tersebut, mau di taruh di mana muka Angel? Angel menghela napas, mencoba mengubur dalam-dalam semua fikiran negatifnya.

Vanya membawa beberapa cemilan dan es jeruk untuk Angel. Membuat Angel merasa tidak enak sendiri di buatnya.

"Repot-repot tante," ujarnya malu. Vanya hanya menggeleng dan tersenyum menanggapi.

"RAGA! INI LIHAT SIAPA YANG DATENG!" Teriak Vanya.

Angel menatap pintu kamar Raga, hatinya gugup akan mengatakan apa pada Raga. Angel bingung, tidak biasanya dia seperti ini. Meskipun dirinya kecewa pada pria tersebut, namun tidak dapat di pungkiri jika cintanya belum juga sirna.

Raga keluar dari kamarnya. Ia terdiam ketika melihat penampilan Angel yang berbeda, dan yang di tatap hanya menundukkan kepalanya. "Cantik."

"Lo mau kemana?" Tanya Raga sembari duduk di samping Angel.

Angel pun menghela napas sebelum menjawab nya. "Tante, Raga, jadi kedatangan Angel di sini, Angel mau pamit berangkat ke pesantren. Doain Angel ya?"

"Sekarang Ngel?" Tanya Raga yang hanya di tanggapi anggukan kepala oleh sang empu.

"Yah, terus gimana sama tante? Nanti yang ngantar kue buatan umi kamu siapa? Masa anak gadis tante ini ninggalin tante gitu aja." Vanya menekuk wajahnya srmbari mengerucutkan bibirnya.

"Hehe, Angel nggak akan menetap di sana selamanya kali tan, kata abi Angel pulang kalo nggak setahun 1 kali berarti 1 tahun 2 kali, nantikan kalo Angel pulang dari pesantren Angel bisa main kesini," jelas Angel dengan senyum yang di paksakan.

"Yaudah, kalo nanti kamu pulang. Harus sering-sering main kesini." Angel pun mengangguk dan tersenyum.

"Bunda, ada yang mau Raga omongin 4 mata sama Angel. Boleh?" Tanya Raga membuat Angel menatapnya.

"Yaudah, bunda ke dapur dulu ya?"

"Nggak usah bunda! Biar kita yang keluar aja, sebentar," cegah Raga. Vanya pun mengangguk mengiyakan.

Raga menatap Angel dan mengisyaratkannya untuk keluar sebentar. Angel pun menuruti pria tersebut dan berjalan di belakangnya.

Sesampainya ditaman, hanya ada kecanggungan anatara keduanya. Raga berdehem, mencoba mengurangi kecanggungan tersebut. Ia menatap gadis di depannya, berharap gadis tersebut mengatakan sesuatu untuknya. Namun nyatanya nihil, gadis itu hanya terdiam sembari memainkan ujung jilbabnya. Mau tidak mau, Raga pun membuka suaranya lebih dulu."Lo beneran mau pergi?"

"Iya, kenapa?"

"Gue minta maaf," lirihnya membuat Angel menatap dalam netra tersebut.

"Berapa kali lo minta maaf Ga? Apa pernah gue tanggepin 'iya, gue maafin lo'? Nggak kan? Jadi, lo nggak perlu minta maaf, semua udah terjadi." Angel memang ingin bertemu Raga sebelum berangkat ke pesantrennya. Tapi, ia tidak senang jika lagi-lagi Raga hanya meminta maaf padanya. Ia hanya berharap penjelasan dari pria tersebut, namun Raga hanya mampu mengeluarkan permintaan maaf padanya.

"Gue ingetin ya Ga, sebelum lo bener-bener keterlaluan. Jangan nyia-nyiain cewek yang udah tulus cinta sama lo. Lo nggak akan tau seberapa capek perjuangannya. Karena, menghargai sedikit perjuangannya aja lo nggak pernah," Angel menarik napas dan berdehem.

"Jadi, gue mohon, lo jangan jadi cowok brengsek lagi. Gue emang cinta sama lo, kalo lo mau tanya sekarang gue masih cinta sama lo atau nggak, jawabannya masih sama. Tapi cinta itu nggak kayak kemarin-kemarin seperti saat gue tergila-gila sama lo, nggak! Gue cinta, tapi ada sedikit rasa benci. Iya gue benci, gue benci karena lo nggak pernah sedikitpun bisa membalas perasaan gue. Lo tau kenapa gue berubah? Itu karena perbuatan kurang ajar lo ke gue. Gue cinta sama lo, tapi jangan jadiin gue sebagai pelampiasan atas semua perilaku bejad lo. Dan gue harap, apa yang pernah lo akui dalam video itu... bukan gue." Ujar Angel panjang.

Raga terdiam, tamparan yang sangat menusuk baginya. Angel sudah benar-benar menyadarkannya.
"Bukannya gue udah pernah bilang untuk jauh-jauh dari gue? Itu semua salah lo yang terlalu berobsesi untuk jadiin gue pacar lo, Ngel."

Sekarang Angel yang terdiam. Perkataan Raga cukup menyadarkannya. Memang benar, dirinya saja yang terlalu bodoh karena bisa terobsesi pada Raga. Pria yang tidak pernah menganggap keberadaannya.

"Gue tau. Gue akui kalo gue emang bodoh udah pernah terlalu jatuh sama lo! Gue baru sadar sekarang. Kalo selama ini gue salah menaruhkan hati gue ke seseorang. Gue akan coba lupain lo secara perlahan." Angel menyentuh dadanya menggunakan tangan kanannya.

"Lo udah cukup buat gue sadar hari itu, saat lo bilang kalo lo dan guelah orang yang ada dalam video tersebut. Gue sekarang makin paham, ternyata lo cowok terbrengsek yang gue temui. Lo tega berbuat seperti itu di belakang cewek lo sendiri, dan lebih brengseknya, lo cuma buat cewek yang tulus sama lo sebagai pemuas nafsu."

Raga kembali terdiam.

"Jawab gue Ga, gadis di video itu bukan gue kan?" Pertanyaan Angel membuat Raga terpaku. Dalam sekejap, Raga merengkuh gadis tersebut ke dalam dekapannya. Angel mengerjapkan matanya berkali-kali, apa yang ia rasakan kali ini... benar-benar nyata. Raga memeluknya, dapat Angel rasakan jika hati Raga berdetak kencang.

Angel tersenyum, meski bukan senyuman bahagia yang tercetak pada eloknya. Gadis yang lebih muda umurnya 1 tahun dari Raga pun membalas pelukan Raga, ternyata pelukan Raga mampu menenangkan emosinya.

Raga sedikit mendekatkan wajahnya ke telinga Angel yang tertutup jilbab. Ia berbisik, "Gadis itu, bukan lo. Ngel."

Angel mengurai pelukan mereka begitu saja, ia menggeleng tidak percaya. Kemudian menampar pria brengsek tersebut karena sudah lancang membuatnya tersudutkan di hadapan banyak orang.






Spam Next untuk part selanjutnya!

SEE YOU❤




Salam Sayang❤

Continue Reading

You'll Also Like

1.2M 87K 41
Aneta Almeera. Seorang penulis novel legendaris yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwany...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

1.4M 79.4K 53
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
1.2M 112K 59
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
410K 31.3K 27
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens. "Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gu...