[✔] 𝗠.-'𝟬𝟬'𝟳 : 𝗔 𝗣𝗶𝗲�...

By Kazeki_Kmz

63K 11.4K 1K

Pembunuhan yang diakibatkan karena masalah dendam mungkin sudah sering terjadi. Namun, apa jadinya jika suatu... More

Prolog
Chapter 2 : They Know
Chapter 3 : Party Invitation
Chapter 4 : Game Start
Chapter 5 : New Headquarters
Chapter 6 : 1st Riddle
Chapter 7 : Thinking
Chapter 8 : New Evidence
Chapter 9 : Search & Find
Chapter 10 : +1
Chapter 11 : 2nd Riddle
Chapter 12 : Information
Chapter 13 : One Hint
Chapter 14 : Stalker
Chapter 15 : Sundial & Polonium
Chapter 16 : Where is Chenle?
Chapter 17 : Interrogation
Chapter 18 : Fail
Chapter 19 : Yu Zeyu & Mr. Zhong
Chapter 20 : Suspicion
Chapter 21 : Answer
Chapter 22 : Jeno Missing
Chapter 23 : Where is Jeno?
Chapter 24 : Danger
Chapter 25 : Due to Misstep
Chapter 26 : Discussion 1
Chapter 27 : Discussion 2
Chapter 28 : Him
Chapter 29 : Unexpected
Chapter 30 : A Piece
Chapter 31 : Test Result
Chapter 32 : Green Umbrella House
Chapter 33 : Changbin's Truth
Chapter 34 : 3rd Riddle
Chapter 35 : Park Jinyoung
Chapter 36 : Talks
Chapter 37 : Shocking Facts
Chapter 38 : Other Facts
Chapter 39 : Memory Card
Chapter 40 : Reconnaissance & Investigation
Chapter 41 : Stake Out
Chapter 42 : Get Away
Chapter 43 : Irina
Chapter 44 : Confusing
Chapter 45 : A Little Bit More
Chapter 46 : H-1
Chapter 47 : The Day
Chapter 48 : It's Possible?
Chapter 49 : Catch the Targer
Chapter 50 : Worries, Oddities, Lies
Chapter 51 : Team Name
Chapter 52 : The Truth
Chapter 53 : The Article
Extra Chapter : Epilog - Wills
Project Baru M.-'00'7

Chapter 1 : File

3.9K 486 126
By Kazeki_Kmz

Suasana kafetaria saat ini sedang ramai. Banyak mahasiswa/i yang berjalan kesana-kemari membawa makanan dan minuman untuk mengisi perut lapar mereka. Duduk santai menyantapnya sambil mengobrol banyak hal.

Beda halnya dengan laki-laki yang sejak pagi duduk tenang disudut kafetaria. Mata laki-laki itu tengah fokus menatap layar laptop yang ada dihadapannya. Sesekali jemarinya mengetikkan sesuatu, kemudian jari telunjuknya mengusap touchpad kesana-kemari dengan gerakan pelan.

Laki-laki itu bernama Na Jaemin. Mahasiswa jurusan Sastra di Universitas SM.

Jaemin adalah sosok laki-laki berwajah tampan. Rambut hitam legamnya dipadukan dengan penampilan kasual dan jaket abu-abu yang melekat pada tubuhnya, membuatnya terlihat sangat menawan. Tidak heran jika banyak perempuan yang menyukainya. Tetapi mereka tidak berani mendekatinya karena Jaemin memiliki sifat dingin dan cuek. Jaemin hanya akan menyapa dan berbicara santai kepada teman-teman dekatnya saja.

Puk

Seseorang meletakkan minuman di samping kanan laptop miliki Jaemin.

"Ice Americano 4 shots." Ucap orang itu. Lalu menarik kursi dan duduk di sebelah Jaemin.

"Aku pesan 8 shots." Protes Jaemin dengan menampilkan wajah datarnya.

Orang itu mengambil spidol kecil yang ada disaku jaketnya. Kemudian mengambil minuman tadi, lalu mencoret angka empat yang tertera digelas dan menggantinya dengan angka delapan.

"Beres." Orang itu memperlihatkan hasilnya pada Jaemin.

"Sialan." Umpat Jaemin kesal. Walaupun begitu, ia tetap meminumnya sambil menutup laptop yang ada di hadapannya tanpa dimatikan terlebih dahulu.

Orang itu tersenyum puas hingga menampakkan eye smile bulan sabit di wajahnya.

Lee Jeno, nama dari orang yang memberikan minuman dan kini duduk di samping Jaemin.

Jeno bertubuh sedikit lebih besar dari Jaemin. Rahang tajam dan rambut berwarna coklat gelap miliknya, membuatnya tidak kalah menawan dari Jaemin. Penampilan kasual Jeno sama dengan Jaemin, hanya saja Jeno mengenakan Jaket navy dengan tudung jaket menutupi kepalanya. Jeno juga mahasiswa di Universitas SM, ia mengambil jurusan Etnomusikologi.

"Itu Haechan."

Jaemin mengikuti arah pandang Jeno.

Laki-laki berkulit tan dan bertubuh gempal muncul dari arah pintu kafetaria, berjalan menuju ke arah mereka berdua.

"Mana Renjun?" Tanya Jeno saat Haechan sudah berada dihadapan mereka berdua.

"Tidak masuk kuliah. Tidak tahu kenapa." Jawab Haechan dengan memberikan gerakan mengangkat bahu saat diakhir tuturannya.

Haechan menarik kursi dan duduk di sebelah kiri Jaemin. Jarak kursi Haechan dan Jaemin cukup dekat dibandingkan dengan jarak kursi Jeno dan Jaemin.

"Jaemin-ah~, belikan makanan dong~" Pinta Haechan manja sambil menggerakkan lengan Jaemin.

"Ambil sepuasnya." Ucap Jaemin santai.

"Really?" Senyum cerah mengembang di kedua sudut bibir Haechan.

"Besok tinggal totalan." Sudut bibir kiri Jaemin terangkat sedikit, membuat senyuman Haechan langsung luntur seketika.

"Yak! Aku minta traktiran bukan mau berhutang." Kesal Haechan sambil mendorong sedikit lengan Jaemin.

Kini Haechan beralih menatap Jeno.

"Jen. . ." Belum sempat Haechan menyelesaikan kalimatnya, Jeno sudah memberi respons padanya.

"Nope." Tolak Jeno sambil menyilangkan kedua tangan di depan dadanya.

"Cih, dasar pelit."

Waktu sudah menunjukkan pukul dua siang. Cuaca di luar lumayan panas, tetapi hawanya terasa dingin karena sebentar lagi musim dingin akan datang.

Jaemin masih setia duduk di tempatnya sambil kembali berkutat dengan laptop di hadapannya. Jaemin sebenarnya tidak ada perkuliahan hari ini, ia hanya ingin menghabiskan waktu senggangnya di kafetaria kampus.

Kedua temannya saat ini sedang ada kesibukan. Jeno ada perkuliahan kedua sejak pukul satu siang, sedangkan Haechan sudah pulang ke rumah karena harus bersiap menjemput sepupunya di bandara.

Setengah jam telah berlalu. Jaemin mematikan laptopnya, menutupnya, dan memasukkannya ke dalam ransel. Jaemin akan pulang karena ada sesuatu yang harus ia lakukan.

Sebelum beranjak dari kursi, Jaemin meraih ponselnya yang ada di atas meja untuk memberitahu Jeno melalui pesan kalau ia akan pulang lebih dulu.

Setelah itu Jaemin beranjak dari kursinya. Memakai jaket kulit hitam yang sedari tadi ia letakkan di sandaran kursi yang ia duduki, menautkan ransel pada punggungnya, kemudian berjalan menuju pintu keluar kafetaria.

Dalam kesehariannya, Jaemin selalu mengendarai motor Kawasaki Ninja 250 miliknya. Jika cuaca sedang hujan, dirinya akan mengendarai mobil Tesla Model S. Tentu saja mobil itu juga milik Jaemin.

Jaemin terlahir dari keluarga kaya raya. Kedua orang tuanya adalah pengusaha sukses. Kerja keras orang tuanya membuat mereka jarang berada di rumah dan jarang berkomunikasi dengan Jaemin. Itulah yang membuat kepribadian Jaemin menjadi dingin dan cuek pada sekitarnya.

Jaemin memiliki kakak laki-laki yang berusia tujuh tahun lebih tua darinya. Kakaknya adalah seorang pengacara. Jika sedang tidak ada klien, kakaknya akan berada di rumah dan sedikit membantu pekerjaan ayahnya.

Kembali pada Jaemin. Ia sekarang berada di area parkir. Saat Jaemin sudah berada di atas motor dengan mesin motor yang menyala, ada seseorang menepuk pundak sebelah kirinya.

Seorang perempuan berambut pendek menyodorkan sebuah flashdisk pada Jaemin.

"Sesuai yang kau minta." Ucap perempuan itu.

"Thank's"

Jaemin kemudian memasukkan falshdisk itu ke dalam saku celananya. Setelah itu, ia langsung pergi meninggalkan perempuan itu yang masih berdiam diri di tempat sambil memperhatikan Jaemin yang menjauh dan menghilang dari area parkir.

"Setidaknya tawari aku tumpangan, bukannya langsung pergi begitu saja. Dasar manusia es."

Seperti hari-hari biasanya, suasana di rumah sangat sepi. Hanya terlihat beberapa pembantu yang sedang mengerjakan tugas-tugas mereka. Orang tua Jaemin masih bekerja dan akan pulang larut malam ketika Jaemin sudah tertidur, sedangkan kakaknya sekarang berada di rumah. Tepatnya di ruang kerja milik ayahnya. Mengurus berkas-berkas penting perusahaan yang sengaja ayahnya ditinggalkan untuk sang kakak.

Kini Jaemin berada di kamarnya, sedang membaca novel yang baru ia beli dua hari yang lalu.

Drrrtttt... Drrrtttt...

Ponsel bewarna ocean blue miliki Jaemin bergetar. Terlihat ada panggilan telepon masuk dari Jeno.

"Aku ke rumahmu sekarang." ucap Jeno sesaat setelah panggilan teleponnya dijawab.

"Ada urusan apa?"

Tuut tuut tuut

Panggilan diakhiri sepihak oleh Jeno.

"Sialan." Umpat Jaemin pada ponselnya yang masih menampilkan nama Jeno pada layarnya.

Jaemin meletakkan kembali ponselnya di atas nakas samping tempat tidurnya dengan sedikit kasar.

Jaemin beranjak dari kasur empuknya. Berjalan menuju meja yang di atasnya terdapat dua buah komputer, menarik kursi beroda lalu duduk di atasnya. Ia menyalakan salah satu komputer yang berada di sebelah kiri yang paling dekat dengan dinding.

Jaemin membuka salah satu dari belasan folder yang ada di dalam komputer tersebut, lalu membuka berkas yang paling bawah. Ia membaca berkas itu dengan teliti, lalu mengetikkan sesuatu dalam berkas itu. Kemudian mengirimkannya pada seseorang melalui email.

Setelah pengiriman berkasnya berhasil, ia kembali ke tempat tidur. Kembali ke kegiatan sebelumnya, membaca novel, sembari menunggu kedatangan Jeno.

Lima belas menit kemudian Jeno datang dengan membawa sekotak donat berukuran sedang.

"Nih." Ucap Jeno sambil menyodorkan kotak donat itu.

"Tumben." Ucap Jaemin heran.

"Dari Mama. Katanya ucapan terima kasih karena sudah menemukan cincin pernikahannya."

Jaemin menerima kotak donat itu. Meletakkannya di atas kasur. Lalu ia keluar dari kamar menuju dapur untuk mengambil minuman.

Jeno berjalan menuju meja komputer milik Jaemin. Menyalakan komputer yang lima belas menit yang lalu digunakan oleh Jaemin. Jeno ingin melihat-lihat isi komputer itu sambil menunggu si pemiliki kamar kembali.

Jeno menggerakkan cursor kesana kemari, membuka beberapa folder dan tidak sengaja menemukan folder bertuliskan Crime. Di dalam pikiran Jeno, mungkin itu ebook novel yang Jaemin baca. Jeno membukanya dan seketika raut wajah Jeno berubah, ada kerutan kecil di dahinya. Isi dalam folder itu bukanlah ebook, melain berkas-berkas yang diberi nama aneh menurut Jeno.

Berkas-berkas itu diurutkan sesuai nomor, bukan berdasarkan abjad. Jeno membuka berkas paling terakhir yang diberi nama '23. Diamond Necklace Theft'. Jeni membaca isi berkas itu, lalu kerutan di dahi Jeno semakin jelas terlihat. Namun, saat membaca akhir dari isi berkas itu, ia membulatkan mata dan mulutnya sedikit terbuka.

Jeno mendekatkan wajahnya ke layar komputer sambil mengerjapkan matanya beberapa kali, ia seperti tidak percaya dengan apa yang ia baca sekarang.

Suara langkah seseorang terdengar samar di luar kamar. Jeno segera menutup berkas yang baru saja ia baca, kemudian bergegas duduk ditepi kasur milik Jaemin.

Cklek

Pintu kamar terbuka. Jaemin masuk dengan membawa nampan yang di atasnya ada dua kaleng minuman soda dan dua cangkir minuman hangat.

Jaemin meletakkannya dilantai samping tempat tidurnya. Mengambil kotak donat yang berada di atas kasur, lalu menyantapnya bersama Jeno. Posisi mereka sekarang sedang duduk di lantai. Jaemin bersandar pada nakas, sedangkan Jeno bersandar pada pinggiran tempat tidur Jaemin.

Jeno melamun. Ia sedang memikirkan isi berkas yang baru saja dia baca.

Jaemin yang melihatnya menendang kecil lutut Jeno dengan kaki kirinya.

"Kenapa diam?"

Jeno tersentak kaget.

"Eh. . Tidak. Tidak kenapa-kenapa." Jawaban kikuk Jeno sambil menggelengkan kepalanya.

"Selesai makan, kau harus langsung pulang." Ucap Jaemin sambil mengambil kaleng soda dan meminumnya.

"Kau mengusirku?" Alis kanan Jeno sedikit terangkat.

"Aku ada tugas kuliah. Kalau kau masih di sini, aku tidak akan bisa konsentrasi mengerjakannya."

"Cih, oke oke." Jeno menghabiskan donat terakhirnya.

Pukul enam sore, Jeno kini sudah pulang. Jaemin berbohong kalau ia ada tugas kuliah. Ia tahu kalau Jeno pasti sudah melihat sesuatu yang ada di komputernya.

Saat selesai mengirim berkas melalui email tadi, Jaemin langsung mematikan komputernya karena tahu Jeno akan datang. Tetapi saat ia kembali dari dapur, ia melihat komputernya dalam keadaan menyala.

Itu menandakan kalau Jeno baru saja menggunakan komputernya. Ditambah dengan sikap Jeno yang menjadi diam dan aneh, membuat Jaemin semakin yakin dengan dugaannya.

Di sisi lain, Jeno sedang terjebak dilampu merah. Lagi-lagi Jeno memikirkan isi berkas yang ada di dalam komputer milik Jaemin.

"Apa benar Jaemin orangnya?" Batin Jeno.

Lampu berubah menjadi hijau. Jeno segera menjalankan mobilnya menuju ke kediamannya.

--Tbc--

__________________________________________________

A Piece of Glass
Chapter 1 : File
Sunday, 20 June 2021

Continue Reading

You'll Also Like

21.4K 1.4K 13
-ENDING- Bible Wichapas Sumettikul yang lebih akrab dikenal Baiben atau Bible, mencoba pindah menuju Bangkok karna urusan bisnis ayahnya. Bible merup...
14K 1.1K 17
~Bayangan Mafia di Balik Kerudung~ Semua bermula ketika seorang pria tampan yang terluka di sekujur tubuhnya, di temukan tidak berdaya di belakang...
1.7K 258 7
Sakura menyukai lelaki raven itu, si pangeran incaran semua gadis di sekolahnya, atau bahkan dari sekolah lain. Tapi dia mencoba untuk tidak peduli...
KANAGARA [END] By isma_rh

Mystery / Thriller

7.2M 535K 93
[Telah Terbit di Penerbit Galaxy Media] "Dia berdarah, lo mati." Cerita tawuran antar geng murid SMA satu tahun lalu sempat beredar hingga gempar, me...