Regret - Nomin

By NanaBee_02

967K 93.8K 22.4K

Di awali dengan pernikahan Jung Jeno bersama Kang Minhee yang sulit mendapatkan keturunan. Hingga Taeyong men... More

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Kejutan
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 31
Chapter 32
Coming soon
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43 (End)
Iklan (Mohon di baca)
S2 - 1
S2 - 2
S2 - 3
S2 - 4
Read please, penting!!!
Regret S2. Ready???
Publish S2
Regret S2 (Jichen Vers)
TES OMBAK - PENTING‼️

Chapter 30

17.6K 1.7K 914
By NanaBee_02


"Kakek, kau benar akan memenuhi janji mu kan?."

Yunho menarik resleting celana nya keatas kemudian menatap Minhee yang berada di atas tempat tidur menutupi tubuh nya yang toples.

Yunho terkekeh menghampiri Minhee duduk di samping Minhee.

"Menjadikan Jeno milik mu seorang?."

Minhee mengangguk.

"Tentu aku akan memenuhi janji itu. Asal kau selalu siap jika aku meminta mu untuk melayani ku."

Minhee tersenyum senang kemudian memeluk Yunho dari samping.

"Terima kasih, daddy."

Yunho tersenyum miring. Meremat pinggang telanjang Minhee.

"Seperti nya satu ronde lagi menyenangkan."

Minhee terkekeh kemudian membuka selimut nya mengajak Yunho untuk bergabung satu selimut dengan nya.

"Jangan memberi bekas tanda apapun. Aku tidak ingin Jeno tau."

"As you wish babe."

*****

Jeno membaringkan tubuh Jaemin bersandar pada headboard. Menarik selimut untuk menutupi tubuh sebatas pinggang Jaemin.

"Istirahatlah, aku harus mencari tahu siapa H yang di maksud media. Jika benar itu Haechan, aku tidak akan pernah memaafkan nya."

Jaemin memejamkan mata nya saat Jeno mengecup lama pucuk kepala nya.

"Aku pergi."

Baru saja Jeno melangkah satu langkah. Tubuh nya tiba-tiba terhenti. Menoleh ke belakang melihat tangan Jaemin yang meremat ujung kaos nya.

Jeno terkekeh.

Menatap Jaemin yang menundukkan wajah nya.

"Ada apa?" Tanya Jeno.

Jaemin masih terdiam memegang kuat kaos Jeno.

"Hanya sebentar, aku janji."

Jeno mengusap rambut Jaemin dengan lembut.

"K-kau tidak ingin izin pada baby twins..?"

Jeno tersentak.

"Apakah boleh?."

Jaemin mendongkak menatap Jeno.

"Kenapa tidak?."

Jeno tersenyum bahagia. Ia duduk di samping tempat tidur, mensejajarkan wajah nya di depan perut Jaemin.

"Hallo jagoan ayah-"

"Salah satu nya perempuan Jeno."

Jeno terkekeh mengangguk.

"Baiklah. Hallo prince and princess ayah. Terima kasih sudah bertahan dan menjadi anak baik untuk bunda dan ayah. Maafkan ayah sempat meragukan kalian. Sehat-sehat twins, ayah dan bunda menunggu kalian lahir."

Jaemin segera menyeka ujung mata nya saat Jeno mengucapkan kata manis. Jaemin menunduk melihat Jeno yang mengusap pinggiran perut Jaemin, menyingkap kaos Jaemin dan mengecup perut Jaemin lama.

Jaemin merasakan kehangatan. Ia menyukai nya.

Setelah puas, Jeno menarik kembali wajah nya kemudian mengecup bibir Jaemin. Hanya menempel tanpa lumatan. Jeno tidak ingin menyakiti Jaemin nya lagi.

"Kunci pintu kamar, jangan biar kan siapapun masuk kecuali mommy, Sungchan dan Beomgyu."

Jaemin mengangguk. Jeno berdiri kemudian pamit beranjak dari kamar Jaemin. Jaemin menoleh saat mendengar suara pintu terkunci. Jeno mengunci nya dari luar. Biarlah, dengan begitu Jaemin tidak perlu susah-susah untuk beranjak mengunci pintu nya dari dalam.

Jaemin mengusap perut nya.

"Sayang, apakah sudah saat nya bunda mempercayai ayah kalian?."

Jeno menapakkan kaki nya di lantai dasar. Ia melihat Minhee yang baru saja pulang dengan wajah lelah nya.

"Jeno" Sapa Minhee tersenyum menghampiri Jeno.

Jeno tersenyum. Minhee memeluk Jeno melingkarkan tangan nya di pinggang Jeno.

"Aku merindukanmu."

Jeno menyerit ketika mencium wangi parfum yang Jeno kenal.

"Kau habis darimana, Minhee-ya?."

"Butik. Aku pulang lebih awal karena tubuh ku tiba-tiba lemas."

Jeno menarik tubuh Minhee menatap wajah lelah Minhee.

"Istirahatlah. Aku harus pergi, ada urusan."

"Bagaimana keadaan Jaemin?."

Jeno menyerit.

"Kau menanyakan keadaan Jaemin?."

Minhee menggeleng.

"Maksudku anak kita yang ada di rahim Jaemin."

Jeno menghela nafas nya.

"Mereka baik-baik saja."

Minhee mengangguk. Ia kembali memeluk Jeno, menyimpan kepala nya di cekukan leher Jeno.

"Aku merindukanmu sayang. Sudah seminggu ini kita jarang menghabiskan waktu bersama" Rengek Minhee.

Jeno menepuk punggung Minhee beberapa kali.

"Aku ada urusan penting Minhee."

"Kalau begitu, setelah urusan penting mu. Datang lah ke kamar ku."

"Aku merindukan diri mu memenuhi lubang ku."

Jeno memutar bola mata nya malas. Jeno menarik tubuh Minhee dengan sedikit penekanan.

"Pergilah ke kamar mu, aku harus segera pergi."

Minhee mengerucutkan bibir nya.

"Kau sudah tidak menyayangiku?."

"Aku muak denganmu Kang Minhee!!!."

Jeno tersenyum paksa.

"Aku sedang buru-buru."

Jeno segera berlari meninggalkan tempat.

"Bahkan dia melupakan sesuatu. Biasa nya sebelum pergi, Jeno akan mengecup kening ku" Lirih Minhee.

Minhee berjalan menuju kamar nya. Melewati kamar Jaemin yang tertutup rapat. Minhee terdiam di depan kamar Jaemin.

Tangan nya menurunkan knop pintu kamar Jaemin yang terkunci.

"Siapa?" Tanya Jaemin dari dalam.

"Aku. Minhee. Jaemin, malam ini selama seminggu Jeno akan tidur di kamar ku. Kau jangan menggangguku dan Jeno. Sudah cukup selama satu minggu ini Jeno bersamamu!!."

Setelah itu Minhee segera masuk ke dalam kamar nya.

Di dalam kamar, Jaemin tersenyum pasrah.

Mengusap perut nya.

"Begini ya rasa nya berbagi suami."

Jeno masuk ke dalam mobil nya. Ia hendak menghidupkan mobil nya namun ponsel nya terus bergetar pertanda pesan masuk. Dengan jengkel, Jeno mengambil ponsel nya dan membuka pesan. Ternyata dari Karina.


Jeno terkekeh. Ia ikut senang dengan kabar yang Karina sampaikan pada nya. Akhirnya penantian selama tiga tahun pernikahan Karina dan Hyunjin membuahkan hasil.

Jeno mengetik mengucapkan selamat pada Karina dan mengirim nya. Setelah itu, Jeno membuka file vidio yang Karina kirimkan pada nya.

Dahi Jeno berkerut saat melihat Minhee dan Yunho di sebuah hotel pusat kota Seoul. Mata Jeno membelak saat Yunho merangkul pinggang Minhee dan Minhee meletakkan kepala nya di bahu Yunho.

Jeno tersenyum miring.

"Jadi ini permainan mu Kang Minhee?."

"Pantas saja tadi aku mencium aroma parfum kakek."

Jeno menggelengkan kepala nya. Ia menutup layar ponsel nya kemudian menyalakan mesin mobil nya meninggalkan pekarangan rumah.

"Bisa-bisa nya dulu aku meninggalkan wanita sebaik Karina demi Minhee? Bodoh kau Jeno" Ucap nya menggelengkan kepala.

"Baiklah masukan vidio ini sebagai barang bukti nanti."

Jeno menekan pedal gas menuju apartemen Haechan. Ia harus segera menemui teman nya itu sebelum Haechan pergi.

Jeno memarkirkan mobil nya di basemant apartemen Haecha. Dengan segera Jeno berlari menuju lift untuk mengantar nya ke lantai 10 dimana apartemen Haechan berada.

Jeno menekan bel beberapa kali. Pintu apartemen terbuka menampakkan sosok Lucas yang sedang menggendong Chenle.

"Untuk apa kau kemari?!" Tanya Lucas sengit.

Jeno menerobos masuk.

"Harus nya aku yang bertanya. Sedang apa kau disini? Malam-malam begini?."

"Bukan urusanmu!."

"J-jeno."

Jeno menatap kearah Haechan yang berdiri kaku di depan televisi.

Jeno menghampiri Haechan dan mencengkram lengan Haechan membuat Haechan menjerit sakit.

"Yakk!!! Kau melukai nya bajingan!!."

Lucas melepaskan tangan Jeno dari tangan Haechan.

"Diam! Aku tidak ada urusan nya denganmu!."

"Tapi kau melukai nya brengsek!."

"Ku bilang diam Lucas Jung!. Ini urusanku dengan Haechan!."

Haechan memberikan kode pada Lucas untuk diam dan menidurkan Chenle di kamar nya. Lucas menghela jengah, ia melangkah menuju kamar Haechan untuk menidurkan Chenle.

"Katakan padaku, benar kau oknum H yang memfitnah Jaemin pada media?!."

Haechan membelakkan mata nya.

"B-bagaimana bisa kau menuduhku seperti itu Jeno-ya?!."

Jeno berdecih.

"Menjijikan!. Bahkan dari cara berbicaramu saja sudah meyakinkan jika benar kau si oknum H yang memfitnah Jaemin!!."

"Apa mau mu Haechan-aa?!!."

"Apa salah Jaemin padamu, haa?? Dia bahkan membantu mu saat Mark hampir melecehkan mu lagi. Tapi ini balasan mu terhadap istriku?!!."

Haechan menunduk menangis.

"Kau pernah menampar Jaemin dan menuduh Jaemin yang tidak-tidak dengan Mark. Sekarang kau memfitnah Jaemin pada media?!."

"Kau tau konsekuensi apa yang Jaemin dapatkan ha?!!!."

"Seluruh manusia Korea Selatan, mempercayai jika Jaemin penjahat! Padahal istriku tidak tau apapun!! Sinting kau Seo Haechan!!."

"Jaemin sedang hamil. Kehamilannya bermasalah, itu semua karena mu!! Karena kau yang memperpanas situasi!!."

Lucas keluar dari kamar Haechan dan mendorong Jeno menjauh dari hadapan Haechan.

"Jangan pernah membentak nya Jung Jeno!!!."

Lucas memeluk Haechan yang menangis.

"Kau diam Lucas!. Kau tidak akan mengerti!!!. Jika kau menjadi aku, kau juga akan melakukan hal yang sama. Melindungi orang yang di cintai!."

"Tapi tidak dengan membentak dan menuduh nya!!."

"Menuduh kau bilang?!!. Tanyakan pada nya, semua yang aku ucapkan benar ada nya!!."

Lucas menunduk menatap Haechan.

"Haechanie, katakan yang sebenar nya pada hyung."

"M-maaf hyung..."

"Kau dengar!!! Dia bahkan tidak bisa menjawab nya!!! Brengsek!!!. Jika saja kau memilih diam, semua tidak akan serunyam ini!!!."

Haechan mendongkak menatap kearah Jeno dengan terluka.

"Aku melakukan ini demi Chenle!! Demi anak ku!!. Yang aku punya sekarang hanya Chenle!! Setelah daddy dan mae ku mengusirku karena hamil di luar nikah. Aku sebatang kara Jeno!!! Aku bahkan di tinggalkan oleh Mark!!!. Aku hanya mempunyai Chenle dan Mommy Taeyong!!!. Tapi aku tidak bisa terus menerus bergantung pada mommy Taeyong!! Aku tau, jika mommy Taeyong pun sedang banyak masalah!!."

"Apa maksudmu?!."

"Mark!! Giselle dan Mark menemuiku malam sebelum aku memfitnah Jaemin pada media. Mark dan Giselle menyuruh ku untuk memanasi keadaan dengan menjadi oknum suruhan Jaemin untuk mencelakai Giselle. Awal nya aku menolak Jeno. Aku menolak dengan sangat keras. Aku tidak ingin menyakiti Jaemin."

"Kau pergi ke kamar ku, lihat pergelangan tangan Chenle. Ada luka sayatan disana."

Haechan meremat kaos Lucas. Perasaan nya kembali terluka mengingat hal itu.

"Mark dan Giselle mengancamku dengan tubuh Chenle!!. Mereka menyakiti anak ku. Mereka menyakiti sumber kehidupanku!!!."

Tubuh Haechan melemah. Lucas menahan nya.

"Mau tidak mau aku mengikuti rencana Mark dan Giselle. Aku tidak ingin Chenle terluka lagi."

Haechan menyembunyikan wajah nya di dada bidang Lucas. Menangis kencang hingga tubuh nya bergetar.

Jeno terdiam mematung. Sejahat itu kah Mark dan Giselle???.

"Bawa aku pergi dari sini hyung. Aku lelah, aku ingin Chenle bahagia."

Lucas mengangguk. Mengelus rambut Haechan lembut.

"Tapi kenapa kau memberikan identitas mu dengan nama H yang gampang aku ketahui?" Tanya Jeno.

"Saat itu aku sedang ketakutan. Dengan bodoh nya aku mengatakan pada media panggil saja aku 'Hyuck' . Aku tidak sadar jika 'Hyuck' berawalan dari huruf H."

"Mark, Giselle dan Krystal imo marah pada ku. Tapi sebisa mungkin aku meyakinkan mereka jika aku tidak akan membocorkan ini."

"Tapi terlambat. Kau sudah menemui ku sebelum aku pergi dari Korea Selatan."

"Jangan pergi Seo Haechan! Kau termasuk salah satu saksi disini."

"Jangan menumbalkan nya Jung Jeno!!!."

"Aku tidak menumbalkan nya Lucas Jung!!."

"Haechan bisa di jadikan saksi atas perbuatan gila mereka."

"Tapi Haechan bisa di pidana Jung Jeno!!!."

"Tidak akan!! Aku tidak akan membiarkan itu terjadi jika Haechan berada di pihak ku."

"Pihak mu?!."

"Lucas Jung, aku akan membunuh mu dengan tangan ku sendiri jika kau ikut dalam rencana untuk membunuh bayi ku dan Jaemin!" Ucap Jeno menajam.

Lucas terdiam.

"Aku tau niat kalian semua. Kalian ingin menyingkirkan bayi ku dan Jaemin kan?!."

"Aku tidak termasuk kedalam golongan orang sinting yang membunuh bayi tidak bersalah!."

Jeno terkekeh.

"Benarkah?."

"Jika kau tidak percaya. Aku akan ikut di pihak mu."

Jeno tersenyum miring.

"Bisa kah aku mempercayai mu?."

"Aku. Aku jaminan nya jika Lucas hyung berkhianat" Ucap Haechan cepat.

"Haechan-aa" Lirih Lucas.

Haechan mendongkak, menatap Lucas dengan yakin.

"Aku percaya padamu."

Lucas tersenyum sayu.

"Baiklah, aku akan mencoba mempercayai mu Lucas. Jika kau berani berkhianat. Haechan akan menanggung kesalahan mu."

"Dan aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi" Ucap Lucas penuh penekanan.

*****

Malam sudah semakin larut. Satu persatu lampu di kediaman rumah Jung di padamkan. Para maid sudah kembali ke kamar mereka masing-masing. Seluruh anggota keluarga pun sudah berada di kamar mereka. Taeyong malam ini menginap di kamar Beomgyu. Lagi dan lagi, tangan nya menjadi korban kekesalan Jaehyun karena ada anak buah Jaehyun yang sempat melihat Taeyong bertemu dengan Mingyu.

"Mommy are you okey?."

Beomgyu mengobati luka Taeyong dan meniup nya pelan.

Taeyong menangis. Beomgyu memeluk sang mommy dan ikut menangis.

"Ayok pergi, Gyu tidak membutuhkan keluarga yang seperti ini."

Taeyong hanya bisa menangis. Beomgyu mencoba menenangkan sang mommy.

"Dia bukan seorang ayah dan suami yang baik. Dia bajingan. Gyu membenci nya. Gyu benci karena wajah Gyu mirip dengan nya. Kenapa harus Gyu?! Kenapa tidak Mark hyung saja yang kelakuan nya sama-sama seperti iblis!!."

Beomgyu merengek kesal.

"Maafkan mommy, maafkan mommy."

"No, mommy tidak salah. Jangan menyalahkan diri mommy."

Beomgyu mengecup pucuk kepala Taeyong.

"Gyu sayang mommy. Kita istirahat ya, besok Gyu dan Sungchan akan izin untuk menemani mommy."

Taeyong mengangguk. Membaringkan tubuh nya di tempat tidur Beomgyu. Beomgyu menyelimuti Taeyong kemudian menyimpan kembali kotak obat di tempat nya dan menyusul sang mommy untuk tidur.

Jeno tidak jadi tidur bersama Minhee. Mengingat vidio yang tadi Karina kirimkan. Membuat Jeno mual untuk menatap wajah Minhee.

Bagaimana bisa istri pertama nya itu bercinta dengan kakek Jeno?.

Benar-benar tidak di sangka.

Jeno naik ke tempat tidur dan membaringkan tubuh nya di samping Jaemin yang sudah terlelap. Menarik tubuh ramping istri nya kemudian di dekap nya hingga tubuh Jaemin tertutup kedua lengan besar Jeno.

"Aku seperti nya mulai mencintaimu" Ucap nya mengecup pucuk kepala Jaemin.

Jeno hendak memejamkan mata nya. Namun sekelibat bayangan hitam melintas di dinding. Pantulan dari luar jendela kamar.

Jeno menoleh ke belakang. Ia sedikit was-was dan semakin mengeratkan pelukannya pada Jaemin.

Krakk...

Pandangan Jeno menatap kearah pintu.

Srakk!!!.

Jeno memutar tubuh nya dan tubuh Jaemin. Melindungi tubuh Jaemin di bawah sana.

"Aakhhh!!."

Jaemin segera membuka mata nya. Ia terkejut saat melihat siluet manusia serba hitam menancapkan pisau di bahu Jeno.

"J-jeno."

Jeno mengeratkan pelukannya.

Orang itu hendak menusuk Jeno kembali namun Jeno berhasil berguling sambil melindungi tubuh Jaemin.

"TOLOOOOONGGGG!!!!!."

"MOMMY!!! DADDY!!! EOMMA!!! SUNGCHAN!!!!."

Jaemin berteriak kencang.

Lampu rumah seketika menyala. Orang itu panik dan segera memecahkan jendela kamar dan melompat keluar dari kamar Jaemin.

"J-jeno... Jeno..."

Jaemin mengecek bahu Jeno. Tangan nya bergetar saat melihat cairan hitam.

Jaehyun membuka paksa pintu kamar Jaemin dan menyalakan lampu utama.

"JENO!!!."



*****

Masih mau lanjut? Mulai aneh ga sih?.

Continue Reading

You'll Also Like

379K 55.8K 21
NOMIN ╱ JENO JAEMIN Adinata adalah laki-laki yang cukup terkenal di kalangan kampus dan disukai banyak mahasiwa laki-laki mau pun perempuan. Butuh pe...
34.6K 2.6K 34
Rumah tangga yang mereka bangun dengan bahagia tiba-tiba dihadapkan dengan sebuah skandal besar yang membuat rumah tangga mereka ada di ujung tanduk...
733K 93K 35
Red Rosse. Bunga mawar berwarna merah itu terlihat manis dan menawan, namun berduri tajam. 一Red Rosse also stand for passion, true love, romance and...
74.2K 7.1K 5
| BXB || JAEYONG || MPREG || ANGST | Dunia Taeyong seakan runtuh dalam hitungan detik saat suaminya; Jung Jaehyun, mengatakan dengan lantang jika ia...