[โœ”] ๐— .-'๐Ÿฌ๐Ÿฌ'๐Ÿณ : ๐—” ๐—ฃ๐—ถ๐—ฒ๏ฟฝ...

By Kazeki_Kmz

62.7K 11.4K 1K

Pembunuhan yang diakibatkan karena masalah dendam mungkin sudah sering terjadi. Namun, apa jadinya jika suatu... More

Prolog
Chapter 1 : File
Chapter 2 : They Know
Chapter 3 : Party Invitation
Chapter 4 : Game Start
Chapter 5 : New Headquarters
Chapter 6 : 1st Riddle
Chapter 7 : Thinking
Chapter 8 : New Evidence
Chapter 9 : Search & Find
Chapter 10 : +1
Chapter 11 : 2nd Riddle
Chapter 12 : Information
Chapter 13 : One Hint
Chapter 14 : Stalker
Chapter 15 : Sundial & Polonium
Chapter 16 : Where is Chenle?
Chapter 17 : Interrogation
Chapter 18 : Fail
Chapter 19 : Yu Zeyu & Mr. Zhong
Chapter 20 : Suspicion
Chapter 21 : Answer
Chapter 23 : Where is Jeno?
Chapter 24 : Danger
Chapter 25 : Due to Misstep
Chapter 26 : Discussion 1
Chapter 27 : Discussion 2
Chapter 28 : Him
Chapter 29 : Unexpected
Chapter 30 : A Piece
Chapter 31 : Test Result
Chapter 32 : Green Umbrella House
Chapter 33 : Changbin's Truth
Chapter 34 : 3rd Riddle
Chapter 35 : Park Jinyoung
Chapter 36 : Talks
Chapter 37 : Shocking Facts
Chapter 38 : Other Facts
Chapter 39 : Memory Card
Chapter 40 : Reconnaissance & Investigation
Chapter 41 : Stake Out
Chapter 42 : Get Away
Chapter 43 : Irina
Chapter 44 : Confusing
Chapter 45 : A Little Bit More
Chapter 46 : H-1
Chapter 47 : The Day
Chapter 48 : It's Possible?
Chapter 49 : Catch the Targer
Chapter 50 : Worries, Oddities, Lies
Chapter 51 : Team Name
Chapter 52 : The Truth
Chapter 53 : The Article
Extra Chapter : Epilog - Wills
Project Baru M.-'00'7

Chapter 22 : Jeno Missing

944 191 7
By Kazeki_Kmz

Acara makan siang telah selesai. Kini mereka menyibukan diri masing-masing.

Jaemin yang berada di sofa sedang sibuk mencari informasi mengenai Yu Zeyu. Haechan dan Renjun sedang sibuk mencari informasi mengenai dua perusahaan besar milik keluarga Zhong dan keluarga Ham melalui dua komputer yang ada di markas, sedangkan Jeno yang berada di atas kasur sedang sibuk memantau enam kamera CCTV melalui laptop miliknya yang menampilkan enam sudut jalanan yang berada di daerah Pungnamdong 3-Ga. Daerah pemukiman yang berada di belakang pemakaman.

"Mencari informasi detail mengenai dua perusahaan besar ternyata cukup sulit." Keluh Haechan.

"Kalau mudah, semua orang pasti bisa mencarinya. Tidak perlu harus hacker sepertimu yang mencarinya." Ucap Renjun.

Haechan membuang napas panjang.

"Aku akan ke Perpustakaan Kota. Mungkin saja arsip koran di sana menyimpan beberapa informasi yang kita cari." Ucap Renjun.

"Oke." Haechan mengacungkan Ibu jarinya.

"Jeno, tolong antar aku Perpustakaan Kota." Pinta Renjun.

Jeno yang dalam posisi duduk bersila di atas kasur segera beranjak dari sana. Ia berjalan ke arah sofa untuk mengambil jaket tebal miliknya lalu mengenakannya.

Mereka berdua pergi ke Perpustakaan Kota menggunakan mobil milik Jeno.

Renjun sebenarnya sudah bisa mengendarai mobil sendiri karena kakinya yang memar sudah sembuh total. Apa lagi Kun sudah membelikannya mobil baru untuk menggantikan mobil miliknya yang dipakai oleh Kun. Karena mobil milik Kun rusak akibat di tabrak dengan sengaja oleh mobil dari pengendara lain.

Tetapi Renjun belum diperbolehkan untuk mengendarai mobil sendirian sebelum ditangkapnya pelaku yang menabrak mereka tempo hari. Karena Kun khawatir, kalau si pelaku memang sengaja ingin mencelakai Renjun dan karena si pelaku belum tertangkap bisa jadi si pelaku akan mengincar Renjun dan akan mencelakainya kembali.

Alasan itulah yang membuat Renjun harus selalu di antar jemput oleh Jeno, Haechan, ataupun Jaemin.

Beberapa menit setelah Jeno dan Renjun meninggalkan markas, Jaemin mendapat panggilan telepon dari Mark.

"Jaemin, bisa kita bertemu?" Tanya Mark dari seberang telepon.

"Di mana?"

"Real Coffee Company."

"Oke."

Setelah itu sambungan telepon ditutup.

Jaemin mengenakan jaket tebalnya yang ada di sampingnya.

"Haechan, aku akan pergi keluar." Ucap Jaemin.

Haechan yang sejak tadi fokus dengan komputer yang ada di hadapannya lantas menengok ke arah Jaemin.

"Ke mana?"

"Kafe."

Setelah Jaemin berucap singkat, ia langsung membuka pintu markas dan pergi keluar.

"Aku di tinggal sendirian." Ucap Haechan dengan raut wajah yang dibuat sedih.

Jaemin telah sampai di Real Coffee Company. Mark yang sudah memesan meja VIP di sudut ruangan terlihat sedang duduk dengan tenang sambil meminum Hot Coffee Latte yang sudah ia pesan sebelumnya.

Jaemin berjalan menghampirinya lalu duduk di seberang meja berhadapan dengan Mark.

"Bisa langsung ke intinya, kenapa hyung ingin bertemu denganku?" Tanya Jaemin.

"Apa kau sedang terburu-buru?" Mark balik bertanya.

"Bisa di bilang begitu." Ucap Jaemin.

"Oke, aku akan langsung ke intinya." Ucap Mark. Ia lalu mengerluarkan selembar foto dari saku dalam jaketnya.

"Apa mobil Tesla Model S ini milikmu?" Tanya Mark sambil memperlihatkan foto dengan kualitas rendah yang menampilkan objek dua buah mobil.

Jaemin memperhatikan foto itu sekilas, lalu balik menatap Mark.

"Aku rasa hyung sudah tahu jawabannya." Jaemin terlihat tenang.

"Jadi benar?!"

"Apa hyung akan memberitahu Detektif Kim?"

"Kau memperbolehkannya?"

"Kenapa meminta izin padaku?"

Mereka terus saling melempar pertanyaan.

"Karena kau. . ." Mark tidak menyelesaikan ucapannya.

"Hah, sudahlah. Aku tidak akan memberitahu Doyoung hyung." Ucap Mark. Ia merasa pusing dengan isi pikirannya sendiri.

"Ternyata hyung masih ingat dengan janji hyung yang dulu." Ucap Jaemin.

"Tentu saja aku masih ingat." Icap Mark.

Jaemin memanggil salah satu pelayan kafe untuk memesan minuman Ice Americano.

"Bukannya kau sedang buru-buru?!" Ucap Mark setelah melihat Jaemin selesai memesan minuman.

"Aku tahu hyung pasti punya beberapa pertanyaan untukku mengenai diriku yang menjadi orang misterius." Ucap Jaemin.

"Memang ada beberapa. Tapi akan aku tanyakan lain kali saja. Sekarang yang ingin aku tanyakan, apa saat ini kau sedang sibuk menangani kasus pembunuhan yang menimpa Ham Wonjin?" Tanya Mark.

"Eum." Jaemin mengangguk.

"Apa Haechan ikut membantumu?" Tanya Mark lagi.

"Untuk pertanyaan itu lebih baik hyung tanyakan langsung pada Haechan." Jawab Jaemin.

Mark membuang nafas panjang.

"Jangan sampai dia terluka."

"Aku tidak bisa menjaminnya. Tapi akan aku usakahan untuk membuat mereka aman. Asalkan tidak ada yang memberitahu identitas rahasia kami." Mark memperhatikan Jaemin dengan lekat. Ia sangat paham apa yang baru saja Jaemin ucapkan padanya.

Beralih pada Jeno dan Renjun yang sekarang sedang berada di Perpustakan Kota dan sedang memeriksa arsip koran lama terbitan tahun 2010 sampai tahun 2015 yang membahas tentang perusahaan-perusahaan besar di Kota Jeonju.

"Kau akan membacanya satu persatu?" Tanya Jeno setelah ia melihat buku besar dan tebal yang berisi arsip-arsip koran lama.

"Tentu saja tidak. Aku hanya akan mencari sub judul yang berkaitan dengan informasi yang kita cari. Setelah dapat, baru aku akan membacanya." Jelas Renjun.

"Lebih baik kau periksa arsip koran digital di komputer yang ada di sana." Timpalnya sambil menunjuk deretan komputer yang berada di sudut kiri ruangan.

"Periksa berita koran yang di terbitkan tahun 2016 sampai tahun 2020." Lanjutnya.

"Baiklah." Ucap Jeno. Ia lalu berjalan menuju salah satu komputer yang ada di sana. Dari dua baris komputer yang disusun saling membelakangi, Jeno memilih komputer yang ada di tengah-tengah deretan yang menghadap ke arah jendela.

Jeno mulai mencari-cari berita koran yang membahas mengenai Perusahaan Properti milik keluarga Zhong dan Perusahaan Elektronik milik keluarga Ham.

Menit-menit telah berlalu cukup lama. Kedua mata Jeno mulai terasa perih akibat menatap layar komputer terus menerus. Ia mencoba menetralkan matanya dengan cara memejamkan matanya beberapa detik lalu membukanya kembali.

Jeno mengedarkan pandangannya ke luar jendela. Matanya menyelusuri halaman depan perpustakaan hingga pandangannya terfokuskan pada sosok seseorang yang sedang duduk di salah satu kursi yang ada di halaman depan perpustakaan.

Orang itu duduk terdiam sambil menatap ke arah jendela tepat di mana Jeno berada.

Pukk

Renjun menepuk bahu Jeno dengan tiba-tiba hingga membuat Jeno tensentak kaget.

"Sudah menemukannya?" Ucap Renjun.

"Belum." Jawab Jeno.

"Aku sudah dapat sedikit informasi yang kita cari."

"Benarkah?" Tanya Jeno. Renjun pun mengangguk.

"Sudah kau cari sampe tahun berapa?" Tanya Renjun.

"2017." Jawab Jeno.

"Aku ke toilet dulu. Setelah itu aku bantu mencarinya." Ucap Renjun. Ia lalu pergi ke toilet yang ada belakang ruang perpustakaan.

Saat Renjun hendak masuk ke dalam toilet, ia tidak sengaja menabrak seseorang yang akan keluar dari toilet.

Brukk

"Ah, maaf." Ucap Renjun seketika sambil membungkuk beberapa kali tanda permintaan maaf.

Orang yang bertabrakan dengan Renjun sekilas menatap Renjun dengan tatapan mata yang tidak bisa di artikan.

Orang itu hanya menundukkan kepalanya sambil memurunkan sedikit topi yang ia kenakan. Lalu orang itu pergi begitu saja dari sana.

Seperginya orang itu, Renjun langsung masuk ke dalam salah satu bilik toilet untuk menuntaskan panggilan alamnya. Setelah selesai, ia kembali menemui Jeno.

"Jeno kemana?!" Entah pada siapa Renjun bertanya.

Renjun mengeluarkan ponselnya dari saku celananya. Ia mencari kontak milik Jeno lalu meneleponnya.

Sambungan telepon terbuhung, tetapi Jeno tidak mengangkatnya. Beberapa kali Renjun mencoba dan hasilnya tetap sama.

"Masa aku di tinggal? Tidak mungkin, 'kan?!" Gumam Renjun.

Renjun mencoba menghubungi Jeno lagi, tetapi kali ini nomor ponsel Jeno tidak aktif.

"Kemana, sih." Kesal Renjun.

Renjun keluar untuk mencari keberadaan Jeno yang mungkin saja masih ada di sekitar perpustakaan. Tetapi yang ia temukan bukanlah Jeno, melainkan hanya mobilnya saja yang masih terparkir di area parkir.

Renjun berjalan mendekati mobil milik Jeno lalu mengintip ke dalam mobil melalui kaca. Namun, mobil itu kosong. Jeno tidak ada di dalam mobil.

Rasa cemas Renjun mulai muncul karena tidak biasanya Jeno pergi tanpa pemberitahuan seperti ini.

Renjun kembali berkutat pada ponselnya untuk menghubungi seseorang.

"Jaemin, Jeno menghilang."

--Tbc--


________________________________________________

A Piece of Glass
Chapter 22 : Jeno Missing
Wednesday, 18 August 2021

Continue Reading

You'll Also Like

205K 18.7K 35
"Peperangan diantara para belalang adalah pesta bagi kelompok burung gagak." Kematian anggota klub renang bernama Danu yang dinyatakan polisi sebagai...
9.6K 972 33
Daily life mereka sebagai anak kuliahan semester 3, kalau ga di kampus ya di kos Start: 12 Mei 2023 story by @oke_yes pict by pinterest
8.6K 1.5K 33
Jika ketiga belas anak hitz bergabung, katanya sih bakal WAH. Tapi kalau gabungannya terdiri dari si cengeng, si lemot, si tukang tidur, si tukang ma...
70.9K 11.3K 38
[Finish] Walaupun book nya udah selesai, jangan lupa tetep vote and comment ya ^^ ใ€ŠSetiap malam tepat di pukul 22.00 , ia datang , mengucapkan salam...