Hai! Gimana puasanya hari ini? Masih kuat kan? Tenang-tenang sebentar lagi buka kok, jangan sampai batal ya!
Bantu aku untuk support cerita ini dengan cara like dan comment ya, dengan begitu, aku bakalan semangat untuk update terus nih!
Halo teman-teman hari ini aku back lagi dengan cerita Arthur nih!
Untuk bisa nyambung membaca cerita ini kalian bisa baca dulu "Married to my ex-twins" "Auristela" "Samira Wilkins" dan "Kalea Chalondra" Tapi kalau kalian mau kalian bisa baca ini langsung kok!
Cerita ini masih banyak kekurangan terutama Typo yang bertebaran, bantu aku ingatkan ya, bisa dengan cara comment di bawah
Happy Reading!!!
Gak di komen gak aku lanjutin ah ceritanya ☹️
Arthur datang lebih pagi kali ini, entah mengapa sedari malam mengantar Flora moodnya sangat baik
Tidak pernah sama sekali dalam hidupnya, ia memiliki mood yang sebaik ini, rasanya ia hanya ingin tersenyum setiap saat
Arthur memasuki kantornya dan melihat beberapa karyawannya membungkukan tubuhnya memberikan hormat pada Arthur
Arthur menghentikan langkahnya dan tersenyum melihat mereka, "Bekerjalah dengan baik, jagalah kesehatan juga. Kalau kalian meninggal yang sedih keluarga, perusahaan tinggal cari karyawan baru. Selamat pagi"Ucapnya lalu pergi meninggalkan para karyawan yang memberikan hormat padanya
Zara, Clara, Thania, Romeo juga salah satu anak laki-laki yang magang, "Itu Pak Arthur beneran?"Tanya Thania menatap para rekan kerjanya dengan membelalakkan mata
Clara masih tercengang dengan apa yang ia lihat tadi, "Pak Arthur kerasukan?"Tanya Clara pada rekan kerjanya juga
Zara hanya berdecak mendengarkan pertanyaan Thania juga Clara, "Seumur hidup, gue baru denger Pak Arthur ngomong kaya gitu, anjir"Ucap Romeo menambahkan
Clara dan Thania menganggukan kepalanya setuju, "Gue rasa ada yang gak beres gak sih sama Pak Arthur?"Tanya Zara menatap Romeo, Clara juga Thania
Dante selaku anak magang yang tidak mengetahui apa-apa itu hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal
"Emang Pak Arthur semenakutkan itu ya?"Tanyanya dengan tatapan bingung
"Banget"Jawab Thania, Zara, dan Clara secara bersamaan
"Udah deh, nanti kita tanyain aja sama Flora, pasti dia yang tahu nantinya"Usul Romeo yang diangguki oleh Clara, Thania dan Zara
"Ngeri gak sih sifat Pak Arthur tadi?"Lirih Clara pada Thania yang berada disebelahnya
Thania menganggukan kepalanya, "Banget"Jawabnya
Flora yang baru saja datang di kantor Achilels Corp itu denagn hati yang bahagia dan juga senyuman yang merekah di hadang beberapa rekan kerjanya
Yap!
Flora yang menuju menja kerjanya itu dihadang oleh Clara, Zara juga Thania, "Eh, kenapa nih?"Tanya Flora bingung
Thania memeriksa keadaan sekitar dan menarik tangan Flora untuk memasuki ruang kerja bagian departemen umum
"Kenapa?"Tanya Flora menatap mereka dengan bergantian dengan bingung
Thania memegang bahu Flora dan menatapnya dengan serius, "Flo, sekarang jawab pertanyaan kita. Pak Arthur kenapa?"Tanya Thania
Flora menaikan salah satu alisnya bingung, "Ha?"Tanyanya
Thania memutarkan bola matanya malas, "Pak Arthur kenapa? Sakit? Apa kurang obat? Apa gimana?"Tanya Thania dengan berbondong-bondong pertanyaan
Flora menurunkan tangan Thania yang berada di pundaknya, "Ih, kalian ini kenapa sih?"Tanya Thania bingung
Zara menarik nafasnya dan membuangnya secara kasar lalu menatap Thania
"Gue heran aja sama sikap dia tadi pagi"Ucap Zara
"Sikap yang gimana? Bukannya dia dayang seperti biasanya?"Tanya Flora
Clara, Thania juga Zara menggelengkan kepalanya serempak, "Pak Arthur bilang kalau kita harus jaga kesehatan, karena kalau kita meninggal itu yang sedih keluarga, perusahaan tinggal cari karyawan baru"Ucap Zara mengulang ucapan Arthur
Flora menghembuskan nafasnya lelah, "Ya, kan yang dibilang sama Pak Arthur gak salah kan?"Tanya Flora lagi
"Ya, gak salah sih"Lirih Clara
"Ah udah deh-"Ucap Flora meninggalkan ruangan tersebut
"Tunggu dong ,Flo-"Tahan Thania Clara dan Zara pada pergelangan tangan Flora
"Apalagi?"Tanya Flora seraya memutarkan bola matanya malas
"Jangan-jangan, Pak Arthur punya pacar?"Tanya Thania menyelidik Flora
Flora lantas salah tingkah atas apa yang diucapkan oleh Thania, "Ya, gue gak tahu"Ucap Flora berkilah
"Gak mungkin lo gak tahu, secara lo udah 9 tahun jadi sekertarisnya Pak Arthur, pasti lo tahu semua cewe yang lagi dekat sama Pak Arthur kan?"Tanya Zara menyelidik
Flora menggelengkan kepalanya, "Ah udah deh, gosip aja kalian ini"Ucap Flora benar-benar meninggalkan ruangan departemen umum
Flora meletakan tasnya dan bernafas dengan lega, "Huh, untung aja mereka gak tahu"Ucap Flora dengan lega
Flora melirik jendela ruangan Arthur, menatapnya sedang bekerja dengan jas yang ia kenakan
"Benar-benar sempurna"Lirih Flora menatap wajah Arthur dari kejauhan
Arthur menatap sekretarisnya melalui jendela yang langsung menampakan wajah Flora
Ralat, sekretaris yang juga menrujuk pada kekasihnya, ia masih ingat benar ciuman pertama mereka setelah resmi menjadi kekasih
Arthur tak henti-hentinya tersenyum menatap wajah serius Flora yang berada dihadapannya
"Gadis penggunting kertas"Lirih Arthur
Arthur berjalan pada ruang byku yang berada di dalam ruangannya, ia mengambil sebuah buku diary milik seorang anak perempuan yang pernah ia temui di taman bermain
Anak perempuan yang sedang menggunting sebuah kertas yang sampai saat ini menjadikan dirinya takut sekali dengan gunting, bahkan untuk memegangnya saja ia tidak berani
Arthur awalnya membenci anak perempuan itu, tapi ketika melihat isi diary dan keinginan yang kuat yang pernah ia tulis Arthur jadi jatuh Cinta hanya karena buku diary milik anak perempuan tersebut
Arthur bukanlah ornag biasa, ia mencari sekian lama siapa pemilik buku tersebut dan perempuan penggunting kertas
Dan ya! Tuhan sedang berbaik hati padanya kala itu, ternyata ia adalah salah satu pegawai dikantornya
Tanpa pikir panjang, Arthur membuka lowongan tentang sekertaris pribadinya dan yap! Flora adalah satu-satunya serkertaris Arthur yang bertahan sampai saat ini
Dan, ia tidak akan membiarkan perempuan itu pergi serta beranjak darinya
"Andai kau tahu, bahwa laki-laki yang menangis didepan mu itu saya Flo, habis sudah citra playboy saya dihadapan mu Flo"Ucap Arthur menatap buku diary tersebut
Ia mengeluarkan sebuah foto anak perempuan kecil yangs sedang mengenakan baju pesta ulang tahun
"Jangankan untuk pergi Flo, untuk beranjak sejengkal saja dari saya kamu tidak akan bisa"Ucap Arthur mencium foto tersebut
"Gila, gila gila"Ucap Arki yang tiba-tiba memasuki ruangan Arthur tanpa mengetuk pintu
"Ngapain lo masuk ruangan gue?"Tanya Arthur langsung memasukan foto tersebut kedalam buku dan meletakannya kembali
Arki menatap Arthur dengan menaik turunkan kedua alisnya juga diiringi dengan senyuman meledek miliknya
"Ngapain lo nyiumin foto begitu?"Tanya Arki
"Bukan urusan lo"Ucap Arthur kembali ke tempat duduk kebesarannya
Arki tertawa dan mengikuti langkah Arthur, "Jangan bulang, lo lagi bucin?"Tanya Arki dengan tatapan menyelidik
"Apaan lagi tuh bucin?"Tanya Arthur tanpa mengalihkan pandangannya dari komputer
"Arthur Simeon Achilela, gue tahu deh lo lagi jadi budak cinta kan?"Arthur spontan memincingkan matanya menatap Arki
"Mendingan lo balik kerja deh"Sahut Arthur
"Udah gue duga sih, so, bilang sama gue siapa perempuan yang buat lo jadi kaya orang gila kaya gini?"Tanya Arki dengan tutup point
"Gue gak gila"Sahut Arthur
Arki menganggukan kepalanya, "Gak gila, tapi hampir gila. Karena cinta"Ledek Arki
"Siapa?"Tanya Arki lagi
"Siapa apa?"Balas Arthur
"Perempuan yang bisa buat lo jadi kaya gini?"Tanya Arki
Jangan lupa like, comment, follow and share sama teman seperjuangan wattpad kalian untuk ikutan baca juga yaa
See you all!