Jevano William

Od devintasantoso

1.7M 124K 15.5K

Ini tentang Jevano William. anak dari seorang wanita karier cantik bernama Tiffany William yang bekerja sebag... Více

02.
03.
04.
05.
06.
07.
08.
09.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.⚠️
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41. ⛔️
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49. 🚫
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.

01.

89.2K 3.2K 58
Od devintasantoso

Remaja tampan berumur delapan belas tahun, keluar dari kamarnya dengan seragam sekolah menengah atas yang sudah melekat di tubuhnya, kaki jenjangnya yang terbalut oleh sepatu putih di bawa menuruni anak tangga dengan langkah cepat.

" Jevano, udah bunda bilang jangan lari ketika turun tangga! " Teriak seorang wanita cantik dari ruang meja makan.

Remaja yang memiliki bulu mata lentik, rahang yang cukup tajam, hidung yang mancung, kulit yang seputih susu itu bernama Jevano William, yang sering di panggil Jeno, bersekolah di SMA swasta dan sudah menginjak kelas XII semester akhir.

Dan wanita cantik yang baru saja menegur  itu adalah Tiffany william, bundanya Jeno. Yang bekerja sebagai Sekretaris pribadi di perusahan JFY Grub yang terkenal dengan ambisnya dalam dunia bisnis.

Setiba di meja makan, Jeno melihat sang bunda yang sudah rapih dengan baju kerjanya, setelan baju kerja berwarna peach dan celana kerja berwarna senada, serta riasan tipis yang membuat wajah sang bunda terlihat lebih muda dan cantik tentu saja. 

" Habis pulang sekolah jangan main dulu okey, eyang sama uti ingin main kesini. " Ucap Tiffany, sembari manaru nasi di atas piring putranya.

Jeno mengangguk kecil.

" Susu coklatnya mau bunda bikin sekarang? " Tiffany bertanya

" Engga usah "

Tiffany mengangguk, ia akan membuat susu coklat hangat untuk putra tampannta nanti setelah sarapan selesai.

Kursi yang berada di hadapan Jeno, di tarik oleh Tiffany untuk ia duduki, lalu ibu dan anak itu melahap sarapannya di temani oleh percakapan kecil antar keduanya.

Waktu terus saja berjalan mereka tidak bisa berlama lama nanti akan terlambat, setelah selesai sarapan Tiffany dan Jeno segera bergegas keluar rumah secara bersama.

Jeno yang berjalan di belakang menutup pintu rumah dengan rapat tanpa menguncinya, karna ada asisten rumah tangga-budeh Darmi dan tukang kebun- mang Agus yang selalu berjaga di rumah, jika mereka tidak ada.

" Jev, bareng bunda aja ya? " Tanya Tiffany, dengan nada membujuk.

Ini sudah sekian kalinya Tiffany selalu membujuk putranya untuk berangkat bersama, karna motor besar milik Jeno memang sedang berada di bengkel, kesempatan Tiffany untuk bisa berangkat bareng dengan putranya, namun sepertinya kesempatan itu gagal kembali.

" Engga usah, Jeno di jemput Dewa, nanti habis pulang sekolah mau ambil motor sekalian di bengkel bang Aldi "

Tiffany hanya bisa mengangguk dengan pelan.

Gerbang putih yang menjulang tinggi itu di buka oleh mang Agus dengan cara di geser, gerbang terbuka lebar mempersilakan mobil audi berwarna hitam dengan di belakangnya di ikuti sebuah motor sport berwarna hitam perpaduan dengan warna merah.

Dua kendaraan itu masuk kedalam halaman rumah Tiffany, mobil audi berwarna hitam berhenti tepat di halaman rumah Tiffany, dengan di ikuti motor besar yang juga ikut berhenti.

Remaja seumuran dengan Jeno, yang menaiki motor besar berwarna hitam turun dari atas motornya, setelah melepaskan hem full face miliknya, memperlihatkan wajah tampan serta senyum manis dari pemuda itu, ia mengenakan seragam yang sama seperti Jeno, hanya saja kemeja putihnya tertutup dengan jaket kulit yang di kenakannya.

Sadewa Bagaskara, senang di panggil Dewa, temen Jeno kecil lebih tepatnya karna sang bunda dan mamahnya Dewa-Yuna, sudah berteman sangat lama  sejak mereka berdua duduk di bangku sekolah dasar, hingga kuliah pun di universitas yang sama hanya beda gedung falkutas jurusan, dan sekarang anak mereka yang berteman dekat. 

Dewa, remaja yang memiliki senyum manis khasnya itu mencium punggung tangan kanan Tiffany, lalu menyerahkan sebuah paper bag berwarna coklat.

" Tan, dari mamah oleh oleh "

" Owh yaa, terimakasih bilang mamah " Ucap Tiffany, menerima paper bag coklat tersebut.

" Kapan sampai mamah kamu, Dew? " Tanya Tiffany

" Kemarin sore tan, niatnya kemarin pengen sekalian ke sini dari bandara tapi engga jadi, terus jadinya sekarang, kata mamah juga maaf engga bisa berkunjung " Dewa menjawab

" Padahal mah engga pa-pah ih, pokoknya bilang makasih sama mamah kamu ya, nanti tante yang main ke rumah "

" Siap tante, di tunggu "

Suara pintu mobil tertutup membuat atensi mereka teralihkan, pria tampan dengan setelan jas yang melekat di tubuhnya, memiliki rahang yang tegas, serta kedua sorot bola matanya yang terlihat tajam, dan aura menyeramkan menyelimuti pria tersebut.

Jeffrey Alexander Robinson, pemilik perusahaan sekaligus pewaris, atau yang sering di kenal dengan sebuah jabatan Chief Executive Officer atau CEO adalah jabatan tertinggi dalam perusahaan. 

Perusahaan yang sangat besar dan luas,  serta gedung yang menjulang tinggi pencakar langit, itu adalah perusahaan Grub JFY yang diturunkan oleh Jeafrin Alexander Robinson sang ayahanda.

Wajahnya yang tampan rupawan serta tubuhnya yang terlihat sehat luar dalam, membuatnya terlihat jauh lebih muda dari umurnya.

Jeffrey adalah duda anak dua, anak sulungnya bernama Jevandra Alexander Robinson, berumur dua puluh lima tahun, yang menjabat sebagai Direktur utama di dalam perusahaan Grub JFY, orang yang berwenang merumuskan dan menetapkan suatu kebijaksanaan dan program umum perusahaan, atau organisasi sesuai dengan batas wewenang yang diberikan oleh suatu badan pengurus atau badan pimpinan yang serupa seperti dewan komisaris.

Sedangkan anak ke kedua bernama, Jeandra Alexander Robinson, berumur dua puluh empat tahun, yang bestatus sebagai Direktur pimpinan dari perusahaan yang membawahi manajer-manajer yang memimpin divisi operasional di perusahaan. Ia adalah orang yang menentukan prosedur kerja dan juga misi dan tugas untuk manajer sesuai dengan divisi yang dipimpinnya, Direktur juga melakukan pengawasan, mengontrol, dan juga melakukan koordinasi kegiatan dari manajer secara berkala.

Tiffany bekerja di Grub JFY sudah cukup lama dan memegang jabatan sebagai Sekretaris pribadi Jeffrey, bekerja membantu pimpinan dan menjadi perantara pimpinan terhadap yang lain, perkerjaan sekretaris pribadi tentu saja tidak mudah ia dituntut untuk mampu mencegah pimpinan agar tidak kelebihan beban atau masalah kecil yang tidak penting dan dapat fokus terhadap hal-hal yang lebih penting.

Jeffrey dan Tiffany tidak hanya terlibat dalam pekerjaan, namun mereka juga terlibat dalam sebuah hubungan yang melebihi pekerjaan, yaitu sepasang kekasih, yang sudah berjalan sangat lama sejak Jeno masih berumur sangat kecil hingga sekarang dan dengar dengar mereka sedang merencanakan pernikahan.

Jeno? Ah jangan ditanyakan, Ia melihat Jeffrey dan kedua anaknya saja ingin sekali mencakarnya.

Jeno engga suka dengan Jeffrey dan kedua anaknya, mereka suka mengatur hidupnya, membuat dirinya tidak bisa bergerak dengan bebas, padahal mereka hanya atasan sang bunda, namun bersikap seolah mereka keluarganya.

" Jeno berangkat. " Ucap Jeno, ia segera mencium punggung tangan Tiffany, di ikuti oleh Dewa.

" Pamit tan, om. " Pamit Dewa,  sedikit membungkukan badannya kepada yang lebih tua.

Dewa menyusul Jeno yang sudah lebih dulu berdiri di samping motornya, Dewa segera memakai helm full face miliknya dan mulai naik ke atas motornya biar ia yang mengendarai motornya, membiarkan Jeno di bonceng.

Motor besar itu sudah keluar dari halaman rumah Tiffany, meninggalkan sepasang kekasih yang menatap kepergiannya.

Jeffrey memeluk Tiffany dari samping, membuat sang empu menoleh.

" Ingin berangkat sekarang? " Tanya Jeffrey, yang langsung mendapat anggukan kecil dari Tiffany.

" Sudah sarapan, mas? " Kini Tiffany bergantian bertanya.

" Sudah. "

Sepasang kekasih itu berjalan bersama mendekat ke arah mobil, Jeffrey membukakan pintu mobil untuk kekasihnya, dan menutupnya setelah Tiffany sudah masuk ke dalam.

🛡🔫

Tak lama dua remaja tampan itu sampai di parkiran sekolah, jalan raya tadi cukup sepi tak ramai seperti biasanya, jadi Dewa menggunakan kesempatan untuk menambah kecepatan dan berakhir mereka sampai di sekolah tidak telat.

Dewa memarkirkan motornya di parkiran sekolah yang sudah banyak sekali motor motor siswa dan siswi yang terpakir rapih, membuka helm berwarna hitam full face dan menampilkan rambutnya yang sedikit acak acakan.

" Cakep bet gw bused dah! " 

Jeno hanya menatap malas sahabatnya, sudah biasa, Jeno segera berlalu dari sana meninggalkan Dewa yang masih asik merapihkan rambutnya dengan mengaca di spion motor.

" Anjir Jen, tungguin kenapa sih! "

Dewa buru buru menyusul Jeno yang sudah lumayan jauh darinya.

Jeno melangkah lebih dulu memasuki lorong lantai dasar sekolah SMA Leo 1,  menyelusuri lorong lantai dasar menuju ke arah anak tangga, karna kelasnya berada di lantai tiga, sedangkan gedung ini memiliki lima lantai.

Di lantai dasar hanya ada ruangan untuk guru guru, perpustakaan, ruang osis, ruang kepala sekolah, ruang wakil kepala sekolah dan ruang eskul, di setiap lantai ujung lorong akan ada kamar mandi dan ruang unit kesehatan.

" Woiii! " Pekik seseorang dari arah belakang.

sontak Jeno dan Dewa langsung menoleh ke belakang dan mendapatkan kedua sahabat lainnya, yaitu Haikal dan Ardan, yang tengah berlari kecil ke arah mereka dengan minuman dingin yang berada di tangan mereka masing masing.

Jeno dan Dewa memberhentikan langkahnya menunggu mereka berdua mendekat ke arahnya.

Pemuda dengan berkulit putih, hidung yang sangat mancung seperti di ukir, serta matanya yang sedikit sipit, namanya Ardan Chandrawinata, ia memiliki darah campuran china dan australia.

Dan yang satunya lagi, bernama Haikal Jhonwiratama, pemuda berkulit tan, alis yang tebal, dan memiliki tahi lalat di pipi kanannya.

Ardan memberikan satu bungkus permen karet kepada Jeno, memang tadi pagi Jeno mengirimkan sebuah pesan ke Ardan jika datang lebih awal ia titip saru bungkus permen karet di kantin.

" Tinggal satu doang nih " 

" Cuman buat ngilangin sepet di mulut doang, makasi bre " Ucap Jeno,

Jeno segera membuka bungkus permen karet rasa blueberry, dan memakannya satu buah.

" Nyebat lah nanti istirahat " Ucap Haikal, yang langsung mendapat anggukan semangat dari ketiga sahabatnya.

" Boleh bangett coi ide lu! " Dewa berkata, lalu menepuk bahu Haikal.

Jeno memberikan sebungkus permen karet yang masih berisi empat buah kepada Dewa, lalu Dewa membagikanya satu persatu kepada Ardan dan Haikal, sisa satu itu untuk di simpan oleh Dewa.

Keempat remaja itu memilih untuk melangkah kembali menyelusuri lorong lantai dasar sekolah yang sudah cukup ramai, tadi seperti masih sepi kenapa sudah ramai saja, ada siswa siswi yang baru saja datang, ada juga yang sedang mengobrol sembari berdiri dengan menyender di dinding bewarna abu abu, ada juga yang baru saja keluar dari ruangan osis dan ruang guru.

Bukan sombong atau apa, tapi ini memang kenyataan, mereka berempat memang terkenal di sekolah SMA Leo 1, mereka  bahkan terkenal hingga di luar sekolah juga, karna pergaulan mereka yang luas dan pastinya karna wajah mereka yang sangat tampan yang selalu jadi incaran bagi perempuan di sekolah ini.

Mereka juga adalah inceran guru guru yang berada di sini, karna kenakalan mereka yang suka membolos sekolah, tidur di jam pembelajaran, suka tidur di uks padahal tidak ada keluhan sakit apa apa, dan ada satu lagi, mereka sudah hampir empat kali memecahkan kaca jendela sekolah karna bermain bola di dalam kelas dan mendapat point peringatan.

Mereka tidak hanya berempat, mereka memiliki teman lain di sekolah, hanya saja karna Jeno, Dewa, Haikal, dan Ardan sudah berteman sejak sekolah dasar jadi mereka selalu berempat karna sudah sangat dekat, jika bermain atau sedang makan di kantin mereka selalu bersama anak cowo yang lainnya juga, mengumpul bersama dan canda tawa bersama.

" Pagi kak ekal "

" Ka Dewa.. nanti jangan lupa main piano di ruang musik ya! "

" Mau ikut les melukis sama ka Ardan tapi gw takut tremor anjir "

" Ka Jeno.. "

" Ka Jeno kapan ngajar Taekwondo lagi kaaa? "

" Iri sama anak cewe Ips dua pleaseee "

Sapaan dari ade kelas perempuan dan temen perempuan seangkatannya  memang selalu menyapa mereka di pagi hari, tak hanya sapaan saja, mereka juga tak bosan bosan memberikan sebuah paper bag yang berisi makanan dan sebuah surat kadang juga sebuah barang.

Baru saja menginjak satu anak tangga, langkah Jeno kembali berhenti ketika namanya di panggil oleh seorang perempuan dengan rambut panjang sebahu yang di biarkan terurai begitu saja.

Perempuan yang mengenakan seragam sama seperti mereka dengan rok sekolah pendek selutut itu melangkah mendekat ke arah Jeno, dengan ragu perempuan itu mengulurkan tangannya, memberikan sebuah paper bag berwarna biru muda kepada remaja yang berada di hadapanya.

Jeno mengambilnya, lalu melihat dalam isi paper bag berwarna biru langit tersebut, sebuah kotak makan berwarna abu abu dan selembar surat berwarna putih yang berada di atas tempat makan, Jeno mengambil suratnya lalu membacanya dengan sekilas.

" Makasi. " Ucap Jeno yang terdengar  dingin di telinga perempuan itu, yang berstatus sebagai adik kelasnya, Jeno tau karna tertulis di dalam surat.

Dua tahun lalu, pertama kali Jeno sekolah di sini, memang sikap Jeno itu di kenal dingin dan cuek oleh teman seangkatanya, Jeno sangat irit dalam berbicara dengan orang yang baru di kenal apa lagi dengan lawan jenis, namun aslinya Jeno tidak seperti itu, kalau sudah mengenal Jeno sangat lama pasti sifat lainnya Jeno akan keluar, Jeno aslinya cerewet.

Di antara yang lain Jeno lah yang sering sekali selalu mendapatkan banyak makanan yang di berikan oleh siswi di sini, bahkan ia pernah mendepat sepuluh paper bag yang memenuhi mejanya, yang berisi sebuah makanan dan surat, suratnya ia buang ke tempat sampah dan makanannya ia kasih ke teman temannya.

Bunda pernah bilang tidak baik menolak pemberian orang lain apa lagi orang itu sudah berusuha membuatnya, jadi Ia akan menerima makanan yang dikasih tetapi ia tidak memakannya, yang memakannya selalu temannya.

Jeno juga pernah memiliki pacar, namanya Almeta amelia, satu sekolah dengannya hanya beda kelas, Jeno kelas XII IPS2 sedangkan Almeta XII IPS4, hanya beda beberapa kelas saja, namun hubungan percintaan itu tidak bertahan lama, mereka putus ketika kenaikan kelas XII, mereka putus dengan dua pihak, jadi tidak ada perdebatan di antaranya.

" Sam-- " Senyum Aura-sang adik kelas yang tadinya akan mengembang itu tiba tiba meluntur ketika paper bag yang ia berikan tadi malah berada di tangan lain.

Jeno tak memperdulikan adik kelasnya yang sepertinya kecewa, Jeno memilih melanjutkan langkahnya menaiki anak tangga menuju kelasnya dengan cepat meninggalkan ketiga sahabatnya.

Pagi ini suasana hati Jeno lagi sedikit buruk.

" Jangan terlalu berharap sama Jeno, mending sama gw aja " Ucap Dewa

Dewa ini anaknya memang suka sekali memberikan gombalan kepada siswi di sini bahkan guru guru pun jadi korbannya juga,  padahal Dewa sudah memiliki pacar bernama Naomi, anak exschool Taekwondo dan sudah memegang sabuk biru.

" Ini gw kembaliin ke elu aja ya..percuma gw kasih lagi ke Jeno, sama dia engga bakal di makan yang ada di buang, so you bring back this paper bag. " Ucap Ardan, memberikan kembali paper bag ke pemiliknya.

Aura mengambilnya, kepalanya menunduk lesu, ia cukup malu untuk melihat wajah kaka kelasnya karna paper bag yang ia bawa di tolak.

" Iy-ya ka makasi aku duluan ya ka " Aura  berlari menjauh dari mereka.

" Sian bener anak orang "

" Jahat pisan Jeno mah, tak berperikecewean padahal cakep bangsat! "

" Padahal gemoy gemoy gitu ya wa "




















Haii! Terimakasih sudah mau membaca cerita Jevano, semoga kalian suka💌❤️

Pokračovat ve čtení

Mohlo by se ti líbit

8.4K 852 36
[COMPLETED] "huwaaa taeyanggg first kiss gueeeeee" *** "wah bisalah ni langsung kita nikahin daripada pacaran lama² ya kan pi?" "iya juga daripada me...
130K 399 4
Rubby gadis sma yang gila akan belaian, saat dirinya menginjak di jenjang smp Rubby sudah mengetahui banyak tentang hal hal dewasa. Bahkan dia sering...
787K 22.9K 62
WARNING⚠⚠ AREA FUTA DAN SHANI DOM YANG NGGAK SUKA SKIP 21+ HANYA FIKSI JANGAN DI BAWA KE REAL LIFE MOHON KERJASAMANYA. INI ONESHOOT ATAU TWOSHOOT YA...
19.8K 298 3
Satu keluarga tak perlu sama margakan Cukup saling menjaga adalah hal yang di butuhkan Kisah tentang keseharian si bungsu bersama para abang-abangnya.