ALTHAIA

By wpstarla45

6M 675K 134K

"Daddy.." "Hm." "Daddy.." "Yes baby?" "Daddy.." "Apa hm?" "Peluk lagi.."rengek bocah imut dengan pipi merona... More

[satu]
[dua]
[tiga]
Cast!
[empat]
[lima]
[enam]
[tujuh]
[delapan]
[sembilan]
[sepuluh]
[sebelas]
[dua belas]
[tiga belas]
[empat belas]
[lima belas]
[enam belas]
[delapan belas]
[sembilan belas]
[dua puluh]
[dua puluh satu]
[dua puluh dua]
[dua puluh tiga]
[dua puluh empat]
[dua puluh lima]
cast-2
[dua puluh enam]
[dua puluh tujuh]
[dua puluh delapan]
[dua puluh sembilan]
[tiga puluh]
[tiga puluh satu]
[tiga puluh dua]
[tiga puluh tiga]
[tiga puluh empat]
[tiga puluh lima]
[tiga puluh enam]
[tiga puluh tujuh]
[tiga puluh delapan]
[tiga puluh sembilan]
[empat puluh]
[empat puluh satu]
[empat puluh dua]
Q & A
[empat puluh tiga]
[empat puluh empat]
[empat puluh lima]
[empat puluh enam]
[empat puluh tujuh]
[empat puluh delapan]
[empat puluh sembilan]
[lima puluh]
[lima puluh satu]
[lima puluh dua]
[lima puluh tiga]
[lima puluh empat]
[lima puluh lima-END]
Extra part
SEQUEL!

[tujuh belas]

113K 12.4K 2.5K
By wpstarla45


[BIASAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA]
[HAPPY READING]
[ENJOY]
🙆

🌠

Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, sudah hampir satu minggu Aya menjalankan tugas nya sebagai siswi sd, hari-hari tenang nya bersama Lili kini berubah sejak dia bertemu anak laki-laki yang terang-terangan mengklaim diri nya sebagai milik nya, bahkan dia juga tak menyangka jika anak tersebut mengalami hal aneh yakni bertransmigrasi ke tubuh seseorang, seperti yang di alami dirinya.

"Ciee Aya sama Dewa gandengan tangan,"

"Cieeeeeeee!"

Huftt, bocil meresahkan!

Seperti itulah gangguan yang di alami Aya tiap hari, sangat menyebalkan!

Saat ini diri nya tengah berjalan di koridor, tentu saja banyak bocah-bocah yang tengah meledek nya, tidak!lebih tepat nya diri nya dan Dewa.

Bagaimana tidak, sejak kejadian di taman, dimana Dewa dengan lancang nya mencium pipi Aya, sejak saat itulah Dewa selalu menempeli dirinya kemana-mana, bahkan saat Aya baru saja keluar mobil, Dewa sudah memantau nya dari kejauhan, apalagi mata gelap nya yang selalu menajam ketika Aya tak menghiraukan kehadiran nya ataupun tak mengikuti perintah nya.

"Masuk,"ujar Dewa, mereka berdua kini tengah berada di depan kelas Aya

"Heum,"gumam Aya sebagai jawaban, ia sekarang sudah terbiasa mendengar kata-kata singkat dari mulut Dewa, sebelum Aya masuk Dewa menyempatkan mengusap kepala Aya, tentu saja hal tersebut membuat kelas ramai menyoraki mereka.

Aya yang di perlakukan seperti itu merinding sendiri, hey! Walupun umur mereka sudah dewasa tapi tubuh yang mereka tempati masih bocil, sungguh Aya malu sendiri karena dulu suka mengalay-alay kan bocil pacaran, lah sekarang? Oh my god!

Cepat-cepat Aya masuk kedalam kelas, sekilas ia melihat senyum tipis di bibir Dewa, namun seperti nya ia halusinasi, karena faktanya wajah datar sedingin balok es itu tak pernah tersenyum.

"Kau sedang apa di sini Dewa, ini bukan kelas mu?"tanya Mrs.Mona yang kebetulan baru saja datang untuk mengajar kelas dua

Mata Dewa melirik sekilas, setelah itu ia pergi tanpa sepatah kata pun, meninggalkan Mrs.Mona yang tengah menghela nafas

Sopan kah begitu?!

Jika saja Ayah Dewa tidak berteman baik dengan pemilik sekolah, mungkin dia sudah lama di depak dari sekolah karena kelakuan nya yang sungguh di luar dugaan, kenakalan dia tidak seperti anak se usianya, itulah yang membuat beberapa guru bingung.

🌠

Jam pelajaran olahraga di mulai, kali ini mereka mempelajari tentang cara main lari estafet. Guru olahraga lantas menginstruksikan murid untuk ke lapangan, dua kelompok kini sudah di bagi, Aya dan Lili kebetulan berada di kelompok yang sama, mereka kini sudah di atur berbaris di tempat yang sudah di tetapkan.

"Peraturan nya sudah mengerti?"tanya Pak Wilkan selaku guru olahraga sd

"Sudah pak!"sahut murid-murid antusias, mereka sudah tidak sabar untuk bermain, tak terkecuali Aya yang kini tengah memasang raut wajah berbinar, dia sangat senang, sudah lama sekali dia tidak bermain lari estafet. Ia berdiri tak sabar ingin segera menerima baton atau biasa di sebut tongkat estafet, sesekali membenarkan kepangan dua rambut di sisi kanan kiri nya, agar memudahkan untuk bermain, kegiatan nya tersebut tak luput dari tatapan datar sosok anak laki-laki dari lantai atas

Pritttt!

"Mulai!"teriak pak Wilkan

Ayo!

Ayo!

Ayo!

Sorak demi sorak terdengar bersemangat, suara cempreng bocah kelas dua sd ini menjadi ciri khas permainan kali ini, putaran pemain di lakukan dengan benar, jarak lari antar lawan pun tak terlalu jauh, pergantian demi pergantian tak terlewatkan

"Lili ayo cepet larinya!"teriak Aya lompat-lompat, ia masih setia menunggu di Wessel zone nya.

"Lili kencengin lari nya!"lanjut Aya lagi, posisi Aya terdapat di barisan terakhir, bisa di bilang ia menjadi penentu kemenangan

Ayo!

Ayo!

"Huh huh nih Ay,"ujar Lili ngos-ngosan seraya menyerahkan tongkat estafet, dengan semangat Aya menerima tongkat tersebut dan berlari kencang ke arah bagian depan, rambut kepang nya bergerak lucu bahkan pipi gembil nya ikut bergoyang.

Baru saja ia memutari pemain pertama, naas tongkat nya jatuh dari genggaman tangan mungil nya, karna jatuh nya di dekat pemain kedua yang di ketahui anak laki-laki, anak tersebut lantas berjongkok mengambil tongkat untuk membantu Aya, tapi memang dasar nya ini hari kesialan Aya, baru saja dia menerima tongkat, tali sepatu nya copot, dan sudah di pastikan Aya menginjak nya dan terjatuh, anak laki-laki yang hendak menolong Aya malah ikut jatuh juga

Bruk!

"Awss!"ringis Aya merasakan lutut nya yang bergesekan dengan kasar nya lantai lapangan, darah segar mengalir dari lutut nya, anak laki-laki itupun sama meringis sakit karena siku nya juga luka, posisi mereka saling menindih dengan Aya yang berada di atas

Teman sekelas yang menyaksikan ikut berteriak kaget, beda lagi dengan Pak Wilkan yang sudah pucat pasi, dia tahu siapa Aya, oh ya Tuhan bisa-bisa ia kehilangan pekerjaan sekarang, ia bergegas mendekat mengecek keadaan kedua murid nya

Semua murid ikut mengerubungi keadaan Aya

"Kita ke uks,"panik Pak Wilkan

"Perih Pak,"ringis Aya

"Iya, nanti di obatin di sana, tahan ya,"ujar Pak Wilkan, baru saja ia akan menggendong Aya, tiba-tiba dia di kejutkan dengan suara teriakan anak murid nya yang lain, saat ia menoleh ke arah belakang, ia mendapati Dewa yang tengah menarik kerah baju anak laki-laki yang tadi terjatuh dengan Aya

Bugh!

Bugh!

"DEWA!"teriak Pak Wilkan marah melihat betapa beringas nya anak kelas empat tersebut memukuli adik kelas nya, jantung nya seakan berhenti saat melihat cairan merah keluar dari mulut anak yang di pukuli Dewa

Bugh!

"Hentikan!"sentak Pak Wilkan seraya menarik badan Dewa, ia sempat kualahan, tenaga Dewa memang tidak bisa di ragukan

"Bodoh!"umpat Dewa dengan tatapan tajam nya

Bruk

Anak laki-laki tersebut jatuh pingsan, sebagain murid kini berlarian mencari bantuan kepada guru yang lain, Aya yang masih terduduk di lapangan tertegun saat menyaksikan bagaimana kemarahan seorang Dewa, jantung nya berdetak kencang saat bersitatap dengan mata gelap anak itu, tubuh nya gemetar melihat kepalan tangan Dewa yang masih terkepal, kepala nya mendadak pusing, sungguh dia takut dengan sosok Dewa sekarang, seakan-akan dia baru saja melihat monster.

🌠

Di sisi lain, Dion kini tengah menghembuskan nafas frustasi, bagaimana tidak, baru saja dia selesai meeting, ia sudah mendapat panggilan dari sekolah mengenai kasus yang di perbuat anak nya hari ini, oh Tuhan cobaan apa lagi ini!

Padahal Dion tengah merasa senang karena sang istri bercerita jika Dewa akhir-akhir ini berangkat sekolah sesuai jadwal, bahkan Dion sempat berfikir untuk mengadakan pesta perayaaan karena sang anak sudah mau bangun pagi, tapi lihat lah kali ini, Dewa memukuli anak orang hingga masuk rumah sakit, sebenar nya punya masalah hidup apa sih anak nya?!

Di sebuah ruangan, terdapat tiga pria dan satu gadis mungil yang tengah duduk di atas brankar

"Pak tolong maafkan saya, saya salah karena tidak mengawasi Aya hingga dia terjatuh,"ujar Wilkan dengan menunduk, sungguh badan nya bergetar sekarang, saat mendapati dua pasang mata yang menatap nya tajam

"Daddy, ini salah Aya,"rengek Aya, sedari tadi dia dengan susah payah membujuk kedua beruang yang tengah marah tersebut, ia kan tak tega melihat pak Wilkan yang tidak salah apa-apa pekerjaan nya malah terancam

Setelah kejadian tersebut, Damian datang namun tidak sendiri Abang nya Lean pun ikut, sebenar nya Evan juga langsung datang dengan wajah panik, entah tahu dari mana, tapi Damian langsung mengusir nya agar kembali karena masih dalam jam pelajaran.

Damian yang mendengar sontak menatap sang anak yang tengah memandang nya memelas, ia lalu menatap luka yang sudah di perban di area lutut Aya, Damian menghela nafas

"Keluar,"ujar Damian datar, Wilkan yang mendengar sontak mendongak tak percaya

"T-terima kasih pak,"sahut Pak Wilkan dan dengan cepat dia keluar dari ruang UKS, ia mengusap dada tenang, nanti dia akan berterima kasih kepada Aya, karena berkat bocah itu ia bisa kembali bekerja menjadi guru di sekolah ini.

"Jangan bikin Daddy khawatir,"lirih Damian seraya membawa badan mungil Aya kedekapan nya

"Maaf,"jawab Aya penuh sesal, salahkan saja tali sepatu nya yang tiba-tiba lepas

"Kita pulang,"ujar Damian membuat Aya membulat kan mata

"Tapi Dad--"

"Althaia,"ujar Lean memotong ucapan sang adik nakal, Lean beranjak mengambil alih tubuh Aya ke gendongan nya, mereka bertiga lantas keluar dengan wajah Aya yang tertekuk masam

"Mangka nya kalo main hati-hati, sakit kan?"ujar Lean seraya membawa kepala sang adik agar menyender di pundak nya

"Iya,"jujur Aya

Dikoridor mereka tak sengaja berpapasan dengan Dion yang tengah berjalan terburu-buru

"Damian,"seru Dion di balas dengan kedua alis Damian yang terangkat

"Kau sedang apa berada di sini?"tanya Dion

"Aya jatuh,"jawab Damian seraya melirik Aya yang berada di gendongan Lean

"Astaga, putriku terluka!"seru Dion heboh, tak sadar jika ucapan nya membuat kedua pasang mata di depan nya menatap diri nya tajam

"Ck,"decak Damian tak suka

"Om ngapain?"tanya Lean yang membuat Dion menghela nafas

"Dewa, dia bikin anak orang masuk rumah sakit,"ujar Dion lesu

"Bagus,"sahut Damian datar, sontak hal tersebut membuat Dion menahan nafas, memang cocok sekali jika mereka menjadi ayah dan anak, sama-sama dingin dan bringas. Ia menatap Aya yang tengah mengerjapkan mata bulat nya, ia berharap Damian mau tukeran anak dengan nya. Oke mustahil;

Aya diam-diam tengah berfikir, berarti Dewa adalah anak dari Om Dion dan Tante Emely, pasangan yang saat itu mengadakan pesta perusahaan dan tentu nya teman dekat Damian, ah dia baru sadar jika marga Dewa adalah Lazarus

Setelah perbincangan singkat itu, mereka berpisah, Dion melanjutkan perjalanan menuju ruang BK dimana Dewa ada di sana sekarang

🌠

Damian dan Lean sudah kembali ke kantor mereka masing-masing, di sini lah Aya sekarang, diruang Tv di mana ia tengah menyender di sofa dengan kaki yang ia luruskan, di samping nya sudah ada minuman dan cemilan kesukaan nya, itu semua ulah Lean dengan alasan agar Aya tidak pergi kemana-mana.

Hoamm

Hampir saja ia tertidur karena perut nya kenyang, namun tiba-tiba terdengar bel pintu berbunyi, hal tersebut sontak membuat Aya sedikit kaget, ia kembali menegakkan kepala nya seraya mengerjap kan mata, ia melihat Rona yang berjalan ke arah luar hendak membuka pintu

Aya berfikir jika itu Evan, dia tahu kebiasaan Abang kedua nya satu itu yang suka membolos, apalagi keadaan Aya yang seperti ini, pasti dia ingin cepat-cepat pulang, tapi mengapa harus memencet bel? Kenapa tidak langsung masuk.

Tak lama langkah kaki terdengar, di susul suara yang tak asing di pendengaran Aya

"Sayang,"suara lembut itu berhasil membuat Aya dengan cepat menoleh

"Tante Emely,"seru Aya saat mendapati wanita paruh baya yang pernah ia temui di pesta, ia tak menyangka jika Emely akan datang kerumah nya, dia ramah dan baik, Aya suka.

"Kamu ga papa hm?"tanya Emely seraya duduk di samping Aya dan memeluk nya sayang

"Aya ga papa kok Tante,"jawab Aya terendam dibalik pelukan hangat Emely

"Tante kesini karna Dewa tadi bilang kalo kamu jatuh,"ujar Emely seraya melihat luka di lutut Aya seraya meringis, Aya yang mendengar hanya tersenyum kecil, ia sampai tak sadar jika Dewa sudah duduk di kursi single.

Emely benar, dia tahu karena Dewa yang bilang, mereka baru saja menjenguk korban Dewa yang berada di rumah sakit, Emely kesal saat itu, anak nya sungguh keterlaluan

Ia tadi di telfon oleh Dion untuk segera ke sekolah, di sana Dewa tengah di interogasi mengingat anak itu sangat irit bicara, membuat mereka yang bertanya kesal sendiri, untung saat Emely datang Dewa mau menjawab, tapi jawaban Dewa membuat Emely bingung, pasal nya alasan sang anak memukuli adik kelas nya karena Aya terjatuh, ia berfikir sejak kapan Dewa kenal dengan Aya? Bukan kah sang anak tidak suka dekat dengan orang.

Aya sedikit melirik Dewa takut-takut, ia masih mengingat bagaimana Dewa tanpa belas kasihan nya memukuli bocah yang berada di bawah umur nya, dan yang membuat nya tak habis pikir adalah alasan nya karena diri nya. Aya bisa melihat kedua telinga Dewa memerah, ia menebak pasti itu ulah Emely yang telah menjewer nya.

"Kau membuat Aya takut Dewa, tersenyum lah,"kesal Emely, dalam hati Aya menyutujui, Dewa memang menakut kan dibalik wajah tampan nya

Dewa masih menampilkan ekspresi datar nya, ia kini malah melipat kedua tangan di belakang sebagai bantal dan mulai memejamkan mata

"Jangan hiraukan dia,"decak Emely seraya kembali memeluk Aya, dengan penuh perhatian ia mengusap pelan rambut coklat Aya, menoel-noel pipi gembil dengan rona merah alami itu, dan sesekali mengecup nya gemas

Aya yang di perlakukan seperti itu, tidak keberatan, ia malah mulai mengantuk lagi, ia membenarkan posisi agar terasa nyaman, menikmati elusan lembut di kepala nya dan mulai memejamkan mata

Tak lama dengkuran halus terdengar dari mulut mungil Aya, membuat Emely yang melihat gemas sendiri, Dewa yang mendengar pun membuka mata dan tanpa sepengetahuan siapa pun bibir nya tersenyum tipis dengan mata yang fokus menatap wajah polos Aya yang tengah tertidur lelap.

TBC

JANGAN LUPA TEKAN BINTANG 🌟
TANDAI JIKA ADA TYPO 👌
FOLLOW AKUN WP AUTHOR 🆗

ALTHAIA

DEWA

SPAM NEXT 👉
(•••/•/•-••/•-)















Continue Reading

You'll Also Like

124K 8K 17
Ini dia jadinya kalo gadis bar-bar seperti Joana transmigrasi ke dalam sebuah novel romansa dan menjadi anak perempuan dari protagonis yang digambark...
98K 11.8K 15
(𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 3) 𝘊𝘰𝘷𝘦𝘳 𝘣𝘺 𝘸𝘪𝘥𝘺𝘢𝘸𝘢𝘵𝘪0506 ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴀʜᴜʟᴜ ᴀᴋᴜɴ ᴘᴏᴛᴀ ɪɴɪ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴᴅᴜᴋᴜɴɢ ᴊᴀʟᴀɴɴʏᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ♥︎ ____...
768K 69.4K 32
Ini adalah kisah seorang wanita karir yang hidup selalu serba kecukupan, Veranzha Angelidya. Vera sudah berumur 28 tahun dan belum menikah, Vera buk...
1M 99.5K 31
Kaylan Saputra anak polos berumur 12 tahun yang tidak mengerti arti kasih sayang. Anak yang selalu menerima perlakuan kasar dari orangtuanya. Ia sel...