DERMAGA [END]

By Chndrbn

136K 12.6K 5.2K

- Tempat Berlabuhnya Wanita Wanita Cantik - Dermaga Abimana anak kepala sekolah sekaligus kapten basket di S... More

P R O L O G
1. HARI PERTAMA
2. DERMAGA?
3. CLUB BASKET
4. SUDAH PUNYA PACAR?
5. KEGADUHAN LAGI
6. IDE CEMERLANG
7. SEBUAH CIUMAN
8. SKANDAL DERMAGA
9. TARUHAN
10. MARAH
11. MENJADI BAIK
12. PANGGIL GUE AGA
13. BOLOS
14. RUMAH POHON
15. RUMAH POHON 2
16. MEMORY CAFE
17. PACARAN
18. KORIDOR
19. KECELAKAAN
20. LEKAS PULIH ARA
22. NAIK PERAHU
23. TARUHAN 2
24. MELIHAT SENJA
25. KECEWA
26. BERANTEM
27. I HATE YOU
28. ULAH DINDA
29. HUKUMAN UNTUK DHITO
30. KASIAN ARA
31. MASIH NGAMBEK
32. ATLANTA
33. BONEKA BERJALAN
34. BUNUH DIRI
35. PERTANDINGAN TERAKHIR?
36. MAKANYA CARI PACAR
37. RUMAH SORAYA
38. PENELEPON MISTERIUS
39. DERMAGA TERKUNCI
40. SIAPA PELAKUNYA?
41. DINDA GILA
42. AB-
43. SIAPA DIAA?
44. ANEHH
45. UWUPHOBIA
46. JANJI DERMAGA
47. BESOK?
48. HAH?!
49. WELCOME TO THE HELL
50. PERTANDINGAN TERAKHIR DERMAGA
51. NANTI MALAM PARTY
52. JATUH KE SUNGAI
53. BULAN?
54. SURAT MISTERIUS
55. IMPOSTOR
56. BINTANG DAN BULAN
57. EPILOG
KEJUTAN!
KEJUTAN LAGI

21. PENDAPAT BINTANG

1.7K 222 75
By Chndrbn

Baru pertama kali ini Ara menginjakkan kaki dirumah sahabatnya sendiri yaitu Bintang Antromeda. Gadis itu hari ini tidak masuk katanya sih sakit.

Dermaga dengan motor merahnya itu telah sampai dikediaman Bintang. Tak terlalu besar sih tapi seukuran lah sama rumah Ara. "Aga hati hati," ucap Ara melambaikan tangannya.

"Siap! nanti jangan lupa pesen taksi" pesan Dermaga.

Ara mengacungkan ibu jarinya lalu kembali melambaikan tangan ke Dermaga yang sudah jauh dari tempatnya ia berdiri. Dengan tas hijau toska-nya yang dia gendong Ara melangkahkan kakinya masuk kehalaman rumah Bintang.

Kaki Ara tiba-tiba terhenti, dari sakunya ada yang bergetar apalagi kalau bukan ponselnya. Benar saja itu notif dari Bintang. Gadis itu mengirim pesan jika dirinya sudah menunggu Ara diatas.

Ara mengangkat kepalanya, ia melihat gadis dengan piyama bewarna biru dengan corak bintang layak namanya sedang duduk santai dibalkon kamarnya. "Sini!" Lambai Bintang dari atas.

Ara mulai melangkahkan kakinya lagi. Dan dengan sopan mengetuk pintu rumah Bintang. "Tok!Tok!" ketuk Ara.

Tampak wanita paruh baya membukakan pintu rumah Bintang, kalau Ara menebaknya sih pasti Mama-nya Bintang. "Tante," ucap Ara menyium punggung tangan wanita itu.

"Kamu temannya Bintang ya?" tanya Wanita paruhbaya itu.

Ara mengangguk, dan dengan senyumannya wanita itu mempersilahkan Ara untuk menemui putrinya yang duduk dibalkon kamarnya. "Bintang ada dikamar, naik aja" ucapnya.

"Makasih tan."

"Iya,"

Dengan cepat Ara menaiki anak tangga yang lumayan banyak itu. Dan akhirnya menemui gadis yang tengah duduk memandang matahari terbenam yang sangat indah.

"Bintang!" panggil Ara.

"Sini duduk Ra," ucap Bintang.

Ara tersenyum iri kepada Bintang. Pasti enak rasanya memandang langit sore setiap hari. "Enak ya Bin, tiap hari lo kayak gini!" gumam Ara.

Bintang hanya tersenyum, dan sedikit kaget melihat kain yang terikat dikepala Ara. "Ra kepala lo kena apa?" tanya Bintang yang baru menyadari.

"Oh ini? Biasalah"

"Apa?" tanya Bintang serius.

"Gak papa Bin, cuma kebentur dinding tadi," bohong Ara.

"Serius Ra! Jangan boong!" ucap Bintang yang mengetahui Ara berbohong.

Ara mengehela nafas panjang dan berbicara sejujurnya pada Bintang. Tak bisa dipungkiri kalau Bintang marah mendengar penjelasan Ara barusan. "Apa gue bilang!" ucap Bintang.

"Apa?"

"Lo itu jangan mau deket deket sama Aga, gini kan akibatnya." ketus Bintang.

"Tapi Bin, Aga tuh baikk!" ucap Ara meyakinkan sahabatnya.

"Dia belain gue didepan Dinda, gue juga dibuatin sketsa wajah kemarin," jelas Ara.

"Ha?"

"Iya, Dermaga itu suka gambar! sebenarnya dia tuh nggak suk—" ucap Ara ia hentikan.

Tiba-tiba ia teringat apa yang dikatakan oleh Dermaga bahwa dirinya harus benar benar bisa menjaga rahasianya. "Suka apa?" tanya Bintang.

"Nggak suka Dinda dan milih gue jadi pacarnya!" jawab cepat Ara.

Bintang melongo mendengar ucapan Ara tersebut. Tak mungkin Dermaga tidak suka Dinda, dia kan sudah satu tahun pacaran. Pertanyaan itu dilontarkan Bintang kepada Ara.

Ara hanya tersenyum sedikit sombong." Bisa dong, dan banyak rahasia Dermaga yang udah gue tau!" tambahnya.

"APA?"

"Rahasia mana boleh dikasih tau!" dengus Ara.

Bintang mengehela nafas panjang. Tak percaya Dermaga memperlakukan Ara sebaik ini sampai mengantarkannya sampai sini. "Perasaan gue tetep nggak enak Ra" ucap Bintang.

"Kenapa lagi Bin, kenapa susah banget sih lo kasih kepercayaan sama orang" dengus Ara.

"Bukan gitu Ra, Dermaga tuh Beda dia bisa aja baik sekarang tapi besoknya atau entah kapan dia akan nunjukin sifat aslinya," ucap Bintang serius.

Ara mengerti betul apa yang tengah Bintang tuju dari pembicara ini, "Dermaga tuh udah nunjukin sifat aslinya Bin," Ucap Ara.

"Dia tuh juga kayak gue, broken home. Ibunya meninggal, dan ayahnya hanya mementingkan pekerjaan dan jabatannya sama pandangan orang lain kepadanya," jelas Ara.

"Bagaimana lo bisa tau?" tanya Bintang.

"Dermaga yang kasih tau," ucap Ara.

Bintang tiba-tiba termenung, bagaimana Bis Dermaga menceritakan sisi kehidupannya kepada Ara. Apakah?

"Lo kayaknya udah masuk terlalu dalam ke kehidupan Dermaga deh Ra," ucap Bintang.

Mendengar ucapan Bintang yang sama persis apa yang diucapkan Dermaga lusa kepadanya benar-benar membuat Ara sedikit senang. "Bagus lah kalu kayak gitu." kata Ara.

"kok bagus?"

"Berarti Dermaga udah percaya sama gue untuk jaga rahasianya bahkan sampai yang terdalam."

Bintang hanya mengangguk. "Ah sudahlah pusing gue. Yang penting lo bisa jaga diri didepan Dermaga jangan main yang aneh aneh." Pesan Bintang.
Ara mengingat sesuatu yang ingin dia katakan kepada Bintang. "Bin lo makasih inget Citra anak yang hamil kemarin?" tanya Ara serius.

"Iya gue ingat."

"Dia ternyata hanya bohong, nggak beneran hamil. Cuma pura pura," jelas Ara.

"Nggak mungkin, jelas jelas perut dia besar dan raut wajahnya tampak tertekan hari itu" bantah Bintang.

"Kalau soal kehamilan jang mudah terbohongi Ra, bisa aja lo yang dibohongi." ucap Bintang.

Ditengah obrolan yang serius ini, tiba-tiba Mama Bintang datang dengan membawa beberapa camilan. "Maaf ya, dirumah lagi nggak ada apa apa." ucapnya.

•••

Sudah hampir dua jam Ara mampir ke rumah Bintang, dan baru saja Kirana menelepon Ara untuk segera pulang. "Udah jam delapan gue pulang dulu ya Bin," ucap Ara.

"Nggak nginep sini aja?" tanya Bintang.

"Gue udah disuruh pulang Bin, lain kali aja."

"Ya e leh besokkan libur hari sabtu kan," ucap Bintang.

"Lain kali aja Bin, Gue pulang dulu. Makasih banyak tante!" ucap Ara kepada Mama Bintang.

Sudah setengah jam lalu pesan taksi, supaya tidak terlalu lama menunggu. "sesuai aplikasi ya pak," ucap Ara.

"Oke mbak," jawab mas itu.

Perjalanan cukup panjang, ditengah perjalanan Ara merasa ada yang aneh dengan sopir taksi itu yang melemparinya pertanyaan tentang dirinya.

"Mbaknya udah sembuh ya?" tanya Sopir itu lagi.

"Oke fine, mas siapa? Kenapa bisa tau saya dan teman teman saya?" tanya Ara kesal.

"Saya cuma sopir taksi mbak."

Ara sedikit takut, sopir itu terus mengoceh tanpa henti. Sialnya dia memakai kaca mata dan topi sehingga Ara sulit mengenalinya apalagi cahaya yang renang remang.

"Mas cepetan dikit bisa nggak!"

"Ngapain ngebut mbak, bukannya harus hati-hati ya," ucap sopir itu.

"Kepalanya masih pusing nggak mbak?" tanya sopir itu lagi.

"Mas siapa sih, kalau mau aneh aneh saya telepon polisi loh!" ancam Ara.

"Ya elah cuma polisi mbak?" remeh sopir tersebut.

Sopir itu mempercepat laju mobilnya dengan kecepatan tinggi. Ara tak habis pikir dengan sopir tersebut. "Mas jangan ngebut ngebut!" ucap Ara.

"Loh katanya suruh cepetan"

"Ya nggak secepat ini kali!" dengus Ara.

Sopir itu tertawa kecil melihat Ara yang ketakutan karena ngebut tadi. "Tau nggak sih mbak kalu takut itu gemes tau!" ucap sopir itu.

"Awas ya kalau mau macem macem!" ancam Ara.

"Kenapa? Mau laporin ke polisi?"

Ara semakin kesal dengan pengemudi tersebut, bagaimana bisa naik taksi bisa membuatnya naik pitam. "Lepas topinya nggak!" ucap Ara.

Dengan perlahan sopir tersebut melepas topinya, dan tampak rambut lumayan berantakan yang tampak dari belakang. Melihat rambut itu Ara tampak familar dengannya.

Dengan instingnya dan ilmu cocoklogi yang dipelajari Ara berusaha menebak siapa dalang semua ini, "Nih mbak kalau mau topinya ambil aja," lempar sopir itu.

"Loh ini kan topi,"

"Dhitoo!"

Mendengar Ara menyebut namanya, laki-laki yang memakai kacamata itu dengan perlahan membuka penutup matanya. "Gimana masa sama teman sendiri takut?!" ucap Dhito menatap Ara dari kaca.

"Dhito tolol!" lempar balik topi yang dilempar Dhito barusaan.

"Hampir copot jantung gue, gue kira lo mau nyulik gue!"

"Emangnya lo anak kecil apa!" jawab Dhito.

"Lagian lo sih ngapain juga suka bnget ngerjain gue dari dulu!" ucap Ara.

Dhito hanya tertawa kecil melihat Ara sedikit ngambek. Ini yang ingin Dhito liat dari dulu. Dhito kangen rasanya ngerjain Ara terakhir kali kelas 8 smp.

"Suka aja haha!"

"Lo masih nyimpen topi ini To?" tanya Ara.

"Ya lah, mana ada pemberian dibuang begitu aja."

Ara tersenyum manis, lega rasanya pemberiannya waktu itu masih disimpan oleh Dhito. "Btw lo sama Aga gimana?" Tanya Dhito.

"Gue udah ditembak To!" girang Ara.

Mendengar Ara kegirangan, Dhito sedikit lega akhirnya Ara bisa segirang ini lagi. Dhito tau setelah kepergian Ayahnya dari rumah, Ara tampak murung setiap saat.

Tapi itu dahulu, sekarang sepertinya sudah berbeda. Ara tampak bahagia sekarang. "Jadi misi lo berhasil dong!"

"IYAA! dan Dinda sekarang sudah tak ada back up-nya, lega rasanya bisa membasmi pembuly disekolah kita."ucap Ara.

"Iya gue tau itu penting, tapi jangan sampai ngorbanin diri lo. Lihat sampai terluka kayak gitu." ucap Dhito.

"Tapi kalau nggak dilawan, dia akan terus akan menganggap dirinya yang terkuat dan berkuasa disekolah." ucap Ara.

"Dan gue paling benci yang kayak gitu, biasanya ngandelin jabatan orang tua untuk nakutin yang lemah." tambahnya.

Begitulah sifat Ara, tau suka melihat pembullyan berkeliaran. Lebih baik dirinya berkorban demi berhenti bullying disekolah dari pada dibiarkan begitu saja.


BESOK UPDATE GAK SIH?

YANG MAU UPDATE BESOK SIAPA?

☝YAH SEDIKIT TERNYATA

THANKS YA GUYSSS

YUK MAMPIR KE MENUNTUT BALAS KALAU MAU CERITA HOROR :)

TEMBUSIN 4K READERS YOK!

Continue Reading

You'll Also Like

2.4K 787 24
Hidup, tapi terasa mati. Itulah yang dirasakan oleh Galendra Kenz Ghalibie. Ini tentang Galendra Kenz Ghalibie, laki-laki yang tengah mencari tahu m...
KANAGARA [END] By isma_rh

Mystery / Thriller

7.4M 540K 93
[Telah Terbit di Penerbit Galaxy Media] "Dia berdarah, lo mati." Cerita tawuran antar geng murid SMA satu tahun lalu sempat beredar hingga gempar, me...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

918K 50.1K 52
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
9.8K 887 58
Cinta memang rumit. Seperti benang kusut yang sulit di uraikan. Memilih atau dipilih, menerima atau diterima. Semuanya bergantung pada, bagaimana Tuh...