[END] Not Innocent {Markhyuck}

By sungmngrl

6.2M 604K 120K

Yang Haechan tahu dia dijodohkan dengan laki-laki lugu yang bernama Mark Jung, tapi siapa sangka ternyata dib... More

1
2
3
4
5
6
7
8 (πŸ”ž)
9 (πŸ”ž)
10
11
12
13
14
15
16
17 (πŸ”ž)
18
19
20
21
22
Visualisasi
23
24
25
26
27
28 (πŸ”ž)
30
31
32
33 (πŸ”ž)
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49 (πŸ”ž)
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67 (πŸ”ž)
68 (πŸ”ž)
69
70
71
72
73
74
75 (πŸ”ž)
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
mauu tanyaa

29

81.9K 7K 685
By sungmngrl

Kurang baik apa Jee hari ini triple up 😀

.
.

Pagi-pagi sekali Haechan juga Mark sudah terbangun, melanjutkan kegiatan mereka yang sempat tertunda semalam di kamar mandi. Keduanya sudah berisik, memperdengarkan bunyi antar kulit yang bertemu, desahan erotis yang Haechan suarakan juga geraman yang Mark bunyikan juga.

Keduanya sama-sama gila dengan kenikmatan yang diberikan oleh masing-masing dari mereka. Tidak ingin berhenti seolah hari esok sudah tidak ada lagi, melupakan fakta bahwa jam sudah hampir menunjukkan pukul setengah 7 pagi. Entah sudah berapa lama mereka melakukannya pagi ini. Melupakan fakta bahwa mereka ada jam kuliah jam 9 nanti.

Haechan menoleh, melihat Mark yang masih semangat mengeluar masukkan miliknya didalam lubang hangat milik Haechan, "udah, gue capek bangsat!" Umpatnya, sungguh Haechan benar-benar sudah kelelahan.

Mark tak menggubris melainkan menambah tempo tumbukannya, membuat Haechan meremat tangan Mark yang menahan perutnya. Tak lama Haechan merasakan lubang nya penuh, rasa hangat ia rasakan di dalam perutnya. Mark memang selalu mengeluarkannya di dalam.

"Kuliah nanti?"

"Iya, gue ada ujian MK nya Bu Taeyeon." Kata Haechan sembari mengatur nafasnya. Tiba-tiba tubuhnya menegang manakala merasakan Mark mengusap perutnya dengan lembut.

"Ngapain sih?" Tanyanya menyingkirkan lengan Mark dengan kasar.

"Pengen aja." Jawab Mark dengan enteng, hal yang membuat Haechan mendengus juga menatap suaminya itu dengan tatapan aneh.

Haechan jadi berpikir kenapa Mark kadang bersikap baik padanya, kadang juga cuek, tapi juga bisa menyebalkan. Dan juga sewaktu-waktu bisa menyeramkan seperti semalam atau ketika ia ketahuan disentuh oleh orang lain.

Haechan juga jadi berpikir apakah Mark menyukainya? Atau hanya sekedar Mark membutuhkannya ketika laki-laki itu sedang membutuhkan sex saja. Jadi laki-laki itu marah karena mainannya disentuh oleh orang lain, entahlah semua pertanyaan itu tidak bisa ia dapatkan jawabannya.

Mungkin ia bisa menanyakan hal itu secara langsung, tapi rasanya Haechan enggan, takut dengan kenyataan yang akan ia dapatkan nanti, jadi ia bermaksud membiarkan semuanya berjalan dengan semestinya, membiarkan takdir juga waktu yang menjawab semuanya.

"Minggir gue mau mandi."

"Gue juga."

"Tsk, ya gantian lah."

"Barengan aja."

Haechan hendak protes, namun mulutnya terbungkam saat dinginnya air shower mengguyur tubuhnya, Mark sialan memang.

🔹🔹🔹

Haechan bangun dengan keadaan pusing luar biasa, ia bangun terkejut. Melihat jam yang sudah menunjukkan pukul setengah sembilan lewat 10 menit yang artinya ia hanya mempunyai waktu sekitar 20 menit lagi untuk ke kampus.

Menggoyangkan lengan Mark yang juga tertidur tanpa menggunakan baju disampingnya. "Mark bangun!"

Haechan sedikit meringis ketika merasakan nyeri pada bokongnya, namun tetap mengarah kearah kamar mandi untuk cuci muka dan menggosok gigi saja, soalnya tadi pagi ia sudah mandi setelah kegiatan panas mereka. Setelah selesai cuci muka Haechan berlalu ke dapur, membuat susu untuk dirinya juga Mark, dua potong roti sebagai sarapan terburu-buru mereka di pagi ini.

Kembali kearah kamar, melihat Mark yang belum juga bangun dari tidur nyenyak nya. Haechan melangkah mendekat, ia goyangkan tangan Mark dengan pelan. Sebab ia tahu bangun dikejutkan itu benar-benar tidak enak. Namun beberapa detik berlalu Mark tak kunjung bangun juga, alhasil Haechan geram, ia menggoyangkan lengan Mark dengan sangat kuat.

"MARK JUNG! BANGUN TAI, UDAH SIANG!" Katanya, ia juga masih menggoyangkan lengan Mark dengan brutal, Mark mengerjap, ia menatap lingkung Haechan berada di belakangnya.

"Hah? Kenapa?"

"Liat jam! Lo ada kuliah kan? Ayo buru nanti telat!" Haechan sudah berlalu kearah lemari pakaian. Menarik baju yang sudah tersusun rapih di sana.

"Buru Mark, astaga Lo bener bener ya?" Haechan kesal bukan main, sebab Mark masih duduk sambil mengucek matanya, istilahnya masih mengumpulkan nyawa. Setelah Haechan mengatakan hal itu barulah Mark berdiri untuk mencuci muka juga menggosok giginya.

Saat Mark sudah selesai Haechan sendiri sudah siap, ia tinggal pergi saja, dan Haechan bersyukur Mark tidak meninggalkan bekas merah pada lehernya. Kalau iya, mungkin hari ini Haechan harus pergi dengan pakaian tertutup untuk menutupi seluruh bekas yang Mark tinggalkan.

"Tsk, Mark ayo dong cepetan." Haechan sudah mencak-mencak, ia takut sekali telat. Tapi mau bagaimanapun juga ia akan tetap telat sebab jam sudah menunjukkan pukul 9 kurang 5 menit. Biarlah setidaknya jika mereka cepat Haechan hanya terlambat beberapa menit saja, mungkin sekitar 5 atau 10. Tapi jika Mark melelet begini mereka bisa saja sampai di kampus saat jam menunjukkan pukul setengah 10 nanti.

"Bentar, gue rapihin ram-

-gue telat Mark.. T.E.LA.T" Haechan sudah lebih dulu menarik lengan Mark sebelum laki-laki itu membenarkan penampilannya.

Mark hanya pasrah, ia membiarkan Haechan menarik lengannya, ia hanya mengikuti dari belakang untuk menuju ke basement. Untungnya Mark tidak melupakan kaca mata miliknya.

15 menit kemudian mereka telah sampai di kampus, Haechan dengan terburu turun dari mobil, mengabaikan panggilan dari Renjun atau bahkan Jaemin juga Yangyang yang mungkin sudah panik karena ia tak kunjung menampakkan batang hidungnya.

"Aw awh, ihh gara-gara Lo sih gue gak bisa lari." Haechan tertatih dengan langkahnya, tumpukan buku yang ia bawa sudah hampir jatuh jika saja Mark tidak sigap mengambil alih buku tersebut.

Mark tak menggubris, ia lebih memilih menahan pinggang Haechan agar istrinya itu tidak limbung saat berjalan. Kasian juga Mark, memang semua itu gara-garanya juga kan. Yang juga tanpa mereka sadari bahwa seluruh mata kini memandang kearah mereka.

Bagaimana tidak, Mark berbeda hari ini. Pakaiannya santai dan terkesan seperti anak yang urak-urakan. Rambut yang biasanya ditata klimis itu kini dibiarkan tak tertata dan sedikit berantakan. Hanya satu yang sama, kacamata yang bertengger di hidung Bangir miliknya. Ditambah ia yang merangkul pinggang Haechan dengan posesif.

"Bukannya itu Minhyung?" Tanya salah satu anak yang baru saja mereka melewati.

"Iya, itu Minhyung. Tapi kok penampilannya berubah drastis ya?"

Yang awak berbicara mengangguk dengan antusias, "gila! Cuma karena bawa tas yang di sampirin di salah satu pundaknya aja damage nya gak ngotak."

Temannya mengangguk, "rambutnya juga kalo acak-acakan begitu keren banget."

Keduanya tak lepas pandang dari Mark juga Haechan yang berdiri disamping laki-laki yang hari ini berpenampilan beda.

Haechan menoleh, ia melihat Mark yang berjalan dengan santai, wajahnya dengan berani menatap kearah depan. Menghiraukan segala desas desus tentang dirinya. Padahal nyatanya Mark sangat amat merasa risih, ia sudah pernah bilang kan? Kalau ia tidak suka menjadi pusat perhatian, begini jadinya. Ia risih sekali dilihat oleh segala pasang mata yang menatap kearahnya dengan berbagai macam tatapan.

Dan Haechan juga baru menyadari bahwa Mark memakai baju kelewat santai, yang mana hal itu berhasil membuat Haechan kesal sendiri. Ia tidak suka melihat para mata genit yang menatap Mark dengan menggoda atau malu-malu. Kalau begini ia biarkan saja tadi Mark berlama-lama merapihkan dirinya seperti penampilannya yang biasa.

"Gimana? Masih mau nyuruh gue sama style yang kayak gini?"

Haechan hanya diam, ia sebenarnya sedikit terkejut ketika Mark seperti mengetahui isi pikirannya. "Iya, gapapa gini aja terus." Katanya kemudian.

Jujur sih, Haechan memang tidak suka melihat Mark menjadi pusat perhatian begitu, tapi mau bagaimanapun Mark adalah suaminya, jadi mereka-mereka itu sudah kalah lebih dulu sebelum bertanding. Dan Haechan sedikit bangga akan hal itu. Kenapa sedikit? Sebab ia hanya tahu ia menikah dengan Mark dan Mark adalah suaminya, tapi tentang perasaan Haechan belum mengetahui hal itu, kalau semisal ia sudah tahu perasaan Mark padanya benar-benar ada, mungkin ia bisa mengatakan bahwa dirinya memang benar-benar sangat bangga akan hal itu.

🔹🔹🔹


Gitu deh pokoknya visualisasi Mark nya yaa 😬


Dan ini Echan nyaa, anggep aja lagi pakek kalung yang bandulnya itu CICIN pernikahan dia sama Mark 😀

Jangan lupa Vote sama Komen nya 😉

See youuu 💚💚💚

Continue Reading

You'll Also Like

366K 21.7K 34
"mungkin ini takdir, hidup bersama malvin" -Haikal Samudra "menjadikanmu sebagai pendamping hidup adalah keputusan yang tepat" -Malvin Abriandra kisa...
391K 23.5K 35
Markhyuck . . Haechan idol solo stan Korea Selatan, namanya ada di mana mana, begitu di kagumi banyak orang, serta visual yang sangat memukau siapap...
840K 73.1K 37
[TAMAT] Menikah demi melunasi hutang keluarga bukanlah hal yang bagus. bahkan orang yang kau nikahi adalah pria yang dingin dan kasar. tinggal bersam...
947K 77.5K 28
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...