[✔] 𝗠.-'𝟬𝟬'𝟳 : 𝗔 𝗣𝗶𝗲�...

By Kazeki_Kmz

63.1K 11.4K 1K

Pembunuhan yang diakibatkan karena masalah dendam mungkin sudah sering terjadi. Namun, apa jadinya jika suatu... More

Prolog
Chapter 1 : File
Chapter 2 : They Know
Chapter 3 : Party Invitation
Chapter 4 : Game Start
Chapter 5 : New Headquarters
Chapter 6 : 1st Riddle
Chapter 7 : Thinking
Chapter 8 : New Evidence
Chapter 9 : Search & Find
Chapter 10 : +1
Chapter 11 : 2nd Riddle
Chapter 12 : Information
Chapter 14 : Stalker
Chapter 15 : Sundial & Polonium
Chapter 16 : Where is Chenle?
Chapter 17 : Interrogation
Chapter 18 : Fail
Chapter 19 : Yu Zeyu & Mr. Zhong
Chapter 20 : Suspicion
Chapter 21 : Answer
Chapter 22 : Jeno Missing
Chapter 23 : Where is Jeno?
Chapter 24 : Danger
Chapter 25 : Due to Misstep
Chapter 26 : Discussion 1
Chapter 27 : Discussion 2
Chapter 28 : Him
Chapter 29 : Unexpected
Chapter 30 : A Piece
Chapter 31 : Test Result
Chapter 32 : Green Umbrella House
Chapter 33 : Changbin's Truth
Chapter 34 : 3rd Riddle
Chapter 35 : Park Jinyoung
Chapter 36 : Talks
Chapter 37 : Shocking Facts
Chapter 38 : Other Facts
Chapter 39 : Memory Card
Chapter 40 : Reconnaissance & Investigation
Chapter 41 : Stake Out
Chapter 42 : Get Away
Chapter 43 : Irina
Chapter 44 : Confusing
Chapter 45 : A Little Bit More
Chapter 46 : H-1
Chapter 47 : The Day
Chapter 48 : It's Possible?
Chapter 49 : Catch the Targer
Chapter 50 : Worries, Oddities, Lies
Chapter 51 : Team Name
Chapter 52 : The Truth
Chapter 53 : The Article
Extra Chapter : Epilog - Wills
Project Baru M.-'00'7

Chapter 13 : One Hint

1K 212 4
By Kazeki_Kmz

Mark kini berada disebuah kafe yang terletak tidak jauh dari Perpustakaan Kota. Tempat yang sama saat ia dan Renjun makan siang bersama.

Mark berada di sana karena sedang menunggu seseorang sambil meminum Ice Americano yang sudah ia pesan.

Hingga tak lama kemudian orang yang Mark tunggu akhirnya datang.

"Haechan!" Seru Mark sambil mengangkat tangannya. Orang yang dipanggil pun langsung berjalan menuju ke arahnya.

"Kenala, hyung? Tumben ingin bertemu di sini." Ucap Haechan saat sudah duduk di kursi yang berseberangan dengan Mark.

Sebelum mereka memulai pembicaraan, Haechan terlebih dahulu memesan minuman dan beberapa potong kue untuk ia santap.

"Aku hanya ingin bertanya sesuatu." Ucap Mark.

"Apa?" Tanya Haechan.

"Apa kau tahu siapa saja mahasiswa di Universitas SM yang memiliki mobil Tesla Model S berwarna hitam?" Tanya Mark.

"Pasti banyak. Mahasiswa di sana 'kan rata-rata anak orang kaya." Ucap Haechan.

"Sebutkan saja yang kau tahu." Pinta Mark.

Haechan tak langsung menjawab. Ia berpikir sejenak untuk mengingat-ingat siapa aja mahasiswa yang ia kenal dan memiliki mobil itu.

"Hmm, yang aku tahu hanya empat orang. Lai Guanlin, Bae Jinyoung, Choi Soobin dan Koo Jungmoo." Ucap Haechan sambil mengabsen dengan jari-jarinya saat menyebut nama-nama tersebut.

"Ah, satu lagi. Jaemin juga punya mobil itu. Tapi dia jarang memakainya." Timpalnya.

Mark terdiam sejenak. Ia sedang memikirkan sesuatu.

"Thank's." Ucap Mark.

"Itu saja pertanyaannya?" Haechan heran.

"Ya, just it." Ucap Mark lalu tersenyum.

"Kalau begitu sekarang aku yang ingin bertanya." Ucap Haechan.

"What?" Tanya Mark.

"Apa hyung tahu tentang peristiwa ledakan bom di Big Mall yang terjadi sekitar 6 tahun yang lalu?" Tanya Haechan.

"Maksudmu, ledakan bom dari bahan kimia?" Tanya Mark balik.

"Bahan kimia?" Haechan bingung.

"Ya. Jika yang kau maksud peristiwa ledakan bom yang terjadi di Big Mall yang ada di jalan Girin-daero, itu adalah ledakan bom dari bahan kimia. Seperti ledakan bom yang mengeluarkan gas beracun." Ucap Mark.

"Apa hyung tahu jenis bahan kimia itu?" Tanya Haechan penasaran.

"Nope. Waktu itu aku hanya seorang polisi magang. Jadi tidak dilibatkan dalam kasus itu." Ucap Mark.

"Oke." Ucap Haechan dengan nada yang terdengar sedikit kecewa.

"Kenapa kau menanyakan hal itu?" Tanya Mark.

"Hanya sedikit penasaran saja." Ucap Haechan sambil tersenyum kikuk.

"Hyung sendiri kenapa menanyakan soal pemilik mobil Tesla Model S itu? Apa hyung sedang menyelidiki sesuatu?" Tanya Haechan.

"Aku hanya sedang mencari informasi seseorang." Ucap Mark.

"Siapa?"

"J (Jei)."

"J?" Haechan terlihat bingung.

"Si orang misterius."

"Ukhuukk. . . Ukhuukk. . ." Haechan tersedak minumannya sendiri.

"Kau tidak apa-apa?" Tanya Mark dengan nada khawatir. Haechan membalasnya dengan anggukan kepala.

"Kenapa aku merasa déjà vu." Ucap Mark.

"Déjà vu?" Tanya Haechan. Ia sudah berhenti batuk.

"Kau dan Renjun sama-sama terbatuk saat aku mengatakan kalau J adalah si orang misterius." Ucap Mark.

"Renjun? Hyung ada bertemu dengan Renjun?" Tanya Haechan.

"Tadi siang. Kami bertemu di perpustakaan. Lalu kami makan bersama di sini." Jawab Mark.

"Oh."

"Kenapa Renjun tidak cerita tentang hal ini?" Batin Haechan kesal.

"Setelah ini ada rencana?" Tanya Mark.

"Ada." Jawab Haechan

"What?"

"Bertemu dengan yang lain?"

"Yang lain?" Alis sebelah kanan Mark terangkat.

"Jaemin, Jeno, Renjun."

"Jangan terlalu sering keluar rumah. Kasihan mama sendirian di rumah."

"Aku keluar rumah karena ada urusan. Seharusnya hyung yang lebih sering di rumah. Setelah pulang dari Kanada bukannya cuti beberapa hari, malah langsung sibuk kerja lagi." Haechan kesal.

"Mau bagaimana lagi, itu sudah tuntutan pekerjaan." Ucap Mark dengan nada pasrah.

"Karena hyung sangat gila kerja dan jarang mengambil waktu cuti, pastinya hyung sudah dapat banyak uang. Jadi, hari ini traktir aku sepuasnya, ya ya?!" Pinta Haechan.

"Bisa kering isi dompetku jika harus mentraktirmu sepuasnya." Ucap Mark.

"Tenang saja. Di sini menerima pembayaran dengan kartu kredit." Haechan tersenyum riang.

Belum sempat Mark berucap untuk menolak, Haechan sudah lebih dulu memanggil pelayan untuk memesan beberapa menu makanan dan minuman.

Pukul tujuh malam. Haechan sudah berada di kediamannya.

Setelah pulang dari kafe, ia terlebih dulu kembali ke markas untuk berbicara dengan Renjun. Namun, laki-laki bewajah cantik itu sudah tidak ada di sana. Renjun sudah pulang bersama dengan Jeno. Jadi ia di sana hanya menyalin video insiden ledakan bom lalu pulang ke rumah.

Haechan yang baru saja selesai mandi langsung menyalakan komputernya yang ada di atas meja. Ia mulai mencari informasi mengenai insiden ledakan bom berbahan kimia yang terjadi sekitar 6 tahun yang lalu.

"Kenapa sedikit sekali artikel yang membahas insiden itu?! Padahal itu 'kan insiden besar." Batin Haechan. Ia merasa ada yang tidak beres.

Haechan beranjak dari kursinya untuk mengambil ponselnya yang ada di atas kasur lalu kembali duduk di kursi meja belajarnya.

Ia ingin menghubungi Renjun.

"Injun?" Ucap Haechan saat Renjun yang ada di seberang telepon menerima panggilannya.

"Kenapa?" Sambut Renjun.

"Sedang apa?" Tanya Haechan.

"Mencari informasi tentang ledakan bom yang ada di video yang kita lihat di markas tadi." Jawab Renjun.

"Kau menemukannya?"

"Tidak. Lebih tepatnya belum. Baru setengah dari jumlah koran lama yang sudah aku baca. Tapi aku belum menemukan apapun."

"Aku baru saja mengecek insiden itu di internet. Tapi hanya sedikit artikel yang membahasnya."

"Apa ada informasi dalam artikel-artikel itu bisa kau ambil?"

"Tidak. Artikel-artikel itu hanya membahas hal yang sama seperti yang ada di dalam video. Tapi aku ada satu informasi yang aku dapat dari Mark hyung."

"Mark hyung?!" Ucap Renjun. Ada nada sedikit panik yang terdengar dari ucapannya.

"Eum." Haechan berdehem sambil mengangguk. Walaupun ia tahu kalau Renjun tidak akan bisa melihat anggukan kepalanya.

"Tadi sore aku ada bertemu dengan Mark hyung di kafe. Di sana aku sedikit bertanya tentang insiden itu."

"Kau harus berhati-hati. Mark hyung itu sedang bekerja sama dengan Detektif Kim." Ucap Renjun mengingatkan.

"Aku tahu."

"Kalau tahu, kenapa masih bertanya padanya?"

"Eum itu~, aku bertanya padanya sebelum aku tahu kalau dia sedang bekerja sama dengan Detektif Kim hehehe." Ucap Haechan kikuk.

"YAK! LEE HAECHAN! KA . ." Renjun murka. Tetapi belum selesai Renjun berucap, Haechan sudah lebih dulu mematikan sambungan teleponnya.

"Kan niatnya aku yang mau marah-marah. Kenapa justru dia yang marah-marah duluan." Gumam Haechan yang terarah pada ponselnya yang masih menampilkan nama Renjun pada layarnya.

--Tbc--

________________________________________________

A Piece of Glass
Chapter 13 : One Hint
Tuesday, 27 July 2021

Continue Reading

You'll Also Like

229K 18K 34
Sepenggal kisah laki-laki kembar yang tidak bisa di bilang biasa, karena mereka kembar identik. Dimana tubuh mereka saling terhubung, ketika yang sat...
17.4K 767 10
MARET 2021 [ONLY FOR ADULTS!!!] "Cantik tapi terluka. Anggun tapi terhina. Kuat tapi menangis." Demi biaya pengobatan kakak dan ibunya, Laura terpaks...
143K 19.3K 60
[Nama] adalah seorang gadis blasteran Indo dan Malaysia. Ia adalah fans berat Boboiboy dan selalu berharap bisa bertemu dengannya. Impiannya terkabul...
KANAGARA [END] By isma_rh

Mystery / Thriller

7.2M 535K 93
[Telah Terbit di Penerbit Galaxy Media] "Dia berdarah, lo mati." Cerita tawuran antar geng murid SMA satu tahun lalu sempat beredar hingga gempar, me...