Pengulangan | KNY

By Baby_panda_exo

22.9K 2.3K 1.3K

Pernah kalian bayangkan? Bagaimana jika hasil dari pertarungan akhir adalah seri? Muzan tak mati, namun dia... More

01
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29

02

1.3K 109 32
By Baby_panda_exo

Yo~ semuanya~
Kembali dengan saya~
Ada yang tertarik dengan book ini kah?
Buat yang baca terimakasihhh~
Jangan lupa buat vote ya~







~JanganLupaFollowAkunSaya~
~HappyReading~










"Baiklah, lagian besok kita berkemah, ayo pergi!" seru Genya semangat, Zenitsu langsung di tarik oleh Inosuke.

"E-eh... Inosuke, tunggu dulu!" pekik Zenitsu,

.
.

"Kita mau kemana dulu?" Aoi memecah keheningan di antara mereka yang sedang berjalan di Trotoar.

"Bagaimana kalo kita pergi ke festival makanan?" Genya memberi usul, "Ide yang bagus, ayo pergi." seru Inosuke yang memang senang makan.

"Ehh... Kalian mau ke festival makan juga ya?" langkah mereka terhenti saat seorang gadis bertanya,

"Ah, senpai? Hehe... Iya, kami akan pergi ke sana." Kanao menjawab dengan senyum manisnya, membuat Tanjirou agak melayang.

"Wahh... Kebetulan, aku, Mitsuri dan Iguro-san juga mau ke sana. Bagaimana jika kita pergi bersama?" ujar gadis dengan hiasan Kupu-kupu riang, semua saling menatap.

"Lebih banyak lebih bagus bukan?" imbuh Mitsuri, sedangkan seorang pria di sampingnya hanya mengangguk. Itu keuntungan tersendiri baginya.

"Iguro sensei juga ikut?" Tanjirou bertanya heran, Mitsuri mengangguk.

"Tentu saja! Ayo kita pergi bersama." balas Aoi, semua temannya mengangguk.

"Terimakasih, jadi Shinobu tak akan kesepian hihi..." Mitsuri terkikik, sedangkan Shinobu memasang wajah membosankan.

"Makanya, cari pacar. Bukannya mengejar seorang guru yang tak jelas." ejek Obanai,

"Hmmph! Terserah padaku, anak-anak ayo pergi!" Shinobu dengan cepat menggaet lengan Zenitsu yang tadi di lepas oleh Inosuke.

"Waaa.." wajah remaja bersurai kuning itu memerah karna di tarik tiba-tiba oleh seorang gadis cantik macam Shinobu.

"Obanai-kun, kau ini..." Mitsuri berdecak mendapati kelakuan kekasihnya yang suka sekali mengejek sahabatnya, "Ayo pergi..." Obanai langsung menggengam lengan Mitsuri.

Saat sampai Inosuke langsung pergi mencari makanan yang ia suka di ikuti oleh Aoi, gadis itu yakin jika Inosuke di biarkan pergi sendiri maka festival bisa kacau.

"Shinobu-chan, ayo ke sini!" Mitsuri menarik Shinobu ke salah satu stand, meninggalkan Obanai di samping Tanjirou.

"Itu... Kenapa sensei jalan sama Mitsuri senpai? Kalian pacaran?" tanya Tanjirou, ia di lirik malas oleh pria yang suka memakai masker itu.

"Apa urusanmu?" datarnya, Tanjirou sampai di buat salah tingkah, "Sejak kapan sensei pacaran?" tanya Kanao menggantikan Tanjirou.

"Untuk apa kalian bertanya?" lagi, Obanai menjawab datar cenderung sinis. Para murid menghela nafas mendapati perangai sang guru.

"Sudahlah, aku akan jalan dulu sendiri. Nanti jangan lupa lirik grup buat tentuin dimana titik kumpulnya ya!" seru Genya dan pergi begitu saja, "Eh, Genya! Aku ikut!!" Zenitsu berseru dan langsung berlari menyusul.

"Obanai-kun~ ayo pergi cari makanan..." mereka yang tersisa melihat ke arah Mitsuri, kerutan di dahi Tanjirou tercipta.

"Senpai, dimana Shinobu senpai?" tanyanya di saat tak mendapati keberadaan Shinobu di sisi gadis bersurai Pink dengan gradasi hijau itu.

"Eh, tadi dia melihat Tomioka sensei lalu pergi mengikutinya. Jadi aku kembali ke sini, ayo Obanai-kun, aku ingin pergi beli dango dan juga mochi!" seru Mitsuri, Pria di hadapannya hanya mengangguk lalu menarik pergi gadis itu dari sana.

"Eh, tinggal kita berdua... Kanao-chan mau kemana? Kita pergi bersama saja, bagaimana?" Kanao mengangguki tawaran Tanjirou.

"Baiklah, ayo pergi ke stand itu dulu." Kanao menunjuk salah satu stand, segera saja keduanya pergi ke sana.

Saat bell berdentang, seluruh murid SMP Gakuen menghela nafas, dengan cekatan para murid keluar menuju kelas Ekstrakurikuler yang mereka ikuti. Kecuali seorang anak dengan surai hitam sepinggang, dia masih duduk di tempatnya.

"Hei Muichirou, ayolah... Kau ikut ekstrakurikuler Kendo saja, lagian ini wajib lho~ udah masuk tengah semester dan kau belum memilih satupun ekstrakurikuler..." sang ketua kelas masih membujuk temannya itu untuk masuk salah satu ekstrakurikuler, karena ini hal wajib. Muichirou dan saudaranya Yuichirou tak mengikuti apapun, membuatnya di tegur oleh guru-guru. Pasalnya, hal ini wajib.

"Aku lebih baik tidur~" Muichirou membalas dengan malas, temannya yang menjabat sebagai ketua kelas menghela nafas lelah.

"Mui! Aku akan ikut kelas tataboga," tiba-tiba Yuichirou datang dari luar, ia menenteng sebuah formulir.

"Tataboga?" tanya Muichirou seraya menelengkan kepalanya, "Iya, Yuichirou sudah setuju untuk ikut kelas ekstrakurikuler. Sekarang giliranmu!" yang menjawab bukanlah sang Kakak kembar, melainkan ketua kelasnya.

"Aku juga akan ikut tataboga kalau begitu," Yuichirou membulatkan kedua matanya saat keputusan itu di ambil sang adik, "Tidak! Kau ikut Kendo saja bersama Akemi!"

"Kenapa?" Muichirou tampak tak terima di saat kakaknya menolak, Akemi menoleh dengan antusias.

"Benarkan? Kau ikut saja ke kelas Kendo! Itu yang terbaik, bukan begitu?" Yuichirou mengangguk, adiknya sangat buruk pada hal yang berhubungan dengan dapur.

"Aku hanya tak ingin dapur kembali meledak, apalagi ini dapur orang. Sudahlah, kau masuk Kendo saja!" Muichirou menghela nafas kecewa, "Baiklah..." lesunya, ia memang tak bisa membantah sang kakak.

.
.
.

Di sinilah Muichirou berada sekarang, lapangan outdoor. Ia sebenarnya sangat benci berdiri di bawah terik matahari seperti ini, mereka semua termasuk dirinya tengah melakukan pemanasan.

"Baik, cukup! Kita akan mulai latihan mengayun pedang. Untuk Muichirou, karna kau baru bergabung kau bisa belajar cara memegang pedang lebih dulu." ucap sang pelatih, Muichirou hanya mengangguk datar.

Semua orang mulai mengambil pedang latihan mereka masing-masing, termasuk Muichirou. Ia berdiri paling ujung, agak terpisah. Karna latihannya sedikit berbeda.

Ia hanya diam menunggu instruksi selanjutnya dari sang pelatih, matanya menatap semua temannya yang kini mulai mengayunkan pedang.

Entah bagaimana, tapi tubuhnya bergerak secara otomatis mendekati Akemi.

"Mui, ada apa?" tanya remaja itu kebingungan, apalagi melihat mata datar sang teman.

"Cara mengayunmu salah! Jika seperti itu, musuh akan dengan mudah menepis pedangmu. Lihat, begini!" Muichirou memperagakan cara mengayun pedang dengan sempurna, Akemi menganga.

"Woah! Itu sempurna!" pekiknya, Muichirou hanya menanggapinya dengan wajah datar. Mendengar ada sedikit keributan di ujung, sang pelatih dengan nama Murata mendekat.

"Ada apa?" tanya Murata, "Ah ini sensei! Muichirou sangat sempurna saat mengayunkan pedang." Akemi menjawab dengan semangat, Murata mengalihkan pandangan pada anak didik barunya.

"Benarkah? Bisa aku melihatnya?" tanpa banyak bicara Muichirou mengayunkan pedangnya, Murata tersenyum.

"Kau pernah belajar Kendo sebelumnya?" Muichirou terdiam sebentar dengan mata fokus pada pedang kayu dalam genggaman.

Apa yang harus dia jawab? 
Ini kali pertama ia memegang pedang,
Muichirou sendiri heran,
Ia merasa, jika pedang adalah sesuatu yang sangat penting juga akrab dengan dirinya.
Entah kenapa, kini dalam dirinya bergejolak rasa ingin berlatih pedang 'kembali'.
Seakan, sebelum ini dia sangat menyukai pedang juga lihai memainkannya.

"Tokitou-san?" Murata menarik anak didiknya dari lamunan,

"Tidak, ini baru pertama kalinya aku memegang pedang." Akemi membelalak, sedangkan Murata terdiam.

"Itu tak mungkin! Aku bahkan harus berlatih keras agar bisa memegang pedang dengan benar. Bahkan saat mengayunkannya, kau bercanda bukan?" Muichirou menggeleng, menyangkal tuduhan Akemi.

"Hmm.. Begitu ya? Hahaha... Mungkin di kehidupanmu yang dahulu kau seorang ahli pedang. Baiklah, karna kau sudah bisa mengayunkan pedang, kau akan berlatih kuda-kuda." ucap Murata lalu meninggalkan keduanya, untuk mengurus murid lain terlebih dulu.

Akemi menatap Muichirou dalam, kini anak itu tengah merenungi ucapan Murata barusan.

"Hei, kurasa apa yang di katakan sensei ada benarnya."

"Itu, tak mungkin." acuh Muichirou, ia melirik pedang Akemi. "lebih baik kau kembali mengayunkan pedangmu."

.
.
.

Giyuu menghela nafas untuk ke sekian kalinya, ia tatap gadis dengan status muridnya yang kini sibuk membeli gelang.

"Sensei... Menurutmu bagus yang mana?" Giyuu menatap datar mata sang gadis, "Shinobu, bukankah lebih baik kau jalan-jalan bersama temanmu?"

Gadis dengan hiasan Kupu-kupu yang tak lain adalah Shinobu, tersenyum kesal. Bukan kalimat itu yang di harapkannya keluar dari mulut sang guru.

"Jawab saja sensei! Kau suka yang mana?" Shinobu memberi deathglare dengan senyuman terpatri, Giyuu menghela nafas lagi. Pada akhirnya, ia mengalah.

Matanya beralih pada dua gelang dengan hiasan berbeda, matanya tertuju pada satu gelang dengan hiasan kupu-kupu bercorak ungu.

Ah.. Kupu-kupu, dadanya terasa sakit, bukan tanpa alasan.

Tomioka-san~

Ne, To-mi-o-ka-san~

Suara dengan nada lembut itu kembali terngiang, melupakan gadis di depannya yang kini tengah menunggu.

Shinobu menatap Giyuu yang terus memperhatikan gelang di tangan kanannya. Karna terlalu lama, ia berasumsi jika gelang itu yang Giyuu pilih.

"Oke, aku akan memilih yang ini. Sepertinya kau suka yang ini, Tomioka sensei~"

"Terserah, aku akan pulang. Kau kembalilah pada teman-temanmu." ucap Giyuu acuh, lagi-lagi membuat gadis itu mengeluarkan uratnya di persimpangan.

"Tomioka sensei~ sebaiknya kau jalan-jalan lebih lama bersamaku." Shinobu mengeluarkan senyuman mengerikan, jika sudah seperti ini, Giyuu tak bisa berkutik.

Giyuu menghela nafas kasar seraya berjalan mengikuti gadis kupu-kupu di depannya yang kini tersenyum cerah, matanya melirik ke sana ke mari mencari makanan yang di inginkan.

Giyuu merasa menyesal telah pergi ke festival hari ini, padahal dia hanya ingin membeli beberapa makanan yang di jajakan lalu pulang. Tapi, itu hanya rencana. Di tengah perjalanan mencari makanan ia bertemu gadis iblis di hadapannya.

"Ne Tomioka sensei cepatlah, jangan sampai kau hilang seperti anak kecil~" Giyuu memasang wajah lelah saat mendengar suara menyebalkan Shinobu.






Yapss...
Gimana guys?
Alurnya dah ke tebak ya?
Gapapa dehh...
Jangan lupa di vote and comment~

Pojok Gambar...

|Kochou Shinobu
Dia anak kelas 12~
Inceran murid laki-laki SMA Gakuen
Tapi, dia ngejar satu guru!
Guru olahraga, yang super dingin.

|Kanroji Mitsuri
Pacarnya Guru Fisika~
Cantik~
Dia suka banyak bicara~
Banyak yang suka nembak dia, dan berakhir dengan sang pacar posesif~

|Iguro Obanai
Guru Fisika~
Galak~
Pacarnya Kanroji dong~
Dia suka ngedeathglare orang yang macam-macam ama Kanroji~
B.U.C.I.N
BUCIN!!!!


|Tokitou Muichirou

Pintar dong~
Pemalas~
Suka sekali membuntuti sang Kakak~
Yahh, datar dan dingin~

|Murata
Guru Kendo.
Kalian tahu Kendo?
Itu lho~ permainan Pedang~

|Tokitou Yuichirou
Dia kakak kembarnya Muichirou
Yuichirou yang pake celana hitam~
Mirip banget ama Muichirou kan~

|Akemi
Teman sekelas Muichirou ama Yuichirou~
Dia sebenernya teman masa kecil keduanya~
Mereka sudah sama-sama dari kecil~

Ini Gelang yang di maksud ya~


Ekspresi Giyuu ketika Shinobu menyebalkan~

Menyedihkan~


Piknik~

Anak Tk~

Continue Reading

You'll Also Like

7.4K 385 24
Ejen ali musim empat. Sambil menunggu musim empat di rilis oleh pembuat film, baca cerita ini seronok juga tau. Hehe Terima kasih yang sudah mampir...
857 91 7
Bagi Loid, kehidupan ini dipenuhi oleh banyaknya tanda tanya. Dibalik kehilangan yang ia rasakan, Tuhan selalu mempunyai rencana baik setelahnya. Ked...
2.5K 122 10
Bingung mau kasih deskripsi apa. Kalau penasaran baca aja!.
64.7K 5.9K 48
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...