"SELAMAT PAGI BAGI ANAK BERNAMA KIARA PUTRI AMOORTA DAN DERMAGA ABIMANA SETELAH ISTIRAHAT SAYA TUNGGU DIRUANG KESISWAAN,"
Sebuah pengumuman dari guru kesiswaan yang ditujukan untuk Kiara dan juga Dermaga, Mendengar hal itu Dermaga sedikit terkejut tak biasanya dia dipanggil Kesiswaan dengan seseorang bersamanya.
Dinda yang mendengar hal itu memalingkan muka seketika, sudah tau kali ini Dermaga bisa beesamanya. "lo mau ke kesiswaan bareng sama cewek centil itu?" tanya Dinda.
"Mau gimana lagi, kalo soal kesiswaan gue nggak bisa nolak" jelas Dermaga.
Dinda membalikkan badannya membelakangi Dermaga, "Terus kapan lo bisa bolos bareng gue?" tanya Dinda.
Dermaga memegang pundak Dinda dari belakang dan mendekatkan mulutnya ke dekat telinga Dinda, "Gue janji, besok jam sepuluh kita bolos," bisik Dermaga.
Mendengar bisikan Dermaga Dinda kembali tersenyum walaupun sedikit, "Dan gue yang nyariin tempat," ucap Dinda berbalik badan.
Mata Dinda terbelalak melihat bu Rini keluar dari ruang guru, "Udah dulu, guru killer dah keluar" ucapnya meninggalkan Dermaga sendirian.
Sedangkan Dermaga tahu pasti dikelasnya sudah ada guru yang mengajar maka dari itu Dermaga memutuskan untuk kekantin dari pada balik kekelas.
"Heiii, Agaa kamu ngapain jam segini masih diluar?" tanya pak Nas guru bahasa inggris SMA Angkasa.
"Iya pak, mumpung jam kosong sa mau isi perut dulu," bohong santai Dermaga.
Tentu saja dengan alasan sarapan guru akan mengizinkannya, "Sepi amat," gumam Dermaga.
Dermaga terus berjalan hingga ke tempat paling dia sukai yaitu kantin mbak Siti, kantin paling pojok, paling sepi, tapi selalu dilarisin Dermaga cs.
Setelah sampai langsung sa Dermaga membaringkan badannya kekursi kantin yang lumayan lebar, "Woiiii!" kejut Niko.
"Ngapain lo!" Ucap Dermaga yang lumayan kaget.
"Gue yang tanya harusnya, ngapain lo disini?!" tanya Niko menepuk perut Dermaga yang terbuka lebar.
"Tidur,"
"Yaelah, kalau tidur ke uks aja," saran Megan.
"Mbaaakkk Sitiiiii nasi rames 2!"teriak Niko.
Megan yang mendengar permintaan Niko sedikit bingung kenapa dia pesan dua porsi," Ngapain lo pesen 2?“ tanya Megan.
"Gue nggak mau, udah kenyang gue," tambahnya.
"Gr amat lo Gan, gue mau pesenin buat mereka berdua," tunjuk Niko kearah Ara dan jug Bintang yang sedang duduk di meja tengah.
Megan kembali lagi mengenyitkan alisnya, "Lo beneran suka sama Ara?" tanya Megan.
Melihat tingkah laku Niko, Megan tertawa sangat keras, "Gaaa..Agaa," tepuk Megan yang masih tertawa.
"Apa?"
"Niko suka beneran sama tuh cewekk," tunjuk Megan kearah Ara dan juga Bintang.
"Syukurlah Niko masih doyan sama cewek," goda Dermaga.
"Yaelah, gue masih doyan sam cewek kali," bela Niko.
"Masih? berarti dulu lo nggak doyan dong?" Tawa Megan semakin keras hingga air matanya keluar sedikit.
Tiba tiba mbak Siti datang membawa bungkusan nasi rames yang dia pesan barusan, "Mbak yang bayar Megan ya," bisik Niko.
Setelah Niko meninggalkan meja itu, Mbak Siti langsung menagih bayaran nasi rames Niko, "Megan bayar dulu 50," ucap Mbak Siti.
Tawa Megan tiba tiba saja terhenti setelah ditagih mbak Siti, "Anjrit Niko," Niko yang belum jauh dari Megan bisa mendengar umpatannya.
Puas rasanya bisa ngerjain Megan, "Haiiii Raaa!" panggil Niko.
"Kak Nikooo!" sapa hangat Ara.
"Kak Niko bolos ya?" tambahnya.
"Enggak cuma cari angin," elak tak profesional Niko.
Mendengar elakan Niko Bintang langsung saja membalasnya, "Sama aja kali," dengus Bintang
Niko hanya tersenyum tak berdosa, dan tanpa basa basi Ara menanyakan satu hal yang dianggapnya penting, "Kak Niko nggak sama Kak Aga?" tanya Ara.
Niko menunjuk ke satu arah Dermaga berada, dipojok kantin tempat favorit Dermaga,"Tuh disana," ucap Niko.
"Maaf ya kak gue tinggal sebentar,"
Ara bergegas menuju kearah yang ditunjuk Niko, tempat Dermaga berada mumpung ketemu Ara ingin menanyakan suatu hal kepada Dermaga.
"Kak Agaaa," panggil Ara.
Setelah memanggil Dermaga tiba tiba saja tubuh Ara membeku seketika, mulutnya kelu untuk melanjutkan omongannya barusan.
Kaki Ara semakin lemas setelah semakin lama menatap dada hingga perut Dermaga yang terbuka lebar, bagaimana tak lemas seorang Ara dihapadkan bentukan kayak Dermaga.
"Maaf kak Aga," ucap Ara.
"Buat Apa,"
"Maaf Ara liat perut kak Aga, salah kak Aga perut kok diumbar umbar," ucap polos Ara tanpa rasa malu.
"Mau lihat sampai bawah nggak?" Goda Dermaga sambil memegang celananya.
Ara dengan cepat menutup mukanya, tak percaya pertanyaan seperti itu kelu dari mulut Dermaga untuk seorang Ara.
"Kak Agaaa!" geram Ara.
"Iya iya gue tutup,"
Kembali ke pertanyaan awal, Ara dengan cepat menatap Dermaga dan menanyakan pertanyaan tersebut, "Yang dipanggil Kesiswaan beneran kak Aga?" tanya Ara mematikan.
"iya,"
"Nanti ke ruang kesiswaan bareng ya kak, soalnya Ara belum tau ruang kesiswaan dimana," jelas Ara.
"hmm,"
"Hmmm apaan kakk," dengus Ara.
"Iyaa gue tunggu jam setengah sepuluh disini," ucap Dermaga yang membuat Ara histeris sendiri.
"Aaaaaaaaa yang bener,"
Ara langsung berbalik badan dan kembali ke meja, tak kuat rasanya disini terus bisa bisa Ara pingsan ditempat.
Bintang yang heran dengan kelakuan Ara hanya bisa geleng geleng kepala, "kenapa pipi aku merah kayak gitu?" goda Bintang.
"Nggak papa,"
"Ya udah, Bintang Ara gue balik, jangan lupa dimakan," ucap Niko sebelum meninggalkan mereka.
Ara membuka bungkusan yang diberikan kak Niko, "Kak Niko kok Ara nggak dikasih," dengus Ara.
"Itu ada dua Ra,"
•••
Jam di dinding sudah menunjukan pukul setengah sepuluh, waktunya Ara menemui guru diruang Kesiswaan. Tetapi sebelum itu tak lupa Ara menemui seseorang dikantin dahulu.
"Kakk Agaaa," panggil Ara.
"Apa,"
Sontak saja yang mendengar Ara membangunkan Dermaga menjadi pusat sorotan dikantin waktu itu."Ayo ke ruang kesiswaan," ajak Ara
"Bentar,"
Setelah merapikan seragamnya Dermaga bergegas menuju ke ruang kesiswaan dan menerobos kerumunan siswa yang ada dikantin.
Berjalan dibelakang Dermaga dan menjadi pusat perhatian dikantin membuat Ara sedikit bangga walaupun ada rasa malu karena dipanggil kesiswaan.
Tak kurang sepuluh menit Ara dan Dermaga sampai diruang Kesiswaan, sudah rapi disana pak Jojo dengan muka datarnya.
"Masuk,"
Deg deg seru dirasakan oleh Ara bagaimana tidak baru beberapa hari dia masuk sekolah sudah dipanggil Kesiswaan.
"Dermaga apa yang kamu lakuin tadi pagi ke anak yang bernama Dhito Anggara?" tanya Jojo.
"Nggak Ada,"
"Jangan bohong, atau sa laporin ke—"
"Iya saya salah pak,"
Kemudian Jojo memusatkan perhatiannya ke Kiara, "Dan kamu sebagai pengganti Dhito, kamu harus ngelakuin hukuman Dhito,"
"Hukuman apa pak?"
"Kamu dan Dermaga harus membersihkan koridor kelas dua belas nanti sepulang sekolah," jelas Ara.
Mendengar Ara dihukum bareng Dermaga dalam hati Ara berteriak kegirangan, "Baik pak dengan senang hati," jawab polos Ara.
"Oh ya Ara kalau Dermaga nggak mau bersih bersih laporin bapak saja,"
"Baik pak," balas Ara penuh senyuman..
Jam sekolah sudah usai dan akhirnya semua siswa diperbolehkan untuk pulang kecuali Ara dan juga Dermaga, walaupun sebenarnya ada beberapa anak eskul juga.
"Kak Agaaa ayo gerak," ajak Ara.
"Lah gue disini cuma nungguin lo bersih bersih," balas Dermaga.
Ara mengenyitkan alisnya, "bukannya hukuman ini buat kita berdua?" tanya Ara.
Dermaga kembali membohongi Ara, "Enggak Ara gue disuruh nemenin doang nggak disuruh bersih bersih," bohong Dermaga yang lumayan meyakinkan Ara.
"Hmm kalo kayak gitu ya udah deh, tapi kak Aga tetep disini nungguin Ara loh," pesan Ara.
"Iya,"
Tak ada sepuluh menit Dermaga mulai merasa bosan dan memutuskan untuk pergi meninggalkan Ara sendirian, "Ra gue mau pulang,"
Ara yang mendengar hal itu langsung berlari mencegah Dermaga keluar dari koridor, kini tepat Ara ada didepan Dermaga.
Tiba-tiba saja Dermaga menatap Ara manis yang membuat Ara membeku karena tatanan tersebut, "Kaak Agaa," ucap Ara gemetaran.
Dermaga kembali menatap Ara tajam, kini tangan Dermaga bergerak membenai posisi rambut Ara yang sedikit berantakan.
"Kaak Aggaaa mau ngaaapain?" tanya Ara masih gemetaran.
Ara memejamkan mata tak mau dia pingsan disaat langka seperti ini, muka Dermaga semakin dekat, hembusan hangat mulai dirasakan Ara.
Dan benar saja sebuah ciuman hangat mendarat dikening putih Kiara, kaki Ara seketika lemas bibirnya kelu sudah tak bisa bicara apa apa lagi.
Dermaga tiba tiba memegang kedua pundak Ara dan menggoyang goyang kan badan Ara dengan keras, "Woiii!"
"Araaa! Woiiii! Bangun"
"Araaaa!"
Mendengar teriakan Dermaga Ara akhirnya terbangun dari lamunannya, setelah Ara tersadar Mata Ara terbelalak dan tiba tiba memundurkan badannya dari Dermaga.
"Kak Aga gue tadi ngapain?"
"Lo mayat idup," celetuk Dermaga
"Kenapa tadi cuma Haluuuu,"
HAIIII SEMUAAAAA
SEBELUMNYA DERMAGA DAN TEMAN TEMAN MENGUCAPKAN DIRGAHAYU UNTUK INDONESIA YANG KE 76
Nah SIAPA YANG NUNGGUIN DERMAGA NGAKU
HARUSNYA UPDATE KEMARIN TAPI ADA MASALAH CERITA GUE KEMARIN MENGHILANG
JD BUTUH TENAGA EKSTRA BUAT NULIS ULANG NIH CERITA
MAKASIH YANG SUDAH MAMPIR
NEXT NGGAK?