Regret - Nomin

Oleh NanaBee_02

986K 94.6K 22.5K

Di awali dengan pernikahan Jung Jeno bersama Kang Minhee yang sulit mendapatkan keturunan. Hingga Taeyong men... Lebih Banyak

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Kejutan
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Coming soon
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43 (End)
Iklan (Mohon di baca)
S2 - 1
S2 - 2
S2 - 3
S2 - 4
Read please, penting!!!
Regret S2. Ready???
Publish S2
Regret S2 (Jichen Vers)
TES OMBAK - PENTING‼️

Chapter 21

17.8K 1.8K 582
Oleh NanaBee_02


Lagi ahh, 250 vote 250 komen aku bakalan update hehe....

*****

Winter dan Taeil mengecek keadaan Jaemin yang masih tidak sadarkan diri. Darah yang keluar dari selangkangan nya sudah mulai berhenti berkat kecepatan Winter dalam menangani Jaemin. Untung saja Winter saat itu bagian shift malam.

"Apakah bayi nya baik-baik saja?" Tanya Taeil.

"Lemah appa" Jawab Winter.

Taeil langsung ambil tindakan sedangkan Winter dan dua suster lainnya mengikuti arahan atau suruhan Taeil.

"Kita harus melakukan operasi untuk menyelamatkan janin nya. Suster Jun tolong persiapkan ruang operasi" Titah Taeil.

Suster Jun segera keluar dari UGD menuju ruang operasi, menghiraukan panggilan keluarga Na dan Taeyong.

Brankar Jaemin di dorong menuju operasi. Taeil mengambil tindakan sedangkan Winter menghampiri Winwin dan Yuta.

"Mau dibawa kemana Nana?" Tanya Winwin panik.

"Bibi, tenanglah. Kami harus melakukan operasi, benturan pada dinding rahim nya membuat pendarahan dan melemahkan pertumbuhan janin nya. Kami akan melakukan tindakan agar janin nya dapat di selamatkan dan tetap sehat tanpa cacat saat lahir nanti" Jelas Winter mencoba menenangkan Winwin.

"Apakah bisa di barengi dengan mengecek DNA bayi nya?" Tanya Jeno pada Winter.

"Maaf, maksudmu?" Tanya Winter tak paham.

Jeno berdecak.

"Bisakah kau ambil sempel darah janin nya untuk di lakukan tes DNA. Kami harus segera mengetahui nya apakah itu benat-benar anak ku atau bukan" Ucap Jeno.

Kedua bola mata Winter membola.

"SUAMI MACAM APA KAU HAH?!" Pekik Winter menendang lutut Jeno.

"Hey! Yang sopan, kau ini seorang dokter. Tidak tahu tatakrama!" Ucap Minhee yang baru saja menyusul bersama bibi Kim.

"Suami mu itu yang tidak punya hati!!!."

Winter menunjuk ruang operasi.

"Istri mu sedang berjuang di sana untuk keselamatan keturunan mu, tapi kau malah meminta untuk melakukan tes DNA? Dasar bajingan!" Ucap Winter marah.

Seluruh wajah nya memerah sempurna dengan mata yang menajam.

"Kau hanya seorang dokter, tidak perlu ikut campur dalam keluarga ini. Lakukan saja apa yang aku minta" Ucap Jeno enteng.

Winter menatap kearah Yuta. Yuta hanya diam, ingin berbicara pun, kuasa Jung lebih mendominasi disini.

"Tidak mau!!! Itu sangat beresiko! Nana ku bisa keguguran!" Ucap Winter.

"Baguslah jika dia keguguran, itu adalah balasan setimpal atas perbuatan nya pada ku karena telah membuatku keguguran dan tidak bisa hamil lagi" Ucap Minhee.

Winter mengepalkan tangan nya. Ingin rasa nya ia mencabik-cabik habis wajah Minhee sekarang juga menggunakan pisau bedah.

"Sudahlah Jeno, biarkan mereka menangani istrimu dulu. Setelah itu kita akan lakukan tes DNA. Kita akan meminta tolong pada dokter Byun dan dokter Wendy" Ucap Yunho memejamkan mata nya duduk di sofa ruang tunggu.

"Ini rumah sakit milik bibi Krystal. Seharusnya kau tunduk pada keluarga Jung!" Ucap Minhee menekankan ucapan nya.

"Manusia-manusia biadab!" Desis Winter meninggalkan tempat dan masuk ke dalam ruang operasi.

Sojung mencoba menenangkan Winwin yang menangis pilu di pelukannya. Sedari tadi pun keluarga Na hanya bisa diam dan berdoa untuk keselamatan Jaemin dan bayi nya.

"Sebenarnya apa yang kau lakukan pada Jaemin, Jeno?" Tanya Taeyong.

"Aku memaksanya untuk jujur siapa anak yang dia kandung" Jawab Jeno.

"Tapi kenapa sampai seperti ini?."

"Aku melakukan sex pada nya."

Yuta memejamkan mata nya, ia ingin marah. Namun keadaan membuatnya kembali harus meredam amarah nya.

"Kenapa aku lemah sekali."

******

"Haechan sayang...??."

Tubuh Haechan menegang saat Mark memeluk nya dari belakang saat ia tengah berbaring memeluk Chenle.

"M-mark?" Tanya Haechan parau.

Mark tersenyum miring.

"B-bagaiman bisa, kau masuk apartemenku?" Tanya Haechan ketakutan.

"Aku mengetahui password nya. Tanggal lahir ku."

Tubuh Haechan di tarik oleh Mark hingga punggung Haechan menempel pada dada Mark. Tangan Mark tersimpan dengan baik di pinggang Haechan sambil mengelus perut rata Haechan.

"Aku merindukanmu" Ucap Mark.

Nafas Haechan tercekat.

"Tapi lebih menginginkan Jaemin."

Kedua mata Haechan memejam. Ia ketakuta, tangan nya memegang tangan Chenle yang terlelap di samping nya.

"Kau ingin membantuku untuk mendapatkan Jaemin, hmm?."

Mark mengecup tengkuk Haechan membuat Haechan menggeliat.

"T-tidak mau" Jawab Haechan.

Mark tersenyum miring.

"Begitu ya, kalau begitu bagaimana jika aku melakukan sesuatu pada Chenle. Dia sangat manis sepertimu-"

"J-jangan lakukan apapun pada Chenle" Lirih Haechan menarik tubuh Chenle dan mendekap nya.

Mark menumpu kepala nya miring memainkan bahu Haechan menggunakan jari telunjuk nya.

"Maka dari itu, ikutlah rencana ku untuk memisahkan Jeno dengan Jaemin."

Haechan diam. Ia dilema, Jaemin sangatlah baik padanya bahkan sering membantu nya. Tapi saat ini, nyawa Chenle sebagai taruhannya jika dia tidak ingin mengikuti perintah Mark.

"A-apa yang harus aku lakukan?" Tanya Haechan.

Mark tersenyum miring. Mengecup pucuk kepala Haechan.

"Kau sangat cantik jika menggunakan piyama tidur satin merah ini."

*****

Waktu sudah menunjukkan pukul empat pagi. Keluarga Na dan Jung sebagian ada yang tertidur sambil duduk di sofa ada juga yang masih melek menunggu hasil operasi.

Lampu operasi padam. Operasi selesai di lakukan. Winwin dan Taeyong lebih dulu tau dan segera berdiri menunggu dokter keluar dari ruang operasi.

"Appa atau kau saja yang keluar memberitahu ini?" Tanya Taeil pada Winter.

Winter menatap Jaemin lirih, kedua mata nya tiba-tiba saja meneteskan air mata.

"Malang sekali" Lirih Winter menangis memeluk Taeil.

Taeil paham. Ia menenangkan putri kesayangan nya dan menyuruh suster untuk segera membereskan semua nya dan meninggalkan ruang operasi.

"Kenapa harus Nana, appa?" Isak Winter.

"Karena Nana manusia terpilih yang menurut Tuhan paling kuat untuk menerima cobaan ini" Ucap Taeil.

"Ta-tapi, huhu appa."

Taeil menepuk-nepuk pucuk kepala Winter.

"Sudah jangan menangis, kita harus memberitahu kabar ini pada keluarga nya. Jangan sampai mereka menunggu lama" Ucap Taeil.

Winter mengangguk menghapus air mata nya kemudian melepas pelukan nya dari sang ayah.

Winter menunduk mengusap rambut Jaemin.

"Andai saja aku terlahir sebagai dominan, sudah ku nikahi dan ku bahagiakan dirimu Nana" Ucap Winter mengecup pipi Jaemin.

"Appa harus keluar memberitahu ini pada Yuta" Ucap Taeil.

Winter mengangguk dan tetap fokus pada wajah Jaemin yang pucat.

Taeil keluar dari ruang operasi dan menyuruh dua suster tadi memindahkan Jaemin ke ruang ICU jam enam nanti.

"Taeil hyung..."

Taeil berdiri di depan Winwin dan Taeyong. Yuta dan Jeno terbangun kemudian menghampiri Taeil.

Sebelum berbicara, Taeil lebih dulu mengatur nafas nya dan menatap Winwin serta Yuta yang menunggu cemas.

"Operasi berhasil di lakukan, tapi salah satu dari mereka ada yang mengalami kecacatan fisik karena benturan keras yang mengenai nya. Usia kandungan Jaemin sudah masuk ke delapan minggu, janin nya sudah terbentuk walaupun masih sangat kecil. Sebab itu, karena benturan itu membuat salah satu dari mereka hampir saja tidak selamat tapi kami berhasil menyelamatkan nya. Namun kami menemukan kejanggalan yang kami sebutkan tadi" Jelas Taeil.

Tubuh Winwin dan Taeyong melemas. Yuta segera menahan tubuh Winwin sedangkan Taeyong bertumpu pada pinggiran sofa.

Jeno terdiam.

"Jadi, anak itu akan lahir cacat?" Tanya Jeno.

Semua keluarga Na dan Jung terbangun saat mendengar ucapan Jeno.

"Siapa yang cacat, Jeno?" Tanya Jaehyun dan Yunho.

"Salah satu anak yang Jaemin kandung" Jawan Jeno.

"Ahh berhasil di selamatkan tapi sayang nya cacat?" Kekeh Minhee.

Renjun hampir saja akan menonjok wajah Minhee jika saja Xiaojun tak menahan nya.

"Tahan Renjun" Bisik Xiaojun.

"Mulut siluman itu sangat menyebalkan" Ucap Renjun meraup angin.

"Jadi apakah bisa mengambil DNA sekarang?" Tanya Jeno.

"Kau masih saja mempermasalahkan DNA setelah tau keadaan Jaemin dan janin nya bagaimana? Dimana otak mu Jeno?!" Sentak Yuta.

"Karena itu, aku harus tau apakah dia benar anak ku atau bukan. Karena salah satu dari mereka cacat" Ucap Jeno.

Taeyong memejamkan mata nya. Ia sangat malu membesarkan Jeno sampai seperti ini.

"Benar-benar iblis!" Desis Yuta.

"Maksudnya, mereka kembar?" Tanya Yunho.

Jeno menatap kearah Yunho.

"Iya kakek, janin nya kembar."

"Jika mereka terbukti anak Jeno, anak yang cacat harus di singkirkan."

"KAU GILA?!!!" Pekik Yuta marah.

"Na Yuta, kau lihat bagaimana sempurna nya keluarga Jung ini. Kami tidak akan menerima anak cacat di keluarga kami. Bawa cucu cacatmu itu dan jangan menggunakan marga Jung!" Ucap Yunho.

Kesabaran Yuta sudah habis. Ia ingin menghabisi Yunho sekarang juga.

"Tenanglah sayang, kita fokus pada Nana" Lirih Winwin.

"Maaf, tuan Jung. DNA tidak bisa dilakukan sekarang karena keadaan ibu dan anak sedang tidak stabil dan akan beresiko sangat tinggi. Jika kau tidak percaya pada perkataanku, kau bisa menanyakan hal ini langsung pada dokter pribadi keluargamu" Ucap Taeil.

Jeno mendesah kecewa. Minhee memeluk Jeno dan mengusap bahu Jeno. Mereka saling berbisik.

"Aku tidak yakin jika itu anak mu, sayang. Kalaupun iya, tidak apa-apa. Biarkan saja yang sempurna kita ambil dan yang cacat kita berikan padanya" Ucap Minhee menatap Jeno senang.

Jeno tersenyum canggung.

"Tapi sayang, kakek mengganti surat perjanjian. Tidak akan ada perceraian antara aku dan Jaemin" Lirih Jeno.

Minhee menghentikkan usapan nya pada bahu Jeno.

"K-kenapa begitu? Bukan kah di perjanjian awal?-"

"Kita serahkan semua nya pada kakek" Sela Jeno.

"Jung Yunho sialan!!."

*****

"Kau mengerti kan sayang apa yang harus kau lakukan nanti?" Ucap Mark.

Haechan mengangguk pelan. Chenle sudah bangun dan menangis kencang di pelukan Haechan.

Mark menepuk-nepuk pucuk kepala Haechan sambil tersenyum mengerikan menurut Haechan.

"Good boy. Kau semakin manis jika menurut padaku."

Cup.

Haechan memalingkan wajah nya saat Mark berhasil mencuri kecupan di bibir merah nya.

******

Lanjut?????

Lanjutkan Membaca

Kamu Akan Menyukai Ini

684K 71.6K 33
COMPLETEβœ” [School life] [Romance] [Drama] JENO X JAEMIN "Terakhir kali kita berhubungan lo keluarin dimana?" "Diluar." "Masaa?" "Lo pasti tau kapan g...
2.9M 147K 61
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _π‡πžπ₯𝐞𝐧𝐚 π€ππžπ₯𝐚𝐒𝐝𝐞
189K 17.2K 49
[ COMPLETED ] "DASAR SEME SAKIT MENTAL" "KAMU UKE SAKIT MENTAL!" Udh gitu aja [LEE JENO X NA JAEMIN] ⚠BXB, YAOI, BL, NOMIN! ⚠NOT LIKE? GO AWAY! ⚠ti...
2.9M 208K 37
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Roman dikenal sebagai sosok misterius, unto...