DERMAGA [END]

By Chndrbn

136K 12.6K 5.2K

- Tempat Berlabuhnya Wanita Wanita Cantik - Dermaga Abimana anak kepala sekolah sekaligus kapten basket di S... More

P R O L O G
1. HARI PERTAMA
2. DERMAGA?
3. CLUB BASKET
4. SUDAH PUNYA PACAR?
5. KEGADUHAN LAGI
6. IDE CEMERLANG
7. SEBUAH CIUMAN
8. SKANDAL DERMAGA
9. TARUHAN
10. MARAH
11. MENJADI BAIK
12. PANGGIL GUE AGA
13. BOLOS
14. RUMAH POHON
15. RUMAH POHON 2
16. MEMORY CAFE
17. PACARAN
18. KORIDOR
19. KECELAKAAN
20. LEKAS PULIH ARA
21. PENDAPAT BINTANG
22. NAIK PERAHU
23. TARUHAN 2
25. KECEWA
26. BERANTEM
27. I HATE YOU
28. ULAH DINDA
29. HUKUMAN UNTUK DHITO
30. KASIAN ARA
31. MASIH NGAMBEK
32. ATLANTA
33. BONEKA BERJALAN
34. BUNUH DIRI
35. PERTANDINGAN TERAKHIR?
36. MAKANYA CARI PACAR
37. RUMAH SORAYA
38. PENELEPON MISTERIUS
39. DERMAGA TERKUNCI
40. SIAPA PELAKUNYA?
41. DINDA GILA
42. AB-
43. SIAPA DIAA?
44. ANEHH
45. UWUPHOBIA
46. JANJI DERMAGA
47. BESOK?
48. HAH?!
49. WELCOME TO THE HELL
50. PERTANDINGAN TERAKHIR DERMAGA
51. NANTI MALAM PARTY
52. JATUH KE SUNGAI
53. BULAN?
54. SURAT MISTERIUS
55. IMPOSTOR
56. BINTANG DAN BULAN
57. EPILOG
KEJUTAN!
KEJUTAN LAGI

24. MELIHAT SENJA

1.9K 201 66
By Chndrbn

Cahaya matahari siang ini tak terlalu terik, banyak awan yang berlarian kesana kemari menemani sang mentari melakukan tugasnya.

Dermaga tengah mendayung perahunya agar sampai ke tepian danau. Pohon besar diseberang menjadi jadi tujuan mereka selanjutnya.

"Aga emangnya gak lelah ya?" Tanya Ara yang melihat Dermaga terus mendayung perahu yang mereka tumpangi.

"Ya capek lah," jawab Dermaga seadanya.

"Ya udah sini dayungnya biar Ara bantu!" seru Ara yang tak tega pacarnya kelelahan.

Dermaga menolaknya, "Nggak usah!" seru Dermaga. "Kamu baru saja sembuh juga, biar aku aja." tambahnya.

Ara terdiam dan wajahnya berpaling dari Dermaga. Bibirnya perlahan mengerucut tanda kalau Ara sedang marah pada Dermaga. "Nih kalau gitu," pasrah Dermaga.

Kini tangan Ara memegang dayung tua tersebut. Senyuman manis ternyata masih ada untuk Dermaga. "Nah gini kan Ara bisa bantuin," ucap Ara melebarkan senyumanya.

"Pelan pelan aja," tambah Dermaga. "aku dayung sebelah kiri kamu kanan," tunjuk Dermaga memberi arahan kepada pacarnya tersebut.

"Siap kapten!"

"Eh, Aga eskul basket kenapa jarang latihan sih?" Tanya Ara yang baru teringat jika dirinya masih ikut eskul yang diketuai oleh pacarnya itu.

Dermaga mengalihkan pandangannya, "Club basket bentar lagi Ada turnamen, jadi hanya anggota inti yang latihan." jelas Dermaga.

"Kamu ikut?" tanya gadis yang masih mengayunkan dayung perahu itu.

Dermaga mengangguk, dia adalah kaptennya nggak mungkin jika dia tidak ikut. "Gue ikut, tapi masih lama sekitar tiga mingguan lagi," terang Dermaga.

Akhirnya perahu mereka sampai ke tepian danau. Laki laki berpostur tubuh tegap itu mengulurkan tangannya untuk sang pacar. "Hati-hati nanti jatuh," peringatnya.

"Iya Agaa," balas Ara yang tangannya menggenggam erat tangan Dermaga.

"Mau kemana kita?"

"Aga nggak laper apa?" tanya Ara yang melihat jam ditangannya sudah menunjukkan pukul dua siang.

Dermaga mengangguk dan menarik tangan Ara yang masih dalam gemnggamannya. "pelan pelan Aga!" seru Ara.

Dermaga tersenyum tipis mendengarnya. "Kenapa emangnya?" tanya Dermaga. "Aga pikir aja sendiri!" seru Ara rada kesal.

Dermaga tambah bingung dengan kelakuan cewek satu ini. "Aku nggak tahu alasannya apa makanya tanya," tambanya.

Ara menunjuk ke arah kakinya yang pendek, tentu saja hal itu yang membuat jalannya tak secepat Dermaga. "Kaki Area tak sepanjang punya Aga, jadi Aga tahu kan harus gimana?" tanya Ara supaya pacarnya bisa lebih peka.

Dermaga tersenyum lalu mengangguk saat melihat kaki Ara. "oke, aku paham sekarang," ucap Dermaga.

Ara memutarkan bola matanya, ternyata semua cowok sama saja nggak ada yang peka. "hsfpkxhsfpx" gumam Ara tidak jelas.

"Mau ke Memory cafe lagi?" tanya Dermaga yang bingung ingin mencari tempat makan.

"Terserah kamu aja,"

Yah, kata itu naik ke permukaan lagi. Padahal sudah beberapa hari ini Dermaga tidak mendengar kata itu lagi. Dan sekarang harus berfikir keras karena satu kata itu.

"Oke aku udah punya tempat yang cocok!" ucap Dermaga.

"Kemana?"

"Adadeh," jawab Dermaga.

"Adadeh cafe?" tanya Ara polos.

Dermaga tertawa kecil mendengar ucapan Ara barusan, tangannya menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Kenapa gue bisa jatuh cinta sama nih cewek ya?" gumamnya dalam hati.

Mereka menuju motor merah yang terparkir tak jauh dari tempat mereka berdiri. Gadis dengan mata belonya itu hanya tersenyum saat Dermaga memakaikan helm dikepalanya.

Sampai dititik ini saja Ara terkadang masih berpikir jika semua yang dia lakukan ini hanya sebuah mimpi, "semoga saja Aga selalu begini ke Ara," pinta Ara dalam hati.

•••

Perjalanan yang cukup panjang, kurang lebih satu setengah jam Ara melingkarkan tangannya dan menempelkan pipi ke pinggang kokoh Dermaga.

"Suka?"

Ara sedikit terkejut saat sampai ditempat tujuan, bukan sebuah cafe ataupun restoran tetapi pantai yang telah didatangi banyak orang. "Ngapain kita ke pantai Aga?!" tanya Ara.

"Makan lah,"

"Tapi ngapain juga kita ke pantai?" tanya Ara masih kebingungan.

"Ara laperkan, makanya aku bawa kesini," ucap Dermaga.

Ara hanya pasrah dengan Dermaga, cowok itu masih saja memegang Erat dan membawanya ketepian pantai dengan desiran ombak mengiringi perjalanan mereka.

Satu kata untuk pantai ini, indah. Dan baru Ara sadari setiap tepian pantai dipenuhi sepasang remaja dan sepertinya mereka semua pacaran.

"Ini tuh pantainya tempat favorit untuk pacaran, makanya aku bawa kamu kesini," terang Dermaga.

"Dari dulu pengen aja ke sini, tetapi nggak ada yang bisa aku ajak, dan kamu yang pertama Ara," tambahnya.

Siapa juga yang tak salah tingkah mendengar perkataan seperti itu. Jika saja tidak ada orang banyak pasti Ara udah teriak kencang disana.

Ara langsung berpaling dari tatapan Dermaga, tak mau wajah malunya terlihat oleh Dermaga."kenapa gitu?" tanya Dermaga sok tak tahu.

"Apaan sih Ga!" Ara benar benar dibuat salah tingkah oleh Dermaga.

"Ya udah Ayo makan," ajak Dermaga.

Tangan mungil Ara kembali dia genggam, lalu mengajaknya ke tempat yang sudah Dermaga pesan sebelumnya. "Mau kemana?" tanya Ara lagi.

"Katanya laper,"

Ara mengangguk dan kini tahu Dermaga akan membawanya kemana. Jauh sih, tetapi tak mengapa angin yang berhembus dari lautan itu telah membayarnya.

Ditambah langit sudah mulai menguning menambah indah tempat ini. "Masih jauh ya Ga?" tanya Ara.

"Enggak tuh ada disana," tunjuk Dermaga kedepan.

Tempat yang sangat indah, satu set meja dipesan untuk mereka berdua. Tepat yang terbuat dari kayu dengan ukiran yang sangat ciamik.

Menghadap ke lautan secara langsung membuat Ara dibuat kagum oleh semua ini." hati hati naiknya," ucap Dermaga.

"Makasih Aga," ucap Ara yang sudah dihadapkan oleh makanan yang terlihat sangat menggugah selera.

"Iya,"

Setelah selesai makan, belum lengkap rasanya jika tidak pergi ketepian pantai, walau hanya sekedar menikmati semua keindahan senja yang telah disuguhkan semesta.

"Aga mataharinya mau terbenam ayo kita kesana,"

Dermaga hanya mengangguk, dan bergegas turun dan pergi ke tepian pantai untuk melihat matahari terbenam, "Ara suka ya?" tanya Dermaga sembari berjalan.

"Senja? suka banget lah,"

Deru ombak semakin terdengar jelas, angin berhembus lumayan kencang. Burung burung camar mulai beterbangan meninggalkan pantai. "duduk disini aja sayang," ujar Aga.

Senja dipantai memang tidak akan ada yang pernah mengalahkannya. "Sini peluk," suruh Dermaga mengulurkan tangannya.

Dengan senang hati Ada menerima pelukan itu, sama seperti tadi siang kepala Ara menempel didada bidang milik Dermaga. "Kenapa Kamu suka senja?" tanya Dermaga tiba-tiba.

"Senja itu buat diri Ara jadi tenang, hanya saat senjalah pikiran Ara bisa terbebas dari penatnya kehidupan."

"Sesuka itu ya sama senja?" tanya Dermaga.

"Iya melebihi apapun!"

"Dih lain kali Aku nggak akan bawa Ara kesini lagi," ucap cowok yang rambutnya berantakan itu.

Alis Ara terenyit, bingung kenapa Dermaga berbicara seperti itu, "kenapa gitu?" tanya Ara lagi.

"Ara pikir aja sendiri!" seru Dermaga menurunkan seperti gaya Ara.

Ara tertawa mendengar pacarnya barusan, "Dihh! Itu punya Ara ya!" balas Ara tertawa kecil.

"Suka sama Aga itu mudah, tapi ngedapetin Aga itu sangat sulit." gumam Ara yang masih ada dalam pelukan Dermaga.

Dermaga tersenyum mendengar ucapan Ara barusan. Matanya melirik jam yang tangan terpasang dilengan kirinya. "Ara?" panggil Dermaga pelan.

"Ra?" panggil Dermaga lagi.

Gadis dalam pelukan Dermaga itu tak menjawab panggilan Dermaga, "Araaa?" panggil Aga untuk kesekian kalinya tetapi sama tak ada jawaban.

"Gimana udah tidur belum?!"

Suara berat terdengar dari belakang mereka berdua, cowok yang hanya mengenakan kaos berwarna hitam itu mengisyaratkan jempol ke salah satu temannya dari kejauhan.

"Ayo Ga angkat!" tambahnya.

Benar itu kedua sahabat Dermaga, Niko dan Megan. Dan dengan susah payah Dermaga membopong tubuh Ara yang sudah tertidur pulas.

Ternyata dari tadi Megan sudah menyiapkan mobil untuk membawa Ara pulang kerumah Dermaga. "Ko lo bawa motor gue! Nih kuncinya," seru Dermaga.

"Udah kan Ga?" tanya Megan.

"Yakin ke rumah lo?" tanya Megan memastikan.

"Iya bokap gue nggak pulang hari ini," tambahnya.

Dengan kecepatan tinggi Megan melajukan mobilnya agar segera sampai ke rumah Dermaga. Sedangkan Dermaga duduk memangku kepala Ara yang tertidur dipahanya.

"Maafkan gue Ra," gumam Dermaga.

APAAN COBA DI AGA!

GEDEK JUGA LAMA LAMA

AWAS AJA SAMPE ARA LO APA APAIN GUE BUNUH!

NEXT GAK NIH?

Continue Reading

You'll Also Like

2.4K 787 24
Hidup, tapi terasa mati. Itulah yang dirasakan oleh Galendra Kenz Ghalibie. Ini tentang Galendra Kenz Ghalibie, laki-laki yang tengah mencari tahu m...
1.8M 175K 62
JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA KARENA SEBAGIAN CERITA DI PRIVATE!! Alara Anindiya Bianchi, gadis polos penyuka es krim dan hal yang berbau dengan...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

922K 51.4K 52
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
958K 93.2K 51
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...