[โœ”] ๐— .-'๐Ÿฌ๐Ÿฌ'๐Ÿณ : ๐—” ๐—ฃ๐—ถ๐—ฒ๏ฟฝ...

By Kazeki_Kmz

62.7K 11.4K 1K

Pembunuhan yang diakibatkan karena masalah dendam mungkin sudah sering terjadi. Namun, apa jadinya jika suatu... More

Prolog
Chapter 1 : File
Chapter 2 : They Know
Chapter 3 : Party Invitation
Chapter 4 : Game Start
Chapter 5 : New Headquarters
Chapter 6 : 1st Riddle
Chapter 7 : Thinking
Chapter 8 : New Evidence
Chapter 9 : Search & Find
Chapter 10 : +1
Chapter 11 : 2nd Riddle
Chapter 12 : Information
Chapter 13 : One Hint
Chapter 14 : Stalker
Chapter 15 : Sundial & Polonium
Chapter 16 : Where is Chenle?
Chapter 17 : Interrogation
Chapter 18 : Fail
Chapter 19 : Yu Zeyu & Mr. Zhong
Chapter 20 : Suspicion
Chapter 21 : Answer
Chapter 22 : Jeno Missing
Chapter 23 : Where is Jeno?
Chapter 24 : Danger
Chapter 25 : Due to Misstep
Chapter 26 : Discussion 1
Chapter 27 : Discussion 2
Chapter 28 : Him
Chapter 29 : Unexpected
Chapter 30 : A Piece
Chapter 31 : Test Result
Chapter 32 : Green Umbrella House
Chapter 33 : Changbin's Truth
Chapter 35 : Park Jinyoung
Chapter 36 : Talks
Chapter 37 : Shocking Facts
Chapter 38 : Other Facts
Chapter 39 : Memory Card
Chapter 40 : Reconnaissance & Investigation
Chapter 41 : Stake Out
Chapter 42 : Get Away
Chapter 43 : Irina
Chapter 44 : Confusing
Chapter 45 : A Little Bit More
Chapter 46 : H-1
Chapter 47 : The Day
Chapter 48 : It's Possible?
Chapter 49 : Catch the Targer
Chapter 50 : Worries, Oddities, Lies
Chapter 51 : Team Name
Chapter 52 : The Truth
Chapter 53 : The Article
Extra Chapter : Epilog - Wills
Project Baru M.-'00'7

Chapter 34 : 3rd Riddle

822 169 14
By Kazeki_Kmz

Di saat Jaemin dan Jeno sedang berkunjung ke Panti Asuhan Green Umbrella, Haechan dan Renjun yang berada di markas menyibukkan diri mereka untuk meneliti berkas-berkas informasi tambahan tentang keluarga Li dan Tuan Yoo yang didapatkan oleh Jaemin.

Renjun juga membuatkan resume dari berkas-berkas informasi itu dan menyatukannya dengan semua informasi yang sudah mereka dapat ke dalam satu map yang sama.

"Latar belakang Tuan Yoo sangat bersih. Tidak ada satu pun catatan kriminal sebelumnya." Gumam Renjun saat melihat berkas yang berisi tentang informasi latar belakang kehidupan Tuan Yoo.

"Jika kita berhasil menggungkap kasus ledakan polonium, apa setelahnya kita bisa membantu Tuan Yoo agar bebas dari penjara?" Tanyanya pada Haechan.

"Jika Tuan Yoo benar di jebak dan sama sekali tidak berniat menggunakan bahan polonium di dalam produk kosmetiknya, aku yakin kita bisa membebaskannya hanya dengan cara menyelesaikan kasus ledakan polonium itu saja." Jelas Haechan.

"Karena kasus itu pasti ada kaitannya dengan kasus yang di alami oleh Tuan Yoo." Tambahnya.

Renjun membuang napas panjang.

Selama beberapa jam sambil menunggu Jaemin dan Jeno kembali dari panti asuhan, Haechan dan Renjun menghabiskan waktu mereka untuk mencari lebih banyak informasi mengenai keluarga Li dan Tuan Yoo, serta mengenai dua perusahaan besar milik Tuan Zhong dan Tuan Ham.

"Hoahh~" Haechan menguap sambil meregangkan tubuhnya yang terasa pegal.

"Sudah dapat informasi baru?" Tanya Renjun sambil berjalan menghampiri Haechan yang sedang duduk di kursi beroda di depan meja komputer.

"Nope." Jawab Haechan.

"Kenapa kau tidak meretas sistem informasi perusahaan Tuan Ham saja? Bukankah itu akan lebih mudah bagi kita untuk mendapakat informasi yang akurat mengenai perusahaannya. Dari pada harus terus menerus meretas beberapa situs web pribadi milik para reporter." Ucap Renjun.

"Aku sudah mencobanya sekali menggunakan komputer milikku. Tapi keamanan sistem informasi perusahan Tuan Ham sangat sulit untuk di tembus." Ucap Haechan.

"Belum lagi jika di perusahaannya memiliki sistem back up semacam File Transport Protocol yang secara otomatis akan aktif jika ada seseorang yang berhasil menerobos sistemnya. Itu bisa menjadi bumerang bagi si peretas."

"Bumerang bagaimana maksudmu?" Tanya Renjun bingung karena ia tidak begitu paham dengan dunia hacker.

"Saat sebuah sistem informasi penting sedang di back up dan dijaga ketat oleh suatu sistem khusus, maka sistem khusus itu akan secara otomatis melacak alamat IP si peretas hanya salam waktu beberapa detik saja." Jelas Haechan.

"Jadi kau bisa saja ketahuan oleh manajemen sistem informasi perusahaan Tuan Ham?" Tanya Renjun memastikan dan dijawab anggukan kepala oleh Haechan.

"Tapi hal itu akan terjadi jika perusahaan Tuan Ham memang memiliki sistem back up otomatis itu." Ucap Haechan.

"Kita tidak akan tahu perusahaan Tuan Ham benar-benar memiliki sistem itu atau tidak jika kau belum berhasil masuk ke dalam sistem informasinya, 'kan?!" Ucap Renjun.

"Kau benar." Gumam Haechan.

"Jika Jaemin dan Jeno kembali dan kita belum menemukan kemajuan mengenai kasus ini, besok aku akan mencoba untuk meretas sistem informasi perusahaan Tuan Ham lagi." Ucap Haechan.

"Tapi kau harus berhati-hati, dan untuk berjaga-jaga lebih baik kau jangan menggunakan komputer markas atau pun komputer milikmu." Ucap Renjun.

"Tenang saja, aku memang tidak ada niatan untuk menggunakan komputer markas atau pun komputer milikku. Aku akan menggunakan komputer Net Cafe yang letaknya di tempat terpencil." Ucap Haechan. Renjun mengacungkan ibu jarinya pada Haechan dan tersenyum.

Tidak lama kemudian, terdengar suara mobil dari luar. Mereka pun langsung mengetahui kalau Jaemin dan Jeno sudah sampai di markas.

"Bagaimana? Ada sesuatu yang kalian dapatkan?" Tanya Renjun antusias sambil berjalan menghampiri Jaemin dan Jeno yang baru saja masuk ke dalam markas.

"Ada." Jawab Jaemin. Ia lalu berjalan ke arah sofa dan duduk di atasnya. Begitu pun dengan Jeno, Haechan, dan Renjun yang ikut duduk di atas sofa.

"Tapi kenapa wajah kalian terlihat kesal?" Tanya Renjun.

"Karena kita mendapatkan hal yang tidak terduga." Jawab Jaemin. Lalu ia mengeluarkan sebuah amplop surat dari saku bagian dalam jaketnya.

"Surat?!" Ucap Renjun.

"Buka saja." Ucap Jaemin.

Renjun membuka amplop surat itu lalu mengeluarkan selembar kertas yang ada di dalamnya.

Haechan mendekatkan dirinya pada Renjun karena ia juga ingin melihat apa yang tertulis di lembaran kertas dalam surat itu.

"Find me before new year's eve or they will kill someone that night." Haechan dan Renjun membacanya bersama-sama.

"Jangan bilang kalau ini teka-teki dari si pelaku lagi?!" Ucap Haechan.

"Aku tidak akan bilang. Karena kau sendiri yang sudah mengatakannya." Ucap Jaemin.

Haechan membuang nafas kasar sambil menyandarkan punggungnya pada sofa.

"Sebelum malam tahun baru? Berarti kita hanya punya waktu tiga hari saja." Ucap Renjun cemas.

"Bagaimana caranya kita menangkap mereka?! Jika kita hanya memiliki sisa waktu tiga hari." Ucap Haechan yang tak kalah cemasnya dengan Renjun.

"Walau pun kita sudah punya beberapa target tersangka, tapi kita belum tahu pasti apa benar mereka adalah pelakunya." Ucap Jeno.

"Kita juga belum punya cukup bukti untuk menjebloskan mereka ke penjara." Tambahnya.

"Kita tidak perlu menangkap beberapa target tersangka itu. Tapi yang harus kita tangkap adalah orang yang mengirimkan kita surat peringatan ini." Ucap Jaemin.

"Maksudmu si kakek?" Tanya Jeno bingung.

"Kakek? Kakek siapa?" Tanya Renjun bingung.

"Xinlong bilang ada seorang kakek yang memberikan surat itu kepada Myungbin, salah satu anak di panti, dan memintanya untuk menyerahkan surat itu pada Jaemin dan Detektif Kim." Ucap Jeno.

"Detektif Kim? Apa tadi dia juga ada di sana?" Tanya Haechan. Jeno mengangguk.

"Jangan bahas Detektif Kim dulu. Aku ingin lebih dulu mendengarkan penjelasan dari Jaemin." Ucap Renjun.

"Kau tadi bilang kalau kita hanya perlu menangkap si pengirim surat ini saja, 'kan? Apa maksudnya itu?" Tanya Renjun.

"Kalian harus perhatikan baik-baik isi surat itu." Ucap Jaemin jambil menunjuk lembaran kertas yang masih dipegang oleh Renjun. Lalu Renjun meletakkan lembaran surat itu di atas meja agar Jeno dan Haechan bisa ikut memperhatikan isi tulisan pada lembaran kertas itu.

"Yang tertulis di dalam surat itu adalah kata 'find me' yang berarti 'temukan aku'. Jika si pengirim surat ini bukanlah pelakunya, maka dia seharusnya menuliskan kata 'find them' yang artinya 'temukan mereka'." Ucap Jaemin.

"Dan jika si pengirim ingin kita untuk menemukan dirinya dan juga orang-orang yang dia maksud dalam surat itu, maka seharusnya kata yang ditulis adalah kata 'us' dan 'we'. Bukannya kata 'me' dan 'they'." Tambahnya.

"Benar juga." Gumam Renjun sambil terus memperhatikan tulisan di lembaran surat yang ada di atas meja.

"Lalu apa rencana kita sekarang?" Tanya Jeno.

"Kita harus cari tahu siapa sebenarnya kakek yang mengirim surat ini pada kita." Ucap Jaemin. Lalu Haechan tiba-tiba beranjak dari tempatnya dan berjalan menuju meja komputer.

Jaemin, Jeno, dan Renjun ikut beranjak dari tempat mereka dan berjalan menghampiri Haechan. Mereka bertiga tidak bersuara dan hanya memperhatikan Haechan yang sedang berkutat pada satu komputer yang ada di hadapan mereka. Karena mereka tahu bahwa Haechan sekarang sedang berusaha meretas CCTV yang ada di sekitaran Panti Asuhan Green Umbrella. Untuk mendapatkan rekaman CCTV yang memeperlihatkan kejadian saat si kakek memberikan dua buah amplop pada salah satu anak panti asuhan tersebut.

Pada layar komputer di hadapan mereka kini menampilkan beberapa rekaman CCTV yang terlihat dari berbagai sudut pandang.

Jaemin menunjuk salah satu tampilan layar CCTV yang memperlihatkan halaman beserta gerbang depan sebuah panti asuhan. Haechan pun lantas memperbesar tampilan layar CCTV itu.

"Itu benar panti asuhan yang kalian kunjungi tadi, 'kan?" Tanya Haechan.

"Ya." Jawab Jeno.

Haechan kembali berkutat dengan komputernya untuk meretas komputer milik Panti Asuhan Green Umbrella agar ia dapat memutar ulang rekaman CCTV itu.

Setelah berhasil teretas, Haechan menampilkan ulang rekaman CCTV dari awal Jaemin dan Jeno datang ke sana.

Haechan mempercepat putaran rekaman CCTV hingga sampai pada rekaman yang menampilkan seorang kakek yang datang dari sudut kiri area panti dengan kondisi tubuh yang sedikit membungkuk dan jalannya yang terlihat pincang.

Sejenak kakek itu terlihat diam saja tak bergerak sama sekali sambil melihat ke arah halaman depan panti hingga ada seorang anak kecil yang Jaemin dan Jeno yakini bernama Myungbin, datang menghampiri kakek tersebut.

Terlihat Myungbin dan kakek itu berbicara sebentar sebelum akhirnya si kakek memberikan dua buah amplop surat kepada Myungbin.

Setelah menerima amplop surat itu, Myungbin segera berlari kembali ke dalam ruang utama panti asuhan.

Lalu hal berikutnya yang terjadi membuat Jaemin, Jeno, Haechan, dan Renjun sangat terkejut. Bagaimana tidak?! Kakek itu melihat ke arah kamera CCTV seolah-olah dia tahu bahwa mereka sedang mengawasinya. Bahkan terlihat si kakek menegapkan tubuhnya dan berjalan normal ke arah dia muncul sebelumnya.

"Orang yang menyamar sebagai kakek itu sepertinya tahu siapa kita." Ucap Renjun sambil terus memperhatikan layar komputer.

"Aku rasa bukan kita, tapi hanya Jaemin." Jawab Jeno. Haechan dan Renjun mengalihkan atensi merena ke arah Jaemin dan Jeno.

"Maksudmu?" Tanya Renjun.

"Di amplop surat itu ada tulisan 'For J', yang artinya dia tahu bahwa aku adalah J, si orang misterius." Ucap Jaemin.

"Bagaimana bisa? Apa sebelum Chenle dan kami, kau pernah memberitahu identitasmu yang sebagai orang misterius itu kepada orang lain?" Tanya Haechan. Jaemin pun menggelengkan kepalanya sebagai jawabannya.

"Hanya kalian dan Mark hyung saja yang tahu. Bahkan Jaehyun hyung belum tahu identitas rahasiaku." Jelas Jaemin.

"Lalu bagaimana sekarang? Apa tak masalah jika identitas rahasia mu sudah diketahui oleh orang itu?" Tanya Jeno.

"Aku rasa tidak masalah. Karena dari pengamatanku, orang itu tidak berniat mencelakai kita dan hanya ingin bermain teka-teki dengan kita. Aku bahkan yakin bahwa dia dan orang-orang yang di sebut 'mereka' dalam surat tadi, berada di kubu yang berbeda." Ucap Jaemin.

"Tapi walau pun begitu, kita tetap harus secepatnya menemukan orang itu. Karena dugaan ku jika kita berhasil menemukannya, maka orang-orang yang disebut 'mereka' akan menghentikan rencana pembunuhan yang akan mereka lakukan." Tambahnya.

--Tbc--


_______________________________________________

A Piece of Glass
Chapter 34 : 3rd Riddle
Friday, 17 September 2021

Continue Reading

You'll Also Like

88.4K 5.5K 33
Manusia hanyalah makhluk ciptaan Tuhan yang bisa kapan saja terjatuh. Sehati-hati apa pun kita berjalan, pasti akan tetap ada batu sandungan, bukan? ...
2.3K 272 27
๐ŸŽ๐ŸŽ๐‹๐ˆ๐๐„ ๐…๐€๐๐…๐ˆ๐‚๐“๐ˆ๐Ž๐ Berisi kelakuan random serta daily life anak-anak X MIPA 7 yang kadang bisa dibilang diluar nalar. Disclaimer!! Har...
990 174 9
Jangan ada kata benci dalam hal menyayangi. Cover by. @Mama_malika
76.1K 17.4K 55
โœŽtidak mewajibkan kalian untuk vote, tapi kalo kalian mauใ…กterima kasihโœŽ ๐ŸŒŸ๐ŸŒŸ๐ŸŒŸ ;2nd book of Detektif H2J2 โžณโžณโžณ โžLo kalo mau berak nggak papa Haechan...